• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

2. Pembentukan Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari “pembentukan”

yaitu proses, cara, perbuatan membentuk.23 Selanjutnya arti dari karakter secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terdapat dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Dalam hubunganya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan

23 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai pustaka, 2007), 136.

siswa untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.24

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu

“mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradap berdasarkan falsafah pancasila”. 25

Jadi atas dasar itu semua, pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan bisa melakukanya (psikomotor). Dengan kata lain pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik, melaikan juga merasakan dengan baik dan diselingi dengan perilaku yang baik, dengan menekankan kebiasaan yang terus menerus dilakukan atau dipraktikkan.

Pembentukan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan stakeholdernya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter disekolah. Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan

24 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 42.

25 Gunawan, Pendidikan Karakter, 26.

komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalandengan benar dan memiliki tujuan hidup.26

Pembentukan karakter melalui tahap pengetahuan, pelaksanaan, dan kebiasaan tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu bertindak sama pengetahuanya jika tidak terlatih dan membiasakan untuk melakukan kebaikan tersebut. Oleh karena itu , karakter juka menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.27

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditegaskan bahwa suatu pendidikan karakter merupakan upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai–nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama , hukum, tata, krama, budaya dan istiadat.

a) Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Allah SWT

Nilai karakter yang hubunganya dengan Allah SWT adalah religius. Apabila seseorang mempunyai karakter yang baik hubunganya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, seluruh kehidupanya pun akan menjadi baik. Namun, sayang sekali karakter yang semacam ini tidak selalu terbangun dalam diri orang-orang yang beragama. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran dalam keberagamaanya.28

26 Ibid 38

27 Ibid hal 39

28 Muhaimin, Urgensi Pendidikan, 88

Kemudian anak didik harus dikembangkan karakternya agar benar-benar berkeyakinan, bersikap, berkata-kata, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.untuk melakukan hal ini, sudah tentu dibutuhkan pendidik yang bisa menjadi teladan.

Oleh karena itu bukan guru (atau orang tua) yang mengajarkan kepada anak didik agar taat dan patuh serta menjalankan ajaran Tuhan Yang Mahakuasa, sementara ia sendiri tidak taat dan patuh , sungguh dalam hal ini anak didik membutuhkan sososk figur, dan keteladanan.

Dibawah ini yang terkandung dalam nilai karakter hubunganya dengan hubungan Tuhan Yang Maha Esa adalah nilai (religius).

Nilai Religius berkaitan dengan nilai ini,pikiran,perkataan, dan tindakan sesorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.29

Bagi umat islam , sumber dasar pendidakan karakter menurut visi Islam adalah sebagai berikut; 30

(1) Kitab Suci Al-quran

Bagi umat islam Kitab Suci Al-quran adalah firman Allah SWT. Kitab Suci Al-Quran merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang akidah, syariah, ibadah, akhlaq, maupun muamalah.Dengan luasnya cakupan dalam aspek ekonomi,sosial, budaya, pertahanan dan keamanan ataupun aspek pendidikan.Hal tersebut sangat sesuai dengan firman Allah SWT

29 Gunawan, Pendidikan Karakter, 33.

30 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 81.





















Artinya : “Kitab (Al-Quran ) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang berakal sehat mendapat pelajaran”.

(Q.S. Sad [38] : 29)31 (2) Sunnah (Hadis) Rasulullah SAW

Bagi umat islam , Nabi Muhammad SAW. merupakan Rasul Allah terakhir yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari beliau SAW, baik perkataan, perbuatan maupun ketetapanya sebagai rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus dijadikan panutan.

Ramayulis (2006: 123) menjelaskan ,konsepsi dasar pendidikan yang dicontahkan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut. Disampaikan sebagai rahmatan lil’alamin seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT:













Artinya: “Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.

(Q.S. Al-Anbiya’ [21] : 107)32

31 Departemen Agama, Al-jumanatul Ali Al-quran dan Terjemahanya, ( Bandung : J-ART, 2005), 456

32 Ibid 332

(3) Teladan Para Sahabat dan Tabiin

Para sahabat dan tabiin merupakan generasi awal yang mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, sikap, perkataan, dan tindakan mereka dalam pengawasan Rasulullah SAW. Mereka semua dapat dijadikan contoh selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

(4) Ijtihad

Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan ilmu yang dimiliki untuk menetapkan hukum tertentu apabila tidak ditemukan dalam Al-quran , As-Sunnah, ataupun suatu kasus atau peristiwa tidak ditemukan semasa Rasulullah SAW.

Jadi bagi umat islam, ke empat pernyataan diatas adalah dasar pendidikan karakter (religius) yang ada pada ajaran Islam.

Dalam ajaran Islam pendidikan karakter merupakan perintah Allah SWT. yang dipertegas oleh Allah SWT yang dijelaskan dalam firman Allah SWT:















































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl [16] : 125)33

33 Departemen Agama, Al-jumanatul Ali Al-quran dan Terjemahanya, ( Bandung : J-ART, 2005), 282

b) Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Diri Sendiri

Selain kepada Tuhan Yang Mahakuasa atau terkait erat dengan agama yang dianutnya, dalam diri anak didik juga dikembangkan nilai karakter dalam hubungan dengan dirinya sendiri34.dibawah ini adalah beberapa nilai karakter yang perlu dikembangakan diantaranya:35 (1) Jujur

Karakter terpenting yang mesti dikembangkan adalah kejujuran. Sungguh kejujuran hal yang paling mendasar dalam kepribadian seorang anak manusia.dimana upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkatan, tindakan. Dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.Oleh karena itu karakter kejujuran harus dibangun sejak anak usia dini melalui proses pendidikan.

(2) Bertanggung jawab

Selain kejujuran, anak didik juga harus dikembangkan untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab. Manusia yang bertanggung jawab adalah yang mempunyai sikap dan perilaku untuk bisa melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

34 Muhaimin, Urgensi Pendidikan, 89

35 Gunawan, Pendidikan Karakter, 33.

(3) Percaya diri

Karakter yang penting selanjutnya terkait dengan diri sendiri ini dibutuhkan rasa percaya diri .sangat penting anak didik dibangun karakternya agar ia memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapanya.

Namun kepercayaan diri yang dimaksud disini bukanlah kepercayaan diri yang berlebihan;kepercayan diri yang demikian bisa menyebabkan rasa sombong, kurang hati-hati dan tidak mau menerima saran dari orang lain.kepercayaan diri harus dibangun pada diri anak didik adalah kepercayaan diri yang positif sehingga menyebabkan ia mempunyai semangat dan optimisme dalam menghadapiberbagai persoalan.36

(4) Disiplin

Setelah orang memiliki kepercayaan diri yang baik, penting bagi anak memiliki karakter disiplin.tanpa disiplin yang baik, usaha yang dilakukan oleh seseorang juga sulit mencapai keberhasilan.

Disiplin adalah sebuah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Peraturan itu bisa jadi dibuat oleh diri sendiri atau peraturan yang berasal dari pihak lain.Peraturan dibuat agar seseorang dapat

36 Muhaimin, Urgensi Pendidikan, 90

berbuat atau bertindak secara baik agar berhasil dengan baik untuk meraih hal yang diharapkan.

Oleh karena itu pihak sekolah/ madrasah harus membangun karakter disiplin kepada anak didik agar dapat menjalani kehidupan dengan teratur dan mudah dalam meraih keberhasilan.

(5) Kerja keras

Ketika seseorang sudah mempunyai disiplin yang baik dalam hidupnya, hendaknya ia juga mempunyai karakter bisa bekerja keras . sebuah kedisiplinan tidak membuahkan hasil yang optimal bila tidak dibarengi upaya kerja keras.37

Kerja keras yang dimaksud disini adalah sebuah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.hal ini tentu berbeda dengan anak yang tidak ingin bekerja keras, tentu ia akan mudah menyerah dan menganggap pekerjaan itu sulit.

(6) Mandiri

Karakter bisa mandiri adalah kemampuan seseorang yang tidak mudah tergantung dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.Kemampuan untuk bisa mandiri sangat penting untuk dikembangkan pada diri anak didik. Terlebih dalam menghadapi persaingan terjadi di segala kehidupan.

37 Gunawan, Pendidikan Karakter, 33

(7) Ingin tahu

Mempunyai rasa ingin mengetahui tentang sesuatu secara lebih baik dan berupaya untuk lebih mengetahui lebih mendalam dan meluas dari appa yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengarnya.

Oleh karena itu guru maupun lembaga pendidikan harus bisa mengembangkan karakter anak didiknya untuk mempunyai rasa ingin tahu dan bisa mencintai ilmu pengetahuanya.

Jadi dasar pendidikan diatas bisa diterapkan sejak usia kanak-kanak sebagai usia masa emas (Golden Age) karna usia dini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangakan potensinya.dari sini sepatutnya pendidikan dimulai dari pendidikan keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Akan tetapi, bagi sebagian keluarga proses pendidikan karakter sangat sulit bagi sebagian orang tua yang sibuk padat rutinitasnya. Karena itu sebaiknya pendidikan karakter juga perlu diberikan di lingkungan sekolah, dan disinilah peran guru menjadi ujung tombak yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

c) Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Sesama (1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dang mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik hak diri sendiri dan orang lain serta kewajiban diri sendiri serta orang lain. Karakter ini perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan agar siswa mengetahui dan mengerti serta

melaksanakan apa yang menjadi milik diri sendiri dan orang lain serta tugas atau kewajiban diri sendiri atau orang lain.38

(2) Patuh pada atururan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap atura-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. Aturanaturan sosial biasanya dibuat untuk kebaikan bersama dan melindungi kepentingan umum. Perlunya karakter ini menjadikan peserta didik memahami normanorma yang ada , seperti normaa agama, kesusilaan, kesopanan/adat, dan hukum.39

(3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.40

(a) Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. Orang yang bersikap santun adalah orang yang halus dan baik budi bahasa maupun tingkah lakunya kepada orang lain.

Sungguh, orang yang demikian akan disukai banyak orang dalam pergaulan. Salah satunya yakni bersikap menghormati orang yang lebih tua.

39 Ibid 34

40 Zainal aqib, Panduan & aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung : Yrama Widya, 2016) 8

(b) Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Dalam karakter demokratis ini, dikembangkan sikap saling memahami, menghormati, atau toleransi, antara orang yang satu dengan orang yang lain, terutama terkait dengan hak dan kewajiban.41

d) Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Lingkungan

Peduli sosial dan lingkungan yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya – upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Akhlaq atau sikap disini yang dimaksud yakni, seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup , menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainya, sayang kepada sesama makhluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusiadan alam sekitarnya.42

e) Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menenpatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

41 Gunawan, Pendidikan. 34.

42 Aminudin, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006) 99

kelompoknya. Cara berfikir, bertindak, dan berbuat ini dimana yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, bail yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun agama.43

Berdasarkan Nilai-nilai karakter diatas pada penelitian ini peneliti memilih dua komponen penting yang mendukung dan menunjang pembentukan karakter tersebut. Diantaranya dengan menanamkan nilai-nilai peserta didik seperti, nilai-nilai yang hubunganya dengan Allah SWT meliputi karakter religius, dan nilai karakter hubunganya dengan diri sendiri meliputi bertanggung jawab, disiplin, bekerja keras serta mandiri.

3. Penerapan program manasik haji dalam pembentukan karakter

Dokumen terkait