• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Sastra Di SMA a. Pengertian Pembelajaran Sastra

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORITIS

B. Kajian Teoretis

6. Pembelajaran Sastra Di SMA a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Kehadiran novel sebagai salah satu sastra sangat dimungkinkan untuk diajarkan di sekolah (SMA). Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah cukup mudah dinikmati sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Namun, tingkat kemampuan siswa dalam memahami novel tidak sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menyajikan pembelajaran novel dengan strategi kerja kelompok dengan baik.

Pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasikan karya sastra. Kegiatan karya sastra juga

berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran sastra adalah suatu aktivitas atau kegiatan mengorganisasi untuk menyusun dan menguji suatu rencana atau program yang memungkinkan timbulnya proses belajar pada diri siswa.

b. Tujuan Pengajaran Sastra

Pengajaran apresiasi sastra seperti juga pengajaran lain memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pengajaran yang mengandung unsur praktik atau keterampilan akan senantiasa memiliki tiga aspek. Tiga aspek tersebut adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ketiga aspek tersebut akan saling mengisi. Pengetahuan akan menjadi landasan dalam memandu ke arah tercapainya keterampilan dan sikap merupakan akibat dari tercapainya kedua hal terdahulu. Sikap juga memungkinkan tercapainya pengetahuan dan keterampilan baru. Ketiganya saling bergantung dalam pencapaian tujuan pengajaran sastra.

Tujuan pembelajaran sastra secara umum adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Aspek keterampilan terlihat pada pernyataan “menikmati, menghayati, memahami”. Selain itu, aspek sikap terlihat pada pernyataan

“memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,

memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa”.

Tujuan pengajaran sastra adalah untuk beroleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra”. Tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan memperoleh pengalaman dalam mengapresiasi sastra, dan memperoleh pengalaman dalam berekpresi sastra.

c. Fungsi Pembelajaran sastra

Fungsi pembelajaran sastra tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Pengajaran sastra berfungsi sebagai berikut: (1) melatih keempat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis); (2) menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, adat istiadat, agama, dan kebudayaan; (3) mengembangkan kepribadian; (4) membantu pembentukan watak; (5) memberi kenyamanan, keamanan, dan kepuasan melalui kehidupan manusia dalam fiksi; dan (6) meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru hingga dapat melarikan diri sejenak dari kehidupan yang sebenarnya.

d. Model Pembelajaran PAIKEM 1) Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya

pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman peserta didik sendiridalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentamg ilmu pengetahuan atau informasi. Istilah Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran muncul ide-ide baru

atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Istilah Kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses pengenbangan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Istilah Efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik. Sedangkan istilah Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai

secara maksimal. Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Secara garis besar, gambaran PAIKEM adalah sebagai berikut:

a) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

b) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.

c) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interatif, termasuk cara belajar kelompok.

d) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

2) Yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAIKEM a) Memahami Sifat Peserta Didik

Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi perkembangannya kedua sifat tersebut.

b) Mengenal Peserta Didik Secara Perorangan

Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikandan harus tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkanuntuk membantu temannya yang lebih lemah (tutor sebaya).

c) Memanfaatkan Perilaku Peserta Didik Dalam Pengorganisasian Belajar

Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru

dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

d) Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Serta Mampu Memecahkan Masalah

Pada dasrnya hidup adalah memecahkan masalah. Untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berfikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah, jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.

e) Menciptakan Ruangan Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik

Ruang kelas yang menarik sangat disarankan dalam PAIKEM.

Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang di dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain. Selain itu pajangn juga dapat juga dijadiakn bahan ketika membahas materi pembelajaran yang lain.

f) Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Lingkungan Belajar

Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik.

g) Memberi Umpan Balik yang Baik Untuk Meningkatkan Kegiatan Pemberian umpan balik dari guru kepad pesrta didik merupakan suatu interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahnnya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi.

h) Membedakan Antara Aktif Fisik dengan Aktif Mental

Dalam pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktifitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.

3) Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM di SMA

Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik bisa dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Disamping itu, pendidik juga perlu memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dapat dilihat pada indikator berikut ini.

Tabel I Indikator Proses Pembelajaran PAIKEM

INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE

1. PEKERJAAN menguta-makan agar peserta di-dik mampu berfikir,