• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ya, maksud saya menyusul.

191. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Dari Lampung juga menyusul?

192. PEMBICARA : ISWANDI, A.Md. (LAMPUNG)

Lampung untuk sementara secara lisan bisa kita sampaikan nanti dokumen, kita sudah sepakat bertiga, dan karena Bang Aryo belum bisa dihubungi kita menyusul. Kita, Pak Ahmad Jajuli.

193. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, DKI Jakarta?

194. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (DKI JAKARTA)

Pak Djan Faridz. Dokumen menyusul.

195. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

NTT? Lerry Mboeik.

196. PEMBICARA : Ir. ABRAHAM LIYANTO (NTT)

NTT sudah, dokumennya sudah dikasih tadi.

197. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Kalimantan Tengah? Hamdani.

198. PEMBICARA :

Kalimantan Tengah sudah tadi, sudah diserahkan.

199. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Sudah itu namanya siapa, belum ada dalam dokumen. Sudah ada ya? Dari Sulawesi Utara?

200. PEMBICARA :

Kalimantan Tengah, Fawzi Akhmad Bachsin.

201. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Alvius? Menyusul, dari Sulawesi Utara menyusul. Ya, begitu saya kira ini soal alat kelengkapan.

202. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)

Pimpinan, tanya, B-54.

Jadi, kasus di Yogya itu ini kan ada Bu Hemas yang jadi pimpinan, kemudian tiga anggota yang lain itu masing-masing memegang tiga, begitu ya. Sehingga kemungkinan itu, saya sekarang sudah dua di BK dan di Komite IV. Nah, yang masih kosong itu dua, PHAL dan PAP. Nah, yang lain-lain sudah dua-dua. Artinya, apakah dibolehkan misalnya dari satu provinsi itu kosong salah satunya. Artinya, tidak mengambil porsi di alat kelengkapan itu.

Terima kasih.

203. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Keanggotaannya memang 33 orang kalau di PHAL. PAP juga 33 orang. Jadi, kalau tidak diisi memang sebetulnya prinsipnya adalah hak provinsi, tetapi dia yang secara kelembagaan dia kosong juga memang. Tetapi ini saya belum bisa, nanti teman-teman dari yang juru Tatib itu yang bisa menjelaskan.

204. PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Saudara Ketua, untuk memberi jalan keluar pada Yogya, hemat saya kita bisa menggunakan beberapa pedoman, aturan dan tata tertib. Yang kedua juga pedoman praktis akibat daripada praktik yang selama ini dialami. Oleh karena itu ketika seseorang memiliki kemampuan me-manage waktunya sendiri, dia merangkap tiga alat kelengkapan yang tidak sekelompok, berkelompok, saya pikir itu tidak begitu banyak masalah. Tetapi juga, kalau misalnya seseorang mau merangkap dalam alat kelengkapan yang satu rumpun dan dia bisa me-manage waktunya, sebenarnya tidak melanggar tata tertib kalau itu sudah dicabut. Tetapi sebenarnya pertimbangan-pertimbangan holistik yang menyeluruh dipertimbangkan seluruhnya itu demi kinerja daripada dewan ini. Jadi bukan karena kemauan yang begitu

besar, tetapi hak praktiknya misalnya kemampuan me-manage waktunya sendiri tidak bisa. Karena itu hemat saya Yogya kalau yang tidak merangkap tiga dalam kelompok yang sama saya pikir diberikan kesempatan tidak akan masalah. Terima kasih.

205. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, saya kira tidak ada masalah. Tidak perlu ada yang dikomentari lagi karena sudah jelas bahwa kita menunggu dokumen tertulis yang masuk ke sekretariat. Kita berikan teman-teman dari provinsi yang belum mengisi itu menyerahkan daftarnya secara tertulis. Begitu ya? Kita setuju.

Berikutnya, ini apakah kita perlu bahas lagi atau tidak. Saya kira tadi kalau penjelasannya sudah clear, saya kira tidak perlu lagi dibahas soal rangkap ini, Pak Farouk. Jadi, saya kira ini soal teknis saja, sekretariat tentu akan mencoba mengaturnya. Ada?

206. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Ya kalau memang demikian, tetapi nanti saya harus lihat dulu. Saya itu orangnya harus lihat dokumen. Makanya saya bilang dokumen, lihat dokumen. Oke, kalau memang itu nanti saya lihat dokumennya. Kalau memang lihat dokumen oke saya akan lihat dokumennya. Kalau memang dokumennya benar, ya sudah. Kalau memang itu menjadi pemikiran kita, kalau memang tidak ada langkah yang tadi berulang kali dikemukakan soal alat kelengkapan serumpun itu. Jadi bagaimana mengaturnya? Kita harus sepakati dulu. Boleh atau tidak itu? Serumpun ini. Mau tiga atau empat silakan saja. Tetapi kalau serumpun, ini yang menjadi masalah terus. Jadi, kalau ini, “Oh nanti saya lagi ada di sana, hadir di sini,” kita mau menghitung kuorum juga bagaimana. Nanti menghitung administrasi keuangannya bagaimana. Ini kan 21 orang, wah seolah-olah oke datang segini, sekian jam, tanda tangan di sini, nanti pergi lagi di sini. Kita ini apa begitu, lho? Tolong ini kita sepakati dulu, boleh tidak kita merangkap dalam satu rumpun ini.

207. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Soal yang terakhir ini saya kira ini kontrol administrasi yang terkait juga dengan keuangan, ya. Dan itu saya kira akan ada, saya kira sudah dalam rambu-rambu yang dibuat oleh sekretariat jenderal.

208. PEMBICARA : H. ABDUL GAFAR USMAN, MM. (RIAU)

Pak Ketua, mohon maaf, Pak Ketua.

Apa yang disampaikan Pak Farouk bisa kita pahami. Bahwa memang kondisi waktu tujuh hari itu sudah final, tidak bisa dibawa ke MK lagi, memang kondisi waktu sudah final. Tetapi konsekuensi dari perubahan Tatib dari anggota PHAL, dari 15 menjadi 33; BK dari 11 menjadi 17, itu berimplementasi sistemik dia dalam agenda waktu. Nah oleh karena Tatib di atas Panmus, maka keputusan Panmus dengan masalah jadwal harus patuh pada Tatib atau kita kembali kepada Tatib yang lama. Memang apapun yang dimaksud oleh Pak Farouk secara implementasi sangat berpengaruh, karena waktu tujuh hari tidak bisa

tambah lagi, dan 24 jam satu hari itu sudah final. Oleh karena itu apa yang kita putuskan dengan perubahan Tatib harus kita mengikuti semua implentasinya dan Panmus harus tunduk dengan mengatur jadwal dengan Tatib yang kita hormati.

Saya kira demikian, Pak Ketua.

209. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Betul, betul, saya kira kita, Pak Jhon saya kira kita sudah hampir clear ini, sudah hampir finish sebetulnya.

210. PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)

Saya suka Pak Farouk, artinya dia memperkaya perspektif kita. Tetapi soal serumpun saya baru dengar, ya. Tetapi kalau memang Pak Farouk dapat meyakinkan kita bahwa serumpun itu penting tidak salah juga. Persepesi sederhana saya yang serumpun itu misalnya Komite IV dan PAP, itu. Tetapi saya tidak mau masuk ke situ. Itu satu.

Kedua, ada orang yang juga cuma satu alat kelengkapan tetapi jarang hadir, jarang sekali hadir. Ini soal tanggung jawab moral, kok, dan soal me-manage waktu, ya toh kan begitu. Jadi saya berpikir Pak Ketua cukup bijak, cukup cerdas untuk segera mungkin selesaikan sidang ini saudara-saudara, kita harus istirahat cukup untuk besok ada acara lagi.

211. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Jhon atas pengertiannya.

212. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)

Ketua, B-92, Ketua.

Saya pikir dari tadi kan sudah diekspose oleh anggota. Tatib perubahan sudah terang-benderang. Jadi tidak ada sudah yang namanya ditawar-tawar lagi, cuma bagaimana kita mengimplementasikan perubahan Tatib itu. Dan besok dirgahayu Republik Indonesia ke-66. Saya pikir cukup diakhiri, dan untuk saudara-saudara yang muslim sudah cukup payah mulai pagi, meninggalkan tarawih berjama’ah mungkin, termasuk saya. Jadi saya usul untuk diakhiri, dan ini Nuzulul Qur’an. Terima kasih. Besok, maksud saya.

213. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Bambang mengingatkan kita semua. Makanya saya goyang terus peci saya seperti ini tadi. Saya hanya meresume saja beberapa catatan. Yang pertama, soal Gorontalo. Ini kita kembalikan, kemudian kita tunggu sampai tanggal 18 sampai jam 10. Tidak ada kesepakatan sampai jam 10, maka kita ambil putusan yang tiga orang. Setuju? Sudah tidak perlu jawab lagi karena sudah disetujui.

Kemudian yang kedua, soal nama-nama yang, maaf tenang saja dulu sudah mau berakhir ini. Nama-nama yang belum masuk dari setiap provinsi, yaitu PAP satu orang dari Yogya; PHAL itu tujuh orang, satu Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Yogyakarta, NTT, Kalteng, Sulut, itu menunggu dokumen, tinggal dimasukkan di dalam alat kelengkapan ini.

214. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Pimpinan, 103.

215. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Nanti dulu, Pak, saya lihat dulu soal BK. Soal BK tidak ada masalah lagi. Kelompok DPD di MPR juga tidak ada masalah, bukan Kelompok DPD, Pimpinan Kelompok DPD di MPR. Terima kasih Pak Farouk atas koreksinya.

Dan, saya persilakan untuk saya kira terakhir ini dari Pak Bahar Ngitung.

216. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Terima kasih pimpinan. Saya hanya mengingatkan kalau paripurna ini tidak mengambil keputusan, kita pending, berarti kita akan paripurna lagi untuk mengambil keputusan. Yang kedua, apa yang disampaikan Pak Prof. Farouk itu perlu jadi perhatian, karena akan sangat mengganggu operasional alat kelengkapan apabila berada dalam satu kelompok. Karena pasti satu tidak akan jalan karena bersamaan, bersamaan waktunya. Ini perlu menjadi perhatian, mungkin saja tidak dinormakan atau dinormakan dalam Tata Tertib, tetapi ini harus menjadi perhatian. Dan itu terjadi di Sulawesi Selatan. Kawan-kawan saya maunya di tempat ini, tidak mau pindah. Saya ditempatkan pas satu kelompok. Kelompoknya yang waktu pelaksanaan rapatnya itu bersamaan diberikan oleh Panmus. Nah, ini dengan sendirinya pasti saya tidak bisa mengikuti dua, salah satu saya ikut. Ini akhirnya tidak ada guna saya dua alat kelengkapan. Ini perlu menjadi perhatian apa yang disampaikan Pak Farouk.

217. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, yang disampaikan oleh Pak Bahar terakhir ini menjadi catatan kita dan saya kira kita putuskan untuk kita bawa ke Panmus untuk membahas soal teknisnya di sana. Saya kira begitu ya? Karena bagaimanapun sudah diatur dalam Tatib, dan Panmus itu mengatur lebih detail, lebih operasional tentang bagaimana menjalankan Tatib. Saya kira begitu ya.

Sekali lagi, alat-alat kelengkapan pada malam ini yang pertama tadi dibacakan adalah Panitia Urusan Rumah Tangga. Nama-namanya sudah tercantum semuanya, kecuali sekali lagi Gorontalo kita menunggu sampai jam 10 pada tanggal 18. Tidak ada kesepakatan di Gorontalo kita gunakan acuan yang sepakat ditandatangani bertiga. Saya ketok ya? PURT.

Panitia Perancang Undang-undang tidak ada masalah, dengan demikian kita ketok, setujui.

KETOK 1X

Panitia Akuntabilitas Publik, komposisi keanggotaannya juga yang kurang dari Yogyakarta menyusul. Kita setuju?

Pimpinan Kelompok DPD di MPR, nama-nama tidak ada masalah.

Panitia Hubungan Antar Lembaga, nama yang belum terisi ada dari 7 provinsi menyusul.

Keanggotaan Badan Kehormatan, tidak ada masalah. Kita sepakati semua? Setuju.

Iya. Sekali lagi hal-hal yang terkait dengan apa yang dibicarakan tadi, diangkat tadi itu masalah keanggotaan yang kemungkinan nanti akan melakukan kegiatan agenda persidangan dalam waktu yang sama itu nanti akan dibahas di Panmus secara khusus untuk bisa megoperasionalkan itu.

Saya kira demikianlah rapat paripurna kita pada malam ini, alhamdulillah. Yang terakhir penyerahan laporan Sekjen sesuai dengan Tatib. Kami persilakan Bu.

Terima kasih Ibu Sesjen, ini diatur juga dalam Tatib pada pasal sekian, Pasal 263 karena saya tidak baca teks lagi ini. Pada Pasal 203 ya itu ayat 2, sekretariat jenderal melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya selama satu tahun sebelumnya kepada pimpinan pada setiap permulaan tahun sidang dalam sidang paripurna. Jadi sekretariat jenderal telah menjalankan tugasnya selama setahun, kita ucapkan terima kasih kepada beliau dan jajarannya. Saya kira kita semua merasakan apa yang menjadi kinerja beliau Ibu Sesjen dan Pak Wasesjen dan seluruh jajarannya selama satu tahun masa sidang kita. Dan juga sudah menjalankan kewajibannya sesuai dengan Pasal 203 Ayat 2 Tata Tertib kita yang sedang berlaku. Ya sekali lagi terima kasih kepada Ibu Sesjen dan semua jajarannya.

Saya kira dengan berakhirnya penyerahan dan selesainya penyerahan laporan Sesjen kepada pimpinan dan DPD untuk kita semua pada malam ini berakhir sudah rapat paripurna kita pada malam hari ini. Dan saya atas nama pimpinan.

218. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Pimpinan, terima kasih. Sebelum ditutup ada hal yang sangat penting yang ingin saya sampaikan menyangkut dengan akan berimplikasi terhadap anggaran DPD tahun 2012, termasuk kelancaran pembangunan kantor di daerah. Salah satu syarat harus ada clearance

KETOK 1X

KETOK 1X

KETOK 1X KETOK 1X

dari Menpan, Menpan hanya memberikan untuk struktur organisasi kantor DPD di daerah itu eselon 3. Kalau bisa saya sarankan selagi ini kita ada paripurna, ini memutuskan bahwa kita menolak untuk eselon 3, kepala kantor kalau bisa eselon 2 agar clearance cepat keluar, kesekjenan bisa memproses cepat yang bisa dilaksanakan dia akan berpengaruh terhadap daya serap anggara,n karena kalau tidak akan berimplikasi terhadap anggaran DPD tahun 2012. Terima kasih pimpinan.

219. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Saya kira itu nanti kita bahas berikutnya ya, dan itu adalah menjadi bagian dari yang akan kita renungkan dan kita berikan tugas kepada Sesjen untuk memikirkan dan dibahas juga dengan PURT pada masa sidang yang akan dimulai pada hari Kamis yang akan datang.

Saya kira terima kasih atas segala partisipasinya, atas kehadirannya, atas kesabarannya sampai dengan pukul 21.33 pada malam hari ini. Kita menyelesaikan segala tugas dalam pembukaan masa sidang periode 2011-2012 ini. Sekali lagi terima kasih, mohon maaf lebih dan kurangnya.

Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam, salam sejahtera.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

SIDANG DITUTUP PUKUL 21.33 WIB

Dokumen terkait