• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN TABLET FE

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Dr. Nora Lumentut NIP (Halaman 63-67)

UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

PEMBERIAN TABLET FE

Salah satu masalah gizi di Indonesia adalah kekurangan gizi besi . Suplementasi besi meru-pakan salah satu upaya penting dalam mencegah

anemia dan penanggulangan anemia, karena jenis anemia ini yang paling banyak di Indonesia.

Suplementasi besi merupakan cara yang efektif karena kandungan gizinya padat dan dileng kapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat. Terutama pada ibu hamil untuk menu-runkan risiko Bayi Berat Lahir Rendah,

Perdarahan pada saat persalinan yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Adapun cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil se-banyak 90 tablet di Sulawesi Utara adalah sebesar 77,7%. Kabupaten Minahasa Utara tertinggi adalah 91, 87 paling rendah adalah Sitaro sebesar 47,45%. 0 20 40 60 80 100 MANA DO BITUN G TOMO HON MINAH ASA MINSE L MINUT BOLM ONG SANGI HE TALAU D BOLM UT

MITRA SITARO KOTA MOBA GU BOLTI M BOLSEL PROPI NSI FEBRUARI 97 97 90 92 91 83 88 88 71 70 88 88 74 79 69 88 AGUSTUS 97 96 88 92 88 83 99 61 96 79 78 90 73 98 100 89

Gambar IV. 15. Cakupan pemberian kapsul vit a pada Anak balita bulan Februari dan Agustus kabupaten/ kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2009

Gambar IV. 16. Cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Dari grafik di atas nampak bahwa cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 terendah berada di Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Si-taro.

E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup ter-jadi akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industry, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai aki-bat aktifitas lapisan/ kerak bumi/ fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin rebut yang ke-jadiannya sulit diprediksi.

Provinsi Sulawesi Utara yang telah ditetap-kan Depkes sebagai Pusat Penanggulangan Krisis Regional 8 yang membawahi provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Makassar menjadi tulang punggung dalam penanganan bencana yang ter-jadi di tiga Provinsi tersebut. Tercatat selama ta-hun 2009 terdapat 13 kejadian bencana alam, mu-lai dari banjir bandang, angin kencang, tanah long-sor, gunung meletus, tanah longsor dimana ke-jadiannya tersebar di hamper seluruh kabupaten/

kota se Provinsi Sulawesi Utara sesuai dengan ta-bel.

Untuk menghadapi situasi bencana, maka hingga tahun 2009, kesiapsiagaan mutlak diperlu-kan yaitu adanya SDM kesehatan (kualitas dan kuantitas) yang mampu untuk memberikan pe-layanan kesehatan secara optimal. Untuk itu ber-bagai pelatihan telah dilakukan untuk memper-siapkan sumberdaya manusia yang mampu be-reaksi cepat dalam penanggulangan bencana. Khususnya dalam menghadapi World Ocean Con-ference (WOC) dan Coral Triangle Summit (CTI) yang dilaksanakan di Manado, maka telah disiap-kan beberapa tenaga terlatih untuk mengantisi-pasi kejadian-kejadian yang tidak terduga/ diinginkan. Untuk itu dilaksanakan beberapa pe-latihan seperti GELS yang melibatkan dokter yang berdomisili di manado, puskesmas daerah tujuan wisata di Sulawesi utara khususnya kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara, pelatihan BTLS yang melibatkan perawat sebagai peserta , Pelati-han Radio Medic, pelatiPelati-han SAR untuk kecelakaan khususnya di gedung dan di laut. Pelatihan terse-but difasilitasi oleh Depkes RI dengan fasilitator dari Tim Siaga Bencana dari Makassar.

Untuk menangani bencana secara cepat, maka telah dibentuk tim di masing-masing unit, yaitu Tim Reaksi Cepat, Tim BSB (petugas Rumah Sakit Kandouw), Satgas bencana (Puskesmas dan Kabu-paten/ Kota).

Berbagai peralatan kesehatan emergency seperti peralatan resusitasi jalan nafas, resusitasi jantung, peralatan pneumatic/ listrik, peralatan/

perlengkapan penanganan luka serta peralatan RS lapangan sudah dimiliki untuk menunjang penanganan bencana di regional Sulawesi utara. Begitu pula dengan sarana transportasi dan alat komunikasi telah disiapkan untuk mendukung pe-laksanaan penanggulangan pada setiap kejadian bencana.

Sumber : Bidang PMK 2010

Jenis Bencana Waktu Kejadian Kab/ Kota terdampak

Banjir/ Longsor 11/ 01/ 2009 Kab. Sitaro

Banjir/ Air pasang 12/ 01/ 2009 Kota Manado

12/ 01/ 2009 Kab. Bolaang Mongondow Timur

14/ 01/ 2009 Kab. Minahasa Utara

Feb-09 Kab. Minahasa Utara

30/ 06/ 2009 Kab. Bolaang Mongondow Selatan

Dec-09 Kab. Sitaro

Longsor 15/ 01/ 2009 Kota Manado

Angin Putting Beliung 11/ 02/ 2009 Kab. Minahasa Utara

Nov 2009 Kab. Minahasa Tenggara

Gempa Bumi 12/ 02/ 2009 Kab. Talaud

19/ 04/ 2009 Kab. Talaud

Gunung berapi 31/ 05/ 2009 Kab. Sitaro

F. PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Penyakit Menular Langsung a. HIV DAN AIDS

Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Su-lawesi utara pada tahun 1997 di Rumah Sakit Be-thesda. Sejak penemuan kasus tersebut jumlah kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara terus bertambah dari tahun ke tahun, sampai den-gan bulan Desember tahun 2009 HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 456 kasus, 257 diantaranya penderita AIDS sementara jumlah

kasus yang meninggal berjumlah 87 orang. Kasus HIV dan AIDS tersebut tersebar di 11 (sebelas) Kabupaten / Kota dari 15 Kab/ Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Penyebaran kasus ini sa-ngat cepat terutama pada kelompok usia produk-tif, sedangkan hubungan seks merupakan cara penularan tertinggi

Hal ini memberikan gambaran bahwa epidemi HIV dan AIDS berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.

Sumber : Bidang PMK 2010

Dari Grafik di atas terlihat gambaran fatali-tas dari HIV/ AIDS di Provinsi Sulawesi Utara. Apa-bila kasus HIV dan AIDS dikelompokkan menurut kelompok umur, maka penderita terutama berasal

dari kelompok umur produktif yakni 20-29 tahun (50%) dan 30-39 tahun (26%) seperti yang terlihat pada grafik 3 dibawah ini:

Gambar IV. 18.Jumlah kasus AIDS dan kematian di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/ d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Gambar IV. 17. Jumlah kasus HIV/ AIDS Provinsi Sulawesi Utara tahun 1997 - 2009

1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 HIV 0 0 0 3 5 5 2 9 3 0 6 1 2 9 5 5 3 8 AIDS 1 1 1 4 1 1 3 6 9 4 7 3 8 4 3 9 3 1 1 2 0 2 0 4 0 6 0 8 0 1 0 0 1 2 0

Tabel IV.19. Persentase Penduduk 10 tahun ke Atas menurut Pengetahuan Tentang HIV/ AIDS dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Utara

Kabupaten/ Kota Pernah Mendengar Berpengetahuan benar tentang penularan

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Dr. Nora Lumentut NIP (Halaman 63-67)

Dokumen terkait