• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Atlet

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-45)

Pembinaan atlet merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai wadah organisasi olahraga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pembinaan prestasi olahraga baik di Indonesia atau di daerah. Pembinaan atlet tidak bisa dilakukan secara sepotong-potong, terpetak-petak dan sendiri-sendiri. Konsep pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi dan maksimal adalah harus dilakukan secara kontinue, berjenjang dan berkelanjutan hingga prestasi puncak. Dan untuk dapat mencapai prestasi puncak pembinaan atletpun tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun harus

commit to user

secara sistemik, terpadu dan terarah dan terprogram dengan jelas. Atlet potensial atau yang mempunyai potensi untuk menjadi juara adalah atlet-atlet yang mempunyai bakat, berdedikasi tinggi, beratitude yang baik, motivasi yang tinggi dalam berprestasi dan atlet yang bersedia berlatih dengan keras untuk mewujudkan prestasi tersebut, atau atlet-atlet yang memang sudah juara di cabang olahraganya dan masih memungkinkan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasinya.

Potensi atlet tersebut terus berkembang di kabupaten Sukoharjo, dengan konsistensi pembinaan atlet baik junior maupun senior. Berikut ini disajikan data partisipasi pada tiap-tiap cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo beserta capaian prestasinya di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional.

Gambar 4.2. Gambar Data Partisipasi Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo pada Pekan Kejuaraan 5 Tahun Terakhir

Berdasarkan gambar 4.2. partisipasi seluruh cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu lima tahun terakhir untuk tingkat propinsi sebanyak 5 kali partisipasi dan jumlah partisipasi sama pada

commit to user

tingkat nasional yaitu sebanyak 5 kali partisipasi. Sedangkan untuk partisipasi internasional, cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat, masing-masing berpartisipasi pada 4 even, dan untuk cabang olahraga balap sepeda berpartisipasi dalam 5 even, serta untuk paralayang berpartisipasi dalam 6 even.

Cukup tingginya angka partisipasi cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo tersebut membuahkan hasil dengan diperolehnya berbagai capaian prestasi baik oleh para atlet junior maupun atlet senior. Berikut ini disajikan gambar jumlah atlet junior maupun senior yang mendapatkan capaian prestasi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional untuk cabang olahraga unggulan di kabupaten Sukoharjo.

Gambar 4.3. Jumlah Atlet Junior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Dari gambar 4.3. dapat disimak bahwa untuk atlet junior pada cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. untuk atlet junior pada cabang olahraga paralayang, diperoleh 3 capaian kejuaraan di tingkat daerah. Selanjutnya atlet junior untuk cabang olahraga atletik, diperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat daerah.

commit to user

Capaian kejuaraan yang diperoleh atlet junior dengan jumlah yang cukup tinggi dicapai oleh cabang olahraga takwondo dan pencak silat. Pada gambar dapat diamati bahwa atlet junior pada cabang olahraga taekwondo mendapatkan 25 perolehan prestasi di tingkat propinsi dan 20 perolehan prestasi pada tingkat nasional. Selain itu, untuk olahraga pencak silat memperolah 7 capaian prestasi di tingkat propinsi dan 10 capaian prestasi di tingkat nasional untuk atlet juniornya.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa meskipun masih tergolong junior, namun atlet-atlet junior khususnya pada cabang olahraga pencak silat dan taekwondo sudah dapat memperoleh prestasi di tingkat propinsi maupun nasional. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Bertha Nurul U., selaku atlet takwondo sebagai berikut:

“Pada tahun 2013 Porprov di Purwokerto, Sukoharjo membawa pulang 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Medali Emas waktu itu diperoleh Feri Prima dan saya sendiri, Bertha Nurul.” (w.10;p.3)

Selain itu, pada cabang olahraga pencak silat, Wida Wijaya, atlet pencak silat Kabupaten Sukoharjo juga menjelaskan capaian prestasi yang diperoleh dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

“Kalau prestasi dalam lima tahun terakhir terbilang banyak. Di antaranya, kami mendapatkan 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu untuk cabang olahraga pencak silat pada Porprov 2013.” (w.11;p.3)

Selain itu, capaian prestasi atlet senior juga sudah merambah sampai pada partisipasi tingkat internasional, bahkan pada beberapa cabang olahraga prestasi unggulan, atlet senior dapat menjuarai kompetisi tingkat internasional tersebut. Pada gambar di bawah ini dijelaskan mengenai capaian prestasi atlet senior cabang olahraga prestasi Kabupaten Sukoharjo di tingkat propinsi, nasional, dan internasional.

commit to user

Gambar 4.4. Gambar Jumlah Atlet Senior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.4. dapat diamati bahwa untuk atlet senior masing-masing cabang olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo memiliki rekam jejak dari propinsi, nasional, bahkan internasional. Cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. Cabang olahraga paralayang mendapat 1 capaian kejuaraan tingkat propinsi, 2 capaian kejuaraan tingkat nasional, dan 3 partisipasi sekaligus capaian kejuaraan di tingkat internasional.

Selanjutnya, cabang olahraga atletik memperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 4 capaian kejuaraan di tingkat nasional untuk atlet senior. Sedangkan cabang olahraga taekwondo memperoleh 30 capaian kejuaraan di tingkat propinsi, 23 capaian kejuaraan di tingkat nasional, dan 26 partisipasi di tingkat internasional oleh para atlet senior. Cabang olahraga pencak silat memperoleh 8 kejuaraan di tingkat propinsi, 6 kejuaraan di tingkat nasional, dan 2 kejuaraan di tingkat internasional.

Khusus cabang olahraga paralayang sendiri, seperti yang disampaikan oleh pelatih Hary Agung P., dijelaskan capaian prestasi di tingkat internasional sebagai berikut.

commit to user

“Atlet senior paralayang dari kabupaten Sukoharjo pernah mewakili Indonesia dalam ajang Sea Games 2014 dengan prestasi mendapatkan 4 emas, pada Asean Beach Games 2014 mendapatkan 1 emas dan 2 perak.” (w.4;p.9)

Sedangkan capaian prestasi cabang olahraga pencak silat di tingkat internasional didukung oleh pernyataan Haris Nugroho selaku sebagai berikut.

“.... Di tahun 2014 Sukoharjo banyak berpartisipasi pada kejuaraan pencak silat, salah satunya pada even Merpati Putih World Cup Championship mendapatkan juara 1 dan juara 2, dan masih banyak lagi.” (w.5;p.3)

Dari berbagai partisipasi dan capaian prestasi yang diperoleh Kabupaten Sukoharjo baik pada even propinsi, nasional, maupun internasional, masing-masing Pengkab tentunya memiliki target terkait Rencana Ikut Kejuaraan untuk olahraga prestasi unggulan pada tahun 2016 sebagai tindak lanjut dari hasil yang dicapai serta pengembangan pembinaan olahraga prestasi sendiri. Data mengenai rencana ikut kejuaraan olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

commit to user

Gambar 4.5. Rencana Ikut Serta Kejuaraan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016

Berdasarkan gambar 4.5. dapat dilihat bahwa keseluruhan cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo memiliki target rencana ikut yang sama pada tahun 2016 untuk kompetisi tingkat daerah maupun nasional yakni 2 even. Selanjutnya untuk cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat memiliki rencana ikut untuk 1 even tingkat internasional, cabang olahraga balap sepeda memiliki rencana ikut untuk 2 even tingkat internasional, dan cabang olahraga paralayang memiliki rencana ikut untuk 3 even tingkat internasional.

Berbagai rencana ikut tersebut baik di tingkat propinsi, nasional, maupun intenasional tentunya perlu dipersiapkan dengan baik dan matang. Berbagai bentuk persiapan perlu dilakukan untuk pemenuhan target sesuai dengan rencana partisipasi tersebut.

Bertha Nurul, atlet taekwondo, menjelaskan persiapan cabang olahraga taekwondo dalam berpartisipasi khususnya untuk Porprov tahun 2018 sebagai berikut:

“Persiapan yang dilaksanakan yang pertama menentukan target emas untuk Porprov berikutnya. Menetapkan jadwal latihan, mempersiapkan

commit to user

atlet-atlet andalan untuk mewakili Sukoharjo ke depan. Latihan kami pusatkan di GOR Budi Sasono, Sukoharjo.” (w.10;p.10)

Persiapan yang serupa juga dilakukan oleh cabang olahraga pencak silat, seperti yang disampaikan oleh Wida Wijaya, atlet pencak silat, sebagai berikut:

“Target kami untuk Porprov 2018 adalah setidaknya emas, sehingga persiapan dan latihan dimaksimalkan untuk setiap kelas. Kami masih dalam proses penjaringan atlet dan penentuan siapa saja atlet yang akan berangkat ke Porprov 2018 akan segera ditentukan akhir tahun ini atau awal tahun depan.” (w.11;p.10)

Persiapan partisipasi tersebut didukung dengan adanya sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo. Data mengenai sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan dapat disimak dalam tabel berikut ini.

Gambar 4.6. Data Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.6. tidak bisa dipungkiri bahwa proses pembinaan atlet untuk cabang olahraga balap sepeda, paralayang, dan atletik masih harus memanfaatkan lokasi dan potensi dari Kabupaten/Kota lain,

commit to user

yakni Surakarta untuk atletik dan balap sepeda serta Karanganyar untuk paralayang. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Sri Suyamti, atlet balap sepeda sebagai berikut:

“Kebetulan untuk beberapa waktu terakhir, latihan yang kami maksimalkan di Manahan, Solo bersamaan dengan para atlet Provinsi yang bersiap untuk PON 2016.” (w.9;p.8)

Sedangkan untuk sentra pembinaan cabang olahraga taekwondo dan pencak silat sudah terbantu dengan adanya klub dan perguruan yang berkembang di kabupaten Sukoharjo. Dukungan pelatih yang bersertifikat internasional juga menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Sukoharjo dalam mengembangkan olahraga prestasi khususnya taekwondo, seperti dijelaskan oleh Bertha Nurul berikut ini:

“Pembinaan atlet berprestasi di Sukoharjo langsung di bahwa Master Agus dan belasan pelatih Sukoharjo yang sudah bersertifikat Internasional.” (w.10;p.8)

Proses panjang dari pembinaan atlet sampai dengan pencapaian prestasi tersebut di atas, tidak luput dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo. Atlet dan pelatih berpretasi mendapatkan penghargaan dari pemerintah yang terealisasikan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, dan pekerjaan. Berikut ini disajikan data mengenai penghargaan untuk atlet dan pelatih berprestasi di Kabupaten Sukoharjo khususnya untuk cabang olahraga unggulan.

commit to user

Gambar 4.7. Data Penghargaan Atlet Berprestasi Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.7. dapat disimak bahwa penghargaan dalam bentuk insentif diberikan kepada 3 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 2 orang atlet atletik, 15 orang atlet taekwondo, dan 10 orang atlet pencak silat. Sedangkan penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, dan beasiswa diberikan kepada 1 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 3 orang atlet atletik, 2 orang atlet taekwondo, dan 7 orang atlet pencak silat. Penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, sekaligus pekerjaan diberikan kepada 2 orang atlet balap sepeda, 3 orang atlet paralayang, 3 orang atlet taekwondo, dan 3 orang atlet pencak silat.

Berbagai pencapaian tersebut tentunya tidak luput dari proses panjang sejak pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan dengan berbagai strategi. Berikut ini dijelaskan mengenai proses pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

commit to user a. Pemassalan Olahraga

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, pemerintah kabupaten Sukoharjo melaksanakan pemassalan olahraga dengan berbagai metode di antaranya dengan data potensi, kompetisi, perguruan tinggi, maupun dengan wadah padepokan. Setiap cabang olahraga unggulan memiliki strategi tersendiri untuk melaksanakan pemassalan olahraga dilihat dari berbagai pertimbangan mengenai sumber daya manusia, fasilitas, dan aksestabilitas. Bagi cabang olahraga yang belum melaksanakan kompetisi atau even tingkat kabupaten, pemassalan olahraga akan lebih efektif menggunakan metode pendataan potensi.

Data tersebut dibenarkan oleh Hary Agung P, selaku pelatih cabang olahraga paralayang yang menyatakan bahwa,

“Karena belum adanya kompetisi di tingkat kabupaten, selama ini kita menjaring dengan cara mendata potensi peminat olahraga paralayang di wilayah Sukoharjo. Hingga saat ini ada tujuh atlet profesional dan tiga atlet amatir yang kita siapkan nantinya untuk regenerasi atlet paralayang kabupaten Sukoharjo. Karena nantinya di Porprov di tahun 2018 akan ada kelas A dan kelas B, sehingga kita perlu menyiapkan atlet-atlet muda.” (w.4; p.6)

Sedangkan untuk cabang olahraga pencak silat, pemassalan olahraga diserahkan ke masing-masing padepokan, seperti yang dikemukakan Haris Nugroho, S.Pd., M.Or., selaku pengurus IPSI sebagai berikut:

“Secara keseluruhan dari proses penjaringan, pemassalan, pembibitan, sampai dengan pembinaan diserahkan ke masing-masing padepokan di bawah koordinasi IPSI.” (w.5; p.6)

Selain itu, untuk cabang olahraga atletik, pemassalan olahraga telah lebih dapat dikembangkan melalui ajang Popda di kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pertanyaan Ronny Suryo N., S.Pd., yang menyampaikan bahwa,

“Kami memanfaatkan ajang Popda kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya guna menjaring atlet-atlet junior.” (w.6; p.6)

commit to user

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo menggunakan tiga jalur pendekatan yaitu melalui olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.Olahraga pendidikan yaitu melalui mata pelajaran penjaskes yang diajarkan baik itu dari tingkat SD sampai tingkat SMA yang dibawah pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Pemassalan olahraga yang kedua yaitu melalui olahraga rekreasi melalui kegiatan –kegiatan olahraga yang bersifat masyarakat yang diadakan baik itu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini DINAS POPK.

Pemassalan olahraga yang ketiga yaitu melalui olahraga prestasi disini KONI Kabupaten Sukoharjo yang merupakan sebuah organisasi yang menaungi berbagai induk cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo berperan serta dalam hal pemassalan olahraga prestasi dengan mendorong para induk cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pemassalan olahraga prestasi melalui klub-klub setiap cabang olahraga yang ada. Sampai saat ini ada 33 induk cabang olahraga prestasi yang tergabung dalam KONI Kabupaten Sukoharjo.

Pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo juga dilakukan dengan bantuan surat kabar, radio maupun tv lokal yang sering kali memberitakan setiap ada even olahraga yang digelar. Namun seringkali dalam pelaksanaan pemassalan olahraga Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengalami beberapa kendala .Hal ini mengakibatkan hanya cabang olahraga tertentu saja yang dapat berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo. Cabang olahraga yang berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo antara lain sepak bola, bola voli,dan bulu tangkis. Ketiga cabang tersebut dikatakan berkembang dengan baik karena dalam setiap desa di Kabupaten Sukoharjo memiliki perkumpulan olahraga tersebut walaupun belum dikelola secara profesional.

commit to user

Masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal pemassalan olahraga diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga dan juga keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo serta persebaran sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Sukoharjo belum merata keseluruh kecamatan maupun desa mengakibatkan sulit berkembangnya cabang-cabang olahraga yang ada. Hal inilah yang menjadi kendala utama dalam pemassalan olahraga.Selain itu pengangkatan isu-isu tentang keolahragaan masih kurang dibandingkan dengan isu-isu tentang perkembangan ekonomi dan pariwisata yang lebih dominan, sehingga menyebabkan info tentang perkembangan olahraga tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang mengetahui perkembangan dan pembinaan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengakibatkan partisipasi masyarakat terhadap olahraga menjadi minim.

Namun demikian kendala-kendala tersebut nampaknya bisa teratasi hal tersebut terlihat dari perkembangan pemassalan olahraga yang menuju kearah lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono yang menyatakan bahwa:

“Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan pesat akan tetapi belum optimal perkembangan ini dapat dilihat dengan antusiasme masyarakat dalam bidang olahraga dengan maraknya pertandingan-pertandingan yang bersifat turnamen tunggal seperti atletik, pencak silat, taekwondo, dan sebagainya”. (w. 3: p. 11)

Selain itu ada pendapat dari Bapak Bapak Bambang Haryono yang menyatakan bahwa perkembangan olahraga mengalami peningkatan kearah yang lebih baik khususnya mengenai pemassalan olahraga:

“Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan cukup baik dengan meningkatnya jumlah cabor yang dipertandingkan baik itu di OO2SN tingkat SD, SMP, SMA maupun POPDA”.(w.2: p. 11)

commit to user

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pemassalan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengalami perkembangan kearah yang lebih baik itu terlihat dari semakin antusiasme masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga.

b. Pembibitan Atlet

Pembibitan merupakan tahapan kedua dalam piramida pembinaan olahraga prestasi dalam tahapan ini bertujuan untuk menjaring atlet-atlet yang dapat berprestasi ditingkatan yang lebih tinggi. Dari wawancara dan studi dokumen yang diperoleh peneliti selama penelitian, Peraturan Daerah yang mengatur bidang olahraga di Kabupaten Sukoharjo belum ada khususnya tentang pembinaan olahraga prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono:

“Kalau yang secara spesifik mengatur tentang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo, belum ada. Ditingkat provinsi Jawa Tengah sendiri baru disusun Perda mengenai penyelenggaraan olahraga tahun 2015. Kabupaten Sukoharjo kami dorong kearah sana.”. (w.1: p.3)

Selain itu Bapak Bapak Bambang Haryono menyatakan bahwa: “Belum ada perda tentang olahraga prestasi. Kami masih mengacu pada UUSKN secara umum.”.(w. 2: p. 5)

Dalam proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan cara mengadakan kompetisi baik itu single event maupun multi event. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak Drs. Sukonoyang menyatakan:

“Belum ada Perda tentang keolahragaan di Kab. Sukoharjo, dengan demikian di dalam mengatur olahraga (atlet dan Pelatih) Berprestasi KONI kabupaten Sukoharjo menghargai dengan nama bonus atlet dan pelatih berprestasi tiap tahunnya dengan anggaran dana KONI. Karena PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga prestasi belum ada maka kami melakukan pembibitan atlet dengan mendorong para induk cabang olahraga yang berada di bawah naungan KONI Kabupaten Sukoharjo untuk terus melakukan upaya seperti mengadakan kompetisi namun hal ini belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh induk cabang olahraga,

commit to user

hanya cabang olahraga yang dikenal luas oleh masyarakat yang sering mengadakan kompetisi-kompetisi”.(w. 3: p. 3)

Dua multi even keolahragaan yang rutin digelar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah POPDA dan O2SN. POPDA adalah multi even kejuaraan di tingkat kabupaten yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dalam hal ini pelaksananya adalah KONI. POPDA di Kabupaten Sukoharjo digelar setiap 2 tahun sekali pada tahun-tahun genap tujuannya adalah untuk menjaring atlet yang berprestasi agar dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam even olahraga tingkat provinsi atau PORPROV yang digelar setiap tahun ganjil.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengagendakan pembibitan atlet melalui jalur multi even lainnya selain POPDA yaitu O2SN. O2SN merupakan salah satu jalur pembibitan atlet yang rutin digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD nya yaitu kerjasama antara Dinas POPK dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo setiap setahun sekali.Peserta O2SN adalah siswa-siswi baik dari tingkat SD sampai SMA. Tujuannya sama yaitu menjaring bibit-bibit atlet daerah yang dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam bidang olahraga dikompetisi O2SN tingkat provinsi. Dari kegiatan olahraga yang diadakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo baik itu yang bersifat multi even seperti POPDA dan O2SN serta kejuaraan single even seperti pertandingan voli, pertandingan bulutangkis, pertandingan catur dan lainnya, pastilah ditemukan atlet-atlet yang berprestasi. Dari situlah kewenangan dari setiap klub-klub olahraga di Kabupaten Sukoharjo untuk dapat merekrut dan membinanya sehingga menghasilkan atlet-atlet yang dapat mengharumkan namaSukoharjo baik di even olahraga tingkat provinsi maupun nasional. Hal tersebut senada dengan pendapat Bapak Bambang Haryono yang menyatakan

“Untuk penerapan pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo melekat di satkernya masing-masing yang selama ini dilakukan dengan mengadakan O2SN baik itu di tingkat SD, SMP, maupun

commit to user

SMA di tingkat kabupaten pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendidikan dari pekan O2SN tadi tentulah menghasilkan juara-juara yang akan bertanding di tingkat provinsi disinilah atlet-atlet tadi di kawal oleh DINAS POPK. Selanjutnya dari even tadi muncul bibit atlet-atlet yang berprestasi itu menjadi kewenangan klub-klub olahraga prestasi yang ada di Sukoharjo untuk merekrut dan membinanya”. (w. 2: p.4)

Dalam kegiatan multi even O2SN ditingkat SD tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD Dinas Pendidikan bekerjasama dengan DINAS POPK menyelenggarakan kegiatan olahraga yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga. Pertandingan tersebut diadakan ditempat -tempat yang telah disediakan oleh panitia.Tempat-tempat tersebut tersebar diseputaran Kota Sukoharjo.Cabang olahraga yang dipertandingkan dalam O2SN tingkat SD tahun 2015 di Kabupaten Sukoharjo antara lain cabang atletik, pencak silat, taekwondo, dan balap sepeda.

Dalam hal pembibitan atlet untuk memperoleh atlet yang bisa berprestasi di tingkat yang lebih tinggi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengalami berbagai macam kendala antara lain. Kurangnya kompetisi olahraga yang diadakan untuk pembibitan atlet disebabkan keterbatasan anggaran. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga belum memiliki tim terpadu pencari bibit atlet berbakat lintas instansi pemangku kepentingan olahraga.

Dari uraian diatas dapat tarik kesimpulan sementara bahwa proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo secara internal berlangsung baik hal tersebut terlihat dari rutinnya Pemerintah Daerah baik itu melalui KONI maupun SKPD di bawahnya yang menggelar even seperti O2SN maupun POPDA. Selain kedua even tersebut pemerintah harus lebih mendorong para induk cabang olahraga di bawah KONI untuk lebih sering mengikuti maupun mengadakan kejuaraan yang bersifat multi even maupun single even sehingga penjaringan atlet akan

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-45)

Dokumen terkait