Sikap bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Sikap itu dibentuk dan dipelajari melalui interaksi dengan lingkungannya, khususnyi lingkungan social termasuk lingkungan keluarga. Sikap yang ada pada seseorang terbentuk melalui persepsi. Yang dimaksud persepsi adalah pluses pengorganisasian dan penginterpresian stimulus yang diterima < leh individu yang berlangsung secara integrated dalam diri individu, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti (Walgito, 1990). Objek sik; p akan dipersepsikan oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminki n dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam se:teorang mempersepsi objek sikap, orang dipengaruhi oleh
28
pengetal uannya, pengalamannya, keyakinannya, proses belajarnya. Hasil
mengena
proses persepsi akan merupakan pendapat atau keyakinan individu
menggiring hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dap
objek sikap, dan ini terkait dengan segi kognisi. Afeksi akan
at bersifat positif atau negative. Hasil evaluasi dari segi afeksi akan mer gait segi kognisi, merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap pbjek sikap. Salah satu media untuk pembentukan sikap adalah melalui komunikasi.
D ipat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada seseorang akan dipengaruhi oleh factor internal, yaitu segi fisiologis dan psikologis, serta factor-fak[or eksternal. Factor eksternal dapat berupa situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan hambatan- hambatan serta pendorong-pendorong yang ada dalam lingkungan atau masyarakc t. Semua ini akan berpengaruh terhadap sikap yang ada pada diri seseor mg. Reaksi-reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negative.
Sedangkan menurut Sartain dkk ada 4 faktor yang mempengaruhi terbentukn ^a sikap yaitu:
a. Faktor Pengalaman Khusus (Specific Experience)
Hal ini berarti bahwa sikap terhadap suatu objek itu terbentuk melalui pengakjman khusus, misalnya para mahasiswa yang mendapat perlakuan baik dari dosennya, baik pada waktu belajar maupun diluar jam pe ajaran, maka akan terbentuk pada dirinya sikap yang positif
terhidap dosen tersebut. Sebaliknya apabila sikap perlakuan dosen senng marah-marah, menghukum, atau kurang simpati dalam peatmpilannya, maka pada diri mahasiswa akan terbentuk sikap neg; tive terhadap dosen tersebut.
b. Fakor Komunikasi dengan orang lain {Communication with other people)
Banyak sikap individu yang terbentuk disebabkan oleh adanya kon unikasi dengan orang lain. Komunikasi itu baik langsung (face to fa c t) maupun tidak langsung, yaitu melalui media massa seperti: TV,
radio, film, Koran, dan majalah. c. Faktor Model
Baryak sikap terbentuk terhadap sesuatu itu dengan melalui jalan mei gimitasi (meniru) suatu tingkah laku yang memadai model dirinya sep< rti perilaku orang tua, guru, pemimpin, bintang film, biduan dan sebagainya. Seorang anak merasa senang membaca Koran, karena melihat ayahnya suka membaca Koran.
d. Fak tor Lembaga-lembaga Sosial (Institutional)
Sua w lembaga dapat juga menjadi sumber yang mempengaruhi terbentuknya sikap seperti: lembaga keagamaan, organisasi ken lasyarakatan, partai politik dan sebagainya.
30
6. Perubahan Sikap
! Larena sikap merupakan aspek psikis yang dipelajari, maka sikap itu dapjt berubah. Perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi d pengaruhi oleh factor-faktor tertentu. Mc Guire mengemukakan tentang eorinya mengenai perubahan sikap itu sebagai berikut:
a. Lea \ning Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi)
Peni ekatan ini beranggapan bahwa sikap itu berubah disebabkan oleh pros es belajar atau materi yang dipelajari.
b. Pen \eptual Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi)
Pen ekatan teori ini beranggapan bahwa sikap seseorang itu berubah bila persepsinya tentang objek itu berubah.
c. Cor sistency Theory Approach (Pendekatan teori Konsistensi)
Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah bahwa setiap orang akan ben saha untuk memelihara harmoni internasional, yaitu keserasian atai keseimbangan (kenyamanan) dalam dirinya. Apabila kesi rasiannya terganggu, maka ia akan menyesuaikan sikap dan pen akunya demi kelestarian harmonisnya itu.
d. Fur ctional Theory Approach (Pendekatan Teori Fungsi)
Mei turut pendekatan teori ini, bahwa sikap seseorang itu akan berubah atai
obji
tidak, sangat tergantung pada hubungan fungsional (kemanfaatan) k bagi dirinya atau pemenuhan kebutuhan dirinya.
1 Educatit a. Pros atau yang b. Pen< dian c. Pen dan/ d. Penj men dan je n i; dengan membai 23
.
7. Pengertu n Disiplin'engertian disiplin mengandung banyak arti. Good's dictionary o f n menjelaskan disiplin sebagai berikut:
s atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan
lebih efektif.
arian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan hkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan
j endalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman atau hadiah
;ekangan dorongan, sering melalui cara yang tidak enak sakitkan.
Sedang "disiplin sekolah" didefinisikan sebagai kadar karakteristik keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharaan kondisi yang tu kepada pencapaian fungsi-fungsi sekolah23
uga Webster's New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata "disiplin" itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai berikut:
1) . Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau kea< aan serba teratur dan efisiensi.
2) . Has 1 latihan serupa itu; pengendalian diri, perilaku yang tertib;
32 24 macam- menghu 1). Disipl tidak 2). Disip
3) . Pen< rimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan control; 4) . Perl ikuan yang menghukum atau menyiksa24.
)efinisi-defmisi tersebut di atas menyarankan adanya dua pengerti m pokok tentang disiplin. Pengertian pertama adalah proses atau hasil p< ngembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi
L
Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut "disiplin positif" atau disiplin konstruktif. Pengertian yang kedua meliputi penggunaan hukuma n atau ancaman hukuman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis disiplin ini telah diberi macam nama "disiplin negative" "disiplin otoriter" disiplinmm atau "menguasai melalui rasa takut, m Negatif
Pendekatan negative terhadap disiplin menggunakan kekuasaan dan kekuatan. Hukuman diberikan kepada pelanggar peraturan untuk menjerakan dan untuk menakutkan orang-orang lain sehingga mereka akan berbuat kesalahan yang sama. Singkatnya, pendekatan disipl n jenis ini menekankan pada penghindaran hukuman, tidak pada ketjasama yang bergairah, yaitu tulus ikhlas,
in Positif
Pendekatan positif terhadap disiplin melibat penciptaan suatu sikap dan iklim
peraturan yang perlu dari organisasi atau kemauan sendiri. Mereka, baik
Ibid, him 98
selaku perseorangan maupun kelompok, patuh kepada tata tertib organisasi karena mereka memahami, meyakini, dan mendukungnya. Merek i berbuat begitu karena mereka menghendakinya bukan karena takut tkan akibat-akibat dari kepatuhannya.
3). DisiplnKelas
Disipl n merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas. Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah teijadinya pelanggaran- pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan sekolah, agar pemberian hukuma pada seseorang atau sekelompok orang (guru atau murid) dapat dihindari. Dengc n demikian disiplin yang berdaya guna untuk menumbuhkan dinamika kelas bukanlah disiplin yang kaku dan statis. Disiplin kelas bukan ah sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar guru dan murid melaksanakan tata tertib kelas yang ditetapkan oleh wali/ guru kelas. Disiplin dalam hal ini dimaksudkan adalah usaha untuk membina secare terus menerus kesadaran dalam bekeija dan belajar dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif. Hukuman hanya patut dipergunakan sebagai cara terakhir, yakni apabila sudah tidak diketemukan cara lain untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata te rtib kelas yang disusun bersama.
Sejak n dengan uraian di atas maka disiplin kelas dapat diartikan juga sebagii suasana tertib dan teratur akan tetapi penuh dinamika dalam melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan proses
34
belajai mengajar. Suasana seperti itu hanya terwujud bilamana setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam rangka melak: anakan berbagai kegiatan25.
Disipl n adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan di dalam jiwa orang, yang memberikan dorongan bagi orang-orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagaimana ditetaj kan norma dan peraturan yang berlaku.
Dalan keada
pendidikan umumnya yang dimaksudkan dengan disiplin ialah n tenang atau keteraturan sikap atau keteraturan tindakan. Disipl n merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan26.
25 Hadari Nawawi Jakarta: Gunung /
O rganisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan,
gung, 1985, him 140
A. Keadaan Umum SD N Sidorejo Lor 02 Kecamatan Sidorejo