• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Menulis

Menulis adalah sebuah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menurut KBBI, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, mebuat surat) dengan tulisan.

Menurut Tarigan (2008: 22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang—lambang grafis yang menghasilakan suatau bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menurut Suparno dan Yunus (2003: 13) aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

1) Menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dapat diubah itu bunyi bahasa, yakni bunyi yang dikeluarkan melalui alat ucap manusia (mulut dan perangkat kelengkapannya : bibir, lidah, gigi, dan langit-langit).

2) Kata menulis memiliki arti kegiatan menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Hasil kegiatannya berupa tulisan, seorang yang melakukan kegiatan tersebut dinamakan penulis.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakn suatu kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaanyang ingin disampaikan kepada orang lain melalui media bahasa yang berupa tulisan. 2. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994: 24) mengemukakan tujuan menulis sebagai beriikut:

a. Assigment purpose (tujuan penugasan), yaitu menulis yang dilakukan untuk tujuan menyelesaikan tugas buka atas kemauan sendiri.

b. Altrustic purpose (tujuan altruistik), bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive pupose (tujuan persuasif), bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), tulisan yang beertujuan memberi informasi keterangam atau penerangan kepada para pembaca.

e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri), bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang penharang kepada para pembaca.

f. Creative purpose (tujuan kreatif), tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu keinginan untuk memecahkan masalah dengan menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Menurut Tarigan (1994: 23), tujuan menulis adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembaca. Berdasarkan batasan tersebut, maka tujuan menulis meliputi hal-hal berikut:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informasi (informative discourse).

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse).

c. Tulisan yang betujuan menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesustraan atau literary discourse).

d. Tulisan yang mengepresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi-api disebut wacana ekspresif (ekspressive discourse).Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan seseorang menulis yaitu untuk memberitahukan, menyakinkan, menghibur, dan sebagai ungkapan perasaan melalui sebuah tulisan.

3. Manfaat Menulis

Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu dituntut untuk bersosialisasi dengan orang lain, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis. Komaidi (2007: 12) menyebutkan beberapa manfaat dari aktivitas menulis sebagai berikut:

a. Kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.

b. Dengan kegiatan menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal dan sejenisnya.

c. Dengan aktifitas menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara runtut, sistematis dan logis.

d. Dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres kita.

e. Dengan menulis di mana hasil tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit kita akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisnanya dianggap bermafaat bagi orang lain.

f. Dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak orang (mungkin puluhan, ratusan, bahkan jutaan) membuat penulis semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca.

Selain itu menurut Pennebaker dalam Hernowo (2005: 54), manfaat menulis sebagai berikut:

a. Menulis menjernihkan pikiran. b. Menulis mengatasi trauma.

c. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru. d. Menulis membantu memecahkan masalah.

e. Menulis dengan bebas membantu ketika terpaksa harus menulis

Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki manfaat yang sangat luas. Selain dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, menimbulkan rasa ingin tahu, menyampaikan pesan berupa pengetahuan, pikiran, dan pengalam kita kepada orang lain.

4. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Menurut Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri: 1). Kesesuian judul dengan isi tulisan., 2). Ketetapan penggunaan ejaan dan tanda baca, 3). Ketetapan dalam struktur kaliamat, 4). Kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf. Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Lain halnya dengan Enre (1998: 9) yang mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri: 1). Bermakna. 2). Jelas, 3). Padu dan utuh, 4). Ekonomis, dan 5). Mengikuti kaidah gramatikal.

Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menagkap makna yang ada dalam tulisan tersebut.

Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah.Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai perencanaan dan bagian-bagiannya dengan yang lain.

Tulisan yang baik juga tidak menggunakan kata yang berlebihan. Selain itu, 10 tulisan padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal.

Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.

b. Berita

1. Pengertian Berita

Menurut Djuraid (2007: 9) mengungkapkan bahwa berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan

yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa.

Menurut Suhandang (2004:103-104) berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual dan hangat dibicarakan orang.

Dapat disimpulkan dari beberapa pandangan para ahli tentang berita, bahwa berita merupakan bentuk susunan tentang peristiwa ataupun kejadian yang terpercaya, tanpa kita kira, dan menarik perhatian orang banyak.

2. Jenis-jenis Berita

Djuraid (2009) membagi jenis-jenis berita menjadi tujuh bagia yakni sebagai berikut 1). Berita politik merupakan informasi tentang berbagai macam kegiatan politik yang dikerjakan oleh orang-orang yang berjiwa politik dalam lembaga legislatif, partai politik, lembaga umum dan masyarakat pada umumnya, 2). Berita ekonomi, berita ini kurang diminati oleh pembaca namun berita ekonomi mempunyai informasi yang jelas, orang pebisnis, orang perebut kebijakan, dan para pelaku dunia usaha, 3). Berita kriminal mempunyai berita yang menarik dikalangan masyarakat, sangat meluas untuk seluruh kalangan mana saja. Namun pada berita kriminal disesuaikan dengan pembacanya, 4). Berita olahraga, berita ini memiliki daya tariknya tersendiri ketika orang-orang mulai jenuh dengan berita politik, ekonomi, dan kriminal. Pembaca akan tertarik dengan berita olahraga, 5). Berita seni, hiburan, dan keluarga, berita tentang musik, film, dan tv menjadi puncak

ketertarikan masyarakat di beberapa tahun ini, 6). Berita pendidikan, berita ini menjadi hal yang tidak menarik menarik bagi para pembaca di banding dari berita-berita yang telah disebutkan tadi. Penempatan berita-berita pendidikan dalam koran, biasanya tidak pada rubrik khusus namun di simpan bersama berita lainnya, 7). Berita pemerintahan, berita ini merupakan berita yang selalu ada dalam media cetak, namun berita ini tidak dibuatkan rubric khusus karena dianggap kurang penting.

Selain itu, Suhandang (2010) menjelaskan terdapat dua jenis berita yakni berita langsung (straight news) serta berita tidak langsung (feature news) berdasarkan penyajian beritanya. Berita langsung yakni informasi yang dimuat berdasarkan kejadian saat itu disampaikan apa adanya secara langsung dan menyampaikan pokok kejadian yakni fakta utama, baik hal-hal yang dijadikan pokok kejadian maupun apa yang disampaikan oleh orang-orang yang ikut serta pada kejadian itu. Berita langsung dikelompokkan menjadi tiga, yakni : (1) matter of news, yaitu informasi yang hanya memberikan fakta utama yang ikut serta pada

kejadian saat itu; (2) action news, yaitu berita yang hanya mengungkapkan tindakan dan perbuatan yang ikut serta dalam kejadian itu; (3) quote news, yaitu informasi/berita yang hanya memberikan kutipan dari apa yang disampaikan oleh orang-orang yang ikut serta pada kejadian itu. Jenis berita selanjutnya yakni berita tidak langsung atau feature news, yakni informasi/berita yang memberikan tambahan bacaan yang dianggap tetap hangat walaupun tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi dan berita ini tidak mementingkan unsure waktu. Berita tidak langsung atau feature news dibagi menjadi dua, yakni berita laporan dan berita

tersirat. Berita laporan yakni informasi/berita yang menyajikan pemberitaan membuat pendengar, penonton, maupun pembaca merasakan kejadian tersebut. Berita tersirat yaitu berita yang mengutamakan tujuan informasinya secara tersirat, maksudnya penonton, pendengar, dan pembaca diberikan kesempatan untuk menafsirkan atau memaknai sendiri infornasi atau berita tersebut.

Menurut Romli (2000) membagi jenis berita menjadi beberapa yakni : 1). Straight news atau berita langsung, ditulis secara singkat dan padat, nyata, serta apa

adanya 2). Depth news atau berita mendalam dibangkitkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan, 3). Investigation news dibangkitkan dari penyelidikan serta pencarian fakta dari sumber mana saja, 4). Interpretative news dikembangkan dengan pandangan atau pengukuran penulisnya atau reporter, 5). Opinion news berisi pangan seseorang seperti cendekiawan berbicara sesuatu,

tokoh dan para ahli.

Pada penelitian ini menerapkan jenis berita straight news. Berita ditulis secara langsung dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat pada kejadian itu secara langsung dengan apa adanya, baik hal-hal yang menjadi pokok masalah peristiwa itu, ataupun apa yang disampaikan orang-orang yang ikut serta dalam kejadian itu.

Beradasarkan uraian beberapa pandangan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada berbagai macam jenis-jenis berita sesuai dengan bidang masing-masing para ahli.

Menurut Suhandang (2010) terdapat unsure berita dibagi menjadi enak yakni 1). Apa yang terjadi? ; 2). Siapa yang ikut serta pada kejadian yang diberitakan? ; 3). Kapan kejadian itu terjadi? ; 4). Di mana letak kejadian tersebut? 5). Mengapa kejadian tersebut terjadi; 6). Bagaimana kejadian itu bisa terjadi?. Dalam bahasa Inggris unsur berita tersebut dikenal dengan 5W + 1H.

Menurut Djuraid (2009) bagi seorang jurnalistik yang akan memuat sebuah informasi atau berita harus terlebih dahulu mengetahui unsur berita karena hal itu menjadi sangat penting untuk diketahui sebelum menulis gas penulis mengetahui layak diberitakan atau tidak. Adapun unsur berita yang dimaksudkan yakni : (1) human interest, (2) konflik, (3) aktual, (4) seks, (5) ketegangan, (6) eksklusif, (7) humor, (8) penting, (9) progresif, (10) kedekatan, (11) trend (12) luar biasa, (13) tokoh.

Adapun menurut Semi (1995) mengemukakan beberapa unsur berita yakni: (1) apa yang terjadi?, (2) di mana kerjadian tersebut terjadi?, (3) kapan kejadian tersebut?, (4) siapa dalang utama dalam berita?, (5) mengapa kejadian tersebut dapat terjadi?, (6) bagaimana kejadian itu?.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita mengandung unsur yaitu ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana kejadian tersebut terjadi, kapan kejadian tersebut terjadi, siapa dalang utama dalam berita, mengapa kejadian tersebut terjadi, dan bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi) dan untuk memperkuat beberapa unsur pendukung yakni menarik, penting dan cepat.

Secara umum, unsur berita dibagi menjadi tiga unsur yaitu: a. Judul berita Judul berita memaparkan poin utama berita. contohnya (menangkap dalang dari pencurian) kalimat yang efektif seharusnya (polisi berhasil menangkap dalang dari kasus pencuriang sepeda motor) untuk itu pembuat informasi harus bisa memikirkan judul yang sesuai dan tepat dalam memilih b. selanjutnya Teras Berita, pencantuman teras berita yang berisi poin-poin utama pada kejadian yang akan diberitakan. Dalam bagian ini memaparkan kejadian: apa?, siapa?, kapan?, mengapa? dan dimana? Dan bagaimana?. Bagian awal berita dikenal dengan sebutan teras berita (lead), sedangkan bagian selanjutnya dikenal dengan\ tubuh berita. Bagian terpenting berita karena sudah termasuk ke dalam isi pokok berita merupakan yang disebut teras berita. Kemudian dijabarkan lebih lanjut isi pokok berita ke dalam tubuh berita. c. Isi berita, pada poi nisi berisi isi beriya yang memaparkan uraian-urain dari berita. Dalam bagian ini dijelaskan kejadian yang diberitakan.

5. Teknik Menulis Teks Berita

Semi (1995) memaparkan berita jika dituliskan akan menjadi sebuah karya tulis. Membuat berita dengan sedemikian sederhana dan menarik agar pembaca, ataupun pendengar mampu paham dengan apa yang diberitakan. Ketika menulis berita, seorang penulis akan berusaha menuliskan bagian-bagian yang menarik dan baik di awal berita. Pada awal berita dipaparkan secara jelas dan baik. Berita akan terlihat semuanya ketika telah dipaparkan poin-poin utama informasi pada bagian awal berita. Bagian awal berita adalah poin yang cukup penting dan inti dari kejadian, dan bagian selanjutnya adalah penjelasan yang lebi rinci lagi.

Adapun pelengkap yang terdapat pada bagian tengah dan pemaparan yang lebih rinci pada bagian selanjutnya yang di sebut keterangan tambahan. Bentuk piramida terbalik merupakan struktur dari sebuah berita. Hal ini dimaksudkan bagian awal berita adalah bagian yang memiliki bobot besar dan utama, setelah itu semakin ke bawah bagian yang dianggap kurang penting dalam berita.

Berbeda dengan menurut Djuraid (2009) memaparkan model penulisan berita di zaman sekarang telah berkembang sangat pesat.. Penulisan kepala berita (lead) dapat dituliskan dengan bentuk kreativitas-kreativitas yang dimiliki oleh penulis disesuaikan dengan kondisi dan isi yang saat ini. Ketika pembaca membaca awal berita, maka ia sudah mengetahui berita apa yang disuguhkan dalam media cetak tersebut. Selanjutnya setelah kepala berita yakni menuliskan isi berita.

c. Model Group Investigation

Menurut Huda (2014) memaparkan bahwa model Group Investigation (GI) dikembangkan untuk pertama kalinya oleh Sharan serta Sharan (1976) ini adalah bentuk cara kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengutamakan peserta didik untuk menggunakan kemampuannya dengan taraf yang tinggi. Menurutnya, dengan model grub investigation telah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik saintifik maupun humaniora. Akan tetapi dalam kegian belajar mengajar kooperatif, model grub investigation tetap mengutamakan pada heterogenitas dan kerja sama peserta

didik.

Adapun menurut Mafune, (Rusman) guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik baik secara individu maupun kelompok, pendidik

dapat menggunakan model pembelajaran group investigation. Maka dari itu, penulis menggunakan model Group Investigation sebagai salah satu cara pembelajaran dalam penerapan menulis data dan informasi dalam bentuk teks berita sebab metode Group Investigation mampu membuat siswa lebih mudah dalam membuat teks berita berdasarkan waktu yang telah disepakati sebelumnya.

a. Manfaat Model Group Investigation

Menurut Primarindha (2012) manfaat model group investigation yakni : 1. Mampu mengajarkan peserta didik menerima masukan orang lain. 2. Bekerja sama dengan kawan yang berbeda latar belakang (heterongen). 3. Mampu memudahkan peserta menerima materi pembelajaran.

4. Meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Setiap model pembelajaran pasti mempunya ciri khas tersendiri.

b. Langkah-langkah Model Group Investigation

1. memilih materi dan membentuk peserta ke dalam kelompok : Para peserta didik memilih asal-asal informasi, memilih tema berita, dan mengkategorikan bentuk-bentuk; para peserta didik bekerja sama ke dalam kelompok belajar dengan pilihan tema yang sesuai; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan tema yang sama serta heterogen; memasukkan beberapa topik, dan menyusun sesuai bentuknya. pendidik membantu atau memberikan fasilitas untuk mendapatkan informasi.

2. Merancang tugas-tugas belajar : dirancang secara gotong royong dengan para peserta didik dalam masing-masing kelompoknya, yakni meliputi: apa yang sedang diselidiki; bagaimana cara mengerjakannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.

3. Melakukan investigasi : peserta didik menganalisis data, membuat kesimpulan sebelum itu harus mencari informasi terdahulu. Setiap kelompok yang ikut serta dalam kerja bersama; para peserta didik mampu mengeluarkan pendapat, mensistensi gagasan-gagasan, serta mengkategorikannya.

4. Melakukan laporan akhir : setiap kelompok memilih amanat-amanat esensial pada proyeknya, memikirkan apa yang harus dilaporkan dan bagaimana mengerjakan presentasinnya; menentukan panitia acara agar dapat membentuk rencana presentasi.

5. Memaparkan laporan akhir : Pemaparan disusun untuk semua anggota dalam kelas dengan berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif mampu memberika kepada pengamat (kelompok lainnya); pengamat menilai kejelasan presentasi menurut poin-poin yang telah disepakati keseluruhan kelas.

6. Evaluasi : Para peserta berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dilakukan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya; pendidik dan peserta didik bekerja sama untuk mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Group Investiagation 1. Kelebihan

a) Peningkatan belajar tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran dan aktivitas siswa.

b) Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana. c) Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi aktif, lebih

bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

d) Pembelajaran kooperatif ini juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi.

e) Penerapan model pembelajaran ini dapat membantu siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar belakang teman sekelas mereka sendiri.

f) Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam.

g) Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk meyelesaikan tugas.

2. Kekurangan

a) Keikutsertaan peserta didik berprestasi terbilang kurang dan peserta didik yang mendapatkan akan merasa kecewa karena menganggap kurang menarik, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

b) Munculnya perbedaan-perbedaan pendapat sesama teman kelompok yang mempunyai yang terbilang lebih tinggi dengan kelompok yang mempunyai nilai rendah.

c) Ketika akan mengakhiri materi pembelajaran, menggunakan waktu yang cukup lebih lama jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, bahkan mampu menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada ketika seorang peserta belum berpengalaman. Peserta didik harus menyiapkan berbagai hal yang matang dan pengalaman yang lama untuk mampu menggunakan belajar kooperatif model Group Investigation (GI) secara tepat.

d. Media Pembelajaran

Penelitian ini akan dijabarkan mengenai definisi media pembelajaran, tujuan media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan jenis media pembelajaran.

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Adapun pendapat ahli Daryanto (2011) media adalah bentuk ganda dari kata medium. Perantara atau pengantar terjadinya interaksi dari penutur dann lawan tutur hal tersebut merupakan penjelasan dari mediaum. Sedangkan salah satu komponen interaksi, yakni membawa pesan dari penutur dan lawan tutur disebut dengan media. Media pembelajaran adalah tempat yang mampu dipakai sebagai alat dan bahan dalam proses belajar dan mengajar.

Berbeda dengan pandangan Sadiman (dalam Kustandi, dkk. 2011) menjelaskan bahwa adanya informasi atau pesan dari pengirim dan penerima disebut media. Dapat dikatakan media dalam proses belajar mengajar lebih diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk memperoleh memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Berdasarkan dari beberapa pandangan ahli di atas maka disimpulkan bahwa media pembelajaran mampu diartikan sebagai wadah, alat atau teknologi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada penutur dan lawan tutur. Serta mampu melancarkan proses belajar mengajar.

2. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas. b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

c. Menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar. d. Membantu konsentrasi belajar dalam pembelajaran.

Pandangan Kemp dan Dayton (dalam Kustandi, dkk. 2011: 23) berpendapat tujuan media pembelajaran, yakni: (1) proses pembelajaran tidak tegang, , (2) prosese belajar menjadi tidak membosankan, (3) proses belajar peserta didik lebih aktif, (4) belajar dengan waktu yang tidak banyak, (5) kualitas pembelajaran mampu dikembangkan apabila media pembelajaran dapat terealisasikan secara efektif, (6) proses belajar mengajar mampu dilaksanakan ditempat manapun, (7) munculnya perilaku yang baik dan respon peserta didik pada proses belajar mengajar.

Berdasarkan beberapa pandangan para ahli, dapat disimpulkan yakni membuat peroses belajar mengajar menjadi tidak membosankan serta mampu

Dokumen terkait