• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Sebelumnya

2.2.5. Pembelian Ulang (Repeat Purchase)

Purchase intention merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Purchase Intention juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Assael, 1998). Beberapa pengertian dari intention (Setyawan dan Ihwan, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Intention dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

2. Intention juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba.

3. Intention menunjukkan pengukuran kehendak seseorang. 4. Intention berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.

Assael (1998) mengemukakan bahwa pemasar akan selalu menguji elemen-elemen dari bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi purchase intention. Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen (2002: 111) adalah: “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali”. Definisi pembelian ulang terdiri dari 2 kata yaitu, pembelian dan ulang dimana pengertian pembelian adalah proses atau perbuatan membeli, sedangkan definisi ulang adalah beberapa kali melakukan perbuatan yang sama.

Tugas para pengecer tidak berhenti begitu penjualan terjadi, karena konsumen akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian seperti halnya sebelum pembelian. Konsumen dapat memberikan dampak yang positif dengan

arti konsumen puas dengan transaksi yang dilakukan, juga dapat memberikan dampak yang negatif dengan arti konsumen tidak puas dengan transaksi yang dilakukan. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat purchase), menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Menurut Schiffman & Kanuk (2000) perilaku pembelian ulang itu sangat berhubungan dengan konsep dari brand loyalty, dimana kebanyakan perusahaan mendukung karena hal ini memilki kontribusi yang besar untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.

Purchase Intention juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Assael, 1998) dalam Tony Wijaya. Banyak sekali factor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk pembelian ulang suatu produk yang telah dikonsumsinya. Faktor yang paling menonjol adalah faktor kepuasan yang bukan hanya berasal dari baiknya kualitas produk tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pelayanan pada saat dan sesudah pembelian, cara pembayaran dan lain-lain. Tahapan terakhir dari pengambiian keputusan secara kompleks termasuk membeli merek ysng diinginkan, mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk digunakan dimasa yang akan datang.

2.2.6. Sikap

Banyak definisi tentang sikap tetapi tidak ada satu definisi sikap yang diakui secara tepat oleh para ahli psikologis. Sikap secara rinci sulit didefinisikan karena begitu luas dan dalamnya pengertian sikap itu sendiri. Sikap adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan dalam definisi ini sebagai kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimultus yang menghendaki adanya respon (Allport dikutip oleh Azwar 1997:83).

Sikap juga merupakan suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan fikiran atau neural yang dipersiapkan untuk memberi tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisir serta mempengaruhi secara langsung dan secara dinamis pada perilaku. Sikap sebagai evaluasi kognitif, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu benda atau sebuah gagasan. Sikap menuntun individu untuk berperilaku yang relatif konsisten terhadap obyek-obyek yang sama. Individu tidak harus menginterprestasikan dan memberi reaksi terhadap segala sesuatu itu dengan cara yang baru. Untuk itu perusahaan sebaiknya mencocokan produknya sesuai dengan sikap yang ada daripada mencoba merubah sikap itu. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi dan rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Banyak dari faktor ini tidak dapat dipengaruhi oleh pemasar, namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi

pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap suatu produk. Hal ini selanjutnya dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana mengembangkan produk, harga, distribusi dan promosi untuk mendapatkan respon yang menarik.

Karakteristik dari sikap meliputi arah, intensitas, keluasan, konsisten dan spontanitas. Suatu sikap mempunyai arah artinya sikap menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui terhadap suatu obyek. Seseorang yang mempunyai sikap mendukung terhadap suatu obyek berarti mempunyai sikap yang terarah positif terhadap obyek tersebut, seseorang yang tidak memihak suatu obyek berarti mempunyai sikap yang arahnya negative terhadap obyek yang bersangkutan. Intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama. Dua orang yang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap positip akan tetapi yang lainya bersikap lebih positip dari yang pertama. Demikian pula derajat negative mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Karakteristik keluasan sikap menunjukan luas tidaknya cakupan aspek obyek yang disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Seseorang mempunyai sikap yang favorabel terhadap obyek sikap secara menyeluruh, yaitu terhadap semua aspek yang ada pada obyek sikap.

Konsisten sikap ditunjukkan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subyek dengan responnya terdapat obyek sikap. Konsisten sikap juga ditunjukan oleh tidak adanya kebimbangan dalam bersikap. Karakteristik sikap spontanitas adalah sejauh mana kesiapan subyek

untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Suatu sikap dikatakan mempunyai spontanitas tinggi bila sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subyek mengatakan sikapnya. Hal ini tampak pada pengamatan terhadap indikator sikap dimana subyek mempunyai kesempatan untuk menyatakan sikapnya. Salah satu aspek penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah pengungkapan pengukuran sikap itu sendiri. Sikap merupakan respon evaluatif, dapat berupa respon positip atau negative. Hal ini berarti adanya preferensi rasa suka atau tidak suka terhadap suatu obyek.

Menurut Pursetyaningsih (2008) sikap diukur berdasarkan membeli merek yang sama, memilih produk dan memilih produk tertentu.

Dokumen terkait