• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interupsi pimpinan. Mohon maaf. Saya penengah barangkali.

Kalau bisa ada kita buat tatib bahwa di dalam forum seperti yang paling mulia ini seharusnya kita semua hadir. Kalau memang tidak hadir komitmen. Apa yang diputuskan tiga lawan satu, tiga menang. Terima kasih.

166. PEMBICARA : Drs. H. WAHIDIN ISMAIL (PAPUA BARAT)

Interupsi pimpinan.

Saya kira kita punya pengalaman periode yang lalu terkait dengan komplikasi seperti ini. Aturan menggambarkan bahwa penetapan anggota dalam alat kelengkapan ditandatangani oleh 4 anggota provinsi tersebut. Bagaimana mungkin sebuah lembaga DPD dan sekretariat Panmus memberikan legitimasi terhadap satu tandatangan dalam pengusulan ini, begitu. Ditinjau dari segi legitimasi maka tiga itu adalah lebih kuat dalam kesepakatan di dalam provinsi. Saya kira kita pernah mengesahkan keanggotaan dengan ditandatangani oleh tiga anggota pada alat kelengkapan. Dan kalau memang Ketua ingin mengadakan, menengahi, saya kira itu boleh. Tapi kalau lihat suara-suara di Gorontalo tadi, kelihatan tiga itu sudah mencerminkan suara mayoritas di dalam provinsi tersebut. Terima kasih.

167. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM.

(KEPULAUAN RIAU)

Pimpinan, B-37.

Apakah tidak mungkin kalau semuanya kita kembalikan sampai tanggal 18 kepada provinsi untuk masalah ini. Dan kemudian, kalau tidak ada jalan keluar, 3 lawan 1, kita putuskan.

168. PEMBICARA : KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag, M.Ag. (SULBAR)

Pimpinan, B-126.

169. PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Pimpinan, 125.

170. PEMBICARA : KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag, M.Ag. (SULBAR)

Terima kasih, pimpinan.

Saya hanya membayangkan sekiranya di Gorontalo, ini mudah-mudahan tidak terjadi, sekiranya di Gorontalo itu antara anggota DPD itu ada saling sengketa, dan dua dokumen yang masuk maka ujung-ujungnya pasti kita akan memutuskan mana yang paling mayoritas. Jadi, saya pikir tidak usah diperlama ini persoalan, diputuskan saja.

171. PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Pimpinan, 125. 125 di sini. Terima kasih banyak, pimpinan. Tolong 125 dipersilakan. Pimpinan, saya pikir melihat dari range tahapan jadwal kita, itu kan tanggal 18 baru akan dilakukan pemilihan saya sepakat dengan usulan Ibunda saya yang sangat bijak. Sekarang kita putuskan adalah anggota yang akan duduk di alat kelengkapan. Sekarang, saya

termasuk orang yang traumatik dengan, mohon maaf teman-teman yang Jawa Tengah. Kita tidak mau berulang lagi seperti itu. Saya tidak mau berbicara kasuistik provinsi, tetapi saya sangat percaya teman-teman Gorontalo itu dewasa untuk menyelesaikan ini. Tetapi pada akhirnya kalaupun tanggal 18 tidak bisa diputuskan saya berharap bahwa bagian dari kesepakatan yang harus kita ambil adalah yang mayoritas itu yang harus kita putuskan. Tetapi kita berikan kesempatan. Kali mungkin Gorontalo ini tidak ketemu saja, belum buka puasa bersama saja kali untuk memutuskan bersama-sama. Jadi usulan saya pimpina, Gorontalo kita pending dulu, kecuali tanggal 18 sudah harus ada keputusan. Kalau 18 tidak ada keputusan, mayoritas yang kita ambil seperti pengambilan keputusan yang lalu-lalu yang sudah berjalan. Saya pikir begitu, pimpinan. Sangat bijak kalau itu yang diusulkan oleh Ibunda kita tadi. Terima kasih.

172. PEMBICARA : ELNINO M. HUSEIN MOHI. ST., M.Si. (GORONTALO)

Pimpinan, terakhir ini soal Gorontalo dari Gorontalo dulu.

173. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Biarkan, Pak Farouk dulu. Silakan, Pak.

174. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Baik, saya mau kembali mencoba mengatasi masalah ini, kembali kepada laptop, kepada tata tertib. Tadi Pak Dani menanyakan, tidak ada. Saya bacakan Pasal 22 Ayat 2 yang mau kemarin dihapuskan, mau diusulkan Pasal 22 Ayat 3.

175. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Saya minta maaf, Pak. Ini kita selesaikan dulu Gorontalo, apakah ada kaitannya dengan Gorontalo?

176. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Iya iya, nanti dari sini ini. Cara menyelesaikannya dari sini ini. Setiap anggota ini,

like or dislike. Ini bunyinya begini di Tatib. Kita belum merubah ini Tatib, belum dicabut.

Yang dicabut Ayat 3 kemarin, karena itupun karena ada mau masukan Badan Penguatan Kelembagaan. Tapi karena Badan Penguatan Kelembagaan maka semestinya rancangan perubahan Pasal 22 Ayat 3 gugur. Yang 22 Ayat 2 tidak diubah, Pak Dani. Bunyinya, “Setiap anggota sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 hanya dapat merangkap sebagai anggota salah satu alat kelengkapan lainnya yang bersifat tetap.” Jadi maksimum dua Pak. Ini aturannya bunyi, like or dislike. Ini sudah faktanya begitu. Cuma permasalahannya, kalau peraturan ini ditegakkan tidak mungkin, karena kita sudah punya ada dua alat kelengkapan, yaitu BK sama PHAL itu. Makanya di sini kita buat, rumpun pertama adalah komite, rumpun kedua adalah PURT, PPUU, PAP, dan Kelompok DPD. Baru rumpun ketiga yang tambahan tadi, BK sama. Nah, artinya yang boleh merangkap boleh tiga, harus semua anggota hanya dua. Yang boleh tiga untuk menjadi anggota BK dan PHAL.

Dalam kasus ini Ibu Hana itu tercantum di PAP sama PURT. Jadi terlepas dari mau dua daftar atau tiga daftar, panitia sidang paripurna ini melihat ada kejanggalan di sini. Ibu Hana mau masuk di PAP terdaftar namanya di PAP, tetapi di PURT juga. Karena di PURT ada nama lain, maka otomatis yang dicoret Ibu Hana yang di PURT, karena dia namanya ada

di PAP. Jadi ini dasar hukumnya Pak. Tidak perlu tidak ada yang meragukan Bapak mengambil keputusan mencoret nama Ibu Hana di PURT, karena namanya sudah ada di PAP. Sedangkan di sini yang boleh kita kecualikan dari Pasal 22Ayat 2 hanya pada keanggotaan BK sama PHAL. Itulah yang saya bilang rumpun-rumpunnya tadi Pak.

177. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Saya kira ini, kalau ini.

178. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (DKI JAKARTA)

Sebentar, interupsi pimpinan. Saya tergelitik dengan.

179. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Mohon maaf, Pak. Mohon dengarkan saya jelaskan dulu.

180. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (DKI JAKARTA)

Tidak, begini masalahnya. Ini persoalan yang kaitannya dengan apa yang saya sampaikan, dan yang saya sampaikan itu sama sekali tidak keliru. Silakan dibuka dokumen terakhir tentang Tata Tertib. Yang saya pegang itu adalah dokumen Tata Tertib yang kemarin disahkan, dan itu sudah berubah. Semuanya menyatakan itu; Pak Cholid Mahmud, Pak Wayan, Ibu Iin, Pak Jack, Pak Jhon, semuanya mengatakan begitu. Itu sudah dihapus, sudah tidak ada. Terima kasih pimpinan.

181. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Saya sebetulnya menjelaskan ada dokumen di atas meja saya, itu Tatib hasil perubahan kemarin. Memang dalam Tatib Pasal 22 itu yang lama memang dijelaskan seperti itu. Tetapi di dalam Tatib yang baru itu dihapus itu Ayat 2-nya, dihapus, dicatat di sini dihapus. Dicatat juga di dalam dokumen perubahan dihapus. Itu per tanggal yang ditetapkan kemarin ya. Itu yang pertama.

Yang kedua, sebetulnya ini pengelompokan alat kelengkapan itu sebetulnya tidak ada kategori. Di dalam catatan di sini juga tidak ada kategori. Komite I – IV memang fungsional berdasarkan bidang tugas, bidang tugas yang ada dalam konstitusi, di elaborasi dalam undang-undang. Tetapi untuk alat kelengkapan lain termasuk alat kelengkapan Badan Kehormatan, PHAL itu bukan kategori yang lain, tetapi alat kelengkapan lain disebutkan di situ sebetulnya. Saya tidak tahu kalau ada acuan yang lain. Tapi ini saya kira tidak usah kita perdebatkan bahwa keanggotaan itu, memang nanti kita bicara sebetulnya ini saya mau

pending tadi itu soal teknis. Tetapi, bahwa begini, soal Gorontalo memang ada dua

pandangan tadi. Ada pandangan yang menyatakan bahwa tanggal 18 itu, tetapi pada tanggal 18 itu langsung pemilihan alat kelengkapan. Yang perlu dicatat seperti itu. Maka sebetulnya kalau berdasarkan penerimaan itu, kalaulah pertimbangan, menurut saya pertimbangan mayoritas kita ambil untuk tidak menghalangi proses pemilihan bahwa anggota itu akan ikut terlibat dalam proses memilih pimpinan alat kelengkapannya, maka sebetulnya tidak ada alasan untuk kita tunda lagi untuk tidak menghadirkannya dalam daftar pada malam ini. Apalagi sebetulnya secara politik tadi sudah saya katakan juga.

Nanti, kalau saya ambil keputusan maka kita bertanggung jawab semua untuk meyakinkan Ibu Hana dan menjadikan teman-teman Gorontalo tidak bermasalah. Setuju seperti itu?

182. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN RIAU)

Pak Ketua, tadi saya mendapatkan info dari Saudara Syukur bahwa Bu Hana itu menandatangani di PURT. Berarti dia setuju untuk di PURT, tetapi di PAP dia tidak. Jadi dia tidak di PAP. Silakan, Pak Syukur.

183. PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Pimpinan, interupsi, pimpinan.

Menurut saya begini pimpinan. Kalau memang tanggal 18 tidak ada range waktu, saya pikir paling bijak itu menyelesaikan adalah provinsinya sendiri. Kita dari provinsi lain tidak boleh terlalu banyak memberikan komentar tentang kasus di povinsi masing-masing. Kita tinggal memutuskan dan ini mengesahkan. Saya khawatirnya kita terlalu banyak membicarakan provinsinya teman. Itu saja, pimpinan. Terima kasih.

184. PEMBICARA : ELNINO M. HUSEIN MOHI. ST., M.Si. (GORONTALO)

Tambahan sedikit, pimpinan.

Saya setuju dengan Bang Asri. Jadi, sebenarnya ini tidak ada masalah. Tidak ada masalah di sini. Yang menjadi masalah ini karena suratnya jadi dua, pimpinan jadi ragu, kemudian harus berat dan seterusnya-seterusnya sehingga kita jadi berdebat begini. Kalau sudah disahkan tadi ini PURT sudah selesai ini.

185. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Artinya, ini menyemangati kita sebetulnya, Pak Elnino dan Pak Budi Doku supaya tidak ragu mengambil keputusan malam ini, begitu.

186. PEMBICARA : H. ABDUL GAFAR USMAN, MM. (RIAU)

Pak Ketua, terima kasih, Pak Ketua.

Ada tiga saya lihat persoalan ini. Pertama, apa yang disampaikan oleh Gorontalo kita terima. Kedua, belum disetujui. Ketiga, diberi waktu sampai tanggal 18 pagi. Maka proses kita berlanjut terus dan kita tidak ada sesuatu yang dirugikan, kita terima, tapi belum disahkan khusus Gorontalo. Tetapi diberi waktu sampai tanggal 18 pagi, dan proses kita sesuai jadwal tidak terganggu. Saya kira itu paling terhormat. Kita tidak tolak, tapi belum disahkan. Saya kira demikian Pak Ketua.

187. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Setuju seperti itu?

Saya mau tambahkan satu lagi, seandainya pada tanggal 18 pagi sampai dengan jam 10 sebelum sidang itu alat kelengkapan dimulai belum juga ada nama, kesepakatan, maka yang kita pakai yang tanda tangan bertiga ini. Setuju? Setuju?

Ya, selesai.

Lanjut, yang kedua adalah nama-nama di dalam PAP, Yogya belum terisi. Catatan saya di sini adalah bahwa kita sahkan nama alat kelengkapan, kita menunggu nama dari Yogya. Setuju?

Begitu juga PHAL, kecuali ada dalam ruangan ini sudah ada yang mengusulkan. Dari Sumatera Selatan apakah sudah ada kesepakatan?

Dokumen terkait