• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1202748 Tabel of content

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1202748 Tabel of content"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR BAGAN ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB IILANDASAN TEORITIS ... 7

A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar ... 7

B. Keterampilan Menulis ... 8

1. Hakikat Menulis ... 8

2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Menulis ... 9

3. Menulis Kreatif ... 10

C. Puisi ... 11

1. Hakikat Puisi ... 11

2. Jenis-Jenis Puisi ... 13

3. Metode Puisi ... 14

(2)

ii

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Langkah-Langkah Menulis Puisi ... 18

6. Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar ... 19

D. Pembelajaran Kooperatif ... 19

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 19

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 21

3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ... 21

4. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ... 23

5. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ... 23

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ... 24

7. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ... 24

8. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ... 25

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 25

F. Kerangka Berpikir ... 26

G. Definisi Operasional ... 26

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 27

1. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 30

2. Prosedur Administratif Penelitian ... 31

a. Tahap Perencanaan Penelitian ... 31

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 32

c. Tahap Observasi Tindakan ... 33

d. Tahap Refleksi Tindakan ... 33

3. Prosedur Substantif Penelitian ... 33

a. Pengumpulan Data ... 33

(3)

iii

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Siklus I ... 37

1. Temuan... 37

2. Pembahasan Hasil ... 52

B. Siklus II ... 56

1. Temuan... 56

2. Pembahasan Hasil ... 70

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 74

A. Simpulan ... 75

B. Rekomendasi ... 77

(4)

iv

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1………35

Tabel 3.2………35

Tabel 3.3………36

Tabel 4.1………47

(5)

v

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1………11

(6)

vi

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1………39

Gambar 4.2………39

Gambar 4.3………40

Gambar 4.4………58

(7)

vii

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1………47

Grafik 4.2………52

Grafik 4.3………53

Grafik 4.4………54

Grafik 4.5………55

Grafik 4.6………67

Grafik 4.7………70

Grafik 4.8………71

Grafik 4.9………72

(8)

viii

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Administrasi Penelitian

SK Pengangkatan Dosen Pembimbing……….. SK Fakultas Ilmu Pendidikan………

SK Sekolah Dasar….……….

SK Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat………... SK Dinas Pendidikan……… Lampiran B. Instrumen Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….

Lembar Kerja Siswa………..

Lampiran C. Instrumen Penelitian

Lembar Observasi Pengamatan Guru dan siswa………...

Catatan Lapangan………..

Lampiran D. Data-Data Penelitian

Skenario hasil pembelajaran………..

Hasil Observasi Pengamatan Guru dan siswa………...

Nilai Keterampilan Menulis Puisi siswa………...

Grafik Nilai siswa………..

Lampiran F. Riwayat Hidup

(9)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan latar belakang diadakannya penelitian beserta

rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilaksanakan.

A. Latar Belakang

Pendidikan berdasarkan UU No.20 TAHUN 2003 adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mengubah perilaku manusia dari titik nol hingga

titik tertinggi pencapaian hidupnya. Unesco (dalam Aunurrahman, 2008, hlm. 5)

menjelaskan mengenai hakikat pendidikan bahwa sesungguhnya pendidikan

bertumpu pada 4 pilar yaitu ‘(1) Learning to know yang berarti belajar untuk mengetahui, (2) Learning to do yaitu belajar untuk dapat melakukan segala sesuatu yang dipelajari, (3) Learning to live together, learning to live others yaitu belajar untuk dapat hidup bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, dan

(4) Learning to be yang berarti belajar untuk menjadi apa yang ditujukan olehnya sendiri’.

Pendidikan tidak hanya menyangkut ranah pengetahuan atau kognitif siswa,

namun juga menyangkut ranah afektif serta ranah psikomotor siswa. Ranah afektif

dan psikomotor juga merupakan hal yang krusial untuk dikembangkan dalam

dunia pendidikan.

Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, aspek afektif dan

psikomotor juga turut dikembangkan. Dalam pembelajaran berbahasa, siswa

dididik untuk dapat menguasai berbagai keterampilan berbahasa sehingga

diperoleh kemampuan yang mumpuni untuk dapat berbahasa dengan baik.

(10)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakternya sendiri menjadi karakter yang lebih baik dan cerdas dalam menyikapi

segala hal dalam hidupnya. Keterampilan berbahasa sendiri terdiri dari empat

aspek, yakni: keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam

keempat aspek keterampilan ini terdapat unsur afektif dan psikomotor yang harus

diterapkan dalam pembelajaran.

Salah satu dari keterampilan berbahasa yakni menulis. Menulis merupakan

salah satu komponen penting yang harus diajarkan di sekolah dasar. Hal itu

tersurat dalam tujuan Kurikulum 2006 yang berbunyi, “Agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut berkomunikasi secara efektif dan efisien

sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan”.

Tidak dipungkiri menulis memang menjadi suatu hal yang sulit tidak hanya

di kalangan anak-anak namun juga di kalangan para guru terutama untuk tulisan

dalam bidang akademik seperti jurnal, karya ilmiah, dan lain-lain. Kesulitan

dalam membuat tulisan biasanya terjadi karena kurang berkembangnya ide atau

gagasan dari penulis itu sendiri.

Seperti yang terjadi di kelas III di salah satu Sekolah Dasar, pada

pembelajaran menulis puisi, sebanyak 60% siswa merasa bingung untuk

mengeluarkan kata-kata. Hal ini disebabkan karena kurang berkembangnya ide

atau gagasan siswa. Berbagai hambatan yang dirasakan penulis saat melakukan

praktik pembelajaran menulis puisi di kelas III B seperti (1) siswa selalu bertanya

apa lagi yang harus dia tuangkan (2) siswa mengeluh karena tidak tahu harus

menulis apa (3) siswa merasa bosan karena menulis puisi tidak dengan

menggunakan media yang dapat menstimulus keluarnya ide, dan lain lain.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan oleh penulis, permasalahan di atas

disebabkan oleh beberapa faktor seperti (1) kurang berkembangnya ide siswa

karena tidak ada stimulus (2) cara belajar siswa yang kurang mendukung untuk

peningkatan keterampilan menulis sehingga siswa merasa bosan. Hal tersebut

berbanding terbalik dengan kondisi belajar yang seharusnya diterapkan seperti

yang dikemukakan oleh Bruner (dalam Dahar, 2011, hlm. 79) bahwa ‘siswa-siswa

(11)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dapat terstimulus untuk menemukan ide baru yang dapat membantunya

untuk meningkatkan keterampilan menulis.

Rendahnya keterampilan menulis siswa tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Kondisi demikian dapat mengakibatkan keterampilan menulis siswa tidak

berkembang sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Berdasarkan kondisi

di atas, guru harus mampu menguasai kelas sehingga siswa menjadi tertarik akan

pembelajaran menulis, banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya: mengubah

pendekatan pembelajaran yang dilakukan, menggunakan metode atau teknik yang

bervariatif, memperlihatkan media yang atraktif dan inovatif atau bahkan hanya

sekadar mengajak siswa untuk bermain sambil belajar menulis. Hal-hal tersebut

mempunyai tujuan yang sama yakni meningkatkan keterampilan menulis siswa.

dalam pembelajaran menulis sendiri banyak hal yang bisa di eksplor untuk

dijadikan sebagai bahan pembuatan tulisan, contohnya adalah menulis puisi.

Dalam membuat puisi sendiri terdapat berbagai hal yang dapat dilakukan

untuk mengawali terbentuknya keterampilan menulis puisi. Terdapat

teknik-teknik yang dapat dilakukan dan akan memudahkan serta menstimulus ide siswa

untuk berkata-kata. Pembelajaran menulis sastra harus dikemas dalam kegiatan

yang menarik agar siswa mengerjakannya dengan penuh kesenangan (Resmini,

2007, hlm. 145).

Dengan adanya permasalahan di atas, diperlukan sebuah solusi tindakan

yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran dengan cara menerapkan pendekatan

kooperatif sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.

Berdasarkan jurnal penelitian BASASTRA yang ditulis oleh Yenik Mujiantini,

Budhi Setiawan, dan Sri Hastuti pada tahun 2013, pembelajaran kooperatif tipe

learning together ini cukup efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi, terutama bila diaplikasikan pada pembelajaran siswa kelas rendah yang

pada umumnya masih kesulitan dalam berpikir mandiri untuk menulis puisi.

Beberapa hal yang menjadikan alasan penulis untuk menerapkan pendekatan

(12)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya adalah mengacu dari (1) adanya sebuah teknik yang dapat menjadi

acuan untuk mengembangkan ide kreatif siswa, yakni teknik “menulis puisi bersama” pada teknik ini siswa dituntut untuk bekerja sama menghasilkan sebuah

karya yang dapat dinikmati orang lain (Resmini, 2007, hlm. 145). Hal ini sejalan

dengan salah satu pengertian dari pendekatan kooperatif yang menuntut siswa

untuk dapat bekerja sama membentuk kelompoknya menjadi kelompok yang

terbaik, (2) terdapat media yang dapat dipakai untuk menstimulus isiswa

mengeluarkan ide-idenya , yakni media gambar. Menurut Sa’adah dalam Rina

(2010, hlm.24) gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual

dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil perasaan dan pikiran, bahwa gambar

adalah sebuah lukisan,ilustrasi, iklan, kartun, potret, karikatur, gambar seri, dan

gambar tunggal.

Selain itu ada beberapa kelebihan dari pendekatan kooperatif tipe learning together diantaranya seperti, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi bahan diskusi oleh guru

,

meningkatkan kerja sama siswa dalam kelompok dengan prinsip belajar bersama

,

siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

,

guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator dan

fasilitator dalam proses belajar mengajar

, s

iswa menjadi lebih kreatif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berupaya untuk melakukan

Tindakan Penelitian Kelas (PTK) yang berjudul, “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Learning Together untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(13)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan keterampilan menulis pada pembelajaran menulis puisi Kelas III Sekolah Dasar?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar dalam

pembelajaran menulis puisi setelah dilakukan pendekatan kooperatif tipe

learning together?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan perubahan

hasil belajar dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III Sekolah Dasar

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe learning together. Deskripsi yang dimaksud adalah :

1. Pemaparan mengenai perencanaan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

learning together,

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together, dan

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi setelah dilakukan

pendekatan kooperatif tipe learning together.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan

upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki

proses pembelajaran khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan keterampilan

siswa dalam menulis dan berkarya sastra.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa kelas III Sekolah Dasar, diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan menulis puisi yang berasal dari ide-ide kreatif siswa sehingga

(14)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi guru Sekolah Dasar, diharapkan memperoleh solusi alternatif dalam

menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi

keberagaman proses belajar siswa di kelas.

c. Bagi Sekolah Dasar, diharapkan dapat menambah informasi yang

bermanfaat bagi pihak sekolah dalam usaha meningkatkan keterampilan

menulis puisi siswa melalui pendekatan kooperatif tipe learning together.

d. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah informasi dalam melakukan kegiatan penelitian yang sejenis

serta sebagai bahan rujukan tentang pengembangan pendekatan kooperatif

(15)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini akan dipaparkan teori dan penjelasan dari variabel-variabel

yang digunakan pada penelitian yang dilaksanakan. Teori yang akan dijelaskan

meliputi pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah dasar, keterampilan menulis,

puisi, dan teori pembelajaran kooperatif. Pada bab ini juga akan dipaparkan

penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, serta definisi operasional.

A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar

Menurut Kurikulum, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dilaksanakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada seluruh jenjang

pendidikan formal. Untuk itu, di sekolah dasar sendiri pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia diterapkan dari kelas I SD hingga kelas VI SD (Resmini, 2009,

hlm.28). Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia lebih diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa dengan menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Diknas (2007, hlm. 5) dalam Resmini (2009,

hlm.28) “Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia,

diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil

karya sastra kesusastraan dari hasil intelektual bangsa sendiri”.

Menurut Kurikulum (Diknas, 2007, hlm. 6) ruang lingkup mata pelajaran

bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa dan kemampuan bersastra yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) menyimak, b) berbicara, c) membaca,

dan d) menulis. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia, agar siswa dapat

menguasai kemampuan-kemampuan tersebut maka disusunlah tujuan

pembelajaran Bahasa Indonesia yang diantaranya adalah:

1. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang

(16)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Siswa mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6. Siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Diknas, 2007, hlm. 6

dalam Resmini, 2009, hlm. 28).

B. Keterampilan Menulis 1. Hakikat Menulis

Pada hakikatnya, menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan

ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis memiliki tiga aspek utama, yakni

tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai, adanya gagasan yang hendak

dikomunikasikan dan adanya sistem pemindahan gagasan. Tarigan (2008, hlm.

21) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian menulis yaitu menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran

grafik tersebut.

Baradja (dalam Rina, 2010, hlm 9) menyebutkan lima tahapan menulis,

yaitu:

a. Mencontoh, yaitu pembelajaran menulis sesuai contoh,

(17)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Rekombinasi atau transformasi, yaitu pembelajaran mulai berlatih

menggabungkan kalimat-kalimat yang ada pada mulanya berdiri sendiri

menjadi gabungan beberapa kalimat,

d. Menulis terpimpin, yaitu pembelajaran mulai berkenalan dengan penulisan

alinea, dan

e. Menulis, yaitu pembelajaran mulai menulis bebas untuk mengungkapkan tahap

ide dalam bentuk tulisan yang sebenarnya misalnya menulis laporan, menulis

makalah, menulis berita dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang produktif dan melibatkan aktivitas

alat berfikir dengan mencurahkan ide, gagasan, atau perasaan untuk mencapai

tujuan ke dalam bentuk bahasa lisan dengan diorganisasikan secara sistematis dan

logis sehingga dapat dipahami pembaca.

2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Menulis

a. Fungsi menulis

Tarigan (2008, hlm. 22) mengungkapkan bahwa tulisan dapat membantu

kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Rusyana menyebutkan bahwa fungsi

menulis dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi kegunaan dan segi peranannya

(Sutari, 1997, hlm. 29 dalam Rina 2010)

Fungsi Puisi berdasarkan kegunaan diantaranya adalah: 1) melukiskan, 2)

memberi petunjuk, 3) memerintahkan, 4) mengingat, 5) berkorespondensi.

Sedangkan fungsi puisi berdasarkan peranannya yakni: 1) fungsi penataan, yaitu

penataan gagasan, imajinasi, dan penggunaan bahasa pada saat mengarang, 2)

fungsi pengawetan, yaitu mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud

dokumentasi tertulis, 3) fungsi penciptaan, yaitu mewujudkan hal yang baru, 4)

fungsi penyampaian, yaitu menyampaikan kepada pembaca.

b. Tujuan Menulis

M. Atar Semi, (2007, hlm. 14) mengemukaan bahwa setiap orang yang

hendak menulis harus mempunyai niat atau maksud apa yang hendak dicapainya

(18)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Untuk menceritakan sesuatu

2) Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan

3) Untuk menjelaskan sesuatu

4) Untuk meyakinkan

5) Untuk merangkum

Itulah lima jenis tujuan tulisan, dalam kenyataannya seringkali dua atau

lebih tujuan terpadu menjadi satu sesuai kebutuhan manusia menulis.

c. Manfaat Menulis

Terdapat segudang manfaat yang bisa didapatkan manusia dengan cara

menulis, manfaat-manfaat tersebut bisa dirasakan langsung namun bisa juga

dirasakan di kemudian hari. Menurut Akahadiah dalam Resmini (2007, hlm.

117) beberapa manfaat menulis, yaitu sebagai berikut:

1) Dengan kegiatan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi

diri serta mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topik,

2) Dengan kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan yang

kita miliki sehingga bisa bermanfaat pula untuk orang lain

3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan

dengan topik yang kita tulis,

4) Dengan kegiatan menulis kita dapat mengomunikasikan gagasan secara

sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat,

5) Dapat menilai diri kita secara objektif,

6) Dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisanya secara

tersurat dalam konteks yang konkrit,

7) Mendorong kita belajar lebih aktif, kita menjadi penemu, serta pemecah

masalah, dan

8) Membiasakan kita untuk berfikir secara tertib

3. Menulis Kreatif

Menulis kreatif merupakan proses menyampaikan ide atau gagasan kedalam

(19)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuatannya sehingga menghasilkan hasil karya tulis yang indah, imajinatif dan

dapat dinikmati oleh orang lain. Aspek kreatif sendiri bisa merupakan sesuatu

yang lain dari biasanya, otentik, orisinil, khas, berkarakter, dan sebagainya.

Contoh-contoh karya dalam menulis krearif diantaranya esai, surat, laporan, puisi,

dan karya sastra lain.

a. Manfaat Menulis Kreatif

Terdapat manfaat yang bisa didapatkan dari menulis kreatif, diantaranya:

1) Sebagai wadah pengembangan kognitif dan kreatifitas

2) Sebagai wadah untuk mengungkapkan isi hati dan jati diri

3) Sebagai wadah untuk mengelaborasi ide-ide dan pendapat

4) Sebagai wadah untuk meningkatkan kesadaran mengamati lingkungan

5) Sebagai wadah untuk mengembangkan skills siswa menggunakan bahasa 6) Sebagai wadah untuk meluapkan gagasan atas kejadian atau sebuah fenomena

C. Puisi

1. Hakikat Puisi

Menurut Tarigan (2015, hlm. 9) I. A Richards, seorang kritikus sastra telah

menunjukan bahwa suatu puisi merupakan perpaduan dari tema penyair,

perasaannya, nadanya, dan amanat. Maka dapat disimpulkan bahwa menurut

Richards, hakikat puisi itu terdiri atas, 1) tema makna, 2) rasa, 3) nada, dan 4)

amanat. Keempat unsur tersebut merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan

(20)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 2.1. Hakikat Puisi

Secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis yang artinya membangun, membuat, membentuk, menciptakan, penciptaan (Tarigan,

2015, hlm. 3). Menurut Ensiklopedia Indonesia N-Z dalam Tarigan (2015, hlm.

3) ruang lingkup dari arti yang semula semakin diperkecil menjadi “hasil seni

sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan

menggunakan irama, saja, dan kadang-kadang kata-kata kiasan”.

M. Atar Semi (1988, hlm. 93-94) dalam Widjojoko (2009, hlm. 50)

mengutip beberapa pendapat ahli sastra tentang pengertian puisi:

a. Puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik (William

Worsworth)

b. Puisi adalah luapan perasaan yang imajinatif (Leight Hunt)

c. Puisi merupakan kritik kehidupan (Mathew Arnold)

d. Puisi bersifat intuitif, imajinatif, dan sintetik (Herbert Read)

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

puisi merupakan rangkaian kata-kata yang indah dan mengandung banyak makna

yang berasal dari perasaan manusia.

HHA

HAKIKAT PUISI

Tema / Makna

Rasa

Nada

(21)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Jenis-Jenis Puisi

Jenis puisi dalam sastra Indonesia dibagi ke dalam tiga jenis, yakni puisi

lama atau puisi tradisional, puisi baru atau modern, dan puisi kontemporer.

Berikut penjelasan dari ketigas jenis puisi tersebut :

a. Puisi Lama

Puisi lama merupakan cerminan dari masyarakat lama. Puisi lama

merupakan puisi yang terikat oleh syarat-syarat, seperti jumlah larik dalam

setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik, serta muatan dalam setiap bait.

Puisi lama tidak dikenal dengan nama pengarangnya, penyampaiannya dari

mulut ke mulut sehingga sering disebut juga sastra lisan (Sopandi, 2010, hlm.

17). Puisi lama terdiri dari bidal, pantun, syair, gurindam, talibun, seloka, dan

karmina.

b. Puisi Baru

Puisi baru lahir sebagai manifestasi dari rasa berontak penyair yang

merasa terbelenggu oleh sifat-sifat puisi lama. Umar Yunus dalam Widjojoko

(2009: 52) Penyair yang mula-mula menggunakan puisi baru, adalah orang yang

melihat kesusastraan sebagai lambang kebebasan. Jenis puisi baru terdiri dari

himne, epic, balada, sonata, ode, elegi, epigram, satire, romans, dan puisi-puisi

berdasarkan jumlah baris seperti distikon, tarzina, kuatrin, kuant, sektet, stanza,

septina, dan lain-lain.

c. Puisi Kontemporer

Puisi kontemporer merupakan perkembangan dari puisi baru. Kontemporer

sendiri berarti kesewaktuan yang menandai corak terbaru dari puisi Indonesia,

dalam buku Festival Desember 1975 disebutkan bahwa terdapat 6 ciri yang menandai puisi kontemporer yaitu:

1) Puisi yang sama sekali menolak kata dan menggantinya dengan titik-titik,

garis, huruf, tau symbol lainnya.

2) Puisi yang menggunakan simbol-simbol nonkata atau menggunakan kata

(22)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Puisi dengan bebas memasukan unsur-unsur bahasa asing atau bahasa daerah

ke dalamnya.

4) Puisi yang mementingkan tipografi

5) Puisi yang menggunakan kata secara tepat, sehingga menghasilkan ungkapan

baru.

Jenis puisi kontemporer yang ada di Indonesia contohnya adalah puisi

mantra, puisi mbeling, dan puisi konkret.

3. Metode Puisi

Metode puisi disebut juga sebagai struktur fisik puisi. Struktur fisik puisi

menurut Morris (1964, hlm. 617-622) dalam Tarigan (2015, hlm 28) meliputi

hal-hal sebagai berikut:

a. Perwajahan puisi, yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi

kata-kata, pengaturan baris, ejaan huruf dan lain-lain sangat menentukan pemaknaan

terhadap sebuah puisi.

b. Diksi, yang berarti pemilihan kata. Kata yang dipilih harus seefektif mungkin,

kata-kata dalam puisi tidak sepenuhnya bermakna denotatif, tetapi lebih

cenderung pada makna konotatif. Pemilihan kata merupakan hal yang penting

dalam membuat sebuah puisi, karena pemilihan kata yang tepat dapat

mencerminkan ruang, waktu, falsafah,amanat, efek, dan nada suatu puisi

dengan tepat.

c. Imaji, yaitu segala yang dapat dirasai atau dialami secara imajinatif. Dalam

sebuah puisi, imaji adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman inderawi.

d. Kata nyata, yaitu kata-kata yang sesuai untuk memenuhi keinginan sang

penyair yang dapat diungkapkan dengan indera sehingga memungkinkan

munculnya imaji.

e. Majas, yaitu bahasa kiasan yang dapat menghidukan imaji dan menimbulkan

kondisi tertentu bagi penikmat puisi.

(23)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Teknik-Teknik Menulis Puisi

Terdapat beberapa teknik pembelajaran mengarang puisi, teknik-teknik ini

dapat diterapkan dalam mengajak siswa mulai mengarang sebuah puisi.

Teknik-teknik ini cocok untuk pemula yang hendak belajar menulis puisi dari tahap

mudah. Berikut teknik-teknik menulis puisi menurut Resmini, (2007, hlm. 145).

a. Menulis bersama

Dalam teknik menulis bersama, siswa dituntut untuk bekerja sama untuk

menghasilkan sebuah puisi yang indah dan sarat makna, adapun

langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok

2) Siswa pertama menuliskan judul dan baris pertama puisi

3) Kertas kerja siswa pertama diberikan kepada temannya

4) Temannya membaca judul dan baris pertama puisi tadi lalu melanjutkan puisi

tersebut

5) Masing-masing anggota kelompok menyumbangkan kata demi kata untuk

dibentuk menjadi sebuah puisi yang utuh

6) Salah satu anggota kelompok membacakan puisi di depan kelas

Menulis puisi juga bisa dilakukan secara konvensional, yakni dengan cara

guru memberikan sebuah tema lalu setiap siswa berembuk bersama anggota

kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan puisi tersebut.

b. Menulis cita- cita

Guru mengarahkan siswa untuk mengungkapkan cita-citanya ke dalam

sebuah puisi. Hasil puisi siswa bisa dipajang di kelas sebagai sarana untuk

memotivasi siswa dalam mewujudkan cita-citanya.

c. Menulis imajinasi

Berdiati (2011:164) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran

(24)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengingat kembali peristiwa yang pernah dialami atau dirasakan dengan

memejamkan mata atau tidur sejenak sambil merenung”

Guru memancing imajinasi siswa agar siswa memikirkan hal-hal yang

aneh namun dikenalnya. Guru harus mengembangkan imajinasi siswa, misalnya:

“Anak-anak, coba bayangkan bagaimana jika seandainya kita bisa terbang?”

Jika siswa sudah mendapat imajinasinya, guru memfasilitasi siswa untuk

menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah puisi yang unik. Tidak lupa guru

harus memberi reward untuk karya siswa.

d. Puisi namaku

Pada dasarnya puisi namaku adalah teknik mengurai nama diri menjadi

sebuah puisi, hal ini cukup mudah untuk dilakukan oleh pemula. Puisi namaku

bisa menjadi sarana bagi siswa untuk memamerkan namanya, siswa menjadi

bangga dan akan tertarik untuk membuat puisi selanjutnya. Contoh dari puisi

namaku adalah seperti berikut:

Angin menghempas ombak

Rindu aku kembali mendengar gemuruhnya

Indah dipandang sejuk didengar

Nan jauh disana, wahai laut yang kupuja

e. Menyusun abjad

Menyusun abjad sama halnya dengan menyusun nama, abjad disusun

kebawah lalu dibuat puisi, tiap huruf merupakan awal baris atau larik puisi.

Puisi yang dibuat tidak harus dimulai dari huruf A, bisa dimulai dari mana saja

namun tetap harus berurut dan tidak boleh melewati satu huruf.

f. Puisi dari gambar

Gambar dapat dijadikan stimulus untuk membuat puisi. Caranya mudah,

yakni dengan menunjukan sebuah gambar kedapa siswa lalu guru meminta siswa

untuk menginterpretasikan gambar tersebut ke dalam sebuah puisi, guru harus

(25)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut.setelah siswa membuat puisi, guru meminta siswa untuk membacakan

puisinya di depan kelas agar guru tahu sejauh mana siswa dapat berimajinasi

dengan bantuan stimulus dari gambar.

g. Membayangkan peristiwa

Membayangkan peristiwa hampir sama dengan membuat puisi dari

gambar, namun pada teknik ini siswa diminta untuk membayangkan sebuah

peristiwa yang akan dijadikan puisi. Teknik ini betul-betul menuntut keahlian

guru untuk memberikan gambaran objek untuk merangsang imajinasi siswa.

h. Mengamati lingkungan

Pada teknik ini siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar atau

dibawa ke tempat sekitar sekolah. Siswa harus mengamati apa yang mereka lihat

lalu menuliskannya menjadi sebuah puisi. Minta siswa untuk membacakan

puisinya di depan kelas agar guru dan siswa lain tahu apa yang siswa amati saat

diluar kelas

i. Puisi lamunan

Menulis puisi berdasarkan lamunan yaitu siswa diajak untuk

mengambangkan imajinasinya melamunkan sesuatu, bisa peristiwa, tokoh idola,

atau hewan peliharaan. Setelah itu siswa diajak untuk menulis puisi berdasarkan

apa yang telah mereka lamunkan lalu siswa membacakan puisinya di depan

kelas.

j. Meniru model puisi yang sudah jadi

Siswa mengumpulkan beberapa puisi dari Koran ataupun majalah anak .

lalu setiap siswa membaca semua puisi yang dikumpulkannya. Setelah itu siswa

mambuat puisi dengan tema yang sama namun dengan menggunakan kata-kata

sendiri.

(26)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru memberikan puisi yang belum sempurna lalu meminta siswa untuk

melengkapi bagian puisi yang rumpang. Setelah itu guru meminta siswa untuk

membacakan puisinya di depan kelas.

l. Menceritakan mimpi

Pada teknik ini siswa harus mengingat-ingat mimpi yang pernah

dialaminya. Hasil mengingat siswa dicatat dalam bentuk kerangka karangan lalu

dibuat menjadi puisi yang utuh. Setelah selesai menulis, guru meminta siswa

membacakan puisinya di depan kelas sebagai bahan sharing antar siswa agar terjalin interaksi sosial yang kuat antar siswa

5. Langkah-Langkah Menulis Puisi

Terdapat beberapa langkah dalam menulis puisi. Menurut Sopandi (2010,

hlm. 47) langkah-langkah tersebut meliputi :

a. Pencarian Ide

Pencarian ide dilakukan dengan cara mengumpulkan atau menggali

informasi. Informasi bisa didapat dari membaca berbagai sumber, melihat,

dan merasakan terhadap kejadian atau peristiwa dan pengalaman pribadi,

sosial, ataupun universal. Mencari ide untuk puisi bisa dilakukan sendiri

ataupun berkelompok sesuai kebutuhan.

b. Perenungan

Perenungan dilakukan dengan menyaring informasi yang sudah didapat, hal

yang disaring dari informasi yang didapat yakni mengenai masalah, tema, ide,

dan gagasan yang menarik. Kemudian direnungkan atau dipikirkan dan

ditafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yang dimiliki

c. Penulisan

Penulisan merupakan proses yang paling rumit. Penulisan ini mengarahkan

energy kreatif, intuisi, dan imajinasi, serta pengalaman dan pengetahuan

penulis. Dalam tahap penulisan, penulis harus mencari dan menemukan kata

ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Agar

hasil dari kata-kata tersebut ,menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan

terbaca sebagai puisi.

(27)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Revisi yaitu membaca ulang terhadap puisi yang telah diciptakan. Ketelitian

dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, dan bait sangat

dibutuhkan. Kemudian mengubah, mangganti, atau menyusun kembali setiap

kata atau kalimat yang tidak atau kurang tepat.

Siswa sekolah dasar terutama kelas 3 tentu tidak mungkin membuat puisi

dengan langkah-langkah seperti di atas. Maka dari itu, siswa sekolah dasar bisa

membuat puisi hanya dengan beberapa langkah saja, seperti : pemilihan tema,

pemilihan diksi, pengembangan isi, dan pemberian judul yang menarik.

6. Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar

Menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran menulis yang diajarkan

di sekolah, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Sesuai dengan

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pembelajaran menulis puisi di SD

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan murid dalam berbahasa secara tepat

dan kreatif, meningkatkan kemampuan berfikir logis dan bernalar, serta

meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan murid untuk memahami dan

menikmati karya sastra. Pembelajaran menulis puisi dimaksudkan agar murid

terdidik menjadi manusia yang berkepribadian, sopan, dan beradab, berbudi

pekerti yang halus, memiliki rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial, memiliki

apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, berimajinasi, berekspresi secara kreatif

baik secara lisan maupun tertulis (Karlinda, 2014, hlm.2)

Pencapaian kompetensi menulis kreatif (menulis puisi) dapat diukur

berdasarkan indikator pembelajarannya, yakni murid mampu menulis puisi yang

berisi gagasan sendiri dengan menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima yang

menarik untuk menyampaikan maksud/ide (Depdiknas, 2006:13).

D. Pembelajaran Kooperatif

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

(28)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan

pembelajaran secara berkelompok.

Slavin (dalam Taniredja, 2014, hlm. 55) mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu pendekatan

pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok

kecil yang berjumlah 4-6 orang secara heterogen agar setiap siswa dapat

mengerjakan tugas terstruktur dengan baik, juga membuat siswa untuk lebih

bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

kelompok, terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan

dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Dalam pembelajaran

kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga

memungkan terjadinya interaksi secara terbuka antar anggota kelompok yang

menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berbasis

sosial.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau

lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri.

Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, A, 2013, hlm. 58) mengatakan

bahwa :

Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif

(29)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif), artinya keberhasilan dan ketercapaian tujuan kelompok bergantung pada usaha

positif setiap anggotanya.

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), artinya setiap anggota kelompok memiliki dan merasa memiliki tanggung jawab untuk

melakukan usaha yang terbaik dalam mencapai tujuan kelompok.

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif), artinya setiap anggota kelompok berkesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi.

d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota), artinya setiap anggota kelompok dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.

e. Group processing (pemrosesan kelompok), artinya pengajar perlu menyediakan waktu bagi setiap kelompok untuk dapat mengevaluasi proses

dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih

efektif.

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sendiri adalah sebagai fasilitator,

penyedia sumber belajar, pemberi motivasi dalam pemecahan masalah,

pembimbing dalam bekerja kelompok, serta sebagai pelatif peserta didik agar

memiliki keterampilan kooperatif.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya

(Slavin, 2008, hlm. 50). Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan

kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan

individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.

3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilahkan

menjadi empat langkah, yaitu : orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian

penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan kembali oleh guru, namun

harus tetap berpegang pada hakekat dari setiap langkah yakni sebagai berikut :

(30)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap orientasi sangat penting untuk dilakukan pada setiap awal kegiatan,

hal ini dilakukan untuk dapat memahami dan menyepakati apa yang akan

dipelajari. Guru mengomunkasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta

hasil akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, serta bagaimana sistem

penilaiannya.

b. Kerja Kelompok

Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan kerja kelompok sebagai kegiatan

inti dari pembelajaran. Kerja kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang

dipelajari. Kerja kelompok sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti,

berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percobaan, browsing lewat internet,

dan sebagainya. Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan keluasan

dan ke dalaman materi yang harus dipahami dan dikerjakan. Agar kegiatan

kelompok dapat terarah dan terawasi dengan baik, harus ada panduan singkat

sebagai pedoman kegiatan, sebaiknya panduan ini disiapkan oleh guru. Pada

tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator bagi masing-masing

kelompok, dengan cara melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar

mahasiswa, mengarahkan keterampilan kerjasama, dan memberikan bantuan

pada saat diperlukan.

c. Tes / Kuis

Pada akhir kegiatan, diharapkan semua siswa memahami apa yang sudah

dipelajari. Kemudian masing-masing siswa menjawab tes atau kuis untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang sudah

dipelajari. Tes ini bisa dilakukan secara lisan maupun tulis. Penilaian individu

ini mencakup penugasan raha kognitif, afektif, dan keterampilan.

d. Pemberian Penghargaan

Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada setiap

kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu.

Kenaikan skor dihitung dari jumlah skor perkelompok ditambah skor tes

(31)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa pendapat karyanya dihargai, sehingga siswa menyukai kegiatan

pembelajaran, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Manfaat dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya

b. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi

secara lisan

c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

d. Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa

e. Memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk saling berbagi

informasi atau bertukar pikiran

f. Meyakinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri

g. Meningkatkan daya ingat siswa karena dalam pembelajaran kooperatif,

siswa secara langsung dapat menerapkan kegiatan mengajar siswa yang lain

h. Mengembangkan keterampilan sosial yang dimiliki siswa

5. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

Slavin (2008) mengungkapkan bahwa David dan Roger Johnson dari

Universitas Minnesota mengembangkan model Learning Together dari

pembelajaran kooperatif. Model yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi

dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang

berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu

lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja

kelompok.

Pada dasarnya model learning together ini hamper sama dengan tipe STAD,

namun yang membedakan adalah setiap anggota kelompok diharapkan dapat

menilai sendiri kinerja kelompoknya dan berusaha membangun kelompoknya

menjadi yang terbaik. Pada pembelajaran kooperatif masing-masing kelompok

(32)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompak, baik dalam hal diskusi maupun dalam hal mengerjakan soal. Setiap

anggota mempunyai tanggung jawab untuk bekerja maksimal, namun jika

hasilnya masih kurang maksimal, maka mereka harus meningkatkan kinerja

kelompoknya.

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Adapun langkah-langkah dari pembelajaran learning together yaitu :

a. Orientasi, yakni guru menyajikan pelajaran

b. Kerja kelompok. Siswa membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari

4 sampai 5 orang siswa secara heterogen baik dari sisi prestasi, jenis

kelamin, suku, dan lain-lain. Masing-masing kelompok menerima lembar

tugas untuk bahan diskusi lalu diselesaikan dengan baik

c. Presentasi yakni beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya

d.

Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompoknya.

Penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada

pembelajaran individual semua anggota kelompok, sehingga dapat

meningkatkan pencapaian siswa dan memiliki pengaruh positif pada hasil

yang dikeluarkan (Slavin, 2008).

Secara optional, guru dapat memberikan tes atau kuis kepada siswa sebagai alat

evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa

mengenai materi puisi dan menulis puisi.

7. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

a. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi bahan

diskusi oleh guru

b. Meningkatkan kerja sama siswa dalam kelompok dengan prinsip belajar

bersama

c. Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil

mempresentsikan hasil diskusi di depan kelas

d. Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator

(33)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Siswa menjadi lebih kreatif

8. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

a. Lebih efektif diterapkan di kelas tinggi karena lebih didominasi kegiatan

diskusi dan presentasi

b. Memakan waktu cukup lama, jadi jika guru tidak bisa membawa suasana

maka siswa lama kelamaan akan bosan

c. Kurang bisa melihat kemampuan tiap siswa karena mereka bekerja dalam

kelompok

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenik Mujiantini, Budhi

Setiawan dan Sri Hastuti pada tahun 2013 dengan judul, “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Learning Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar”. Pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat membantu meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Dengan meningkatkan proses belajar maka hasil belajar pun tentu

akan meningkat seiring dengan bertambah aktifnya siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together, Yeni dkk dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebelumnya hanya sebesar 46,15% menjadi 88,46 % siswa yang lulus dalam pembelajaran

menulis puisi. Maka dari itu pembelajaran kooperatif tipe learning together dinilai cukup efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa

di sekolah dasar.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Dwi Sulistyorini dengan judul, “Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Sawojajar V Kota Malang”.

Pada penelitian ini, penulis hendak meningkatkan keterampilan menulis puisi

siswa kelas V dengan menggunakan media gambar. Hasil yang ditunjukan pada

penelitian ini adalah, pada siklus I peningkatan keterampilan menulis siswa belum

menunjukan peningkatan yang tinggi, ditandai dengan hanya 55% siswa yang

(34)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

II, hasil menunjukan bahwa keterampilan menulis puisi siswa meningkat, hal ini

ditandai dengan 100% siswa sudah dapat mencapai nilai KKM 75 walaupun

belum semua mendapat nilai sempurna. Dengan adanya peningkatan ini maka

dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan

keterampilan menulis puisi siswa sekolah dasar.

F. Kerangka Berpikir

Menurut Depdiknas (dalam Taniredja, 2014, hlm. 60) pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan hasil akademik siswa dengan meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Dalam hal ini keterampilan

menulis puisi pun dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif,

pembelajaran kooperatif sendiri menekankan pada proses kerja sama siswa dalam

sebuah kelompok. Sejalan dengan itu terdapat beberapa teknik dalam menulis

puisi untuk pemula yang salah satu diantaranya adalah “menulis bersama”. Dalam

teknik menulis bersama, siswa dituntut untuk bisa membuat sebuah puisi

berdasarkan hasil diskusi masing-masing kelompok. Siswa harus bekerja sama

dan berdiskusi dengan baik untuk dapat menghasilkan sebuah puisi yang indah.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe learning together siswa diharapkan dapat menilai sendiri kinerja kelompoknya, dan dalam pembelajaran menulis puisi

bersama siswa bisa menilai bagaimana hasil kerja kelompoknya dibandingkan

dengan kelompok lain. Siswa akan terus meningkatkan kinerja kelompoknya jika

ditemukan fakta bahwa hasil kerja kelompoknya lebih rendah dibandingkan

kelompok lain.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami penelitian ini, penulis

merumuskan definisi operasional sebagai berikut :

a. Keterampilan menulis kreatif merupakan keterampilan memindahkan gagasan

ke dalam lambang-lambang tulisan dengan memanfaatkan kecerdasan dalam

proses pembuatannya sehingga menghasilkan hasil karya tulis yang indah,

(35)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dikatakan baik apabila tulisan tersebut otentik, orisinil, khas, berkarakter,

dan dapat dipahami serta dinikmati orang lain.

b. Puisi adalah rangkaian kata yang indah, berasal dari perasaan manusia,

mengandung banyak makna dan bersifat konotatif. Kata-katanya disusun

menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, dan kata-kata

kiasan. Terdapat tiga aspek yang dapat menentukan keindahan puisi yang

dibuat, diantaranya adalah pembuatan judul, kesesuaian isi puisi dengan tema,

dan diksi atau pemilihan kata. Ketiga aspek tersebut merupakan unsur mininal

yang bisa dijadikan patokan bagi penulis puisi pemula untuk dapat membuat

puisi yang baik dan indah.

c. Pembelajaran kooperatif tipe learning together merupakan pendektan pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dengan baik

antar anggota kelompok dan menilai apakah kelompoknya sudah bekerja

dengan baik atau belum. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

learning together diantaranya adalah orientasi, kerja kelompok, presentasi, dan pemberian penghargaan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan desain penelitian tindakan kelas, metodologi

penelitian serta tahapan-tahapan penelitian berdasarkan pendekatan kooperatif tipe

learning together.

A. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Reseach) yang ditujukkan untuk memperdalam penalaran terhadap tindakan yang dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar serta

untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan permasalahan yang terjadi dalam

(36)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Russeffendi, 1999 (dalam Natalia, 2008, hlm. 4) menyatakan “PTK adalah

suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang

dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada di

dalam kelas yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan seperti metode mengajar,

kurikulum dan sebagainya”. Menurut Car dan Kemmis (dalam dalam Natalia,

2008, hlm. 5) PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para

partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk

pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK adalah

sebuah tindakan yang direncanakan oleh guru sebagai upaya dalam meningkatkan

atau memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan PTK yang dilakukan secara

kolaboratif memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti kepala sekolah,

siswa, dan sebagainya. Bentuk kerjasama itulah yang dapat menjadikan suatu

proses PTK dapat berlangsung dengan baik.

Menurut Natalia (2008, hlm. 19) mengemukakan bahwa penelitian

direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang

meliputi komponen-kompenen berikut :

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Merencanakan semua langkah tindakan secara rinci. Mempersiapkan segala

keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana

pelaksanaan pembelajaran yang mencakup metode, teknik, serta instrument

observasi/evaluasi dengan matang. Dalam tahap ini peneliti perlu

memperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap

implementasi berlangsung agar penelitian dapat terlaksana dengan baik dan

tertib sesuai dengan rencana yang telah disusun.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik

mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam tahap perencanaan. Pada

(37)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelumnya agar pelaksanaan penelitian berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

3. Pengamatan Tindakan (Observing)

Kegiatan pengamanat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan,

hal-hal yang harus diamati pada tahap ini adalah bagaimana pelaksanaan

dari rencana yang telah disusun dan apa dampaknya terhadap proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam tahap ini guru bisa dibantu

oleh pengamat dari luar, dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini

maka penelitian yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaborasi.

4. Refleksi Terhadap Tindakan (Reflecting)

Tahapan ini merupakan tahap untuk memproses data-data yang telah

didapatkan dalam proses pengamatan. Data yang didapat kemudian

ditafsirkan dan dicari kejelasannya, dianalisis, lalu disintesiskan. Dalam

proses pengkajian data, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai

kolaborator seperti pada saat tahap pelaksanaan tindakan.

Berikut adalah bagan tahap-tahap penelitian yang dikembangkan oleh

Kemmis dan McTaggart dengan modifikasi dari penulis.

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Siklus I

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

(38)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan, (1) penelitan tindakan

kelas, yaitu penelitian yang dilakukan dalam rangka memperbaiki situasi yang

terjadi di dalam kelas serta memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran

pada saat pembelajaran biasa berlangsung sehingga tidak mengganggu tugas

pokok seorang guru karena dia tidak harus meninggalkan kelasnya, (2) PTK

adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik

mengajar guru, sehingga proses dan hasil belajar siswa semakin meningkat, (3)

melalui PTK peneliti dapat menentukan tindakan yang tepat dan dilaksanakan

secara kolaboratif antara peneliti dengan subjek yang diteliti, melalui prosedur

yang sudah ditentukan.

1. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar yang terletak di jalan

Sukagalih No. 69 Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan

yakni dari bulan April 2016 hingga bulan Mei 2016 pada semester II tahun

pelajaran 2015/2016.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar yang berjumlah

35 orang siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

Mereka berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah hingga

(39)

Arin Puspowati, 2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik siswa kelas III di Sekolah Dasar ini sama dengan karakteristik

siswa kelas III pada umumnya yang ceria, periang dan penuh semangat namun

cepat bosan bila dihadapkan pada pembelajaran yang monoton dan membutuhkan

waktu lama.

2. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga

pembelajaran yang dialami siswa efektif. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Wiraatmadja (2005, hlm. 103) bahwa “apabila perubahan yang

bertujuan telah meningkatkan kualitas pembelajaran telah tercapai, atau apa yang

di teliti telah menunjukkan keberhasilan, siklus dapat diakhiri”. Tahap tindakan

penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Penelitian

Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)

3) Menyiapkan daftar kelompok belajar siswa

4) Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian

5) Mempersiapkan media pembelajaran

6) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

pembelajaran berlangsung

7) Menganalisis hasil pembelajaran pada siklus I

8) Merancanakan tindak lanjut

Perencanaan penelitian siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi yang

didapatkan pada siklus I. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus

II adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)

3) Menyiapkan daftar kelompok belajar siswa

Gambar

Grafik Nilai siswa……………………………………………………………..
Tabel 3.1. Format penilaian menulis puisi siswa
Tabel 3.2. Rambu-rambu penilaian keterampilan menulis puisi siswa
Gambar 4.1. Gambar untuk mengembangkan ide siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan pompa bahan bakar terhadap performa kendaraan , khususnya daya, torsi, konsumsi bahan

Anak( offspring ) yang dihasilkan adalah solusi-solusi yang diberikan. Karena populasi dijaga untuk tetap konstan, maka sesulit apapun permasalahan optimasi tersebut,dengan

Materi mata kuliah ini juga meliputi : bahasan pengertian koperasi syari’ah, tujuan, landasan hukum dan landasan syari’ahnya, berbagai produk koperasi syari’ah,

(2) Tidak termasuk objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah tempat usaha/ kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah..

 Repo SBSN OPT Syariah adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu

Ilmu Kepelatihan Dasar; Jakarta: Depdikbud RI Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Setara

(1) Pendaftaran ulang atau perpanjangan Anggota Biasa Kadin dilakukan sekali dalam 1 (satu) tahun menjelang atau setelah masa berlaku KTA-B berakhir dl

Terdapat hubungan positif antara kelentukan sendi panggul dengan hasil servis.. dalam permainan