• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Implementasi Pelaksanaan Tindakan

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I baik dari segi materi maupun kegiatan pembelajarannya, hanya saja di siklus II lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman siswa terkait dengan tema dan alur dari cerita pendek serta menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh serta merombak pasangan siswa berdasarkan kemampuan agar bisa saling membantu. Pada tahap perancanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dan kemudian didiskusikan dengan guru kelas selaku pelaksana tindakan. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu teks cerita pendek. Hanya saja pada siklus II ini pembahasan lebih ditekankan pada unsur tema dan alur karena pada siklus I unsur yang masih belum dipahami oleh siswa adalah tema dan alur serta lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali cerita agar memiliki makna yang utuh.

83

Berdasarkan hal tersebut, Siklus II pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC ini akan dibuat dua kali pertemuan. 2) Menyusun Lembar Observasi

Lembar observasi yang akan digunakan pada pelaksanaan tindakan siklus II ini untuk melihat proses pelaksanaan atau penerapan metode CIRC ini masih sama dengan lembar observasi yang digunakan pada siklus I.

3) Menyusun Soal Tes Untuk Siklus II

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V dengan melihat hasil tes pada siklus I dimana masih ada nomor soal yang masih belum bisa dijawab dengan benar oleh siswa, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk memberikan soal tes yang sama dengan siklus I yaitu soal tes terkait dengan teks cerita “Radio Kaset”.

4) Pembagian pasangan siswa

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dimana siswa masih memilih pasangannya sendiri sehingga siswa yang pintar masih berpasangan dengan yang pintar dan yang kurang pintar dengan yang kurang pintar agar bisa saling membantu maka guru merombak pasangan siswa dimana yang pintar berpasangan dengan yang kurang pintar sehingga yang pintar bisa membantu yang kurang pintar.

b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan lanjutan dari siklus I dengan mengulang materi yang sudah diajarkan pada siklus I yaitu

84

tentang cerita pendek. Pembelajaran siklus II ini diawali dengan memberitahukan siswa bahwa kegiatan pembelajaran masih sama yaitu menggunakan metode CIRC hanya saja lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman terkait dengan tema dan alur dan cerita yang akan dipelajari untuk satu kali pertemuan tidak hanya satu melainkan dua teks cerita yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa bisa lebih cepat memahami tentang tema dan alur dari cerita pendek serta guru akan lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali cerita. Selain itu, guru juga membagi pasangan siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dimana siswa yang pintar akan dipasangan dengan yang kurang pintar agar bisa membantu dalam memahami isi cerita pendek serta untuk memisahkan tempat duduk empat orang siswa yang biasanya ribut dan keempat siswa tersebut akan lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dibuat dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan pelaksanaan dari tiap-tiap pertemuan sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 April dan membahas cerita pendek “Perkelahian”. Pertemuan pertama ini diawali dengan guru memberi salam dan berdoa bersama kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “siapa yang pernah berkelahi dengan temannya”. Salah satu siswa menjawab “ saya Bu”.

85

Kemudian guru meminta siswa tersebut untuk menjelaskan penyebab perkelahian dan bagaimana cara penyelesaian permasalahannya. Setelah siswa tersebut menceritakan penyebab perkelahian, guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, terlebih dahulu guru memisahkan keempat anak yang biasanya ribut dikelas kemudian guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan penjelasan terkait dengan tema dan alur. Agar siswa bisa lebih mudah memahami, guru memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dengan membacakan teks cerita pendek “Akibat Terlambat” dan mendiskusikan bersama-sama dengan siswa tentang tema dan alur dari cerita tersebut. Kemudian guru juga menjelaskan dan memberikan arahan terkait dengan cara menuliskan kembali isi cerita agar siswa bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh dengan memberi contoh menuliskan kembali cerita pendek tentang “Akibat terlambat”.

Setelah itu, guru memulai proses pembelajaran dengan menggunkan metode CIRC dengan membagikan teks cerita dan meminta siswa untuk membaca teks ceritanya secara berpasangan sampai dengan paragraf ke-2. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab terkait dengan permasalahan yang ada dalam cerita tersebut dan bagaimana solusinya. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita pendek sesuai dengan isi paragraf satu dan dua, guru meminta dua orang siswa yaitu siswa yang biasanya ribut untuk

86

menjawab dan kedua siswa ini kemudian menjawab pertanyaan guru dan mulai lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan untuk memberikan solusi guru juga meminta dua siswa lain yang juga biasanya ribut untuk menjawab dan kedua siswa ini juga mulai bisa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca ceritanya secara berpasangan sampai selesai dan menuliskan akhir cerita yang berbeda. Satu orang siswa maju untuk membacakan hasil kerjanya. Siswa kemudian dibimbing untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita pendek tersebut dan kemudian mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Guru menjelaskan makna dari kata-kata tersebut dan siswa menuliskan makna dari kata-kata tersebut.

Setelah selesai mencatat makna kata, guru meminta salah satu siswa yang biasanya ribut untuk membacakan kembali apa yang telah dicatatnya dan siswa tersebut membaca tulisannya. Kemudian guru mengarahkan siswa secara berpasangan mencatat poin-poin penting dari tiap paragraf yang ada di cerita pada lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disediakan oleh peneliti sambil memperhatikan daftar ejaan karena dalam teks cerita ada beberapa penulisan ejaan yang belum tepat. Setelah semua kegiatan selesai siswa mengisi formulir tugas sesuai dengan arahan guru.

87

Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi yang pertanyaannya terkait dengan tema, alur, watak, amanat dan menuliskan kembali cerita dan siswa diminta untuk berdiskusi dengan pasangannya. Kemudian guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Dari hasil pekerjaan siswa telihat bahwa siswa sudah mulai bisa menentukan tema dan alur dari cerita pendek “perkelahian” walaupun masih ada siswa yang salah menjawab tetapi saat diberitahu atau dijelaskan oleh guru terkait tema dan alur yang benar dari cerita siswa terlihat mulai paham.

Terkait dengan amanat, siswa sudah paham sehingga bisa menjawab dengan benar. Untuk menuliskan kembali cerita, Setelah selesai membahas soal evaluasi, siswa dan guru menyimpulkan isi cerita kemudian guru menyampaikan pesan moral dari cerita pendek “Perkelahian”. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 April 2016 dan kembali membahas teks cerita pendek “Radio Kaset”. Pada awal pembelajaran guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya “Jika kalian menangkap seorang maling, kira-kira apa yang kalian lakukan terhadap maling tersebut?.” “Melaporkan ke polisi Bu” jawab salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa

88

materi yang akan dipelajari hari ini adalah membahas kembali cerita pendek “Radio Kaset” agar bisa memperbaiki nilai pada tes sebelumnya karena masih banyak yang mendapat nilai rendah atau belum mencapai KKM.

Pada kegiatan inti, guru mengingatkan kembali tentang tema dan alur dengan bertanya kepada siswa untuk mengetahui apakah masih diingat atau perlu dijelaskan kembali serta mengingatan kembali tentang cara menuliskan kembali isi cerita. Semua siswa masih mengingat dengan baik penjelasan yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya oleh karena itu guru langsung membagikan teks cerita pendek “Radio Kaset” dan meminta siswa untuk membaca secara berpasangan sampai paragraf yang ke-3. Semua siswa terlihat bersemangat dan saling mendengarkan saat sedang membaca.

Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang permaslahan dalam cerita tersebut dan solusi untuk masalah tersebut. Salah satu siswa yang biasanya ribut kembali diminta oleh guru untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam cerita dan siswa tersebut bisa menjawab dengan benar. Saat diminta untuk menentukan solusi semua siswa berlomba-lomba untuk menjawab dan guru memilih dua siswa untuk memberikan jawaban terkait solusi untuk permasalahan dalam teks cerita pendek tersebut. Kemudian, guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca cerita sampai akhir dan

89

menuliskan awal cerita yang berbeda untuk cerita tersebut. Guru dan peneliti berkeliling untuk membimbing siswa tetapi ternyata siswa sudah bisa menuliskan awal cerita yang berbeda dengan baik tanpa harus dibimbing lagi. Salah satu siswa maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan siswa yang diminta mempresentasikan hasil kerjanya adalah yang biasanya ribut di kelas.

Siswa kemudian diarahkan untuk mencari kata-kata sulit dan mengikuti guru mengucapkan kata-kata tersebut dengan keras. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru terkait dengan makna dari kata-kata sulit tersebut. Kemudian guru memilih siswa secara acak untuk membacakan kembali teks cerita dan setelah selesai membaca teks cerita, siswa mendiskusikan pokok-pokok cerita dari tiap paragraf dan menuliskan di LKS sambil memperhatikan ejaan dalam teks cerita kemudian diperbaiki jika ada format penulisan yang belum tepat dan disesuaikan dengan temannya. Kemudian siswa mengisi formulir penyelesaian tugas.

Pada kegiatan akhir sebelum siswa menyelesaikan soal, guru mengingatkan kembali terkait dengan tema dan alur serta cara menuliskan kembali cerita. Setelah guru menjelaskan, siswa diminta mengerjakan soal dan tidak boleh saling membantu. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran dilanjutkan dengan penyampaian pesan moral oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap salam.

90 c. Hasil Tes Tindakan Siklus II

Pelaksanan tes siklus II ini dilaksanakan setelah pertemuan kedua bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait dengan isi cerita pendek dengan menggunakan metode CIRC. Soal tes yang digunakan untuk siklus II ini masih sama dengan soal tes yang digunakan pada pra tindakan dan siklus I karena masih masih banyak soal yang belum dapat dijawab dengan baik oleh siswa. Selain itu, pertimbangan lain dari guru dan peneliti adalah semakin sering dipelajari maka siswa lebih memahami dan harapannya nilai yang diperoleh siswa untuk soal yang sama akan lebih baik dari tes sebelumnya.

Setelah dikoreksi sebagian besar siswa sudah bisa menjawab semua soal dengan baik khususnya yeng terkait dengan tema dan alur serta sudah bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dengan nilai terendah 31 dengan jumlah siswa satu orang dan nilai tertinggi 95 dengan jumlah siswa dua orang. Adapun hasil dari tes pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Nilai siswa siklus II

Nilai Jumlah Siswa

31-49 2 (6,90%)

50-74 4 (13,79%)

91

Berdasarkan data pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang sudah mencapai KKM yaitu ≥ 75 sebanyak 23 siswa atau 79,31% dari jumlah siswa sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 6 siswa atau 20,69% dari jumlah siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa di siklus II seiring dengan meningkatnya pemahaman siswa terkait dengan unsur tema dan alur serta untuk menuliskan kembali isi cerita. Adapun peningkatan prensetase ketuntasan siswa berdasarkan perbandingan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM saat pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil Nilai Tes Siswa Saat Pra Tindakan, Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan data di atas dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil tes yang berarti bahwa kemampuan memahami isi cerita pendek

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Tuntas 34,48 55,17 79,31 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

92

siswa juga meningkat dimana pada pra tindakan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya 10 orang atau sebesar 34,48%, pada siklus I jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 16 orang atau sebesar 55,17% dan pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai KKM juga meningkat menjadi 23 orang atau sebesar 79,31%. Pada tindakan siklus II ini siswa memahami unsur cerita khusunya tentang tema dan alur serta menuliskan kembali cerita terlihat dari banyak siswa yang nilainya meningkat dan mencapai KKM karena sudah menentukan dengan tepat tema dan alur dari teks cerita serta bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh. Pada siklus II siswa sudah bisa memahami isi cerita yaitu terkait dengan unsur-unsur cerita yaitu tokoh, tema, setting, alur dan amanat serta sudan bisa menuliskan kembali cerita dengan makna yang utuh dengan presentase ketuntasan siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 75% maka tindakan ini dikatakan sudah berhasil.

d. Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Observasi dilakukan oleh peneliti bersama satu observer lain dengan tujuan untuk melihat penerapan dan pelaksanaan dari metode CIRC dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa. Pengamatan ini menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam menerapkan metode CIRC yang sama dengan siklus I. Deskripsi penjabaran data hasil observasi sebagai berikut:

93 1) Aktifitas Guru

Penerapan metode CIRC oleh guru pada siklus II, secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC pada siklus II

Penereapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Guru a) Membagi siswa secara berpasangan

b) Mengarahkan siswa untuk membaca berpasangan c) Meminta siswa menulis awal atau akhir cerita

yang berbeda

d) Membimbing siswa menuliskan cerita

e) Membimbing siswa menemukan kata-kata sulit f) Mengucapkan kata-kata dengan keras

g) Menjelaskan makna kata

h) Memilih siswa secara acak untuk membacakan kembali cerita

i) Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperhatikan ejaan

j) Membimbing siswa untuk memeriksa ejaan temannya

k) Memberikan soal evaluasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan guru membagi siswa secara berpasangan dimana siswa yang pintar akan duduk dengan siswa yang kurang pintar. Kemudia guru membagikan teks cerita dan menjelaskan cara membaca cerita secara berpasangan yaitu membaca ceritanya secara bergantian tiap paragraf dan siswa harus saling memperhatikan dan mendengarkan satu sama lain saat sedang membaca. Guru dibantu oleh peneliti berkeliling untuk membimbing sekaligus memperhatikan siswa saat membaca berpasangan. Setelah selesai membaca cerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita berdasarkan

94

isi paragraf yang telah dibaca dan kemudian memberikan solusi untuk masalah tersebut.

Guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang terkait dengan cerita dimana pada pertemuan pertama siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda, pada pertemuan kedua siswa diminta menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemua ketiga siswa diminta menuliskan awal cerita yang berbeda. Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan kata-kata sulit yang ada dalam teks cerita dan siswa diminta untuk mengikuti guru mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras. Setelah itu guru menyampaikan makna dari kata-kata sulit dan meminta siswa mencatat makna dari kata-kata sulit tersebut.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membacakan kembali ceritanya secara bergantian sesuai dengan arahan guru dimana pada kegiatan ini guru memilih siswa secara acak untuk secara bergantian membacakan teks cerita dengan tujuan agar semua siswa bisa lebih berkonsentrasi. Kemudian guru membimbing siswa untuk saling menguji daftar ejaan dimulai dengan siswa memperhatikan ejaan dalam teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum tepat maka harus diperbaiki. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menukar teks cerita dan saling memperhatikan perbaikan ejaan apabila masih ada yang salah maka siswa saling membantu untuk bisa memahami bagaimana penulisan ejaan yang seharusnya. Guru kemudian memberikan formulir

95

penyelesaian tugas sambil mengarahkan siswa cara mengisi formulir tersebut. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

Berdasarkan data dari lembar observasi guru tersebut dapat dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC sudah dilakukan dengan baik oleh guru sesuai dengan yang telah direncanakan. Tidak ada kendala yang dialami oleh guru dalam menerapkan metode CIRC ini.

3) Aktifitas Siswa

Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode CIRC berdasarkan data dari lembar observasi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CIRC pada siklus II

Penerapan metode CIRC dalam proses pembelajaran pemahaman isi cerita pendek Aktifitas Siswa a) Membaca cerita secara berpasangan

b) Menuliskan awal atau akhir cerita yang berbeda c) Mencari kata-kata sulit

d) Mengucapkan kata-kata sulit dengan keras e) Mencatat makna dari kata-kata sulit

f) Membacakan kembali cerita secara bergantian sesuai dengan arahan guru

g) Memperhatikaan ejaan

h) Memeriksa daftar ejaan pasangan i) Mengerjakan soal evaluasi

Aktifitas siswa dalam kegaiatan pembelajaran menggunakan metode CIRC dimulai dengan siswa mendengarkan pembagian pasangan yang disampaikan oleh guru dan arahan guru terkait dengan cara membaca teks cerita secara berpasangan. Selanjutnya siswa

96

mengidentifikasi masalah yang ada dalam teks cerita serta memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah selesai mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi, siswa menuliskan beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan teks cerita dimana pada pertemuan pertama siswa menuliskan awal cerita yang berbeda, pertemuan kedua siswa menuliskan akhir cerita yang berbeda dan pada pertemuan ketiga siswa menuliskan awal cerita yang berbeda.

Kegiatan selajutnya, siswa mencari kata sulit yaitu kata-kata dalam teks cerita pendek yang arti atau maknanya belum diketahui oleh siswa. Setelah menemukan kata-kata sulit, siswa kemudian mengikuti guru untuk mengucapkan kata-kata sulit tersebut dengan keras serta mencatat makna dari kata-kata tersebut sesuai dengan penjelasan guru. Kemudian siswa membacakan kembali teks cerita pendek secara bergantian sesuai dengan arahan guru yaitu siswa yang disebutkan namanya yang akan membaca sampai guru menyebutkan nama siswa yang lain untuk melanjutkan membaca teks cerita begitu seterusnya sampai paragraf akhir dari teks cerita pendek tersebut.

Kegiatan berikutnya yang dilakukan siswa adalah memperhatikan daftar ejaan baik yang ada dalam teks cerita maupun hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa (LKS). Pada kegiatan ini, saat memperhatikan ejaan dalam teks cerita siswa secara individu memperhatikan teks cerita pendek apabila ada penulisan yang belum benar misalnya setelah tanda titik seharusnya huruf kapital tetapi masih

97

huruf kecil maka siswa memberbaiki penulisannya dan setelah selesai siswa saling bertukar pekerjaan dan saling memperhatikan hasil pemeriksaan ejaan pasangannya. Jika masih ada yang belum tepat maka tugas siswa adalah memberitahu pasangannya tentang penulisan ejaan yang tepat. Sedangkan saat pemeriksaan ejaan pada lembar kerja siswa (LKS), siswa saling bertukar LKS dan memperhatikan ejaan pasangannya. Jika ada penulisan yang salah maka akan dikoreksi oleh pasangan siswa.

Selanjutnya, siswa mengisi formulir penyelesaian tugas yang mengindikasikan bahwa siswa sudah melakukan semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode CIRC secara berpasangan sesuai dengan arahan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi.

Berdasarkan data observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek secara umum telah berjalan dengan baik. Dimana siswa telah ikut berpartisipasi aktif dan mengikuti semua arahan guru untuk melaksanakan setiap tahapan atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode CIRC. e. Hasil Catatan Lapangan Siklus II

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama siklus II yang tidak tercover pada lembar observasi. Berikut hasil dari catatan lapangan selama siklus II:

98 1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa, kemudian menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “siapa yang penah berkelahi?” Salah satu siswa menjawa “saya Bu”. Kemudian siswa tersebut menjelaskan bahwa penyebab perkelahian karena temannya tidak meminjamkan pulpen kepadanya, tetapi kemudian teman-teman melerai perkelahian itu. Guru kemudian menyampaikan judul cerita dan tujuan pembelajaran.

Sebelum membagikan teks cerita yang akan dibahas, guru terlebih dahulu menjelaskan tentang tema dan alur. Kemudian guru memberikan contoh cara menentukan tema dan alur dengan

Dokumen terkait