• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Membaca

Membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap waktu manusia menggunakan kemampuan membaca koran, membaca buku, membaca majalah, dan kegiatan membaca lainnya. Kegiatan membaca juga tidak terlepas dari bagian pembelajaran di sekolah. Setiap pembelajaran mempunyai bagian sendiri untuk dibaca oleh siswa, umumnya berupa materi pelajaran dan soal. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Akhaidah dkk, 1992:22). Hodgson (dalam Tarigan, 1987:7), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Sedangkan menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Menurut Rahim (2007: 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Tampubolon (1990: 227) juga menyampaikan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks, yang bertujuan untuk menafsirkan atau mengartikan lambang tertulis sehingga

diperoleh makna atau pesan yang terkandung dalam bahasa tulis tersebut.

b. Tujuan Membaca

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1987: 9), tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Akhadiah dkk. (1992: 33) juga mengemukakan bahwa dengan kemampuan membaca yang memadai, pembaca akan lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik mampu memahami materi yang disajikan secara tertulis dengan baik pula.

Blanton, dkk. dan Irwin (dalam Rahim, 2007: 11-12) juga menyebutkan beberapa tujuan dari membaca. Tujuan membaca itu adalah sebagai berikut:

1) Kesenangan.

2) Menyempurnakan membaca nyaring. 3) Menggunakan strategi tertentu.

4) Memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik.

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya.

6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. 7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

10) Tujuan membaca untuk setiap orang bisa berbeda, namun mempunyai kesamaan yaitu untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan.

c. Manfaat Membaca

Somadayo (2011: 2) menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu diantara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Syafi’ie (dalam Somadayo, 2011: 3) juga menyatakan bahwa sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena melalui membaca, orang dapat memahami kata yang diutarakan seseorang. Menurut Burns, dkk., (dalam Rahim, 2007: 1), kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, siswa yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Membaca merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain sebagai pengantar dari materi menuju siswa, membaca juga bisa menjadi rangsangan siswa untuk mengetahui hal baru.

d. Jenis-jenis Membaca

Membaca dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Berikut ini adalah skema jenis-jenis membaca menurut Tarigan (1987:12-13):

Bagan 2.1 Jenis-jenis membaca menurut Tarigan

Kridalaksana (dalam Haryadi dan Zamzani, 1996: 32) berpendapat bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam atau pengujaran keras-keras. Yang dimaksud dengan diam-diam adalah membaca dalam hati, sedangakan pengujaran keras-keras adalah membaca nyaring.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Membaca

Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2007: 16) adalah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Menurut Rahim (2007: 16), faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi

Membaca

Membaca nyaring Membaca dalam hati

Membaca ekstensif Membaca intensif

Membaca telaah Membaca telaah

Membaca teliti, membaca pemahaman,

siswa untuk belajar, khususnya belajar membaca. Dalyono (2009: 55) mengatakan bahwa kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Berdasarkan pendapat tersebut, faktor fisiologis sangatlah berpengaruh dalam kegiatan membaca dan kegiatan belajar anak.

2) Faktor Intelektual

Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan siswa (Rahim, 2007: 17). Dalyono (2009: 56), siswa yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya siswa yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Jadi, tingkat intelegensi siswa umumnya berpengaruh terhadap kemampuan membacanya. Apabila siswa mempunyai intelegensi tinggi umumnya akan mempunyai kemampuan membaca yang baik, sedangkan siswa yang mempunyai intelegensi rendah umumnya akan mempunyai kemampuan membaca yang rendah pula.

3) Faktor Lingkungan

a) Latar Belakang dan Pengalaman

Rahim (2007: 18) menjelaskan bahwa faktor lingkungan akan mempengaruhi kemampuan membaca siswa. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa siswa. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri siswa dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu siswa, dan dapat juga menghalangi siswa belajar membaca. Siswa yang tinggal di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, yang orang tuanya memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca. Menurut pendapat

tersebut, kondisi keluarga dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam perkembangan anak dan juga kemampuan membaca anak. Apabila keluarga dan lingkungan sekitar bisa mendukung, maka anak-anak akan berkembang ke arah yang baik dan meiliki kemampuan membaca yang baik.

b) Faktor sosial ekonomi

Akhadiah, dkk., (1992: 26) mengemukakan bahwa orang tua yang memiliki kesadaran akan pentingnya kemampuan membaca akan berusaha agar anak-anaknya memiliki kesempatan untuk belajar membaca. Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 19) juga mengemukakan bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa. Terdapat beberapa bagian yang bisa membentuk lingkungan siswa, antara lain adalah orang tua dan lingkungan tetangga. Apabila orang tua dan lingkungan tetangga mempunyai sosial ekonomi yang baik, maka akan memberikan dampak yang baik. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosial ekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Keadaan sosial ekonomi yang baik akan mendorong siswa untuk lebih berkembang karena adanya sumber daya yang beragam. Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa faktor sosial ekonomi siswa mempengaruhi kemampuan membacanya.

4) Faktor Psikologis a) Motivasi

Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Usman (2006: 29) menyatakan bahwa tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat

pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Dalyono (2009: 57) juga menjelaskan bahwa seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Menurut Akhadiah, dkk. (1992: 26), motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Siswa yang memiliki motivasi tinggi atau kuat, tanpa didorong atau disuruh membaca akan giat belajar membaca. Sedangkan yang tidak bermotivasi atau motivasinya rendah, tentunya enggan membaca. Dari beberapa pendapat di atas, jelaslah bahwa motivasi sangat penting dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa.

b) Minat

Jame (dalam Usman, 2006: 27) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Rahim (2007: 28) menjelaskan bahwa minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Sementara itu, Dalyono (2009: 57) mengemukakan bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Minat akan mempengaruhi kemampuan membaca siswa karena tanpa adanya minat, siswa cenderung enggan membaca. Hal ini tentunya akan berdampak pada kemampuan membaca yang rendah

c) Kematangan Emosi dan Sosial serta Penyesuaian Diri

Ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu: a) stabilitas emosi, b) kepercayaan diri, dan c) kemampuan

berpartisipasi dalam kelompok (Rahim, 2007: 29). Ketiga aspek tersebut berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa.

2. Media Buku Cerita Bergambar

Dokumen terkait