• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario Pembelajaran Novel Ronggeng karya Dewi Linggasari di SMA

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

A. Pembahasan Data

3. Skenario Pembelajaran Novel Ronggeng karya Dewi Linggasari di SMA

Pembelajaran sastra sangat perlu diajarkan di sekolah, karena dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkatkan pengetahuan, dapat mengembangkan cipta dan rasa serta menunjang pembentukan kepribadian siswa dalam mengepresikan karya sastra dalam mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal (imajinasi), serta kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dalam pembelajaran sastra di SMA, seorang guru harus memiliki wawasan yang luas. Dengan demikian, guru dapat mengajarkan sastra lebih baik dan diharapkan siswa menerima pelajaran dengan baik pula. Guru yang memiliki pengetahuan dan berwawasan luas diharapkan lebih mantap menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa, yang terkadang pertanyaan tersebut di luar materi yang disampaikan.

Pembelajaran sastra setidak-tidaknya dikaitkan dengan bahan pembelajaran. Pemilihan bahan untuk pembelajaran sastra harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. Dalam memilih bahan pengajaran sastra yang tepat, harus mempertimbangkan aspek-aspek,

yaitu dari segi bahasa, segi kematangan jiwa atau psikologi dan segi latar belakang kebudayaan siswa.

Seorang guru hendaknya memperhatikan tingkat penggunaan bahasa siswa, sehingga dalam menyampaikan materi tidak menghadapi kesulitan.

Pada novel Ronggeng, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang mudah dipahami dan sedikit bahasa jawa, sehingga siswa mudah memahami. Bahan pembelajaran sastra hendaknya memperhatikan tahap-tahap perkembangan psikologis siswa. Tahap perkembangan psikologis ini sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi.

Bahan pembelajaran sastra hendaknya memperhatikan latar belakang budaya. Seorang siswa akan mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka mempunyai kesamaan dengan mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Dilihat dari segi latar belakang budaya, novel Ronggeng berlatar budaya kultur jawa yang masih mudah dipahami oleh siswa.

Dalam pembelajaran sastra juga dipilih metode yang tepat diantaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, dan metode penugasan karena metode-metode tersebut, siswa tidak pasif hanya mendengarkan dan menerima meteri dari guru saja, tetapi dituntut aktif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Ronggeng karya Dewi Linggasari cocok diajarkan kepada siswa tingkat Sekolah Menengah Atas, karena secara psikilogis dapat dikatakan sudah matang baik dalam pola berfikir, perkembangan jiwa dan pemahamannya.

Dalam pembelajaran sastra di SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran sastra adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menganalisis citra diri perempuan dalam novel Ronggeng.

2. Siswa mampu menganalisis citra sosial perempuan dalam novel Ronggeng.

3. Siswa mampu membuat sinopsis novel Ronggeng.

b. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi dalam pembelajaran novel Ronggeng adalah Memahami novel Indonesia.

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dalam pembelajaran novel Ronggeng adalah Menganalisis unsur-unsur feminisme karya sastra.

d. Indikator

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan feminisme sastra di SMA, yaitu:

1) menganalisiss citra diri tokoh utama yang terdapat dalam novel Ronggeng;

2) menganalisis citra sosial tokoh utama yang terdapat dalam novel Ronggeng;

3) membuat sinopsis novel Ronggeng.

e. Materi Pembelajaran 1) Novel Ronggeng;

2) Citra diri perempuan dalam novel Ronggeng;

3) Citra sosial perempuan dalam novel Ronggeng; dan 4) Penyusunan novel Ronggeng.

f. Proses Belajar Mengajar 1) Kegiatan Awal

Guru

a. guru menyapa siswa;

b. berdoa;

c. guru mempresentasikan dan mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam mengikutu kegiatan belajar, supaya tercipta kegiatan belajar mengajar yang tertib;

d. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan;

e. guru menyampaikan standar kompetensi dasar pada pertemuan ini;

f. guru memberikan apersepsi tentang pelajaran yang akan dilaksanakan.

Siswa

a. siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru;

b. siswa menanyakan materi yang disampaikan.

2) Kegiatan Inti Guru

a. guru menjelaskan tentang novel Ronggeng;

b. guru meminta siswa untuk membaca novel Ronggeng.

Siswa

a. siswa membentuk kelompok (3-4);

b. siswa mendiskusikan unsur-unsur feminis novel Ronggeng, unsur feminisme dan membuat sinopsis novel dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf;

c. setiap kelompok secara bergantian maju mengemukakan hasil diskusi tentang unsur feminisme dalam novel Ronggeng, dan membacakan sinopsis novel.

3) Guru dan Siswa

a. guru memberikan beberapa komentar serta tanggapan dan menerangkan kembali pelajaran yang didiskusikan;

b. guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang dianggap belum jelas;

c. guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran novel Ronggeng karya Dewi Linggasari.

d. Model Pembelajaran PAIKEM

Model-model pembelajaraninovatif akan memperkaya guru dalam memgajar dan memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam proses

belajar mengajar di kelas. Konsep pembelajaran aktif ini sering disebut dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Gambaran rancangan pembelajaran sastra dengan berbasis PAIKEM perlu dimulai dengan penjelasan mengenai ruang lingkup sastra itu sendiri sehingg siswa tau arah dan tujuan pembelajaran tersebut. Pengertian PAIKEM dpat dijelaskan sebagai berikut:

Aktif maksudnya sebuah proses pembelajaran aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh siswa. Dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri. Guru menerangkan kepada siswa mengenai pengertian apresiasi sastra itu bagi siswa. Guru dapat pula mengajak siswa membaca karya sastra. Kemudian guru meminta mencermati hal-hal yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Misalnya, guru meminta siswa menemukan unsur-unsur feminisme yang terkandung dalam novel Ronggeng karya Dewi Linggasari yaitu aspek fisik, dan aspek psikis. Siswa dapat mengambil nilai-nilai baru dari hasil analisis tersebut.

Inovatif maksudnya dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru/inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Guru meminta siswa

mencermati judul karya sastra yang sering berkaitan dengan isi karya sastra atau guru menceritakan latar belakang kehidupan pengarang novel Ronggeng karya Dewi Linggasari yang berkaitan dengan apresiasi asatra.

Dalam hal ini, guru mengarahkan siswa ke arah apresiasi sastra. Siswa dalam proses pembelajaran diharapkan mampu memunculkan ide-ide baru setelah menganalisis karya sastra. Setelah siswa membaca novel Ronggeng karya Dewi Linggasari mereka dapat mengambil nilai-nilai positif misalnya seorang perempuan perlu memperjuangkan hak-haknya ketika merasa dirugikan karena dianggap lemah dan dinomerduakan.

Kreatif memiliki makna bahwa pembelajran merupakan sebuah proses mengembangkan kreativitas siswa, karena pada dasrnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.

Guru mengajak siswa secara langsung mengpresiasi karya sastra melalui kegiatan bercerita, berperan sesuai naskah drama, dan sebagainya. Dalam pembelajaran sesuai naskah dituntut secara kreatif mengkreasikan cara bermain peran dengan intonasi, lafal, ekspresi, dan gaya yang tepat. Siswa dalam melakukan kegiatan diskusi memiliki imajinasi yang tinggi. Misalnya dalam satu kelompok beberapa siswa bermain seolah-olah siswa benar-benar menjadi salah satu tokoh yang ada dalam novel Ronggeng karya Dewi Linggasari.

Efektif berarti pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Siswa diakhir kegiatan proses pembelajaran ada perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada diri siswa. Guru harus memahami setiap siswa

mamiliki karakter yang berbeda-beda. Untuk itu perlu dirancang kegiatan belajar mengajar dengan suasana yang memungkinkan setiap siswa memperoleh peluang yang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya. Supaya efektif guru telah memberikan tugas di rumah untuk mempelajari materi yang akan dibicarakanpada pertemuan yang akan datang. Dalam pertemuan selanjutnya guru hanya menyuruh siswanya untuk mencari aspek-aspek yang ada dalam novel Ronggeng karya Dewi Linggasari.

Menyenangkan, antara guru dan siwa terjalin hubungan yang baik, terjadi komunikasi yang lancar dn guru mampu memberikan kesan yang baik pula pada siswanya. Guru mengajak siswa mengkreasikan kembali apa yang sudah dipahaminya. Misalnya guru menyuruh siswa untuk memerankan tokoh yang ada di dalam novel tersebut.

Sistematika pembelajaran keterampilan sastra berbasis PAIKEM dapat dilakukan dengan urutan sebagi berikut:

a. Penjelasan tujuan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mengetahui unsur-unsur ekstrinsik (feminisme) novel.

b. Mempersiapkan media pembelajaran.

c. Para siswa diminta berpasangan membentuk kelompok: guru menyuruh siswa membentuk kelompok. Setip kelompok terdiri dari 3-4 orang anak dn mendikusikan masalah yang berbeda-beda.

d. Masing-masing kelompok diberi topik untuk dibaca, guru membagian naskah novel Rongeng dengan materi pada setiap kelompok.

e. Para siswa mempresentasiakan hasil diskusi, salah satu siswa maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi.

f. Mengomentari kelompok: guru memberikan komentar mengenai jalannya diskusi pada masing-masing kelompok.

g. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran yang telah dibahas pada pertemuan saat itu. Guru menyimpulkan bahwa aspek-aspek yng ad dalam novel Ronggeng yang dianalisis secara feminisme yaitu: citra perempuan. Citra perempuan terdiri atas aspek fisik dan psikis.

1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM a) Memahmi sifat peserta didik

Berbagai macam sifat siswa, antara lain aktif, dan pasif. Kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap atau berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat tersebut.

Guru memberikan tugas kepada siswanya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru menyuruh siswa untuk membaca novel Ronggeng terlebih dahulu sebelum pembelajaran. Setelah itu, guru menyuruh siwa untuk mencari unsur intrinsik yang ada dalam novel tersebut. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat mengembangkan sikap berfikir kritis.

Dengan berfikir kritis menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

b) Mengenal siswa secara perorangan

Guru dapat mengenali siswanya secara perorangan dengan memperhatikan mereka. Guru dengan siswa terjalin komunikasi yang baik dan saling bertegur sapa. Siswa berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Agar guru lebih mengenal sifat-sifat siswa dengan cara guru sering bertatap muka, dengan seringnya guru bertatap muka dengan siswa, maka guru akan lebih dekat dengan siswa, sehingga guru dengan sendirinya akan mengetahui sifat masing-masing siswa. Perbedaan individu hrus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbed sesuai dengan tingkat kemampuan belajarnya. Hal semacam itu akan memudahkan guru mengenal siswany.

c) Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar

Guru membagi siswa secara berkelompok. Dengan berkelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

Belajar sesuai dengan kebutuhan siwa dan keinginan siswa.

d) Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik sangat diperlukan dalam pembelajaran. Hal ini akan memudahkan siswa dalam mengikuti meteri pembelajaran. Misalnya, guru menata ruang kelas sebelum melakukan diskusi kelas. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Siswa melaksanakan diskusi sesuai tempat masing-masing.

Hasil dari diskusi sebagai karya siswa dipajang di depan kelas untuk mading supaya dapat memotivasi siswa lain

e) Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar

Lingkungan sekitar kelas seperti masjid, pondok, pesantren, dan perpustakaan dapat membantu siswa dalam belajar. Misalnya, ketika proses pembelajaran berlangsung di luar kelas, siswa dapat berimajinasi untuk menciptakan karya sastra seperti puisi, cerpen, dan lainnya. Jadi, novel dapat digunakan bahan inspirasi dalam membuat karya sastra lainnya. Pembelajaran novel tidak hanya berkaitan dengan unsur ekstrinsik novel, tetapi juga digunakan sebagai sumber inspirasi bagi siswa untuk menciptakan krya sastra. Dengan pembelajaran yang demikian, siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari karya sastra.

f) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan suati interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan siswa dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara lantun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan notivasi.

Misalnya guru memberikan pertanyaan mengenai apa yang telah dibaca oleh siswa dan guru menyuruh siswa untuk mencari unsur-unsur ekstrinsik dalam novel Ronggeng.

g) Menbedakan antara aktif fisik dengan aktif mental

Aktif secara fisik maksudnya siswa aktif membaca novel Ronggeng secara baik, sedangkan aktif mental diharapkan siswa tidak

malu untuk bertanya dan menuangkan gagasan-gagasan. Dimulai dengan guru bertanya kepada siswanya mengenai hal-hal yang ad dalam novel Ronggeng yang telah dipelajari. Sebagai bukti bahwa siswa telah memahami pertanyaan yang diberikan guru. Siswa dapat menjawab yaitu dengan menyebutkan bahwa dalam novel Ronggeng karya Dewi Linggasari terdapat unsur ekstrinsik kary sastra. Unsur ekstinsik yang ada termasuk termaksuk dlam aspek-aspek feminisme yaitu aspek fisik dan aspek psikis wanita. Siswa juga dapat menjelaskan pengertian dari masing-masing aspek-aspek yang ad dalam novel Ronggeng karya Dewi Linggasari yang telah dipelajari.

2. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM

Dalam penerapan PAIKEM oleh guru bisa dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Disamping itu, guru juga perlu memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dn menyenangkan dapat dilihat pada indikator sebagai berikut ini:

Indikator Proses Penjelasan Metode 1. Pekerjaan Siswa Guru menyuruh siswa

berimajinasi sesuai

sesuai dengan kemampuannya 2. Kegiatan Siswa Misalnya siswa

mencari apa saja

3. Ruang Kelas Guru menggunakan media elektronik seperti laptop.

Hal seperti ini dapat menjadikan ruang

5. Suasana Bebas Misalnya setelah berdiskusi secara

6. Umpan Balik Guru Guru memberikan tugas membaca kutipan

7. Sudut Baca Sudut baca di ruang kelas akan mendorong siswa gemar membaca.

Dalam pembelajaran kali ini siswa diajak untuk membaca sinopsis novel dan penggalan novel,

Observasi kelas dan diskusi.