• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Kooperatif

Dalam dokumen S PGSD 1202748 Tabel of content (Halaman 27-33)

BAB II LANDASAN TEORITIS

D. Pembelajaran Kooperatif

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama sesama

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

Slavin (dalam Taniredja, 2014, hlm. 55) mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara heterogen agar setiap siswa dapat mengerjakan tugas terstruktur dengan baik, juga membuat siswa untuk lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok, terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Dalam pembelajaran kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkan terjadinya interaksi secara terbuka antar anggota kelompok yang menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berbasis sosial.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, A, 2013, hlm. 58) mengatakan bahwa :

Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif), artinya keberhasilan dan ketercapaian tujuan kelompok bergantung pada usaha positif setiap anggotanya.

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), artinya setiap anggota kelompok memiliki dan merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan usaha yang terbaik dalam mencapai tujuan kelompok.

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif), artinya setiap anggota kelompok berkesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota), artinya setiap anggota

kelompok dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.

e. Group processing (pemrosesan kelompok), artinya pengajar perlu menyediakan waktu bagi setiap kelompok untuk dapat mengevaluasi proses dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sendiri adalah sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar, pemberi motivasi dalam pemecahan masalah, pembimbing dalam bekerja kelompok, serta sebagai pelatif peserta didik agar memiliki keterampilan kooperatif.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 2008, hlm. 50). Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.

3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi empat langkah, yaitu : orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan kembali oleh guru, namun harus tetap berpegang pada hakekat dari setiap langkah yakni sebagai berikut :

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap orientasi sangat penting untuk dilakukan pada setiap awal kegiatan, hal ini dilakukan untuk dapat memahami dan menyepakati apa yang akan dipelajari. Guru mengomunkasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta hasil akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, serta bagaimana sistem penilaiannya.

b. Kerja Kelompok

Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan kerja kelompok sebagai kegiatan inti dari pembelajaran. Kerja kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya. Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan keluasan dan ke dalaman materi yang harus dipahami dan dikerjakan. Agar kegiatan kelompok dapat terarah dan terawasi dengan baik, harus ada panduan singkat sebagai pedoman kegiatan, sebaiknya panduan ini disiapkan oleh guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator bagi masing-masing kelompok, dengan cara melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar mahasiswa, mengarahkan keterampilan kerjasama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan.

c. Tes / Kuis

Pada akhir kegiatan, diharapkan semua siswa memahami apa yang sudah dipelajari. Kemudian masing-masing siswa menjawab tes atau kuis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang sudah dipelajari. Tes ini bisa dilakukan secara lisan maupun tulis. Penilaian individu ini mencakup penugasan raha kognitif, afektif, dan keterampilan.

d. Pemberian Penghargaan

Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu. Kenaikan skor dihitung dari jumlah skor perkelompok ditambah skor tes individu. Pemberian penghargaan juga dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa pendapat karyanya dihargai, sehingga siswa menyukai kegiatan pembelajaran, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Manfaat dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya

b. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan

c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

d. Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa

e. Memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk saling berbagi informasi atau bertukar pikiran

f. Meyakinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri

g. Meningkatkan daya ingat siswa karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa secara langsung dapat menerapkan kegiatan mengajar siswa yang lain h. Mengembangkan keterampilan sosial yang dimiliki siswa

5. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

Slavin (2008) mengungkapkan bahwa David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan model Learning Together dari pembelajaran kooperatif. Model yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

Pada dasarnya model learning together ini hamper sama dengan tipe STAD, namun yang membedakan adalah setiap anggota kelompok diharapkan dapat menilai sendiri kinerja kelompoknya dan berusaha membangun kelompoknya menjadi yang terbaik. Pada pembelajaran kooperatif masing-masing kelompok harus bisa memperlihatkan bahwa kelompok mereka adalah kelompok yang

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompak, baik dalam hal diskusi maupun dalam hal mengerjakan soal. Setiap anggota mempunyai tanggung jawab untuk bekerja maksimal, namun jika hasilnya masih kurang maksimal, maka mereka harus meningkatkan kinerja kelompoknya.

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Adapun langkah-langkah dari pembelajaran learning together yaitu : a. Orientasi, yakni guru menyajikan pelajaran

b. Kerja kelompok. Siswa membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa secara heterogen baik dari sisi prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain. Masing-masing kelompok menerima lembar tugas untuk bahan diskusi lalu diselesaikan dengan baik

c. Presentasi yakni beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya

d.

Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompoknya.

Penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran individual semua anggota kelompok, sehingga dapat meningkatkan pencapaian siswa dan memiliki pengaruh positif pada hasil yang dikeluarkan (Slavin, 2008).

Secara optional, guru dapat memberikan tes atau kuis kepada siswa sebagai alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa mengenai materi puisi dan menulis puisi.

7. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

a. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi bahan diskusi oleh guru

b. Meningkatkan kerja sama siswa dalam kelompok dengan prinsip belajar bersama

c. Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil mempresentsikan hasil diskusi di depan kelas

d. Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Siswa menjadi lebih kreatif

8. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

a. Lebih efektif diterapkan di kelas tinggi karena lebih didominasi kegiatan diskusi dan presentasi

b. Memakan waktu cukup lama, jadi jika guru tidak bisa membawa suasana maka siswa lama kelamaan akan bosan

c. Kurang bisa melihat kemampuan tiap siswa karena mereka bekerja dalam kelompok

Dalam dokumen S PGSD 1202748 Tabel of content (Halaman 27-33)

Dokumen terkait