• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMP NEG. 5 MANDAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMP NEG. 5 MANDAI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Skripsi Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh A. Gustiara 105331109216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v “semakin berisi semakin merunduk”

Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewudjudkan harapan.

(7)

vi

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mummadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Sukri Syamsuri Pembimbing II Andi Paida.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita menggunakan model group investigation. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian berupa penelitian tindakan kelas dengan jenis penelitian kuantitatif dengan sumber data yakni uji tes pada siswa kelas VIII dengan teknik pengumpulan data yakni teknik tes dan non tes, dengan anailisis data menggunakan model group investigation pengumpulan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu meningkatnya jumlah siswa dalam menyimak penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerjasama dalam kelompok dan mengajukan tanggapan. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 62,92 dan pada siklus II sebesar 83,58. Sehingga penerapan model group investigation dapat meningkatkan frekuensi keaktifan dan aktifitas dalam proses belajar mengajar sesuai dengan pengamatan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas cukup dua siklus.

(8)

vii

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan proposal dengan tepat waktu. Shalawat “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaka Hamidum Majid.” serta

salam tak luput pula terucap atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang menyempurnakan islam serta membawa manusia dari zaman biadab menuju zaman yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang diberikan penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Group Investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai” dapat dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Makassar.

Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah Swt semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebeb itu, hanya dari pertolongan Allah Swt. yang hadir lewat uluran tangan serta

(9)

viii

semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulit rasanya bagi penulis menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta petunjuk menyelesaikan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Ibunda Andi Masseriani dan Ayahanda Abd. Rasyid AM, yang selaku keluarga penulis dengan segala pengorbanan dan jasa-jasa mereka. Doa, restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka merupakan dorongan moril yang efektif.

Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag. terima kasih kepada dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D serta para wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Dr. Munirah, M.Pd dan sekertaris Program Studi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Muhammad Akhir, M.Pd. Demikian pula, penulis berterima kasih kepada Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum, sebagai pembimbing I dan Dr. Andi Paida, M.Pd.,

(10)

ix

Muawana , Anik Wulandari, Putri Safitli Kusumasari, dan Andriani Idris yang selalu memberikan saya bantuan, dukungan, serta mengajarkan saya arti kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala kerendahn hati , penulis

menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan taka da luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu penuli senantiasa menhrapakan tanggapan, kritikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan datang. Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapat berkat dan rahmat Allah. Mudah-muahan dapat meberi manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri penuis. Amin ya rabbal alamin.

Makassar, September 2020

(11)

x

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...8

A. Kajian Pustaka ...8

1. Penelitian Relevan...9

2. Landasan Teori………..10

3. Teori Pembelajaran Bahasa...10

4. Teori Pembelajaran Menulis ...12

a. Pengertian Menulis...12

b. Berita ...17

c. Model Group Investigation ...23

d. Media Pembelajaran...27

B. Kerangka Pikir ...34

C. Hipotesis ...38

BAB III METODE PENELITIAN...39

A. Jenis Penelitian ...39

(12)

xi

F. Indikator Keberhasilan ...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN ...51

A. Hasil Penelitian...51 B. Pembahasan ...59 BAB V PENUTUP ...61 A. Simpulan...61 B. Saran ...62 DAFTAR PUSTAKA ...64

(13)

1 A. Latar Belakang

Sumber kebudayaan yang mesti dikembangkan dan dipelajari adalah definisi dari bahasa. Adanya bahasa, generasi-generasi penerus kebudayan mampu membentuk suatu bangsa serta membina dan dikembangkan. Bahasa sebagai alat berinteraksi yang mampu berbagai macam keperluan sesuai dengan apa yang ingin diperintahkan oleh pembicara. Peran sentral bahasa dalam mengembangkan sosial, intelektual, dan emosional siswa serta mempengaruhi keberhasilan dalam mempelajari bidang studi apapun.

Pembelajaran bahasa Indonesia terbagi atas empat keterampilan dasar berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Seperti yang dikemukakan oleh Zuinurahman (2011: 2), di antara keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang, apalagi menulis dalam konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, karya ilmiah, dan laporan penelitian.

Menurut Depdiknas (2004) tujuan bahasa yakni untuk mengembangkan dan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa serta menemukan jati dirinya, budaya orang lain, dan budayanya sendiri. Menjelaskan perasaan dan ide-ide, ikut serta dalam pemakaian tuturan tersebut dan mendapatkan kekuatan analisis dan kreativitas pada diri sendiru. Pembelajaran bahasa Indonesia ditujukan untuk

(14)

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Berita adalah informasi yang dapat diperoleh dengan sangat mudah di sekitar lingkungan kita. Dengan adanya berita, pengetahuan atau wawasan yang kita miliki akan bertambah. Melalui berita pula seseorang akan menjumpai informasi baik yang sudah lalu maupun terbaru. Teks berita adalah naskah yang berisi catatan informasi kejadian atau peristiwa yang masih banyak di perbincangkan. Menulis teks berita juga dapat dilakukan oleh orang umum maupun siswa.

Pada keterampilan menulis, khususnya menulis teks berita, banyak siswa yang masih tergolong rendah dalam kemampuan menulis. Ternyata hal ini dipengarahi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal muncul dari dalam diri siswa diantaranya: 1) kesulitan siswa menuangkan sebuah pikiran mereka dalam bentuk tulisan, 2) perasaan tidak tertarik terhadap pembelajaran menulis. Sedangkan faktor eksternal sendiri timbul dari luar diri siswa, faktor ini diantaranya: 1) terbatasnya media yang digunakan oleh guru, sehingga siswa termotivasi dengan pembelajaran menulis, 2) model pembelajaran atau media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang efektif, sehingga pembelajaran menjadi monoton.

Definisi Menulis adalah sebuah kerjaan yang produktif dan ekspresif. Ekspresif berarti ketika menulis mampu mengeluarkan ide, perasaan, gagasan dan pengalaman untuk disampaikan pada orang lain. kemampuan seseorang dalam mengutarakan perasaan, ide, dan pengalaman sebagai bentuk kemampuan menulis yang produktif. Kemampuan produktif mampu mempengaruhi keterampilan menulis lainnya, contoh keterampilan reseptif maupun aspek berbicara yakni aspek

(15)

menyimak dan membaca serta memahami penggunaan ejaan, pemakaian kalimat, pemilihan kata, memahami kosakata, serta tanda baca.

Peran dari model pembelajaran yang tepat cukup besar. Dengan adanya model pembelajaran yang tepat tentunya proses pembelajaran akan terasa lebih efektif, sehingga membuat keadaan di kelas menjadi aktif. Karena model pembelajaran akan memudahkan siswa untuk dapat menyerap materi yang akan disampaikan oleh guru, sehingga ide-ide dari siswa tidak hanya dalam lingkup yang terbatas.

Kegitan yang tidak mampu dipisahkan dalam proses pembelajaran peserta didik dalam kelas merupakan kegiatan dari menulis. Selagi mencari ilmu dalam sekolah peserta didik selalu diajarkan serta diberikan tugas untuk menulis, maka dari itu peserta didik diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam setelah diberikan kegiatan menulis.

Di dalam kurikulum 2013 terdapat kompetensi dasar pembelajaran menulis teks, salah satunya yakni teks berita untuk siswa SMP kelas VIII. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian akan pentingnya kompetensi atau kemampuan siswa dalam menulis teks berita.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai, sekarang ini pengetahuan peserta didik tentang keterampilan menulis teks berita siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis teks berita peserta didik nampak pada peserta didik yang kurang bisa memilih unsur berita, seperti yang kita ketahui yakni ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa yang menjadi bahan berita, mengapa peristiwa itu terjadi dan

(16)

bagaimana jalannya peristiwa terjadi). Peserta didik juga belum bisa memperluas unsur-unsur berita menjadi teks-teks yang tepat dengan tujuan unsur beritanya dan peserta didik kurang bisa menyusun teks berita dengan tepat.

Terbatasnya pertemuan dalam pembelajaran menulis teks berita juga merupakan suatu kendala tersendiri. Padahal dalam menulis teks berita tentunya dibutuhkan latihan dan keterampilan yang lebih. Proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kurangnya sarana prasarana atau sistem pendukung yang memadai juga mengakibatkan proses pembelajaran menulis teks berita tidak maksimal. Peran dari guru untuk menciptakan kelas menjadi lebih aktif juga kurang. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu guru hanya sebatas memberikan teori saja. Hal ini akan membuat siswa jenuh dan bosan ketika guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Dalam proses pembelajaran tentunya membutuhkan kerja sama yang baik antara guru dengan siswa sehingga tercipta suasana kelas seperti yang diharapkan.

Melihat kondisi seperti itu, pendidik harus memikirkan solusi dan melakukan berbagai alternatif, baik strategi maupun metode pembelajaran yang beragam supata peserta didik tidak jenuh dan tidak bosan ketika mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Pendidik harus menggunakan model, teknik, strategi maupun model yang mampu memikat motivasi dan minat peserta didik.

Peneliti melakukan observasi pada saat proses pembelajaran menulis teks berita, peneliti mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi peserta didik pada saat menulis teks berita mampu diatasi. Untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan menulis peserta didik, peneliti

(17)

memilih untuk melakukan pembelajaran menulis, terkhusus pada menulis berita serta membangkitkan keinginan peserta didik agar tertarik untuk mengikuti proses belajar menulis teks berita menerapkan model group investigation.

Penggunaan model pembelajaran group investigation bertujuan agar siswa mampu menulis teks berita lebih terampil. Karena akan dapat melibatkan siswa untuk dapat terjun secara langsung mengamati kejadian yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini dapat menambah pengalaman serta pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat berpikir secara luas untuk dapat menuangkan ide maupun gagasan mereka ke dalam tulisan.

Model pembelajaran group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke

dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode group investigation mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik dan termotivasi melakukan penelitian berjudul “Peningkatan Menulis Teks

(18)

Berita Menggunakan Model Group Investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan model group investigation pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita menggunakan model group investigation pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai.

D. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentunya penelitian yang dilakukan memiliki beberapa manfaat. Begitu pula dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoretis dalam penelitian ini yaitu penelitian ini dapat menambah teori pengembangan pembelajaran bahasa indonesia khususnya keterampilan menulis teks berita.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu, mampu memberikan masukan pada siswa serta guru.

(19)

a. Bagi siswa, mampu memberikan pengalaman mmenulis teks berita serta meningkatkan minat siswa dalam menulis teks berita. b. Bagi guru, mampu memberikan alternatif dalam penggunaan

(20)

8 A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Hal tersebut akan dijadikan panduan bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian. Saat ini sudah banyak penelitian yang meneliti bidang keterampilan menulis, terkhusus keterampilan menulis teks berita.

Adapun penelitian pernah dilakukan berkenaan dengan keterampilan menulis. Pertama, yang pernah dilakukan oleh Zuhruf Amalia (2013) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Media Foto Peristiwa pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 5 Pekalongan tahun ajaran 2012/2013. Kedua, penelitian yang dilakukan olehAndrawina dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Pendekatan Keterampilan Proses Secara Terbimbing dan Berjenjang pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Kragan Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2008/2009. Ketiga, penelitian yang dilakukan olehArdiah (2009) pada penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Pemanfaatan Audiovisual dan Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pemalang.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyimpulkan persamaan dan perbedaan dari masing-masing penelitian tersebut.

(21)

Untuk penelitian pertama persamaannya dengan penelitian yang akan peneliti kaji yakni sama-sama membahas mengenai keterampilan menulis berita. Hal yang membedakan antara peneltian pertama dan penelitian yang akan diteliti yakni terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Peneltian sebelumnya menggunakan media foto peristiwa sedangkan peneliti akan menggunakan metode “Group Investigation”. Sedangkan, pada peneltian kedua persamaannya dengan yang akan diteliti yaitu sama-sama meneliti tentang keterampilan menulis teks berita, perbedaannya peneliti sebelumnya memakai pendekatan Keterampilan Proses secara Terbimbing dan Berjenjang lalu yang akan digunakan oleh peneliti yakni metode “Group Investigation”. Selain itu, persamaan dengan penelitian ketiga sebelum juga sama mengkaji tentang keterampilan menulis berita. Sedangkan, perbedaannya terletak pada media pembelajaran audiovisual yang digunakan.

Berdasarkan persamalahan yang telah diuraikan maka penulis memilih judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Group Investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai

2. Landasan Teori

1. Pembelajaran Bahasa

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah belajar dan pembelajaran. Ke dua istilah tersebut telah banyak diterangkan dan didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai buku yang menjadi rujukan oleh para ahli yang lain. Dalam KBBI disebutkan bahwa belajar memiliki beberapa makan,

(22)

yaitu; berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Tidak berbeda dengan istilah belajar, istilah pembelajaran pun memiliki banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli. Smith berpendapat bahwa kata pembelajaran dapat digunakan untuk menunjuk pada beberapa hal, antara lain adalah; pemerolehan danpenguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu; penyuluhan dan penjelasana mengenai arti pengalaman seseorang; atau suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah.

Ramsden mengemukakan tiga teori pembelajaran. Pertama adalah teori yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah memindahkan pengetahuan kepada orang lain. Kedua pembelajaran adalah mengatur kegiatan pembelajar. Ketiga, pembelajaran adalah membuat pembelajar belajar. Menurut teori pertama, pengajar, guru atau dosen, cukup menyampaikan materi-materi yang harus dikuasai oleh pembelajar. Dengan model ini, pengajar akan beperan dalam pembelajaran secara dominan. Pandangan kedua memiliki filosofi yang berbeda dari pandangan pertama. Pandangan kedua ini bahwa yang terpenting dalam pembelajaran adalah pembelajar terus beraktivitas dalam memeroleh ilmu atau ketrampilan. Adapun teori ketiga lebih menekankan pada proses belajar pada diri pembelajar. Menurut teori ini, pembelajar harus diberi kesempatan untuk menggunakan segala daya dan kemampuan untuk memperoleh hasil dari proses belajar. Dengan ini, pengajar akan

(23)

lebih memilihh strategistrategi pembelajarn yang berpusat pada pembelajar atau student-centred learning.

3. Pembelajaran Menulis a. Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis adalah sebuah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menurut KBBI, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, mebuat surat) dengan tulisan.

Menurut Tarigan (2008: 22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang—lambang grafis yang menghasilakan suatau bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menurut Suparno dan Yunus (2003: 13) aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

(24)

1) Menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dapat diubah itu bunyi bahasa, yakni bunyi yang dikeluarkan melalui alat ucap manusia (mulut dan perangkat kelengkapannya : bibir, lidah, gigi, dan langit-langit).

2) Kata menulis memiliki arti kegiatan menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Hasil kegiatannya berupa tulisan, seorang yang melakukan kegiatan tersebut dinamakan penulis.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakn suatu kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaanyang ingin disampaikan kepada orang lain melalui media bahasa yang berupa tulisan. 2. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994: 24) mengemukakan tujuan menulis sebagai beriikut:

a. Assigment purpose (tujuan penugasan), yaitu menulis yang dilakukan untuk tujuan menyelesaikan tugas buka atas kemauan sendiri.

b. Altrustic purpose (tujuan altruistik), bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive pupose (tujuan persuasif), bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

(25)

d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), tulisan yang beertujuan memberi informasi keterangam atau penerangan kepada para pembaca.

e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri), bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang penharang kepada para pembaca.

f. Creative purpose (tujuan kreatif), tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu keinginan untuk memecahkan masalah dengan menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Menurut Tarigan (1994: 23), tujuan menulis adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembaca. Berdasarkan batasan tersebut, maka tujuan menulis meliputi hal-hal berikut:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informasi (informative discourse).

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse).

c. Tulisan yang betujuan menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesustraan atau literary discourse).

(26)

d. Tulisan yang mengepresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi-api disebut wacana ekspresif (ekspressive discourse).Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan seseorang menulis yaitu untuk memberitahukan, menyakinkan, menghibur, dan sebagai ungkapan perasaan melalui sebuah tulisan.

3. Manfaat Menulis

Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu dituntut untuk bersosialisasi dengan orang lain, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis. Komaidi (2007: 12) menyebutkan beberapa manfaat dari aktivitas menulis sebagai berikut:

a. Kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.

b. Dengan kegiatan menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal dan sejenisnya.

c. Dengan aktifitas menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara runtut, sistematis dan logis.

d. Dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres kita.

e. Dengan menulis di mana hasil tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit kita akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisnanya dianggap bermafaat bagi orang lain.

(27)

f. Dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak orang (mungkin puluhan, ratusan, bahkan jutaan) membuat penulis semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca.

Selain itu menurut Pennebaker dalam Hernowo (2005: 54), manfaat menulis sebagai berikut:

a. Menulis menjernihkan pikiran. b. Menulis mengatasi trauma.

c. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru. d. Menulis membantu memecahkan masalah.

e. Menulis dengan bebas membantu ketika terpaksa harus menulis

Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki manfaat yang sangat luas. Selain dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, menimbulkan rasa ingin tahu, menyampaikan pesan berupa pengetahuan, pikiran, dan pengalam kita kepada orang lain.

4. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Menurut Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri: 1). Kesesuian judul dengan isi tulisan., 2). Ketetapan penggunaan ejaan dan tanda baca, 3). Ketetapan dalam struktur kaliamat, 4). Kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf. Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Lain halnya dengan Enre (1998: 9) yang mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri: 1). Bermakna. 2). Jelas, 3). Padu dan utuh, 4). Ekonomis, dan 5). Mengikuti kaidah gramatikal.

(28)

Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menagkap makna yang ada dalam tulisan tersebut.

Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah.Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai perencanaan dan bagian-bagiannya dengan yang lain.

Tulisan yang baik juga tidak menggunakan kata yang berlebihan. Selain itu, 10 tulisan padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal.

Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.

b. Berita

1. Pengertian Berita

Menurut Djuraid (2007: 9) mengungkapkan bahwa berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan

(29)

yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa.

Menurut Suhandang (2004:103-104) berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual dan hangat dibicarakan orang.

Dapat disimpulkan dari beberapa pandangan para ahli tentang berita, bahwa berita merupakan bentuk susunan tentang peristiwa ataupun kejadian yang terpercaya, tanpa kita kira, dan menarik perhatian orang banyak.

2. Jenis-jenis Berita

Djuraid (2009) membagi jenis-jenis berita menjadi tujuh bagia yakni sebagai berikut 1). Berita politik merupakan informasi tentang berbagai macam kegiatan politik yang dikerjakan oleh orang-orang yang berjiwa politik dalam lembaga legislatif, partai politik, lembaga umum dan masyarakat pada umumnya, 2). Berita ekonomi, berita ini kurang diminati oleh pembaca namun berita ekonomi mempunyai informasi yang jelas, orang pebisnis, orang perebut kebijakan, dan para pelaku dunia usaha, 3). Berita kriminal mempunyai berita yang menarik dikalangan masyarakat, sangat meluas untuk seluruh kalangan mana saja. Namun pada berita kriminal disesuaikan dengan pembacanya, 4). Berita olahraga, berita ini memiliki daya tariknya tersendiri ketika orang-orang mulai jenuh dengan berita politik, ekonomi, dan kriminal. Pembaca akan tertarik dengan berita olahraga, 5). Berita seni, hiburan, dan keluarga, berita tentang musik, film, dan tv menjadi puncak

(30)

ketertarikan masyarakat di beberapa tahun ini, 6). Berita pendidikan, berita ini menjadi hal yang tidak menarik menarik bagi para pembaca di banding dari berita-berita yang telah disebutkan tadi. Penempatan berita-berita pendidikan dalam koran, biasanya tidak pada rubrik khusus namun di simpan bersama berita lainnya, 7). Berita pemerintahan, berita ini merupakan berita yang selalu ada dalam media cetak, namun berita ini tidak dibuatkan rubric khusus karena dianggap kurang penting.

Selain itu, Suhandang (2010) menjelaskan terdapat dua jenis berita yakni berita langsung (straight news) serta berita tidak langsung (feature news) berdasarkan penyajian beritanya. Berita langsung yakni informasi yang dimuat berdasarkan kejadian saat itu disampaikan apa adanya secara langsung dan menyampaikan pokok kejadian yakni fakta utama, baik hal-hal yang dijadikan pokok kejadian maupun apa yang disampaikan oleh orang-orang yang ikut serta pada kejadian itu. Berita langsung dikelompokkan menjadi tiga, yakni : (1) matter of news, yaitu informasi yang hanya memberikan fakta utama yang ikut serta pada

kejadian saat itu; (2) action news, yaitu berita yang hanya mengungkapkan tindakan dan perbuatan yang ikut serta dalam kejadian itu; (3) quote news, yaitu informasi/berita yang hanya memberikan kutipan dari apa yang disampaikan oleh orang-orang yang ikut serta pada kejadian itu. Jenis berita selanjutnya yakni berita tidak langsung atau feature news, yakni informasi/berita yang memberikan tambahan bacaan yang dianggap tetap hangat walaupun tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi dan berita ini tidak mementingkan unsure waktu. Berita tidak langsung atau feature news dibagi menjadi dua, yakni berita laporan dan berita

(31)

tersirat. Berita laporan yakni informasi/berita yang menyajikan pemberitaan membuat pendengar, penonton, maupun pembaca merasakan kejadian tersebut. Berita tersirat yaitu berita yang mengutamakan tujuan informasinya secara tersirat, maksudnya penonton, pendengar, dan pembaca diberikan kesempatan untuk menafsirkan atau memaknai sendiri infornasi atau berita tersebut.

Menurut Romli (2000) membagi jenis berita menjadi beberapa yakni : 1). Straight news atau berita langsung, ditulis secara singkat dan padat, nyata, serta apa

adanya 2). Depth news atau berita mendalam dibangkitkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan, 3). Investigation news dibangkitkan dari penyelidikan serta pencarian fakta dari sumber mana saja, 4). Interpretative news dikembangkan dengan pandangan atau pengukuran penulisnya atau reporter, 5). Opinion news berisi pangan seseorang seperti cendekiawan berbicara sesuatu,

tokoh dan para ahli.

Pada penelitian ini menerapkan jenis berita straight news. Berita ditulis secara langsung dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat pada kejadian itu secara langsung dengan apa adanya, baik hal-hal yang menjadi pokok masalah peristiwa itu, ataupun apa yang disampaikan orang-orang yang ikut serta dalam kejadian itu.

Beradasarkan uraian beberapa pandangan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada berbagai macam jenis-jenis berita sesuai dengan bidang masing-masing para ahli.

(32)

Menurut Suhandang (2010) terdapat unsure berita dibagi menjadi enak yakni 1). Apa yang terjadi? ; 2). Siapa yang ikut serta pada kejadian yang diberitakan? ; 3). Kapan kejadian itu terjadi? ; 4). Di mana letak kejadian tersebut? 5). Mengapa kejadian tersebut terjadi; 6). Bagaimana kejadian itu bisa terjadi?. Dalam bahasa Inggris unsur berita tersebut dikenal dengan 5W + 1H.

Menurut Djuraid (2009) bagi seorang jurnalistik yang akan memuat sebuah informasi atau berita harus terlebih dahulu mengetahui unsur berita karena hal itu menjadi sangat penting untuk diketahui sebelum menulis gas penulis mengetahui layak diberitakan atau tidak. Adapun unsur berita yang dimaksudkan yakni : (1) human interest, (2) konflik, (3) aktual, (4) seks, (5) ketegangan, (6) eksklusif, (7) humor, (8) penting, (9) progresif, (10) kedekatan, (11) trend (12) luar biasa, (13) tokoh.

Adapun menurut Semi (1995) mengemukakan beberapa unsur berita yakni: (1) apa yang terjadi?, (2) di mana kerjadian tersebut terjadi?, (3) kapan kejadian tersebut?, (4) siapa dalang utama dalam berita?, (5) mengapa kejadian tersebut dapat terjadi?, (6) bagaimana kejadian itu?.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita mengandung unsur yaitu ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana kejadian tersebut terjadi, kapan kejadian tersebut terjadi, siapa dalang utama dalam berita, mengapa kejadian tersebut terjadi, dan bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi) dan untuk memperkuat beberapa unsur pendukung yakni menarik, penting dan cepat.

(33)

Secara umum, unsur berita dibagi menjadi tiga unsur yaitu: a. Judul berita Judul berita memaparkan poin utama berita. contohnya (menangkap dalang dari pencurian) kalimat yang efektif seharusnya (polisi berhasil menangkap dalang dari kasus pencuriang sepeda motor) untuk itu pembuat informasi harus bisa memikirkan judul yang sesuai dan tepat dalam memilih b. selanjutnya Teras Berita, pencantuman teras berita yang berisi poin-poin utama pada kejadian yang akan diberitakan. Dalam bagian ini memaparkan kejadian: apa?, siapa?, kapan?, mengapa? dan dimana? Dan bagaimana?. Bagian awal berita dikenal dengan sebutan teras berita (lead), sedangkan bagian selanjutnya dikenal dengan\ tubuh berita. Bagian terpenting berita karena sudah termasuk ke dalam isi pokok berita merupakan yang disebut teras berita. Kemudian dijabarkan lebih lanjut isi pokok berita ke dalam tubuh berita. c. Isi berita, pada poi nisi berisi isi beriya yang memaparkan uraian-urain dari berita. Dalam bagian ini dijelaskan kejadian yang diberitakan.

5. Teknik Menulis Teks Berita

Semi (1995) memaparkan berita jika dituliskan akan menjadi sebuah karya tulis. Membuat berita dengan sedemikian sederhana dan menarik agar pembaca, ataupun pendengar mampu paham dengan apa yang diberitakan. Ketika menulis berita, seorang penulis akan berusaha menuliskan bagian-bagian yang menarik dan baik di awal berita. Pada awal berita dipaparkan secara jelas dan baik. Berita akan terlihat semuanya ketika telah dipaparkan poin-poin utama informasi pada bagian awal berita. Bagian awal berita adalah poin yang cukup penting dan inti dari kejadian, dan bagian selanjutnya adalah penjelasan yang lebi rinci lagi.

(34)

Adapun pelengkap yang terdapat pada bagian tengah dan pemaparan yang lebih rinci pada bagian selanjutnya yang di sebut keterangan tambahan. Bentuk piramida terbalik merupakan struktur dari sebuah berita. Hal ini dimaksudkan bagian awal berita adalah bagian yang memiliki bobot besar dan utama, setelah itu semakin ke bawah bagian yang dianggap kurang penting dalam berita.

Berbeda dengan menurut Djuraid (2009) memaparkan model penulisan berita di zaman sekarang telah berkembang sangat pesat.. Penulisan kepala berita (lead) dapat dituliskan dengan bentuk kreativitas-kreativitas yang dimiliki oleh penulis disesuaikan dengan kondisi dan isi yang saat ini. Ketika pembaca membaca awal berita, maka ia sudah mengetahui berita apa yang disuguhkan dalam media cetak tersebut. Selanjutnya setelah kepala berita yakni menuliskan isi berita.

c. Model Group Investigation

Menurut Huda (2014) memaparkan bahwa model Group Investigation (GI) dikembangkan untuk pertama kalinya oleh Sharan serta Sharan (1976) ini adalah bentuk cara kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengutamakan peserta didik untuk menggunakan kemampuannya dengan taraf yang tinggi. Menurutnya, dengan model grub investigation telah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik saintifik maupun humaniora. Akan tetapi dalam kegian belajar mengajar kooperatif, model grub investigation tetap mengutamakan pada heterogenitas dan kerja sama peserta

didik.

Adapun menurut Mafune, (Rusman) guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik baik secara individu maupun kelompok, pendidik

(35)

dapat menggunakan model pembelajaran group investigation. Maka dari itu, penulis menggunakan model Group Investigation sebagai salah satu cara pembelajaran dalam penerapan menulis data dan informasi dalam bentuk teks berita sebab metode Group Investigation mampu membuat siswa lebih mudah dalam membuat teks berita berdasarkan waktu yang telah disepakati sebelumnya.

(36)

a. Manfaat Model Group Investigation

Menurut Primarindha (2012) manfaat model group investigation yakni : 1. Mampu mengajarkan peserta didik menerima masukan orang lain. 2. Bekerja sama dengan kawan yang berbeda latar belakang (heterongen). 3. Mampu memudahkan peserta menerima materi pembelajaran.

4. Meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Setiap model pembelajaran pasti mempunya ciri khas tersendiri.

b. Langkah-langkah Model Group Investigation

1. memilih materi dan membentuk peserta ke dalam kelompok : Para peserta didik memilih asal-asal informasi, memilih tema berita, dan mengkategorikan bentuk-bentuk; para peserta didik bekerja sama ke dalam kelompok belajar dengan pilihan tema yang sesuai; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan tema yang sama serta heterogen; memasukkan beberapa topik, dan menyusun sesuai bentuknya. pendidik membantu atau memberikan fasilitas untuk mendapatkan informasi.

2. Merancang tugas-tugas belajar : dirancang secara gotong royong dengan para peserta didik dalam masing-masing kelompoknya, yakni meliputi: apa yang sedang diselidiki; bagaimana cara mengerjakannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.

(37)

3. Melakukan investigasi : peserta didik menganalisis data, membuat kesimpulan sebelum itu harus mencari informasi terdahulu. Setiap kelompok yang ikut serta dalam kerja bersama; para peserta didik mampu mengeluarkan pendapat, mensistensi gagasan-gagasan, serta mengkategorikannya.

4. Melakukan laporan akhir : setiap kelompok memilih amanat-amanat esensial pada proyeknya, memikirkan apa yang harus dilaporkan dan bagaimana mengerjakan presentasinnya; menentukan panitia acara agar dapat membentuk rencana presentasi.

5. Memaparkan laporan akhir : Pemaparan disusun untuk semua anggota dalam kelas dengan berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif mampu memberika kepada pengamat (kelompok lainnya); pengamat menilai kejelasan presentasi menurut poin-poin yang telah disepakati keseluruhan kelas.

6. Evaluasi : Para peserta berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dilakukan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya; pendidik dan peserta didik bekerja sama untuk mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Group Investiagation 1. Kelebihan

a) Peningkatan belajar tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran dan aktivitas siswa.

(38)

b) Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana. c) Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi aktif, lebih

bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

d) Pembelajaran kooperatif ini juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi.

e) Penerapan model pembelajaran ini dapat membantu siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar belakang teman sekelas mereka sendiri.

f) Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam.

g) Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk meyelesaikan tugas.

(39)

2. Kekurangan

a) Keikutsertaan peserta didik berprestasi terbilang kurang dan peserta didik yang mendapatkan akan merasa kecewa karena menganggap kurang menarik, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

b) Munculnya perbedaan-perbedaan pendapat sesama teman kelompok yang mempunyai yang terbilang lebih tinggi dengan kelompok yang mempunyai nilai rendah.

c) Ketika akan mengakhiri materi pembelajaran, menggunakan waktu yang cukup lebih lama jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, bahkan mampu menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada ketika seorang peserta belum berpengalaman. Peserta didik harus menyiapkan berbagai hal yang matang dan pengalaman yang lama untuk mampu menggunakan belajar kooperatif model Group Investigation (GI) secara tepat.

d. Media Pembelajaran

Penelitian ini akan dijabarkan mengenai definisi media pembelajaran, tujuan media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan jenis media pembelajaran.

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

(40)

Adapun pendapat ahli Daryanto (2011) media adalah bentuk ganda dari kata medium. Perantara atau pengantar terjadinya interaksi dari penutur dann lawan tutur hal tersebut merupakan penjelasan dari mediaum. Sedangkan salah satu komponen interaksi, yakni membawa pesan dari penutur dan lawan tutur disebut dengan media. Media pembelajaran adalah tempat yang mampu dipakai sebagai alat dan bahan dalam proses belajar dan mengajar.

Berbeda dengan pandangan Sadiman (dalam Kustandi, dkk. 2011) menjelaskan bahwa adanya informasi atau pesan dari pengirim dan penerima disebut media. Dapat dikatakan media dalam proses belajar mengajar lebih diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk memperoleh memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Berdasarkan dari beberapa pandangan ahli di atas maka disimpulkan bahwa media pembelajaran mampu diartikan sebagai wadah, alat atau teknologi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada penutur dan lawan tutur. Serta mampu melancarkan proses belajar mengajar.

2. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas. b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

c. Menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar. d. Membantu konsentrasi belajar dalam pembelajaran.

(41)

Pandangan Kemp dan Dayton (dalam Kustandi, dkk. 2011: 23) berpendapat tujuan media pembelajaran, yakni: (1) proses pembelajaran tidak tegang, , (2) prosese belajar menjadi tidak membosankan, (3) proses belajar peserta didik lebih aktif, (4) belajar dengan waktu yang tidak banyak, (5) kualitas pembelajaran mampu dikembangkan apabila media pembelajaran dapat terealisasikan secara efektif, (6) proses belajar mengajar mampu dilaksanakan ditempat manapun, (7) munculnya perilaku yang baik dan respon peserta didik pada proses belajar mengajar.

Berdasarkan beberapa pandangan para ahli, dapat disimpulkan yakni membuat peroses belajar mengajar menjadi tidak membosankan serta mampu meningkatkan kemampuan dan hasil belajar peserta didik merupakan tujuan digunakannya media.

3. Manfaat Media Pembejaran

Kemp dan Dayton (dalam Kustandi, dkk. 2011: 22-23) media pembelajaran dapat memenuhi tiga manfaat utama apabila media itu digunakan untuk perorangan dan kelompok, yaitu : (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, (c) memberi instruksi. Untuk memenuhi manfaat motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar atau pengetahuan latar belakang.

(42)

Selain itu, Daryanto (2011 : 4-5) mengungkapkan media pembelajaran harus bermanfaat sebagai berikut : (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, (3) menimbulkan minat belajar, (4) peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan sumber belajar, (5) siswa cenderung belajar mandiri sesuai dengan bakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Ibrahim (dalam Daryanto, 2011:17) media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, televisi, video, dan komputer.

Selain itu, Sudjana (2009: 3-4) mengungkapkan ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Pertama, yaitu media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun , komik, dan lain-lain. Media grafis juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, yaitu media tiga dimensi seperti model padat, model penampang, model susun, dan model kerja. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film, penggunaan OHP, dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungansebagai media pembelajaran.

(43)

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis media pembelajaran digolongkan menjadi media grafis, media dua dimensi, media tiga dimensi, dan media proyeksi.

B. Kerangka Pikir

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah belajar dan pembelajaran. Ke dua istilah tersebut telah banyak diterangkan dan didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai buku yang menjadi rujukan oleh para ahli yang lain. Dalam KBBI disebutkan bahwa belajar memiliki beberapa makan, yaitu; berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalama.

Pembelajaran menulis, menulis adalah sebuah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menurut KBBI, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, mebuat surat) dengan tulisan.

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aktivitas yang dilakukan untuk mengeluarkan isi pikiran, perasaan, ide ataupun gagasan yang merujuk pada sebuah karya tulisan dengan bahasa yang baik serta mampu di mengerti oleh pembaca merupakan kegiatan menulis. Kegiatan menulis teks berita banyak dipengaruhi dari beberapa peristiwa yang berlandaskan fakta.

(44)

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada 4 keterampilan yang dituntut untuk dikuasai oleh siswa, diantaranya keterampilan menyimak, membaca, berbicara, menulis, dan dengan fokus pembahasan keterampilan menulis.Melalui menulis siswa mampu mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan yang dimiliki kepada orang lain melalui tulisan.

Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita. Model atau metode pembelajaran ini mampu membuat siswa terlihat aktif dan mudah ketika menulis teks berita dengan menggunakan model tersebut mampu mengajarkan peserta didik berpikir secara bebas yang berada dalam pikirannya.

Pencapaian proses belajar mengajar adalah salah satunya dikarekan penggunaan model dan strategi belajar yang baik. Pada penelitian ini menggunakan model agar mampu mengembangkan kemampuan menulis teks berita. Model serta media tersebut mampu membantu peserta didik menuangkan pikiran secara bebas dalam bentuk tulisan.

Penelitian ini terdapat tiga tahapan yakni pertama pendahuluan, kedua inti, dan ketiga akhir. Pada tahap pertama yakni pendahuluan peneliti mengerjakan tindakan dengan susunan yang telah direncanakan. Tindakan yang dikerjakan yakni memunculkan proses belajar mengajar menulis teks berita dengan pengunaan model group investigation yang sebelumnya pendidik memaparkan penjeasan tentang menulis berita. pendidik membagi kelompok dan menerangkan poin

(45)

pembelajaran tentang definisi berita, bahasa yang digunakan, jenis berita, serta unsure yang tedapat dalam berita dan memperlihatkan contoh bentuk teks berita.

(46)

Bagan Kerangka Pikir PROSES SIKLUS I Model Group Investigation Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus I Hasil Siklus I SIKLUS II Model Group Investigation Perencanaan (Perbaikan) Tindakan (Perbaikan) Observasi Refleksi Siklus II Hasil Siklus II

(47)

C. Hipotesis

Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis yakni dugaan sementara. Peneliti membuat atau mengkaji penelaahan yang teliti dari beberapa sumber agar dapat menentukan dugaan dasar ataupun pendapat. Hipotesis yakni suatu jawaban yang bersifat sementara dan masih diuji keabsahannya secara empiris. Pada penelitian ini peneliti memaparkan penjelasan dugaan sementara atau hipotesis yakni sebagai berikut.

Hipotesis pada penelitian ini yakni ketika memakai metode group investigation, maka proses belajar mengajar keterampilan menulis teks berita peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Mandai akan berkembang dan mengalami perubahan tindakan peserta didik menjadi lebih baik.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan peneliti yakni penelitian tindakan kelas, maksudnya peneliti melakukan penelitian di dalam kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini berisi tahap awal serta direncanakan secara umum. Selain itu, hal ini bertujuan untuk mampu merenovasi dan mengembangkan model belajar mengajar dalam kelas.

Penelitian ini terdapat dua siklus. setiap siklus memiliki mempat struktur yakni merencanakan, tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah dilakukan refleksi yang berupa analisis dan penilaian terhadap proses tindakan tersebut, akan timbul masalah yang harus diberikan perubahan maka dari itu memerlukan rencana lagi dan refleksi ulang. Bentuk desain ini tergambarkan yakni sebagai berikut.

Desain Penelitian Tindakan Kelas

\ P R O T RP R O T S(n) S(n)

(49)

Keterangan :

P : Perencanaan RP : Revisi Perencanaan T : Tindakan S (n) : Siklus (n)

O: Observasi S (n) : Siklus (n) R: Refleksi

1. Proses Tindakan Siklus Pertama (I)

Adapun jalan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama yakni terdapat tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

pada tahap pertama yakni perencanaan. Melalui penyusunan perencanaan dilaksanakan sebagai cara untuk menyelesaikan permasalahan yang didapatkan ketika refleksi pertama serta hal yang akan dikerjakan pada tahap selanjutnya yakni tindakan. Permasalahan yang ada pada proses belajar mengajar menulis berita disebabkan metode pengajaran yang dipakai kurang efektif. Usaha untuk menanganinya yakni menggunakan cara belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan yakni penggunaan model group investigation.

Tahap pengajaran ini memiliki struktur kesiapan dalam proses pembelajaran keterampilan menulis teks berita yakni (1) membuat rancangan proses belajar mengajar yang sesuai; (2) menyusun serta memiliki teks berita serta poin-poin materi yang akan dipakai sebagai bahan mengajar; (3) membuat instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yakni soal dengan beberapa bentuk penilaian. sedangkan

(50)

instrumen nontes yakni berisi observasi. Sebelum menggunakan langkah-langkah tersebut peneliti diawal harus mendiskusikan aktivitas apa yang akan dikerjakan bersama guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kelas.

b. Tindakan

Pelaksanaan rancangan belajar mengajar yang di buat disebut dengan tindakan. Belajar menulis teks berita dengan melihat situasi secara langsung adalah tindakan yang akan dilakukan. Tindakan memiliki tiga struktur tahapan pembelajaran yakni tahapan pertama (awal), tahapan kedua (inti), dan tahapan ketiga (akhir). Penjabaran ketiga tahapan tersebut sebagai berikut.

1). Tahapan pertama

Tahapan pertama dilakukan dengan struktur yakni: (1) pendidik memberikan beberapa pertanyaan yang mengarah kepada pokok materi yakni berita; (2) pendidik memaparkan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar. Tahapan utama, pembelajaran terdapat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahapan eksplorasi struktur belajar mengajarnya yakni : (1) pendidik memaparkan pembahasan sesuai materi yakni unsure berita dan bentuk penulisan berita; (2) pendidik memaparkan bentuk dari teks berita yang diperoleh dari media cetak seperti koran; serta (3) pendidik dan peserta didik bersama menentukan unsur yang terdapat pada berita.

Pada tahap elaborasi struktur belajar mengajarnya yakni : (1) pendidik memberikan sebuah berita lain kepada peserta didik.; (2) peserta didik membaca

(51)

teks berita; dan (3) peserta didik menentukan unsure-unsur yang terdapa pada berita (mengandung ADIKSIMBA).

Tahap terakhir, struktur belajar mengajar yakni : (1)pendidik menjelaskan poin penting dalam pembelajaran; (2) pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar; (3) pendidik memberikan PR kepada peserta didik yakni mencari berita dalam koran.

2). Tahapan Kedua

Hal yang dilakukan pertama yakni: (1) pendidik memberikan beberapa pertanyaan serta mengaitkannya dengan tugas peserta didik tentang berita; (2) pendidik memaparkan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar. Tahapan inti dilaksanakan dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahapan eksplorasi struktur belajar mengajarnya yakni : (1) peserta didik dan pendidik saling melakukan umpan balik perihal tugas rumah; (2) guru memberikan contoj teks berita; (3) pendidik memaparkan bentuk dan cara membuat susunan terk berita sesuai unsurnya.

Tahap terakhir, struktur belajar mengajarnya yakni : (1) pendidik dan peserta didik menentukan poin-poin penting dari proses pembelajaran; (2) pendidik dan peserta didik melakukan penguatan terhadap hasil belajar; serta (3)pendidik menugaskan kepada peserta didik agau menulis berita sesuai dengan kejadian yang mereka lihat secara langsung.

(52)

3). Pertemuan Ketiga

Hal pertama yang dilakukan yakni : (1) pendidik memberikan pertanyaan seputar tugas yang telah diberikan tentang berit; (2) pendidik memaparkan tujuan pembelajaran menulis teks berita menggunakan model group investigation

Tahapan utama dilaksanakan dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pertama tahapan eksplorasi struktur belajar mengajarnya yakni pendidik mengulang materi yang ada pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya Tahapan eksplorasi, struktur belajar mengajarnya yakni pendidik memberikan ujian kepada peserta didik serta peserta didik diinginkan menulis berita sesua apa yang mereka lihat secara langsung.

Tahapan konfirmasi, struktur belajar mengajarnya yakni peserta didik siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pendidik lalu pendidik menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik apakah mereka sudah paham dengan materi yang dijelaskan oleh pendidik.

Tahapan terakhir, pendidik dan peserta didik bersama melakukan rekfleksi pada proses belajar mengajar dipertemuan itu.

c.

Observasi

melihat hasil atau dampak dari apa yang dilakukan peserta didik pada proses belajar mengajar menulis berita melalui model groub investigation disebut dengan observasi.

(53)

Ketika melakukan observasi data yang didapatkan dari berbagai cara, yakni : (1) observasi agar mengetahui perilaku dan aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung; (2) jurnal diberikan agar membentuk hal yang dirasakan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung, angket berisi pesan dan kesan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar menulis teks berita melalui group investigation; (3) wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat siswa yang dilakukan di luar kegiatan pembelajaran. Wawancara ini dilakukan kepada siswa yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan untuk mengungkap data secara lengkap; (4) dokumentasi sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian. Hasil observasi ini digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus II sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diatasi pada siklus II dan kelebihan-kelebihannya dapat terus diperbaiki serta ditingkatkan lagi.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada akhir pembelajaran, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap tindakan. Hasil refleksi inidigunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah selanjutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, refleksi pada siklus I dijadikan masukan dalam menentukan langkah pada siklus II. Dengan demikian, dilakukan perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II sehingga hasil pembelajaran yang didapatkan maksimal. Masalah-masalah pada siklus I dicari pemecahannya

(54)

sedangkan kelebihan-kelebihannya perlu ditingkatkan sehingga akan diperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik pada siklus II.

2. Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan-perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan siklus II ini melalui tahap yang sama dengan siklus II, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan berpedoman pada refleksi pada siklus I. Perencanaan siklus I ini, peneliti sebelumnya bekerja sama dengan guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia untuk membicarakan hal-hal yang akan diajarkan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan muncul dalam pembelajaran.

Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah : (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran menulis teks berita menggunakan model group investigation; (2) menyiapkan teks berita yang akan digunakan sebagai pembelajaran; (3) menyusun perbaikan instrumen yang berupa data nontes dan tes. Data nontes yaitu pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data

(55)

berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta penilaiannya, (4) menyiapkan bahan ajar berupa teks berita; dan (5) bekerja sama dengan guru dan teman.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada penulisan teks berita menggunakan model group investigation. Kemudian siswa diberi bimbingan dan arahan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis berita menggunakan model group investigation akan menjadi lebih baik. Kegiatan pada siklus II adalah tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.

1). Pertemuan Pertama

Tahap awal dilaksanakan sebagai berikut : (1) guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan siswa tentang berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar pembelajaran; (3) guru memberikan pertanyaan mengenai kesulitan

yang

dialami siswa pada siklus I; dan

(4) guru mengumumkan hasil menulis teks berita pada siklus I.

Pada tahap inti dilakukan kegiatan menulis teks berita dengan langkah-langkah meliputi tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru membrikan pertanyaan mengenai topik pada pertemuan siklus sebelumnya dan menghubungkannya dengan topik yang akan diulas pada pertemuan ini dan guru memberikan penjelasan mengenai ejaan yang benar dalam menulis teks berita. Pada

(56)

tahap elaborasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : (1) guru memberikan teks berita yang terdapat ejaan yang masih salah; (2) siswa membaca teks berita; (3) siswa mengidentifikasi teks berita yang salah; dan (4) siswa melakukan penyuntingan terhadap kesalahan kemudian membenahi teks berita tersebut. Pada tahap konfirmasi, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : (1) siswa saling menukarkan hasil pekerjaannya; (2) siswa yang lain memberikan tanggapan atas hasil pekerjaan temannya; dan (3) guru memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil. Tahap akhir, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : (1) guru memberikan simpulan; (2) guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar;

dan (3)

guru

memberikan tugas kepada siswa untuk mencari teks berita dan

memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam teks berita tersebut.

2). Pertemuan Kedua

Tahap awal langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut; (1) guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan siswa tentang berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada tahap inti terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru dan siswa bertanya jawab mengenai tugas rumah dan siswa mendapat penjelasan dari guru mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa. Pada tahap elaborasi, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) guru memberikan contoh teks berita dan beberapa tema; (2) siswa mengembangkan kerangka berdasarkan unsur-unsur berita menjadi sebuah teks berita dengan memperhatikan unsur-unsur berita dan

(57)

ejaannya; (3) siswa menilai hasil kerja temannya; (4) siswa memperbaiki tulisan berdasarkan hasil suntingan teman; (5) siswa dan guru memilih teks berita terbaik; (6) siswa mempresentasikan teks berita terbaik di depan kelas.

Pada tahap konfirmasi langkah-langkah pembelajarannya yaitu siswa memberikan tanggapan atas hasil presentasi temannya dan guru menanyakan apakah siswa sudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Tahap akhir, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : (1) guru dan siswa guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan itu; (2) guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar; dan (3) guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis teks berita

3). Pertemuan Ketiga

Tahap awal dilaksanakan sebagai berikut: (1) guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan tugas siswa tentang berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis teks berita menggunakan model group investigation. Tahap inti dilakukan dengan tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi langkah-langkah pembelajarannya yaitu guru membahas materi pada pertemuan pertama dan kedua. Tahap eksplorasi, langkah-langkah pembelajarannya yaitu guru memberikan tes kepada siswa dan siswa diminta menulis teks berita yang diberikan oleh guru.

(58)

Tahap konfirmasi, langkah-langkah pembelajarannya yaitu siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru dan guru menanyakan kepada siswa apakah siswa sudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Pada tahap akhir, guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran pada pertemuan itu.

c. Observasi

Pada siklus II ini selama proses pembelajaran daring berlangsung, siswa tetap diamati. Secara garis besar observasi yang dilakukan pada siklus II masih sama dengan observasi pada siklus I. Adapun observasi yang dilakukan berupa observasi data nontes. Observasi pada data nontes dilakukan pada observasi perilaku siswa selama pembelajaran, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Observasi data nontes digunakan sebagai penguat hasil observasi tes.

Dalam tahap observasi data nontes ini, peneliti mempersiapkan lembar pedoman observasi yang berisi pertanyaan mengenai perilaku siswa saat pembelajaran menulis teks berita menggunakan model group investigation. Pada tahap observasi, peneliti mempersiapkan lembar jurnal siswa dan guru. Melalui kegiatan ini dapat diketahui sikap siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita. Observasi pada kegiatan wawancara dilakukan pada akhir pembelajaran. Siswa diminta untuk berpendapat mengenai pembelajaran yang baru dilaksanakan. Observasi dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar siswa selama pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai penguat data tes dan nontes.

(59)

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini merupakan koreksi dan perenungan akhir dalam penelitian ini serta dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model group investigation dalam pembelajaran menulis teks berita, untuk melihat peningkatan keterampilan menulis teks berita, dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Semua kendala atau kelemahan tentang pembelajaran menulis yang ditemukan mulai dari awal perencanaan sampai dengan hasil akhir pada siklus I telah diatasi pada siklus II.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:3). Variabel dalam penelitian ini adalah penerapan model group investigation.

C. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2016:305) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Di dalam sebuah penelitian pasti membutuhkan instrumen penelitian menjadi alat ukur untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes.

(60)

1. Instrumen Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengadakan tes. Tes dilakukan dengan menggunakan soal-soal yang dibuat dan disusun oleh peneliti. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Skor penilaian berdasarkan aspek-aspek yang sudah ditentukan.

Tes dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan siswa tentang menulis teks berita setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang sesuai dengan materi. Dalam melakukan tes ini, diperlukan instrumen yang berupa pedoman atau kriteria penilaian. Penilaian tersebut menunjukkan pencapaian aspek yang telah ditentukan. Ada enam aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu : (1) kelengkapan unsur berita (mengandung ADIKSIMBA); keruntutan pemaparan (isi urut dan jelas sehingga mudah dipahami); (3) penggunaan kalimat (singkat dan jelas); (4) penggunaan kosakata (tepat); (5) kemenarikan judul; dan (6) ketepatan penggunaan ejaan dalam berita. Bobot skor penilaian keterampilan menulis teks berita secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Pedoman Penilaian

No Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal

1 Kelengkapan unsur berita 30

2 Keruntutan pemaparan 20

3 Penggunaan kalimat 15

4 Penggunaan kosakata 15

Gambar

Tabel 1. Pedoman Penilaian
Tabel 2. Kriteria Menulis Teks Berita
Tabel 3. Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita
Tabel  4.1  data  siklus  I  siswa  kelas  VIII  SMP  N  5  Mandai  dengan pemberian uji test   membuat  teks berita dan  pemberian  skor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Reproduksi seksual dan aseksual pada kapang dapat dilihat secara garis.. besar pada

Penelitian memiliki fokus pada bagaimana korean lovers yang ada di Surabaya melakukan aktivitas-aktivitas di media sosial instagram dalam mengkonstruksi identitas

The decreasing effect of polymer’s grains between soil particles and it expands and contracts with absorption and desorption of moisture and makes soil particles close to

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, Contoh variabel bebas dalam suatu penelitian adalah sesuatu objek, subjek, orang, barang, waktu, atau proses yang dari sisi

Sebagai orang yang beragama apapun agamanya / sekiranya tidak ada agama yang mengerjakan dan mengabsahkan hal – hal yang berbau porno// Bahkan para mubaligh pada saat

kata pengantar puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt karena telah terselesaikan buku pelajaran pendidikan agama islam ini dengan baik terima kasih juga kami sampaikan kepada

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan lindungan dan limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi Tentang

Ketuntasan klasikal yang didapatkan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu 80%, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran