• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Metode

3. Pembelajaran Kooperatif Metode Cooperative Integrated Reading

Metode CIRC pertama kali dikembangkan oleh Stavens, dkk. Menurut Muhammad Fathurrohman (2015: 79), model kooperatif tipe CIRC adalah pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya, baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun dasar. Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015: 89) mengungkapkan bahwa CIRC cocok dan tepat digunakan dalam

31

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk materi membaca, menemukan ide pokok atau tema sebuah wacana.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Miftahul Huda (2011: 126) bahwa metode CIRC dirancang untuk mengakomodasikan level kemampuan siswa yang beragam baik melalui pengelompokan heterogen maupun homogen. Siswa akan ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan mengikuti serangkaian instruksi guru tentang keterampilan membaca dan menulis, kemudian praktik, lalu pra-nilai dan kuis. Dari ketiga pendapat ini dapat disimpulkan bahwa metode CIRC adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang bahasa seperti membaca, menulis maupun seni berbahasa pada siswa kelas tinggi sekolah dasar guna untuk mengakomodasi kemampuan siswa yang berbeda-beda.

Melalui metode CIRC ini, guru terbantu dalam mengelola kelas dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan membaca, menulis dan seni berbahasa sehingga pembelajaran bahasa khususnya untuk membaca menjadi lebih menyenangkan dan penggunaaan waktunya lebih efektif sehingga siswa tidak akan merasa bosan. Selain itu, rangkaian kegiatan dalam metode CIRC ini juga sangat membantu meningkatkan pemahaman siswa seperti yang diungkapakan oleh Robert E. Slavin (2005: 202-203) bahwa salah satu tujuan dari program CIRC adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu timnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan utama dari metode CIRC adalah

32

menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.

Penerapan metode CIRC melalui beberapa fase seperti yang dikemukakan oleh Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015: 90) bahwa ada beberapa fase yang akan dilalui oleh siswa, yaitu; 1) fase pengenalan konsep dimana guru akan mengenalkan suatu konsep baru kepada siswa yang didapat dari proses pembelajaran yang telah dilalui siswa. 2) fase eksplorasi dan aplikasi, kesempatan siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan dan dikaitkan dengan fenomena yang mereka alami atau yang ada di bacaan. 3) fase publikasi, siswa menceritakan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau memperagakan tentang materi yang dibahas.

Adapun tahap pembelajaran menggunakan metode CIRC menurut Steven dan Slavin (Tukiran Taniredja, dkk., 2011:112) sebagai berikut.

a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen b) Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran c) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada lembar kertas

d) Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok e) Guru membuat kesimpulan bersama

f) Penutup

Sementara itu Robert E. Slavin (2005: 201) lebih menenkankan lagi pada penggunaan CIRC dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan cerita

33

bahwa satu fokus utama dari kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif: para siswa yang bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan dalam metode CIRC ini supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan dan ejaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa melalui metode CIRC, siswa tidak hanya sekedar melafalkan kata-kata yang ada dalam teks cerita pendek melainkan memahami isi dari cerita yang sedang dibaca.

Adapun tahapan metode CIRC yang diungkapkan oleh Robert E. Slavin (2005: 207) dalam kegiatan pembelajaran yang yang menyajikan materi cerita terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, sebagai berikut.

a) Membaca berpasangan

Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membaca cerita di dalam hati kemudian secara bergantian dengan anggota kelompok membaca cerita secara bergantian tiap paragraf dan juga saling mengoreksi saat ada kesalahan dalam membaca.

b) Menulis Cerita yang Bersangkutan dan Tata Bahasa Cerita

Pada tahap kedua ini, setelah membaca sebagian dari cerita siswa diminta untuk berhenti membaca untuk kemudian mengidentifikasikan karakter, latar belakang dan masalah dalam cerita. Kemudian, siswa diminta untuk memprediksi cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah melakukan prediksi terhadap kelanjutan cerita, siswa kemudian melanjutkan membaca cerita. Setelah cerita selesai dibaca, siswa

34

menulis beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan cerita misalnya siswa diminta untuk menulis akhir dari cerita yang berbeda untuk cerita tersebut.

c) Mengucapkan kata-kata dengan keras

Pada tahap ini siswa diberikan daftar kata-kata baru atau sulit dalam cerita. kemudian guru membacakan kata-kata tersebut dan diikuti oleh siswa. Selanjutnya, siswa membaca daftar kata-kata secara berpasangan agar tidak ragu dalam mengucapkan.

d) Makna Kata

Setelah mendapat daftar kata-kata yang baru kemudian siswa mencoba mencari makna dari kata-kata tersebut dengan bimbingan guru. Kalau siswa tidak menemukan makna kata maka guru bisa menjelaskan makna dari kata-kata tersebut.

e) Menceritakan kembali cerita

Setelah memahami makna dari kata-kata baru atau sulit, agar bisa memahami cerita secara utuh maka siswa diminta untuk membaca kembali cerita. Kemudian siswa mendiskusikan isi cerita dalam kelompok dan tiap-tiap siswa menulis poin-poin utama dari cerita untuk pasangannya.

f) Ejaan

Siswa saling menguji daftar ejaan satu sama lainnya tiap minggunya dan saling membantu untuk menguasai daftar tersebut.

35 g) Pemeriksaan oleh pasangan

Jika semua kegiatan sudah dilaksanakan maka pasangan siswa masing-masing memberikan formulir tugas yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. Kemudian siswa juga diberikan tugas-tugas harian unutk mengukur pemahaman siswa.

h) Tes

Pada akhir dari 3 periode kelas siswa diberikan test pemahaman terhadap cerita. Pada test ini siswa tidak boleh saling membantu.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang model pembelajaran kooperatif terkait metode CIRC adalah proses pembelajaran yang menekankan adanya interaksi antara siswa melalui kerja kelompok, dimana metode CIRC biasanya digunakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk melatih kemampuan yang terkait dengan kemampuan berbahasa seperti membaca dan memahami makna.

Terkait dengan materi cerita pendek tahapan yang cocok digunakan dari metode CIRC ini adalah tahapan-tahapan yang diungkapakan oleh Robert E. Slavin yaitu membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan, mengungkapkan kata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, ejaan, pemeriksaan oleh pasangan dan yang terakhir adalah tes.

Dokumen terkait