• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis

LANDASAN TEORI

B. USAHA KECIL DI INDONESIA 2. Pengertian Usaha Kecil

2. Macam-macam Pembiayaan

Salah satu tugas pokok bank adalah menyalurkan dana-dana yang terhimpun melalui kegiatan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang kekurangan modal untuk mengembangkan modal. Salah satu pembiayaan yang da pada bank adalah pembiayaan modal kerja dimana pembiayaan ini digunakan untuk keperluan antara lain, meningkatkan produksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam menjalankan operasionalnya dan pembiayaan kerja untuk

perdagangan, yaitu untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place

dari suatu barang.

a. Pembiayaan Modal Kerja

Dalam perbankan syariah pembiayaan ini diaplikasikan dalam bentuk skema

al-mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100℅) modal, sedangkan pihak kedua sebagai pengelolah (mudharib). Selain skema mudharabah dalam pembiayaan bank syariah juga dapat diaplikasikan pada skema al-musyarakah, dimana melalui kontrak ini dua pihak atau lebih ( termasuk bank dan lembaga keuangan bersama nasabah ) dapat mengumpulkan modal mereka untuk membentuk sebuah perusahaan (syirkah al-inan) sebagai sebuah badan hokum. Setiap pihak memiliki bagian secara proposional sesuai dengan kontribusi modal mereka.

Seperti yang telah diuraikan diatas, pembiayaan modal kerja dibagi atas : 1. Pembiayaan Modal Kerja Peningkatan Produksi

Pembiayaan modal kerja merupakan salah satu kombinasi dari pembiayaan likuiditas ( cash financing ), pembiayaan piutang ( receivable financing ) dan pembiayaan persediaan ( inventory financing ).

a. Pembiayaan likuiditas ( cash financing )

Pembiayaan ini umumnya digunakan untuk memenuhi yang ditimbulkan akibat terjadinya ketidak sesuaian antara cash inflow dan cash outflow pada perusahaan nasabah. Dalam perbankan syariah menyediakan fasilitas ini namun nasabah harus membuka rekening giro wadiah dan bank tidak

memberikan bonus atas wadiah tersebut. Bila nasabah mengalami ketidak sesuaian, nasabah dapat menarik dana melalui saldo yang tersedia sehingga menjadi negative, atas fasilitas ini bank tidak dibenarkan meminta imbalan apapun, kecuali sebatas biaya administrasi dan pengolahan fasilitas tersebut. b. Pembiayaan piutang ( receivable financing )

Dalam prakteknya pada bank syariah adalah dengan memberikan fasilitas berupa:

a). Pembiayaan piutang ( receivable financing )

Dalam pembiayaan piutang bank syariah memberikan fasilitas yang disebut dengan al-qardul hasan, yaitu pemberian harta atau pinjaman dana kepada pihak-pihak yang patut mendapatkannya. Secara syariah peminjam hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya, tetapi bank sama sekali dilarang untuk menerima imbalan apapun.

Jumlah uang yang dipinjamkan bank kepada nasabah masih tertanam dalam piutang, maksimum sebesar piutang yang tertera dalam dokumen piutang (wesel tagihan atau promes ). Wesel atau promes tersebut diserahkan kepada bank dengan suatu kuasa ( wakalah ) untuk menagih kepada pihak yang berhutng. Untuk keperluan tersebut bank dapat membebankan fee atas jasa tagihan, bila ternyata pada saat waktu jatuh tempo, hasil tagihan itu digunakan untuk melunasi hutang nasabah kepada bank. Tetapi bila ternyata

piutang tersebut tidak ditagih, maka nasabah harus membayar kembali hutangnya kepada bank.

b). Anjak piutang ( fac toring )

Bank syariah memberikan fasilitas pengambil alihan piutang, yaitu yang disebut hiwalah. Tetapi untuk fasilitas ini bank tidak dibenarkan meminta imbalan kecuali biaya layanan atau administrasi dan biaya tagihan.

3. Pembiayaan persediaan ( inventory financing )

Dalam memenuhi kebutuhan persediaan, bank syariah menggunakan prinsip jual beli skema jual beli yang dipakai adalah :

a). Murabahah

Salah satu yang paling banyak dipergunakan oleh perbankan syariah secara sederhana murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Jadi singkatnya, murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan keuntungan ( margin ) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan regured rate of propitnya ( keuntungan yang ingin diperolehnya)

dalam prakteknya perbankan, bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

Dalam fatwa DSN- MUI dijelaskan bahwa jual beli istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria tertentu dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. Istishna biasanya digunakan bank syariah untuk pembiayaan kontruksi dan barang-barang manufaktur jangka pendek. Dalam hal ini bank bertindak sebagai pemesan atau penjual sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli Bank syariah mandiri selain menghimpun dana dari masyarakat, juga menyalurkan dana melalui pembiayaan seperti :

a). Pembiayaan Mudharabah

Dalam pembiayaan ini, bank menyalurkan seluruh (100℅) dana sebagai modal untuk membiayai suatu usaha atau proyek. Sedangkan kontribusi nasabah berupa keahlian, skill, keterampilan, dan manajemen. Keuntungan dari usaha dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati pada awal perjanjian. Bank akan menerima bagi hasil dari nasabah pada setiap waktu yang telah disepakati. Sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kesalahan atau kelalaian si pengelolah. Tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelolah, maka si pengelolah harus bertanggung jawab.

b). Pembiayaan Musyarakah

Yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

c). Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah bi At-tamlik

Dalam pembiayaan ini, pertama-tama bank akan membeli asset untuk disewakan kepada nasabah dan dikata gorikan sebagai aktiva ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewanya untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar harga sewa. Selama jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masih milik bank dan akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa.

d). Pembiayaan Murabaha

Dalam pembiayaan ini, bank berperan sebagai penjual barang. Sementara calon nasabah (debitur) sebagai pembeli, karena jual beli tidak dilakukan secara tunai pada saat transaksi, maka besarnya margin keuntungan bank disesuaikan dengan jangka waktu pembayarannya atau secara angsuran sampai lunas. Tingkat margin murabahah tidak berubah sepanjang jangka waktu, walaupun suku bunga dipasaran naik.

e). Pembiayaan Istishna

Dalam pembiayaan ini, barang yang diperjual belikan belum jadi, tetapi akan dikerjakan. Contohnya, pesanan atas rumah yang masih akan dibangun Nasabah memesan barang-barang yang akan dibangun kepada bank kemudian bank akan memesan kepada developer atau kontraktor untuk mengerjakan rumah yang dipesan. Jadi mekanismenya dilakukan secara pararel. Bank akan membayar kepada developer atau kontraktor secara lunas sesuai pekerjaan pembangunan. Setelah barang selesai dikerjakan dan

diserahkan kepada nasabah, bank akan membukukan sebagai asset istishna dan selanjutnya nasabah membayar secara lunas atau angsuran.

f). Pembiayaan Wakalah ( prinsip perwakilan )

Pada prinsipnya, wakalah adalah surat kuasa biasa. Kuasa ini sering digunakan dalam pembiayaan murabahah. Adakalanya bank tidak bisa mencari dan membeli sendiri barang yang akan dijual kepada nasabah.dalam kasus ini, bank dapat me-wakalah-kan atau menguasakan kepada nasabah untuk membeli barang yang diperlukan. Selanjutnya, nasabah memberikam bukti-bukti kuitansi dan dokumen pembelian kepada bank.

g). Pembiayaan Khusus Pekerja Bank Mandiri syariah

Sebagai upaya sosialisasi kepada pekerja, syariah mandiri juga menyalurkan dana pembiayaan khusus bagi pekerja bank syariah mandiri, dengan margin rate khusus. Jangka waktu pembiayaan bisa sampai 5 tahun. Karena margin ratenya khusus, maka persyaratannya juga khusus harus dipenuhi, yaitu surat keterangan atasan, surat permohonan pemotongan gaji melalui Automatic FundTransfer.

h). Pembiayaan Qardhul Hasan

Pembiayaan ini sering disebut dengan istilah pembiayaan kebajikan, istilah ini muncul karena dana yang digunakan untuk jenis pembiayaan ini bukan berasal dari dana produktif, melainkan diambil dari dana zakat, infaq dan shadaqah. Alokasi pembiayaan ini adalah untuk keperluan sosial baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembiayaan ini adalah dalam rangka

mewujudkan tanggung jawab sosial. Dari pembiayaan ini, bank tidak mengambil tambahan keuntungan sama sekali kalaupun pihak nasabah akan menambahkan dari perputaran usahanya, maka dana tersebut hanya akan menambahkan jumlah dana zakat, infaq, dan shadaqah.

Dokumen terkait