• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Koopertif Tipe Group Investigation

a.Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation

Pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.7 Dengan cara demikian, maka peserta didik bukan hanya diberikan ikan, melainkan diberi alat dan cara menggunakannya untuk menangkap ikan, bahkan diberikan juga kemampuan untuk menciptakan alat untuk menangkap ikan tersebut.

Wahyu pertama diturunkan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW (dalam surah al-Alaq : 1-5) memberikan isyarat bahwa Islam amat memperhatikan soal belajar (dalam konteks menuntut ilmu), sehingga implementasinya menuntut ilmu (belajar) itu wajib menurut Islam.8 Belajar dalam teori constuctivism adalah merupakan proses aktif dari peserta didik untuk merekonstruksi makna dengan cara memahami teks, kegiatan dialog,

7

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. Ke- 1, h. 87

8

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005), h. 54

pengalaman fisik, dan sebagainya. Salah satu ciri dari pembelajaran constuctivism yaitu mendorong terbentuknya pembelajaran secara kooperatif.9 Pembelajaran kooperatif itu sendiri dimaksudkan supaya siswa dapat melakukan aktifitas belajar secara teratur dan terarah, dimana siswa-siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran10. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Konsep pembelajaran kooperatif tertuang dalam firman Allah SWT dalam surah al-Maidah ayat 2:



































Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.11

Pembelajaran kooperatif menyediakan alternatif cara untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Hal ini juga dapat

9

Abudin Nata, Op.Cit., h. 89

10

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Cet. 1, h.

174

11

merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Roger, dkk. menyatakan; Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.12

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah metode group investigation (investigasi kelompok). Metode pembelajaran kooperatif tipe

group investigation dikembangkan oleh Sharan & Sharan pada tahun 1976. Metode ini mengajak siswa untuk terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini didasari atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan metode GI menuntut melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi.13

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan serangkaian tugas pemecahan masalah melalui penyelidikan yang dikerjakan oleh kelompok kecil yaitu 3 sampai 6 orang siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran siswa.

Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Dalam investigasi, para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber seperti (bermacam buku,

12

Miftahul Huda, Op.cit, h. 29

13

institusi, orang) siswa juga menawarkan sederetan gagasan, opini, data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mengolah informasi yang dapat menghasilkan karya dari kelompoknya.

Penting bagi goup investigation adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka. Secara bersama mereka menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan menampilkan proyek mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas.

Para guru dapat memimpin diskusi dengan seluruh kelas atau dengan kelompok-kelompok kecil, untuk memunculkan gagasan-gagasan untuk menerapkan tiap aspek kegiatan siswa. Dalam kelas yang melaksanakan

group investigation guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru tersebut berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek pembelajaran.

b.Tahap-tahap Metode Kooperatif Tipe Group Investigation

Sharan, dkk telah menetapkan 6 (enam) tahap investigasi kelompok. Tahap-tahap ini dan komponen-komponennya dijabarkan dibawah ini:

1) Memilih Topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok-kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.14

14

Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh kelas, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Guru mempresentasikan sebuah permasalahan kepada seluruh kelas dan bertanya "apa yang ingin kalian ketahui tentang masalah ini?" tiap siswa memberikan pertanyaan mengenai aspek-aspek dari masalah tersebut yang ingin mereka investigasi.

b) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkatagorikan saran-saran. Diskusi singkat ini akan menghasilkan daftar usulan bersama mengenai subtopik yang akan menjadi bahan investigasi.

c) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.

d) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. 15

Tabel 2.1

Proses Pembelajaran Tahap 116

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Memeriksa pilihan

 Mengaitkan pengetahuan

pribadi dengan masalah

 Memilih petanyaan-pertanyaan

 Menentukan subtema penelitian

 Memimpin diskusi penelitian

 Menyediakan materi dasar

 Memfasilitasi kepedulian terhadap masalah

 Mengkordinasi penyusunan subtema pilihan untuk diselidiki

2) Perencanaan Kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Langkah dalam perencanaan kooperatif diantaranya:

a) Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan dipelajari. b) Para siswa merencanakan bersama mengenai bagaimana mempelajarinya. c) Para siswa melakukan pembagian tugas.17

15

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusamedia, 2005), h. 218

16

Sholomo Sharan, The Handbook Of Cooperative Learning, (Yogyakarta: Familia, 2012) Cet. Ke-1, h. 176

17

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang masing-masing (satu demi satu atau berpasangan) akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok harus memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut.

Table 2.2

Proses Pembelajaran Tahap 218

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Perencanaan kooperatif

 Membuat pertanyaan

 Menjelaskan pemikiran kepada teman sejawat

 Mengantisipasi apa yang akan mereka pelajari

 Memilih sumber-sumber yang relevan

 Memutuskan apa yang perlu diteliti

 Menentukan peran-peran

 Membantu

kelompok-kelompok merumuskan

rencana realistis

 Membantu menjaga norma koopertif

 Membantu kelompok

menemukan sumber-sumber yang tepat

3) Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Hal-hal yang dilakukan oleh siswa yaitu:

a) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis dan membuat kesimpulan.

b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

c) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesis semua gagasan.19

Dalam tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Selama tahap ini para siswa satu demi satu atau secara berpasangan, mengumpulkan. Menganalisis, dan mengevaluasi

18

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 178

19

informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah yang diteliti kelompok.

Ketika individu atau pasangan telah menyelesaikan porsi mereka atau tugas kelompok, maka kelompok tersebut akan berkumpul kembali dan para anggotanya saling membagi pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih salah satu anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota boleh mempresentesikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuan mereka yaitu menampilkan sebuah rangkuman singkat sebagai respon terhadap pertanyaan yang diinvestigasi.

Tabel 2.3

Proses Pembelajaran Tahap 320

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Menemukan informasi dari beragam sumber

 Membandingkan dan

mengevaluasi relevansi sumber

 Menjelaskan, memperluas dan menyaring pengetahuan dan membuat informasi

 Merumuskan jawaban

pertanyaan

 Membantu dengan

keterampilan meneliti

 Membantu memeriksa sumber-sumber

 Membantu menemukan

hubungan baru diantara sumber-sumber

 Membantu menjaga norma-norma interaksi kooperatif

4) Analisa dan Sintesis

Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga. Hal yang dilakukan siswa yaitu:

a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan dari proyek mereka.

b) Anggota kelompok merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

c) Wakil-wakil kelompok membentuk dan mengkoordinasi rencana-rencana presentasi.21

20

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 182

21

Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Ini terutama merupakan sebuah tahap pengaturan, seperti pada tahap pertama juga memerlukan semacam kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan gagasan utama dari proyek kelompok, mengintegrasikan semua bagiannya menjadi satu keseluruhan, dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat instruktif sekaligus menarik.

Table 2.4

Proses Pembelajaran Tahap 422

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Menentukan gagasan utama dari temuan-temuan yang ada

 Menjelaskan, membandingkan, mengevaluasi temuan-temuan

 Menghubungkan temuan

dengan masalah umum

 Memutuskan bagaimana

menyajikan temuan

 Menyusun rencana kelompok

 Bertemu dengan kelompok pelaksana

 Membantu memperoleh materi

 Memastikan bahwa semua

anggota kelompok

berpartisipasi

5) Presentasi penelitian

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, diantaranya:

a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dibuat dalam berbagai macam bentuk.

b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengar (siswa lain) menjadi aktif. Hal ini juga bertujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu.

c) Para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. 23

d) Presentasi dikoordinasi oleh guru.

22

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 184

23

Untuk menyimpulkan presentasi, guru harus membiarkan kelas berdiskusi tentang bagaimana semua tema itu digabungkan untuk menjelaskan masalah umum yang telah diatasi di kelas. Komentar-komentar siswa selama diskusi berlangsung akan menunjukan tingkat kemampuan antara yang mereka dengar dan yang mereka lihat dengan subtopik mereka. Reaksi dari siswa terhadap presentasi dan cara menyimpulkan diskusi adalah bagian dari proses evaluasi.24

Table 2.5

Proses Pembelajaran Tahap 525

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Menunjukan manfaat

pengetahuan

 Mengevaluasi kekelasan, daya tarik, dan relevansi, presenntasi

 Membuat hubungan baru di antara subtema

 Mengkoordinasi presentasi kelompok

 Mengarahkan komentar

diskusi siswa

 Membuat aturan-aturan untuk membuat komentar  Mengarahkan penyimpulan diskusi  Menunjukan hubungan di antara subtema

6) Evaluasi

Dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Hal yang dilakukan yaitu:

a) Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

b) Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.26

24

Sholomo Sharan. Op.Cit. h. 186

25

Pada proses evaluasi, guru harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi siswa mengenai subjek yang dipelajari, bagaimana mereka menginvestigasi aspek-aspek tertentu dari subjek, bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari masalah-masalah baru, bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa yang mereka pelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari serangkaian data. 27

Group investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Dalam kelas group investigation guru harus mampu membentuk evaluasi siswa yang didasarkan pada percakapan dan observasi yang sering dilakukan terhadap aktivitas akademik siswa. Pengalaman efektif para siswa selama masa belajar mereka juga harus dievaluasi, termasuk tingkat motivasi dan keterlibatan mereka. Umpan balik dari para siswa sendiri harus mampu memperlihatkan bagaimana perasaan mereka mengenai topik yang bersangkutan dan mengenai pekerjaan yang telah mereka lakukan.28

Tabel 2.6

Proses Pembelajaran Tahap 629

Proses Pembelajaran Peran Guru

 Mengevaluasi gagasan hasil penelitian

 Mengevaluasi pengetahuan

 Menggabungkan semua temuan kelompok

 Memperlihatkan prestasi

sebagai peneliti dan sebagai anggota kelompok

 Mengevaluasi pemahaman atas gagasan utama

 Mengevaluasi pengetahuan atas fakta dan istilah baru

 Mengevaluasi penggabungan semua temuan kelompok

 Memfasilitasi refleksi siswa tentang proses dan isi penelitian

26

Robert E. Slavin, op.cit. h. 218-220

27

Ibid., h. 226

28

Ibid., h. 226-227

29

c. Fitur Dasar Kelompok Penyelidikan (Group Investigation)

Karakter unik investigasi kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi interinsik.30

1) Investigasi

Investigasi, yang pertama dari empat komponen investigasi kelompok, mengacu kepada orientasi umum terhadap pembelajaran yang diambil oleh para guru dan siswa. Ketika kelas menjalankan proyek investigasi kelompok, kelas itu menjadi "komunitas penelitian", dan tiap-tiap siswa meruppakan peneliti yang mengkoordinasi penelitian mereka dengan tujuan bersama kelas itu.

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit kepada kelas. Proses investigasi menekan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan dengan jawaban yang mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan bekerjasama dengan rekan mereka dan menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masing-masing mereka bawa untuk mengerjakan tugas.31

2) Interaksi

Investigasi kelompok terjadi di kelas yang diorganisir sebagai komunitas penelitian yang di dalamnya terdapat kontak, percakapan, saling membantu, dan saling mendukung di antara siswa dalam kelompok kecil. Pada tiap-tiap tahap siswa memiliki kesempatan yang cukup untuk berinteraksi: mereka mendiskusikan rencana penelitian mereka, mempelajari berbagai sumber dan bertukar gagasan dan informasi, mereka bersama-sama memutuskan bagaimana cara meringkas dan menggabungkan

30

Ibid, h. 167

31

temuan mereka, dan mereka merencanakan bagaimana menyajikan temuan-temuan mereka itu kepada teman sekelas mereka.32

Group investigation telah mengembangkan dan memperbaiki daftar panjang tentang latihan dan aktivitas yang memungkinkan siswa untuk menerima dan menjalankan interaksi yang efektif dalam kelompok.

3) Penafsiran

Pada saat menjalankan penelitian siswa secara individu maupun dalam kelompok kecil mengumpulkan dan menemukan informasi.dari berbagai sumber berbeda. Dan bersama-sama mereka membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka. Penafsiran yang telah mereka gabungkan merupakan proses sosial-intelektual diantara masing-masing anggota karena didalamnya terdapat gabungan dari berbagai pengetahuan pribadi dengan pengetahuan baru yang dihasilkan, dan antara tiap-tiap siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu.33

Penafsiran informasi kooperatif yang dikumpulkan oleh anggota kelompok ini meningkatkan kemampuan mereka untuk menyusun, menegaskan, dan mengkonsolidasikan temuan-temuan mereka dan dengan demikian membuatnya bermakna.

4) Motivasi Interinsik

Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Hal ini mengundang mereka untuk membuat pilihan bersama berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dan masalah yang mereka amati. Garis panduan yang mereka buat dipakai untuk landasan bertindak, sehingga mereka memilih kontrol yang kuat atas pembelajaran mereka, oleh

32

Ibid., h. 169

33

karena itu mereka bersedia memberikan upaya yang lebih besar untuk mempelajarinya.34

Melalui investigasi kelompok dapat mempertinggi minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Hal ini mengundang mereka untuk membuat pilihan serta keputusan individu dan pilihan bersama berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dan masalah yang mereka amati.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI)

1) Kelebihan :

a) Menciptakan cara belajar siswa lebih aktif

b) Menumbuhkan motivasi belajar mandiri bagi siswa c) Menumbuhkan minat dan kreatifitas siswa

d) Tiap siswa berkontribusi terhadap kelompoknya, dan tiap kelompok berkontribusi terhadap pembelajaran seluruh kelas atas unit yang lebih besar.35

2) Kelemahan:

a) Bahan ajar yang banyak tetapi waktu yang disediakan sedikit b) Siswa yang malas akan tetap pasif dalam kelompoknya dan

memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.

c) Pembagian materi membuat siswa terfokus hanya pada materi yang menjadi tanggung jawabnya.

d) Model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan.36

34

Ibid., h.171

35

Robert E. Slavin, op.cit. h. 222

36

Dokumen terkait