PERKEM BAN GAN STATUS D AN PERAN AN W AN I TA I N D ON ESI A
D r a . H AD RI AN A M ARH AEN I M UN TH E
Ju r u sa n Sosiologi
Fa k u lt a s I lm u Sosia l da n I lm u Polit ik Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a
I . Secara biologis w anit a dan pria m em ang t idak sam a, ak an t et api sebagai m ak hluk j asm ani dan rohani y ang diperlengk api dengan ak an budi dan k ehendak m erdeka, k edua m acam insan it u m em puny ai persam aan y ang hak ik i. Keduany a adalah pribadi yang m em punyai hak sam a unt uk berkem bang. Nam un dalam k eny at aanny a, baik di negara m aj u m aupun di negara berkem bang, w anit a dianggap sebagai w arga negara k elas dua I I , y ang selalu m engalam i k esulit an unt uk dapat m enikm at i hak yang dim ilikinya.
Jaw aban unt uk pert any aan sej ak k apan w anit a dik at egorik an sebagai “ k elam in k edua I I ” y ang berada di baw ah subordinasi pria, ant ara lain dapat dicari pada pelacakan kaum arkeolog yang m enelit i kehidupan dan kebudayaan penduduk pada zam an pra- sej arah. Di ant ara hasil penelit ian zam an paleolit ikum , sebuah periode yang sangat panj ang dan berakhir pada sekit ar t ahun 12.000 S.M., penduduknya adalah pengum pul pangan dan pem buru hew an sert a ikan ( Lucas, 1953) . Mengingat m at a pencaharian ut am anya sebagai pem buru ( hunt er) , m aka Washburn dan Lancast er ( 1968) m em unculk an k onsep Man t he Hunt er y ang m enunj ukkan bahw a hanya pria saj a yang m elakukan pekerj aan berburu. Akibat nya banyak ant ropolog m engart ikan ist ilah m an ( = m anusia) sinonim dengan m ale ( = laki- laki) . Dalam hal ini berburu t idak hanya m erupakan akt ivit as ekonom i, m elaink an sebagai k eseluruhan pola ak t iv it as k ehidupan k aum pria ( Reit er, 1975) .
Selanj ut nya unt uk m endukung argum en bahw a berburu it u pent ing bagi k aum pria, Washburn dan Lancast er ( 1968) m engingat k an bahw a k aum lak i- lak i pada zam an m odern pun m em puny ai art i ekonom is. Berburu digam bark an sebagai kegiat an laki- laki unt uk dibedakan dari w anit a. Konsep Man t he Hunt er it u akhirnya m enggiring kit a pada kesim pulan bahw a kaum laki- laki m em iliki post ur t ubuh yang kekar dan kuat , rasional, dan bersifat agresif, sehingga m am pu berburu hew an liar secara kasar dan m em bunuhnya. Kiranya dapat disebut kan bahw a dom inat ion rape m erupakan kej ahat an perkosaan oleh kaum pria dikarenakan ingin m enunj ukkan k ek uasaan at au superiorit asny a sebagai lak i- lak i t erhadap w anit a dengan t uj uan ak hir penak luk an sebagai sek sual. Sebalikny a w anit a dianggap sebagai k aum y ang lem ah, em osional, m em erlukan perlindungan, kurang inisiat if, kurang dinam is, lebih pasif dan lebih subm it if daripada pria.
berbent uk k eluarga. Wanit a dan anak - anak t idak ikut berburu dan m erek a t inggal di t em pat kediam annya, m encari dan m engum pulkan m akanan dari t em pat yang t idak berj auhan. Hidup m erek a sedik it bany ak t ergant ung pada lak i- lak i pem buru y ang dat ang dengan m em baw a basil buruanny a y ang k ay a prot ein ( Reit er, 1975) .
Sebuah revolusi t erj adi pada sekit ar t ahun 6.000 S.M. dan m ulailah zam an neolit ikum , at au zam an baru. Mat a pencaharian sebagai pengum pul pangan dan berburu hew an sert a ikan m ulai dit inggalkan, digant i dengan cara bert anam bahan m ak anan dan buah- buahan sert a bet ernak . Perubahan besar dalam k ebuday aan ini t idak hany a t erbat as pada bidang agraris dan pet ernak an saj a, m elaink an j uga dalam k egiat an lain. Di ant arany a t im bulny a perdagangan, adany a penem uan-penem uan baru yang m em ungkinkan perluasan kehidupan ekonom i dengan m em buat perahu- perahu, penem uan- penem uan roda, sehingga orang m am pu m em baw a barang- barang berat dari j arak j auh, selanj ut nya penem uan baj ak yang m em baw a k em aj uan besar dalam bidang pert anian ( Lucas, 1953) .
Kem aj uan dalam berbagai bidang it u m em ant apk an pem bagian k erj a berdasarkan seksual, yang akarnya t elah t um buh pada zam an paleolit ikum . Kaum laki- laki secara leluasa m elakukan akt it ivas dalam kehidupan publik, berart i peran yang dilakukan m em ungkinkan dirinya unt uk berkem bang. Sebaliknya kaum w anit a sem ak in disibuk k an oleh pek erj aan rum ah t angga, m enj aga dan m em besark an anak -anak, m engurus t ernak, m em bakar rot i, m em buat dadih susu, kej u dan m ent ega dari susu sapi at au k am bing ( Reit er, 1975) . Melihat k eunggulan k aum lak i- lak i it u, k aum w anit a m ulai dihinggapi perasaan inferior.
Pem bagian kerj a berdasarkan seksual it u berlaku secara universal dan berlangsung sej ak zam an pra- sej ara, m elew at i zam an kuna, zam an abad- abad pert engahan, zam an kapit alis- m erkant ilism e sam pai pada zam an m asyarakat indust rial. Walaupun sudah hidup pada zam an m aj u, nam un kehidupan w anit a m asih banyak yang berput ar sekit ar kehidupan rum ah t angga. Pada zam an m aj u it u m akin besar k et ergant ungan ekonom is k aum w anit a pada pria, k arena suam i bek erj a m endapat kan gaj i yang dipakai unt uk biaya seluruh kebut uhan keluarga. Sebaliknya w anit a yang bekerj a dalam rum ah t angga t idak m enghasilkan uang. Perasaan inferior pada w anit a sem ak in bert am bah dan sebab ut am any a adalah fak t or k et erasingan y ang m em buat perkem bangan k epribadianny a t idak t erangsang.
Di kalangan para ahli filsafat pem bagian kerj a secara seksual it u m enarik perhat ianny a. Menurut Arist ot eles ( 384- 422 S.M.) , seorang int elek t erbesar zam an Yunani k una y ang dik enal sebagai ahli filsafat dan ilm uw an, berpendapat bahw a w anit a adalah " Laki- laki yang t idak lengkap" . Pendapat ini dapat dihubungkan dengan ist ilah fam ulus ( Lat in) at au fam ily ( I nggris) , yang m ula- m ula berart i budak dom est ik. Fam ilia berart i sej um lah budak yang dim iliki seorang laki- laki dew asa, t erm asuk di dalam ny a anak - anak dan ist ri. Wanit a digolongk an dalam k elom pok y ang dik uasai oleh lak i- lak i, k arena j iw any a dianggap t idak sem purna. Oleh sebab it u dapat lah dim engert i bahw a dalam pelak sanaan dem ok rasi di Yunani k uno pada sekit ar t ahun 5000 S.M., kaum w anit a, sam a sepert i yang berlaku pada anak- anak dan budak, t idak m em punyai hak m em ilih.
dicipt akan dengan hak- hak yang sam a, dan set iap orang harus m em punyai kesem pat an yang sam a unt uk m em aj ukan dirinya. Dalam m elaksanakan kebebasan m engem bangkan bakat , w anit a m em ilih rum ah t angga, sedang kaum laki- laki m em ilih kehidupan publik at au profesi.
Mont agu ( 1971) m engem uk ak an bahw a sifat - sifat psikologis dan sosial w anit a m em buk t ik an w anit a lebih unggul daripada lak i- lak i. Selain it u t erdapat fak t a- fak t a yang m em bukt ikan bahw a w anit a adalah organism e yang secara biologis lebih unggul, unggul dalam art i m enikm at i nilai kelangsungan hidup ( survival) yang lebih t inggi daripada pria berkat sifat - sifat biologisny a. Fak t a- fak t a it u seharusny a dapat m eleny apk an m it os inferiorit as fisik w anit a t erhadap pria. Kek uat an ot ot t idak boleh dik acauk an dengan k ek uat an k om posisi dan m enurut k om posisiny a w anit a adalah k elam in y ang lebih k uat ( Mont agu, 1971) .
Tok oh lain, Freud ( 1856- 1939) , pendasar aj aran psy cho- analisis, m engem ukakan bahw a dunia adalah dunianya pria. Wanit a diukur dengan k acam at a: apa y ang berlak u bagi pria dan apa y ang dit ent uk an oleh pria. Pandangan Freud ini dikenal sebagai phallocent ric, karena penekanannya pact a organ kelam in pria sebagai sum ber k ek uasaan ( Sadli, 1988) .
Pem ikiran t eorit is di at as m enunj ukkan bahw a m asalah w anit a dalam hubungannya dengan pria m encakup dua bagian. Pert am a, pem ikiran yang dipengaruhi oleh pendekat an biologis ( nat ure) y ang t idak m em beri pert im bangan pact a unsur sosial- buday a. I ni berart i bahw a fak t or- fak t or luar ham pir t idak berpengaruh sarna sek ali. Kedua, pem ik iran y ang dipengaruhi oleh pendekat an sosial- buday a y ang m em pert im bangk an peranan y ang besar dari k ek uat an- k ekuat an luar. Kedua bagian it u m erupak an k ut ub- k ut ub y ang sulit dipert em uk an dan m erupak an sum ber disk usi at au perdebat an.
Sesudah secara sepint as dik em uk ak an m engenai ak an adany a pem bagian k erj a secara sek sual dan beberapa pendapat para ahli pik ir, m ak a uraian berik ut ini dibat asi pada perlak uan orang t ua t erhadap anak - anak ny a dalam rum ah t angga. Pem bahasan m engenai hal ini t idak dapat lepas dari st ruk t ur m asyarak at t em pat k eluarga- k eluarga it u berada.
Marshall, penelit i st at us dan peranan w anit a Skot landia sej ak abad XI sam pai abad XX, m em bagi w anit a di negeri it u m enj adi dua k at egori. Pert am a, t he passiv e Wom en yang berlangsung cukup lam a dan berakhir pada t ahun 1830. Kedua, t he act ive Wom an yang dim ulai sej ak t ahun 1830 ( Marshall, 1983) . Pem bagian Marshall ini k irany a dapat dit erapk an di negara- negara lain, baik negara m aj u m aupun negara berkem bang, dengan cat at an bahw a aw al periode t he act iv e Wom en it u t idak sam a. Di Am erika Serikat , bangkit nya w anit a unt uk m em bela kaum nya lebih dulu dari sahabat - sahabat ny a di Eropa. Gerak an Fem inism e di negeri it u dengan t uj uan m em perj uangkan hak- hak bagi kaum nya sepert i yang dinikm at i oleh kaum pria, diaw ali dengan pekerj aan m endirikan College di New York didirikan pada t ahun 1823, di Massachusset pada t ahun 1837, kem udian diikut i dengan yang lain. Mula- m ula College unt uk anak- anak perem puan it u dicem ooh oleh kaum pria yang disebut nya sebagai She College ( Lucas, 1953) . Di Sk ot landia gerak an sem acam it u dim ulai pada t ahun 1830, sedang di I nggris berlangsung lebih kem udian.
superiorit as j enis k elam inny a dan inferiorit as k aum w anit a. Sebagai ilust rasi dapat disert ak an disini bahw a Rat u Vict oria pernah m arah sek ali t erhadap siapa pun y ang m em baca, m enulis dan m enggabung pada gerak an y ang m em perj uangk an " Hak - hak Wanit a" . Rat u berpendapat bahw a Tuhan m encipt ak an lak i- lak i berbeda daripada w anit a, sebab it u dibiark an m erek a t et ap pada k eduduk anny a m asing- m asing ( Bow m an, 1954) . Di negara berkem bang pada um um ny a, t erm asuk I ndonesia, peranan w anit a baru dim ulai sej ak abad XX.
Pada periode Wanit a Pasif, k ehidupan w anit a berput ar disek it ar k ehidupan rum ah t angga. Tuj uan w anit a seakan- akan hanyalah unt uk m enikah dan m em bangun rum ah t angga, oleh karena it u anak gadis t idak sem pat m em iliki cit a-cit a. Merek a t idak m engenal m asa rem aj a, k arena sesudah berusia sek it ar dua belas t ahun m ereka t elah berum ah t angga. Calon suam i dit ent ukan oleh orang t uanya, t erut am a oleh ay ahny a ( Marshall, 1983; Kart ini, 1979) . Sesudah m enik ah ham pir seluruh k ehidupanny a disibuk k an oleh pek erj aan rum ah t angga.
Di kalangan t ingkat t inggi pola kaw in m uda unt uk anak- anak perem puan j uga sering dilak uk an. Bany ak diant ara perkaw inan it u, t erut am a y ang berlak u pada put ri- put ri raj a, m enggunakan dasar kepent ingan diplom at ik yang m engunt ungkan bagi negerinya. Pada um um nya pria yang dim ulai m encari j odohnya sangat m em per hat ikan fakt or kekayaan, st at us, r eput asi keluar ga gadis yang akan dilam ar dan j uga fakt or penam pilan yang m enarik dari gadis it u. Maksudnya agar dengan perkaw inan it u k ek ay aan, k eduduk an dan k ehorm at anny a m enj adi t am bah. Ak an t et api gadis bangsaw an pada um um ny a j uga m engaj uk an persy arat an bagi calon suam iny a, diant arany a y ang paling pent ing adalah k ek ay aan dan k eduduk an. Dengan dem ik ian perkaw inan di k alangan at as dan m enengah dik ait k an dengan m acam - m acam t uj uan. perkaw inan it u dim anfaat kan unt uk m eningkat kan k eduduk an sosialny a at au m em indahk an k ek ay aan. Nam un baikny a perkaw inan di kalangan rakyat pada um um nya m aupun golongan at as sepert i t ersebut di at as m enunj ukkan bahw a perhat ian dit uj ukan pada segi biologis w anit a. Sej ak kecil anak-anak perem puan t elah didasarkan ak an k ew aj ibanny a apabila m erek a k aw in dan sebagai persiapanny a m erek a m em peroleh pendidikan y ang sesuai dengan k eduduk anny a sebagai ibu rum ah t angga.
Perlak uan orang t ua t erhadap anak ny a perem puan dan lak i- lak i t idak lah sarna. Anak gadis dididik sebagai persiapan berum ah t angga, sedang anak lak i- lak i dik irim k e sek olah sebagai persiapan m em peroleh suat u profesi. Sesudah gadis- gadis diizinkan m asuk sekolah, m ereka diarahkan unt uk m engam bil j urusan kerum ah t anggaan at au m engurus anak- anak. Ternyat a pem ilihan j urusan at au m at a pelaj aran yang dianut m erupakan cerm in pandangan t radisional m engenai peranan w anit a dan k aum laik- lak i. Dengan dem ik ian bidang- bidang pelaj aran it u t erbagi, sebagian khusus unt uk pria dan sebagian lainnya unt uk w anit a. Pada zam an Renaissance ( abad XVI ) Erasm us m engarang buk u pegangan m engenai sopan-sant un unt uk sekolah- sekolah anak laki- laki. I ni berart i bahw a yang perlu m enget ahui sopan- sant un, baik m engenai sikap, t ingkah laku, t at a cara di m ej a m ak an, m aupun berbicara, hany alah anak lak i- lak i ( Elias, 1982) . Sopan- sant un dipak ai sebagai bek al bergaul at au berkom unik asi, apabila m erek a di k em udian hari t erj un dalam m asyarak at m em egang suat u profesi.
m engangis" . Berbuat lah sepert i anak lak i- lak i" . " I a anak lak i- lak i y ang sesungguhnya." Ungkapan t erakhir it u biasanya disam paikan oleh seorang ayah yang m enilai bahw a anaknya m em enuhi st andar sifat anak laki- laki ( Bow m an, 1954) . Dalam bahasa Jaw a t erdapat ungkapan: m ikul dhuw ur, m endhem j ero ( = m em ikul t inggi, m enanam dalam ) , diperunt ukkan bagi anak laki- laki yang m aksudnya anak lak i- lak i dapat m engangk at deraj at orang t uany a. Sebalikny a anak perem puan disebut ny a " sat ru m ungging cangk lak an ( = set eru pact a k et iak ) , art iny a anak perem puan m erupak an beban berat bagi orang t uany a. Cont oh lain, anak perem puan boleh berm ain sepert i anak lak i- lak i, m isalny a m em anj at pabon, t et api hanya sam pai w akt u yang t erbat as, selanj ut nya ia t idak diizinkan lagi. Anak perem puan diizink an berpak aian sepert i anak laik- lak i, sehingga seak an- ak an t ercipt a m ode unisek s, sedangk an lak i- lak i y ang t idak diperkenank an m em ak ai pakaian perem puan. Seandainya ada yang m elakukan, m aka hal it u dinilai t idak norm al. Perik ut i y ang superior, sebaikny a y ang k eduduk anny a superior dilarang m engikut i yang inferior.
Cont oh- cont oh t ersebut m enunj ukkan bahw a secara t idak disadari pusast pendidikan keluarga, dalam m elakukan enkult urasi, ikut m em perkuat kult ur m askulin. Dik ot om i pria- w anit a t et ap berlangsung, sehingga w anit a selalu dibay angi oleh superiorit as pria dan m eny adari bahw a st at usny a adalah sebagai k anca w ingking ( = t em an di garis belakang) , dan sebagai sosok yang sw arga nunut , neraka kat ut ( = kalau suam i m asuk sorga, ist ri ikut dan suam i m asuk neraka, ist ri t erseret ) .
I I . Uraian y ang t elah disam paik an it u m enggam bark an k eadaan w anit a pada um um nya pada m asa lam pau. Wanit a I ndonesia dew asa ini keadaannya sudah j auh berbeda: m erek a j uga dit unt ut unt uk berpart isipasi secara ak t if dalam Pem bangunan Nasional. Wanit a I ndonesia, t erm asuk y ang sudah berkeluarga, dalam k eduduk anny a sebagai sum berday a m anusia, diusahak an agar m endapat k esem pat an unt uk m ew uj udk an pot ensi- pot ensiny a secara opt im al.
Jik a pada aw al abab ini, m engirim anak gadisny a k esek olah dianggap m enyuruh anaknya yang m enem puh j alan m enuj u kebinasaan, sepert i yang berlaku di daerah Minangk abau ( Subadio, 1983) , m ak a anak - anak perem puan dew asa ini bebas m em asuki sekolah yang diinginkan. Set elah berhasil m enyelesaikan st udinya, di SLTA at au di perguruan Tinggi, sebagian besar dari m erek a m asuk angk at an kerj a, m em egang suat u profesi t ert ent u. Pem ilihan profesi t idak t erbat as pada profesi guru, dosen, bidan, peraw at , dok t er, m em im pin berbagai pant i asuhan, dan lainny a y ang t idak j auh dari t ugas ibu didalam rum ah, m elaink an j uga t elah m enerobos bidang- bidang lain yang sem ula dim onopoli oleh kaum laki- laki. Diant arany a angk at an bersenj at a, dunia bisnis m odern dan j asa com put er, j asa not aris, binis m edia, cat ering, bisnis public relat ions, m arket ing research, sert a bisnis k esenian dan t eat er. Menduduk i pim pinan t ert inggi dalam univ ersit as at au dek an fak ult as dianggap sebagai suat u hal y ang w aj ar. Selanj ut ny a perlu dicat at part isipasi w anit a dalam k egiat an polit ik, baik dalam badan legislat if m aupun eksek ut if. Diangkat nya w anit a sebagai Mant eri Sosial unt uk beberapa kali m enunj ukkan bahw a unt uk kedudukan t radisional w anit a dianggap cocok m em angku j abat an it u ( Tahun, 1991) .
bany ak w anit a y ang m endarm abak t ikan diriny a dengan m elak uk an k egiat an sosial lew at j alur organisasi, baik dit ingk at pusat m aupun t ingk at daerah, Adany a k eragam an daerah, ant ara lain m engenai agam a, adat , t ingk at pendidikan, dan t ingkat kehidupannya, m aka usaha unt uk m em aj ukan kaum w anit a disesuaikan dengan k eadaan set em pat . Para ibu pej uang it u m eny adari perluny a m em perhat ik an sifat kont inuit as dalam kehidupan dan budaya penduduk dan diperj uangkannya. Dengan dem ik ian dapat disim pulk an bahw a pergerak an w anit a, m erupak an pendorong paling k uat bagi t erj adiny a perubahan m engenai k ehidupan w anit a y ang m encakup banyak bidang.
Di dunia Barat t erdapat gerak an Fem inism e, y ang dapat di golongk an m enj adi t iga, yakni kaum Fem inis Liberal, kaum Fim inis Radikal, dan kaum Fem inis Sosialis. Tuj uannya m enyadarkan kaum w anit a akan hak- haknya dan m ereka harus m enunt ut em ansipasi, dilakukan dengan cara m enghadapi kaum laki- laki. Di I ndonesia gerak an em ansipasi dilak uk an oleh organisasi- organisasi w anit a berlandaskan pada gagasan Kart ini.
Kart ini m enunt ut pendidikan bagi kaum w anit a, berart i orient asinya lebih dit ek ank an pada t ingk at an k ecerdasan secara indiv idual. Sasaran y ang lebih j auh ingin dicapai adalah m engangk at m art abat k aum ny a, sehingga sej aj ar dengan m ar t abat kaum pr ia. Dengan dem ikian m aka ger akan em ansipasi yang dilakukan oleh k aum w anit a I ndonesia y ang diart ik an sebagai gerak an pem bebasan k aum w anit a dari k et ergant ungan pada orang lain, t erut am a pada k aum lak i- lak i. Tuj uan gerakan it u agar w anit a dapat hidup m andiri, m enggunakan hak- haknya sepert i halny a y ang berlak u pada k aum lak i- lak i, sehingga m erek a t idak lagi m eny andang sebut an " w arga negara k elas dua" .
Dalam perj uangan m enunt ut persam aan hak ant ara pria dan w anit a, Kart ini t idak pernah m em pert ent angk an w anit a dan k aum lak i- lak i. Dalam salah sat u surat nya, ia m engat akan bahw a bagi kaum w anit a yang m enyukai kem aj uan, bukan orang laki- laki yang dilaw annya, m elainkan pendapat kolot yang t urun t em urun. Bert olak dari gagasan Kart ini yang m enunt ut pendidikan bagi kaum nya dan m eny adari adany a k et idak adilan dalam perkaw inan, m ak a Kongres Perem puan I ( 1928) m em asuk k an pendidikan unt uk anak - anak perem puan dan usaha perlindungan w anit a dalam perkaw inan sebagai program perj uanganny a. Yang disebut t erak hir it u m em but uhk an perj uangan y ang ulet dan hasilny a baru dapat t ercapai set engah abad k em udian dengan dit erim any a Undang- undang RI No.1 Tahun 1974 t ent ang perkaw inan.
Kegiat an w anit a di dunia int ernasional dapat disim ak pada part isipasiny a dalam berbagai m acam k onferensi at au sem inar di negara- negara Asia dan konferensi Wanit a Sedunia, sebagai puncak dari Tahun Wanit a int ernasional. konferensi ini dilangsungkan di Mexico Cit y pada t ahun 1975, berikut nya di Kopenhagen, Denm ark ( 1980) , dan ai Nairobi, Keny a ( 1985) . Pem erint ah I ndonesia, sebagai anggot a PBB, m engirim ut usan k onferensi- k onferensi t ersebut , ak an t et api disam pingny a j uga dat ang ut usan- ut usan w anit a, t erut am a dari k ongres Wanit a I ndonesia ( Kow ani) yang m enghadiri pert em uan Non Goverm ent al Organizat ion ( NGO) . Ternyat a ut usan w anit a yang m enghadiri pert em uan NGO banyak m em bant u ut usan- ut usan resm i yang dikirim oleh pem erint ah.
Bagi lapisan t ipis bagi m asyarak at , y ang um um ny a t erj adi at as golongan m enengah, em ansipasi dinilai sudah m endekat i k eny at aan, t et api bagi sej um lah besar w anit a di luar golongan t ersebut , em ansipasi m asih m erupak an suat u harapan. Dalam hal m eningkat kan pendidikan bagi w anit a- w anit a yang m em erlukan uluran t angan it u, MENUPW t elah banyak berbuat . Disam ping it u bant uan para w anit a yang m elak uk an k erj a sosial t idak dapat diabaik an. Lahirny a Lem baga Pendidikan Kesej aht eraan Keluarga ( PKK) y ang cepat m erat a t um buh dan berkem bang di desa-desa di seluruh t anah air berart i bahw a w anit a- w anit a desa-desa sudah dilibat kan secara fisik dalam proses pem bangunan bangsa. Suat u kenyat aan yang sulit disangkal bahw a w anit a adalah penduk ung berhasilny a program pem erint ah k eluarga Berencana ( KB) . Nam un PKK m asih perlu dit ingkat kan kualit asnya, sehingga pendidikan y ang diberik an k epada w anit a- w anit a it u t idak hany a m eliput i bidang fisik saj a, t et api j uga m encak up bidang m ent al.
Dalam m asa t ransisi m enuj u k e m asy arak at indust rial t erdapat perubahan sist em nilai. Hal ini erat hubungannya dengan pem bangunan yang m endat angkan t ek nologl Barat bersam a dengan penasihat - nasihat ny a. Dari t ek nologi Barat ini m anfaat y ang diam bil cuk up besar, t et api disam ping it u t erdapat pula dam pak ny a, berupa bent uran- bent uran ant ara k ebuday aan t radisional dan Barat . Pert em uan ant ar k ebuday aan secara m endadak it u m enim bulk an perm asalahan sosial y ang erat hubungannya dengan m oralit as. Part isipasi w anit a dalam m enangani m asalah ini sangat diharapkan karena hal ini sesuai dengan ket ent uan t ent ang peranan w anit a dalam GBHN 1988. Ket ent uan it u m enerangk an bahw a peranan w anit a adalah m ew uj udk an dan m engem bangk an k eluarga sehat , sej aht era dan bahagia, t erm asuk pengem bangan generasi m uda, t erut am a anak dan rem aj a dalam rangk a pem bangunan m anusia seut uhnya.
I I I . Ke sim pu la n
Sebagai penut up dit arik beberapa k esim pulan sebagai berik ut :
1. Dapat dik at ak an bahw a perkem bangan st at us dan peranan w anit a bersifat univ ersal, dengan cat at an bahw a perpindahan dari periode Wanit a Pasif k e periode Wanit a Ak t if t idak bersam aan w ak t uny a.
2. Sam pai pada zam an m odern, k euangan pria t erhadap w anit a, y ang sebenarny a perasaan it u bergant ung pada inferiorit as w anit a, m asih t et ap berlak u.
3. Unt uk m em bebask an w anit a dari k et ergant ungan pada orang lain t erut am a k aum lak i- lak i, pergerak an w anit a y ang m elak sanak an gerak an em ansipasi m em egang peranan yang sangat m enonj ol.
5. Mengenai m asalah w anit a I ndonesia sebagai pem im pin m asa depan dapat dij aw ab dengan nada posit if, bahw a hal it u m ungk in dicapai bila w anit a bersedia bekerj a keras unt uk m engej ar ket inggalannya dari kaum laki- laki. Ak an t et api m engingat secara biologis w anit a k arier, y ang j uga seorang ibu rum ah t angga, sulit m elepaskan cit ra " k eibuan" - ny a, m ak a j aw aban y ang sifat nya pesim ist is ikut m enyert ainya.
6. Sudah saat nya bagi keluarga yang berw aw asan m aj u unt uk m engubah m anaj em en keluarga yang t radisional m enj adi m anaj em en berdasarkan k ebersam aan.
D AFTAR PUSTAKA
Bow m an, Henry A., 1954. Marriage for Moderns. New York: McGraw - Hill Book Com pany,I nc.
Elias, Norbert , 1982. Het Civilisat ieproces, I , ( t erj .Het Spect rum B.V.dari buku asli: Ueber den Prozess der Zivilisat ion ) . Ut recht Spect rum .
Kart ini, 1979. Surat - surat Kart ini ( Terj . Sulast in Sut risno dari buk u asli: Door Duist ernis t ot Licht , cet . I V) . Jak art a: Penerbit Dj am bat an.
Lucas, J. Henry , 1953. A Short Hist ory of Civilizat ion ( 2n ed.) . New York: McGraw - Hill Book Com pany, I nc.
Marshall, Rosalind K., 1983. Virgins and Viragos. A Hist ory of Wom en in Scot land from 1080 t o 1980. London: William Collins Sons & Co. Lt d.
Mont agu, Ashley, 1971. The Nat ural Superiorit y of Wom en. New York.
Naisbit t , John & Aburdene, Part ricia 1990. Megat rends 2000. Sepuluh Arah Baru Unt uk Tahun 1990- an ( t erj . Budij ant o, FX dari buku asli: Ten New Direct ions For The 1990's Megat rends 2000) . Jak art a: Binarupa Ak sara.
Reit er, Ray na R.( ed.) , 1975. Tow ard an Ant hropology of Wom en. New York: Mont hly Review Press.
Sadli, Saparinah, 1988. " pengem bangan Diri Wanit a dalam Keluarga dan Lingk ungan Sosial" , dalam Bacht iar, Harsya W., Tan, Mely G., Sadli, Saparinah, & Sum ardi, Mulj ant o, Masy arak at dan Kebuday aan. Jak art a: Penerbit Dj am bat an.
Subadio, Maria Ulfah & I hrom i, T.O., 1983. Peranan dan Keduduk an Wanit a I ndonesia. Yoyakar t a: Gadj ah Mada univer sit y Pr ess.
Tan, Mely G., 1991. Perem puan I ndonesia. Pem im pin Masa Depan ? Jak art a: Pust ak a Sinar Harapan.