1. Umum dan Tudjuan
§26. Tugas DEPERNAS ialah terutama menjusun Dasar Undang2 Pembangunan berentjana jang berisi blueprint atau tri pola jaitu :
pola projek pembangunan pola pendjelasan pembangunan pola pembiajaan pembangunan.
Tugas DEPERNAS ini adalah tugaskewadjiban pokok. Hasil baik atau gagalnja pekerdjaan DEPERNAS adalah bergantung ke pada penilaian tugaskewadjiban pokok itu.
Apakah jang hendak ditjapai dengan membuat tri pola pem bangunan oleh DEPERNAS itu ? Pertamjaan ini dapat didjawab dengan memikirkan kemadjuan negara dan masjarakat jang sewa djarnja dihari depan.
Salah satu tudjuan daripada pembangunan Negara ialah me madjukan negara kita dari negara jang sebagian kehidupan masih dikuasai oleh imperialisme dan feodalisme, kenegara jang merdeka penuh. Tudjuan ini dapat ditjapai dengan setapak demi setapak. Tjara kerdja setapak demi setapak itu sangat penting untuk diper hatikan supaja selalu menjesuaikan perentjanaan dengan perkem bangan masjarakat jang makin madiu dan aear supaja hasil jang ditjapai itu sesuai dengan harapan jang telah dapat dibangun di kalangan Rakjat, dan supaja tidak mengetjewakan Rakjat.
Negara kita jang setjara politis sudah merdeka, menundjukkan, bahwa dalam bidang ekonomi Rakjat kita masih tergantung dari pada suasana pendjadjahan. Banjak sektor² konomi jang belum sepenuhnja dikuasai oleh negara atau Pengusaha² Nasional. Oleh karena itu disamping angan2 untuk mendirikan industri berat, industri² pokok, tidak boleh dilupakan adanja keharusan untuk me nguasai sektor² ekonomi jang mendjamin kelantjaran pembangunan selandjutnja.
Sebagai akibat daripada politik pendjadjahan dalam bidang ekonomi, maka Indonesia mendjadi sumber bahan2 mentah untuk diekspor, dan telah membuktikan, bahwa kehidupan ekonomi Belan da didasarkan kepada bahan2 mentah. Oleh karena itu maka penting sekali untuk memberikan legalisasi dan pelaksanaan kepada pengam bilalihan perusahaan2 milik kolonialis Belanda, sebagai salah satu dasar untuk menghimpun modal menudju pembentukan ekonomi nasional. Dan supaja perusahaan2 milik kolonialis Belanda jang di ambilalih itu dikuasai oleh Negara. Supaja dalam soal modal ini Negara dan Rakjat kita tidak tergantung dari modal asing semata2, apalagi jang didapatnja dengan berbagai matjam sjarat jang mengi kat, maka adalah penting sekali adanja politik untuk memobilisasi potensi dan modal nasional. Disini djuga akan diudji kesetiaan dan 34
ketjintaan Rakjat kepada Tanah air. Dan kalau toch harus menda tangkan modal dari luar, maka jang penting ialah mendapatkan modal itu dengan djalan pindjaman dengan sjarat2 jang mungkin diterima oleh Rakjat dan tidak memberatkan beban Rakjat.
Untuk mendjamin kelantjaran perdagangan djuga akan menda tangkan modal dan devisen, maka penting sekali agar impor dan ekspor dari bahan2 jang penting dikuasai oleh Pemerintah. Begitu djuga dalam hal distribusi didalam Negeri. Dalam hal ini djuga pen ting sekali dikembangkan koperasi jang dikuasai Pemerintah. Be gitu djuga ekspor, impor dan distribusi perusahaan partikelir.
Dengan adanja modal dan bahan2 pembangunan jang telah dapat didatangkan, maka akan timbullah kemungkiman jang besar untuk mengatasi pengangguran jang ditanah air kita ini jang makin hari makin meningkat. Pembangunan akan disambut dengan gairah oleh Rakjat, apabila dengan demikian dengan njata dapat makin mengu rangi dan achirnja melenjapkan pengangguran.
Sekarang ini makin banjak anak2 sekolah jang tidak dapat pe kerdjaan. Oleh karena itu merentjanakan pembangunan harus se kaligus berarti djuga memperluas kesempatan bagi pemuda2 guna meneruskan peladjarannja, mengembangkan bakatnja dan memper luas kesempatan bekerdja. Semuanja ini harus ditindjau dalam rang ka pengerahan Rakjat dan potensi nasional.
Dalam masalah pembangunan, faktor manusia mendjadi soal jang sangat penting, apalagi dalam negara kita, dimana alat2 modern belum terdapat banjak. Dimana sadja Rakjat djanganlah akan ber sikap atjuh tak atjuh, djanganlah bersikap masa bodoh terhadap pekerdjaan pembangunan, malahan sebaliknja Rakjat dari segala lapisan akan menjambut baik semua rentjana pembangunan dan akan mengambil bagian jang aktip, asal dipenuhi sjarat2 minimum untuk dapat menggerakkan mereka.
Usaha untuk benar2 meringankan beban hidup Rakjat dari se gala golongan termasuk sesuatu jang harus dipertimbangkan ter lebih dahulu, karena itu adalah sjarat utama. untuk membangkitkan semangat kerdja Rakjat, dan untuk meningkatkan produksi.
Pengerahan tenaga Rakjat akan besar manfaatnja dan akan berhasil baik, apabila pembentukan pola pembangunan memperhi tungkan lebih dahulu dengan saksama.potensi Rakjat. Perlu pula diperhatikan dengan saksama oleh DEPERNAS beberapa hal ter sebut dibawah ini :
1. Bagi kita, walaupun kelihatan tjara2 jang beraneka warna dalam zaman peralihan namun tiada adalah kesulitan jang maha besar jang kita hadapi, sebab pada Rakjat Indonesia sudah ada satu tudjuan jang dengan bulat telah kita setudjui, ialah tudjuan masjarakat jang adil dan makmur sesuai dengan kepribadian Indonesia,
2. Blueprint pada Dewan Perantjang Nasional jang mengandung rantjangan semesta, harus dibuat dengan bentuk jang saksama, dan harus pula dibuat hanja demi kepentingan bersama. Kepentingan suatu golongan atau daerah harus dimasukkan da lam blueprint itu. Salah apabila blueprint itu diperuntukkan
hanja bagi satu golongan jang tertentu. Salah karena tidak se mesta dan tidak adil.
DEPERNAS harus waspada, agar djangan menemui kegagalan2 atau pada permulaannja kompak, tetapi kemudian timbul ketegang anketegangan.
Perlu pula diperhatikan oleh para anggota sjarat2 berikut : a. Anggota2 DEPERNAS dalam mendjalankan tugasnja harus me
miliki djiwa Nasional 100%.
b. Tidak boleh mengutamakan partai politik.
c. Tidak boleh hanja mementingkan daerah, suku bangsa atau golongan sendiri sadja.
d. Jang bersikap rohani terpendam hendak menjeleweng atau tidak mentjukupi sjarat2 keanggotaan menurut peraturan Pembangunan dan isi sumpah para anggota baik menarik diri ptau akan ditarik kembali oleh Pemerintah dari keanggotaan DEPERNAS.
Perkenankanlah pula saja selandjutnja mengemukakan sarat2 seperti berikut :
1. Dasar Perantjang Nasional seharusnja bersifat ilmiah, jakni supaja segala rentjana bersandar atas penjelidikan jang dilakukan oleh DEPERNAS sendiri. Djuga berdasarkan kenjataan2 jang terdapat dimasjarakat Indonesia.
2. Tjara melaksanakan rentjana seharusnja didahului dengan pe rundingan atau penilaian oleh DEPERNAS sendiri atau golongan2 jang bersangkutan, supaja sebanjak mungkin mereka membantu dengan pengertian dan suka hati.
3. Sebanjak mungkin supaja diberikan kesempatan kepada Dewan Perwakilan Rakjat dan chalajak ramai untuk mengikuti djalannja pelaksanaan rentjana, dan kesempatan untuk memberikan kritik dan koreksi.
4. Objek atau projek pembangunan supaja meliputi kekajaan nasional jang pada umumnja belum dapat perhatian, bahan2 sandang pangan dan untuk obat2an, bahan pertambangan jang terdapat di Indonesia, keradjinan tangan dan sebagainja.
Oleh sebab itu haruslah dimasukkan pula kedalam pola pem bangunan pekerdjaan penjelidikan jang berentjana atau research kekajaan alam, dalam bumi atau diatas permukaan alam.
Research berentjana mendjadi sarat mutlak bagi pembangunan semesta. Kita harus menjelidiki logam dan minjak jang terpendam dalam tanah kita. Kita harus mengetahui tersebarnja bahan2 pen ting, volumina bahan2 tersebut dan tjara2 mengolah bahan2 itu.
Achirnja saja meminta perhatian, supaja ditindjau pokok2 pem bangunan seperti tersebut dibawah ini.
Tudjuan perentjanaan ialah membentuk susunan masjarakat baru, jang mendjamin terlaksananja masjarakat jang adil dan mak mur berdasarkan Pantjasila.
Masjarakat jang demikian, adalah masjarakat sosialis a la In donesia. Dalam masjarakat ini, negara memegang peranan jang pen ting dalam pembangunan dan kemadjuan masjarakat. Dalam hal
itu Undang2 Dasar Republik Indonesia pasal 33 harus dilaksanakan dalam rantjangan Pembangunan semesta. Hendaklah diperhitung kan bahwa selainnja nasionalisasi perusahaan Belanda hak eigen dom ditangan Belanda telah dihapuskan. Masjarakat Indonesia, bekas negeri djadjahan jang belum pernah berkesempatan membangun sendiri dan baru berlatih berdiri sendiri, mengalami beberapa kekurangan2. Antara lain kekurangan2 ini meliputi masalah2 :
a. modal. b. tenaga2 ahli. c. tenaga kedjuruan. d. pengalaman2. Kekurangana itu harus diisi selekas mungkin. Tundjukkanlah rantjangan atau pola untuk melaksanakan pem bangunan dibidang itu.
Maka sebab itu, harus dipikirkan pelaksanaan masa peralihan seperti telah didjelaskan pada permulaan amanat ini. Masa ini ialah masa sebelum terlaksananja masjarakat adil dan makmur berdasar kan Pantjasila.
2. Pokok2 Perentjanaan
§ 27. Sudah berulang2 saja katakan bahwa succes pembangunan dilapangan jang saja sebut diatas tergantung pada tenaga manusia dan alat2. Pokok utama ialah tenaga manusia jang berwatak pem bangun, berani mengambil inisiatip, tidak lekas putus asa, ulet dan gigih untuk mentjapai tudjuannja.
Pokok dari pembangunan lcita ialah pendidikan kader jang dapat dan sanggup melaksanakan projek2 kita.
Dalam masa peralihan ini harus diperlengkapkan dan dipersiap kan aparatur negara, jang akan memegang peranan penting dalam pembangunan disegala lapangan. Antara Iapangan2 pembangunan, jang urgent harus segera dilaksanakan, ialah lapangan Pembangunan dalam bidang industri, keuangan, perekonomian dan dibidang mental.
Kader Pembangunan
Untuk mendidik kader2 itu setjara biasa, sebagai dinegeri2 jang telah madju, tidak mungkin. Dalam hal ini sambil melaksanakan pembangunan harus ditempuh djalan2 :
A. a. Mempergunakan tenaga2 ahli dan kedjuruan dari negara2 jang tidak memusuhi Republik Indonesia untuk memberi didikan kepada pemuda2 kita dan tjalon tenaga2 ahli Pem bangunan kita.
b. Mengadakan sistim pendidikan: "bekerdja sambil beladjar". Peladjar2 kedjuruan, dalam tingkat kelas atas, diwadjib kan berpraktek dilapangan pekerdjaan bermatjam2 me nurut kedjuruan jang diambilnja. Misalnja, dipabrik2, di perkebunan, dilaboratorium dan sebagainja. Sehabis lulus, diharuskan bekerdja pada negara untuk waktu jang ditentukan dengan menerima upah.
Ditempat2 pekerdjaan terutama jang vitaal, bagi buruh2 diberi kesempatan untuk menambah pengetahuannja ditempat itu. Djadi misalnja, disuatu pabrik, diadakan tempat dan waktu bagi pekerdja2 nja, untuk mengikuti peladjaran, jang mempermahir mereka men djalankan tugasnja. Bagi mereka jang telah lulus, jang baik, diharus kan mendidik kader2 lainnja dibawahnja. Dengan tjara ini, maka. tenaga2 kedjuruan akan bertambah, dan biaja akan lebih murah. Dalam sistim pengadjaran dari P.P. & K. selekas mungkin diadakan bidang pendidikan jang baru atau sistim pendidikan jang sudah ada disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Sekolah2 kedjuruan harus lebih diperbanjak, melebihi dari sekolah umum. Bagi mereka jang sudah lulus dari sekolah kedjuruan tingkat bawah, diberi ke sempatan untuk melandjutkan kesekolah tingkat menengah.
Seterusnja jang dari tingkat menengah, diberi kesempatan un tuk melandjutkan ketingkat tinggi. Mengenai kesukaran2 atau kekurangan2 para siswa itu dalam beberapa matapeladjaran jang bersifat umum, hendaknja diadakan schakelklas, satu kelas per antara (penghubung) dimana peladjar2 itu diberi kesempatan untuk mengedjar kekurangannja, sehingga mutu peladjarannja, mengenai vak umum, tidak kalah dengan mereka jang dari sekolah umum.
Sebagai tjontoh misalnja, adanja sekolah pertanian tingkat ren dah dari (S.R.), tingkat menengah (dari S.M.P.) dan tingkat atas (dari S.M.A.). Djika kedjuruan2 ini diadakan setjara banjak, mulai dari tingkat bawah, maka kesempatan untuk anakz petani dan buruh lebih banjak untuk memasuki sekolah2 kedjuruan. Dan anak2 petani dan buruh akan Iebih baik hasilnja dalam lapangan pertanian dan industri dari pada anak2 jang selamanja tak pernah berhubungan dengan pengolahan tanah atau industri. Begitu djuga dalam laipangan tehnik dan sebagainja. Tjara2 ini bisa mengatasi adanja birokraai jang tidak sehat dalam beberapa lapangan usaha.
Pendidikan setjara masal, mengenai sistim masjarakat a la Indonesia, haruslah sudah ditanamkan mulai sekarang. Ini bisa dimasukkan dalam peladjaran2 disekolah2, mulai dari sekolah rendah sampai sekolah tinggi.
Djuga dimasukkan melalui kursus2 penerangan2, baik liwat surat kabar, madjalah, maupun liwat R.R.I., seminar2 dan sebagainja.
Rentjana masjarakat sosialis a la Indonesia tidak akan djadi, bila masjarakat tidak berkesadaran sosialisme.
Disamping itu perlu diinsjafi, bahwa pelaksanaan kearah itu, membutuhkan ketjakapam, pengalaman dan ketabahan. Soal jang penting, ialah adanja pelaksana2 jang tjakap, ahli bersemangat, suka bekerdja dan selalu mempergunakan rationja dalam bertindak. § 28. Dalam masa peralihan ini, pengusaha2 nasional masih perlu
dihidupkan,
Mereka ini bisa mendorong kegiatan dan kegembiraan bekerdja, mendorong adanja penemuan2 baru dilapangan pengusahaan, men dorong tjara2 bekerdja jang zakelijk.
Lain daripada itu, dimana peralihan, dimana aparatuur negara masih belum mentjukupi dalam arti djumlah dan nilainja, maka 38