• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

66 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi Kabupaten Sukoharjo merupakan gambaran umum dari Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan juga merupakan tempat berlangsungnya penelitian ini. Didalam deskripsi mengenai Kabupaten Sukoharjo memuat berbagai gambaran mengenai Kabupaten Sukoharjo secara menyeluruh mulai dari sejarah Kabupaten Sukoharjo, kondisi geografis Kabupaten Sukoharjo, pemerintahan, penduduk dan tenaga kerja, sosial, pertanian, industri, perdagangan dan keuangan, perhubungan, komunikasi, dan pariwisata, serta pendapatan regional. Gambaran menyeluruh mengenai berbagai kondisi tersebut diperoleh peneliti dari dokumen Bappeda Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 dan juga deskripsi dibidang olahraga yang didapat peneliti dari berbagi sumber baik itu dari hasil wawancara, analisis dokumen yang berasal dari KONI dan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo serta observasi langsung untuk lebih jelasnya dari masing-masing gambaran mengenai kondisi Kabupaten Sukoharjo akan dijelaskan di bawah ini:

1. Sejarah Kabupaten Sukoharjo

Sukoharjo adalah kota yang sangat nyaman, kota yang asri dan menjadi dambaan seperti slogan dari Sukoharjo itu sendiri yaitu Sukoharjo Makmur.Sukoharjo Makmur juga mempunyai arti atau kepanjangan dari Maju Aman Konstitusional Mantap Unggul Rapi. Disamping kota Sukoharjo nyaman, orang-orang yang tinggal di Sukoharjo juga ramah dan menyenangkan. Sukoharjo terkenal dengan hasil pertanian, kerajinan, serta produksi jamu.

Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga mempunyai nama sebutan (julukan) yang cukup terkenal, antara lain: Kota Makmur, Kota Tekstil, Kota Gamelan, The House of Souvenir, Kota Gadis (perdagangan, pendidikan,

(2)

commit to user

industri, dan bisnis), Kabupaten Jamu, Kabupaten Pramuka, serta Kabupaten Batik.

Pasca Perang Jawa (1825-1830), pemerintah Hindia-Belanda makin memperketat keamanan untuk mencegah terulangnya pemberontakan. Kondisi masyarakat Jawa yang semakin miskin mendorong terjadinya tindak kejahatan (pidana) di berbagai tempat.Menghadapi hal itu pemerintah kolonial menekan raja Surakarta dan Yogyakarta agar menerapkan hukum secara tegas.Salah satunya dengan membentuk lembaga hukum yang dilengkapi dengan berbagai pendukung.Di Kasunanan Surakarta dibentuk lembaga Pradata Gedhe, yakni pengadilan kerajaan yang menjadi pusat penyelesaian semua perkara.Lembaga ini dipimpin oleh Raden Adipati (Patih) di bawah pengawasan Residen Surakarta.Dalam pelaksanaannya, Pradata Gedhe mengalami kesulitan karena volume perkara yang sangat besar.Sunan Pakubuwono dan Residen Surakarta memandang perlu melimpahkan sebagian perkara kepada pemerintah daerah. Mereka sepakat membentuk pengadilan di tingkat kabupaten yang diberi nama Pradata Kabupaten.

Pada tanggal 16 Februari 1874, Sunan Pakubuwono IX dan Residen Surakarta, Keucheneus, membuat perjanjian pembentukan Pradata Kabupaten untuk wilayah Klaten, Boyolali, Ampel, Kartasura, Sragen dan Larangan. Surat perjanjian tersebut disahkan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 1874, Staatsblad nomor 209. Pada Bab I surat perjanjian, tertulis sebagai berikut :

Ing Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura lan Sragen, apadene ing Kawedanan Larangan kadodokan pangadilan ingaranan Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan saikiki kadadekake kabupaten ingaranan Kabupaten Sukoharjo. (Di Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali,

Kartasura dan Sragen, dan juga Kawedanan Larangan dibentuk pengadilan yang disebut Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan sekarang dijadikan kabupaten dengan nama Kabupaten Sukoharjo).

(3)

commit to user

Berdasarkan surat perjanjian tersebut sekarang ditetapkan bahwa Kamis, 7 Mei 1874 menjadi tanggal berdirinya Kabupaten Sukoharjo, yang sebelum itu bernama Kawedanan Larangan.

Pada era kemerdekaan atau Pemerintahan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo dengan adanya Penetapan Pemerintah No.16/SD, tepatnya pada hari / tanggal Senin Pon, 15 Juli 1946 dan juga adanya pembentukan Pemerintah Daerah di karesidenan Surakarta.

Pembentukan Karesidenan Surakarta hanya berlangsung selama 1450 hari atau selama 3 tahun 11 bulan 25 hari (Berdiri pada Senin Pon, 15 Juli 1946 dan berakhir pada Selasa Pon, 4 Juli 1950). Dasar Hukum Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan :

1. Penetapan Pemerintah No.16/SD

2. UU No.13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Provinsi Jawa Tengah.

3. Perda Kabupaten Dati II Sukoharjo No.17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah, tanggal 15 Desember 1986 No.188.3/480/1986

4. Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No.3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987

Kabupaten Sukoharjo di waktu itu merupakan daerah tepi penuh dengan area persawahan yang sangat luas, lahannya begitu subur dan makmur.Nama Sukoharjo dalam penulisan Bahasa Jawa adalah "Sukaharja" yang berarti Bumi yang selalu "Suka = Senang / Gembira" dan "Raharja = Makmur".

Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberi slogan atau motto untuk daerahnya dengan nama "SUKOHARJO MAKMUR". MAKMUR yang artinya Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi.

2. Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak pada posisi 1100 42’ 06.79” Bujur Timur – 1100 57’ 33.70” Bujur Timur dan

(4)

commit to user

70 32’ 17.00” Lintang Selatang - 70 49’ 32.00” Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Sukoharjo meliputi :

Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri atas 150 desa dan 17 kelurahan, dengan ibukota Kabupaten yang terletak di Kecamatan Bendosari yang berjarak 12 Km dari Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah keseluruhan sebesar 46.666 ha atau sekitar 1,43% luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara rinci luas kecamatan di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo No Kecamatan Luas (km2) 1 Weru 41.98 2 Bulu 43.86 3 Tawangsari 39.98 4 Sukoharjo 44.58 5 Nguter 54.88 6 Bendosari 52.99 7 Polokarto 62.18 8 Mojolaban 35.54 9 Grogol 30 10 Baki 21.97 11 Gatak 19.47 12 Kartasura 19.23 Total 466.66

(5)

commit to user

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sukoharjo (Sumber: http://www.ppsp.nawasis.info) 3. Pemerintahan

Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 terbagi menjadi 12 Kecamatan, 150 Desa, 17 Kelurahan, 1.963 Dukuh, 529 Kebayanan, 4.622 Rukun Tetangga dan 1.488 Rukun Warga. Pembagian wilayah administrasi per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. Pembagian Wilayah di Kabupaten Sukoharjo

No Kecamatan Desa Kelurahan Dukuh Kebayanan RT RW

1 Weru 13 - 214 48 396 137 2 Bulu 12 - 138 43 246 104 3 Tawangsari 12 - 125 38 320 115 4 Sukoharjo - 14 199 52 437 137 5 Nguter 16 - 172 55 352 122 6 Bendosari 13 1 187 43 316 108 7 Polokarto 17 - 194 54 374 124 8 Mojolaban 15 - 163 53 511 177

(6)

commit to user 9 Grogol 14 - 38 38 639 144 10 Baki 14 - 155 35 363 111 11 Gatak 14 - 161 32 262 92 12 Kartasura 10 2 217 38 415 117 Jumlah 150 17 1963 529 4631 1488

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Sukoharjo 4. Demografi

Data kependudukan merupakan data pokok yang dibutuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan.

Dengan luas wilayah sebesar 466.66 km2 terdapat 854.949 jiwa penduduk dan terdapat 248.508 KK. Telah terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 0.45 % di Kabupaten Sukoharjo dengan kepadatan penduduk sebesar 1.832 jiwa/km2. Berikut jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2009-2014 menurut jenis kelamin.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2014

No Tahun Laki-laki perempuan Jumlah 1 2009 417,276 425,851 843,127 2 2010 419,438 427,540 846,978 3 2011 421,776 429,381 851,157 4 2012 423,713 431,246 854,959 5 2013 494,113 491,902 986,015 6 2014* 445,258 438,105 883,363 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (*data pertengahan tahun)

Jumlah penduduk kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat perpindahan penduduk. Hampir 98 % Penduduk Sukoharjo beretnis/suku Jawa, sedangkan sisanya beretnis Cina, Arab serta etnis lainnya.

Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 yang termasuk usia produktif (usia 15-64 tahun) sejumlah 578.480

(7)

commit to user

orang. Sedangkan usia 0-14 tahun sebanyak 205.506 orang dan usia tua (lebih dari 65 tahun) sebanyak 70.963 orang.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2009-2013 Kelompok Umur (Tahun) TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013* 0 – 4 175,966 203,861 204,595 205,506 202,539 15 – 64 592,511 574,275 575,914 578,480 711,150 65> 74,650 68,842 70,648 70,963 72,326 JUMLAH 843,127 846,978 851,157 854,949 986,015

Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (*data pertengahan tahun)

Dengan komposisi penduduk seperti yang terlihat pada tabel diatas, tingkat ketergantungan dari penduduk bekerja adalah 1.18 dimana satu orang penduduk bekerja menanggung minimal 2 orang yang tidak bekerja.

Pertumbuhan penduduk sebesar 0.45 % di Kabupaten Sukoharjo, dengan kepadatan penduduk sebesar 4.832 jiwa/km2. Tingkat Migrasi (keluar/masuk) yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo selama 5 (lima) tahun yaitu 2009-2013 secara umum mengalami perkembangan yang fluktuatif baik jumlah migrasi masuk maupun migrasi keluar, pada tahun 2013 jumlah migrasi masuk mengalami penurunan, sedangkan untuk migrasi keluar kenaikan paling tinggi terjadi pada tahun 2011. Untuk mengetahui perkembangan jumlah migrasi masuk/keluar yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo selama lima tahun (2009-2013) dapat kita sajikan seperti tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Data Tingkat Migrasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 – 2013

Jenis Migrasi TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013* 1 2 3 4 5 6 Jumlah Migrasi Masuk 9,485 9,679 10,926 9,231 6,374 Jumlah Migrasi Keluar 8,965 9,079 10,927 9,623 5,352 Jumlah 10,321 10,491 10,226 11,182 6,308

(8)

commit to user Kelahiran

Jumlah Kematian

5,175 5,243 5,600 6,940 3,408 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo

Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah khususnya pembangunan di bidang kesehatan. Semakin tinggi angka harapan hidup penduduk suatu daerah maka pelayanan kesehatan di daerah tersebut semakin baik. Demikian halnya dengan pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.Pada tahun 2013 angka harapan hidup di Kabupaten Sukoharjo sebesar 70.69 tahun. Nilai itu dibawah nilai AHH Nasional yang sebesar 72.27 tahun.

Pekerjaan penduduk menurut lapangan usaha dapat digunakan untuk mengetahui gambaran struktur perekonomian daerah. Perlunya mengetahui struktur perekonomian daerah karena biaya pembangunan tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan disemua aspek kehidupan sehingga diperlukan skala prioritas pembangunan salah satunya dengan mempertimbangkan struktur perekonomian daerah.

5. Sarana Kesehatan

Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan diantaranya ditentukan oleh tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Semakin banyak dan lengkap fasilitas dan tenaga medis yang ada berarti akan semakin baik pula pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo, sehingga pelayanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Sedangkan keberadaan Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kepada masyarakat, diperlukan upaya meningkatkan mutu, sarana dan prasarana agar dapat memberikan pelayanan dasar, memberikan rujukan kepada rumah sakit. Unit dan jumlah puskesmas pada tahun 2014 dengan totaal 139 unit meliputi 12 Puskesmas Induk dan 48 Puskesmas Pembantu serta 79 Puskesmas Keliling. Puskesmas tersebut berada disetiap kecamatan se-Kabupaten Sukoharjo.

(9)

commit to user

Rumah Sakit Umum Daerad ada 1 (RSUD Sukoharjo, rumah sakit umum swasta ada 3 (RSU dr. Oen Solo Baru), RSU Nirmala Suri, RSIS Yarsis) Rumah Sakit Khusus terdiri dari Rumah Sakit ortopedi dr. Soeharso, RSK Paru Sokasari Husada, RSK Ibu Anak Griya Husada dan RSK Bedah Karima Utama.

6. Industri dan Perdagangan

Pembangunan sektor industri untuk menumbuh kembangkan home industri dipedesaan sesuai potensi desa, meningkatkan peran industri kecil dan menengah dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan, dan memperkuat penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian akses pasar dan penguasaan modal.

Sektor industri dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Sukoharjo mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian daerah yaitu mencapai 28,68% pada tahun 2012. Sektor industri merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sukoharjo.

Sarana perdagangan di Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh pasar tradisional, akan tetapi kondisi yang ada sekarang insfratuktur perdagangan ini direvitalisasi karena kapasitas yang ada sudah tidak mampu memenuhi daya tampung yang ada.

Pertumbuhan sektor usaha perdagangan yang cukup tinggi didukung dengana danya nilai ekspor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 nilai ekspor menurun dikarenakan adanya krisis global yang sedang melanda perekonomian dunia. Akan tetapi kondisi perekonomian pada tahun 2010 yang mulai stabil diharapkan nilai ekspor Kabupaten Sukoharjo akan kembali menunjukkan penguatan.

7. Kebudayaan dan Pariwisata.

Pembangunan dan melestarikan kebudayaan diusahakan menanamkan nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan penghargaan masyarakat pada budaya leluhur, keragam

(10)

commit to user

budaya dan tradisi, meningkatkan kualitas berbudaya masyarakat, menumbuhkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dan memperkokoh ketahanan budaya. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keragaman suku bangsa dan bahasa. Termasuk didalamnya adalah Kabupaten Sukoharjo, terdapat beberapa suku bangsa, tetapi mayoritas adalah suku Jawa. Sedangkan untuk bahasa, menggunakan bahasa lokal (bahasa Jawa). Untuk kawasan wisata budaya meliputi :

a) Wisata situs bersejarah :

1) Peninggalan Kraton Kartasura di Kartasura; 2) Peninggalan Kraton Pajang di Kartasura

3) Pesanggrahan Langenharjo di Kecamatan grogol; 4) Peninggalan Pabrik Gula Gembongan di Kartasura; 5) Peninggalan Benteng Singopuran di Kartasura; dan 6) Peninggalan Kandang Menjangan di Kartasura. b) Wisata religi/ziarah meliputi :

1) Makam Ki Ageng Purwoto Sidik di Desa Jatingarang Kecamatan weru;

2) Makam Balakan di Kecamatan Bendosari; 3) Makam Kyai Banyubiru di Kecamatan Weru; 4) Makam Majasto di Kecamatan Tawangsari; 5) Makam Kyai Shirot di Kecamatan Kartasura;

6) Makam Ptih Pringgoloyo di Kecamatan Kartasura; dan 7) Makam Mbah Marbot/Sayyidiman di Kecamatan Bendosari. 8) Wisata Benda Cagar budaya Univet di Kecamatan Bendosari c) Kawasan wisata buatan meliputi :

1) Panndawa Water World di Solo Baru

2) Wisata Air Waduk Mulur di Kecamatan bendosari 3) Wisata Air Dam Colo di Kecamatan Nguter

4) Wisata Air dan pemancingan di Kecamatan Grogol 5) Wisata air dan pemancingan di Kecamatan Mojolaban 6) Agrowisata Lembah Hijau di Kecamatan Mojolaban d) Kawasan wisata alam meliputi :

1) Kawasan wisata alam Gunung Taruwangsa di Kecamatan tawangsari 2) Obyek Wisata Batu Seribu di Kecamatan Bulu

Dalam pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 didukung asset pariwisata yang cukup seperti Hotel Bintang I, Hotel Melati I dan II, Pramuwisata, Angkutan Wisata, taman rekreasi, Studio Film, Pasar Seni dan Pameran, Gelanggang Olahraga, Restoran,

(11)

commit to user

Money Changer dan lain-lain. Kabupaten Sukoharjo juga terdapat 4 hotel

berbintang dua, 9 hotel non bintang dan 37 rumah makan.

Selain itu Kabupaten Sukoharjo terdapat souvenir yang cukup menarik yang berupa kerajinan untuk penunjang pariwisata antara lain : a) Gamelan di Kecamatan Mojolaban

b) Tatah Sungging di Kecamatan Grogol c) Grafir Kaca di Kecamatan Grogol d) Batik Sutra di Kecamatan Baki e) Meubel Rotan di Kecamatan Gatak

f) Kerajinan Topeng Batik di Kecamatan Kartasura g) Batik Wool di Kecamatan Grogol

h) Gitar di Kecamatan Baki

i) Wayang beber dan kulit di Kecamatan Sukoharjo. 8. Bidang Olahraga

Perkembangan olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo mengalami kemajuan jika dilihat dari prestasi yang ditorehkan oleh cabang-cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo.Kabupaten Sukoharjo mempunyai 33 induk cabang olahraga di bawah naungan KONI Kabupaten Sukoharjo, induk cabang olahraga itu dapat dijelaskan seperti di bawah ini.

Tabel. 4.6. Induk Cabang Olahraga di Bawah Naungan KONI Kabupaten Sukoharjo

No Induk Cabang olahraga

1 PARALAYANG

2 Federasi Olahraga Balap Motor (FOBM) 3 Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA)

4 Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI)

5 Persatuan Angkat Besi, Binaraga dan Angkat berat Seluruh Indonesia (PABBSI)

6 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)

7 WUSHU

8 Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI)

9 Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) 10 Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) 11 Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

12 Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI) 13 AEROMODELLING

(12)

commit to user 14 GANTOLE

15 Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) 16 National Paralympic Committee (NPC)

17 Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) 18 Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) 19 Keluarga Olahraga Tarung Derajat (KODRAT) 20 Gabungan Brige Seluruh Indonesia (GABSI) 21 TAE KWON DO

22 Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PERPANI)

23 Perserikatan Base Ball & Softball Amatir Seluruh Indonesia (PERBASASI) 24 Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI)

25 Persatuan Bola Volly Seluruh Indonesia (PBVSI) 26 Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) 27 federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) 28 Persatuan Golf Indonesia (PGI)

29 Persatuan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) 30 Persatuan Squash Indonesia (PSI)

31 Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) 32 Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) 33 Asosiasi futsal Kabupaten (AFK)

Sumber: Dokumen Rencana Kerja KONI Kabupaten Sukoharjo 2015 Dari keseluruhan cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten sukoharjo tidak kesemuanya diturunkan setiap ada PORPROV, sampai saat ini Kabupaten Sukoharjo memiliki 20 cabang olahraga yang sering diturunkan, yaitu cabang olahraga Paralayang, aeromodelling, Balap Sepeda, Senam, Tarung Derajad, Wushu, Karate, Tae Kwon Do, Tenis Lapangan, Panahan, Pencak Silat, Tinju, Bulu Tangkis, Squash, Tenis Meja, Judo, Futsal, Atletik, Renang dan Ganthole. Adapun hasil perolehan prestasi yang ditorehkan cabang olahraga unggulan Sukoharjo dilihat dari hasil pertandingan PORPROV dapat digambarkan sebagai berikut:

a. PORPROV tahun 2009 peringkat 22 dari 35 Kota/Kabupaten dengan mendapat 5 emas 12 perak 20 perunggu

b. PORPROV tahun 2013 peringkat 15 dari 35 Kota/Kabupaten dengan mendapat 12 emas 16 perak 28 perunggu.

(13)

commit to user

Tabel 4.7. Perolehan Medali Kabupaten Sukoharjo Dalam PORPROV 2013

NO CABANG

OLAHRAGA

MEDALI

EMAS PERAK PERUNGGU

1 Paralayang 1 3 2 2 Aeromodelling 1 1 3 Balap Sepeda 2 1 1 4 Senam 5 Tarung Derajad 2 6 Wushu 1 7 Karate 1 2 8 Tae Kwon Do 2 1 4 9 Tenis Lapangan 2 10 Panahan 1 5 11 Pencak Silat 1 2 3 12 Tinju 1 13 Bulu Tangkis 14 Squash 1 15 Tenis Meja 16 Judo 1 4 2 17 Futsal 1 18 Atletik 2 1 19 Renang 20 Ganthole 1 2 1 JUMLAH 12 16 28

Kabupaten Sukoharjo menentukan lima cabang olahraga prestasi unggulan yang diharapkan pada Porprov tahun 2018 mendulang banyak medali. Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah adanya dukungan dari klub atau perkumpulan olahraga prestasi unggulan di kabupaten Sukoharjo, dengan rincian keterangan jumlah klub, legalitas, serta jumlah atlet junior dan senior sebagai berikut.

Tabel 4.8. Jumlah Klub beserta Atlet Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

NO CABOR Jumlah Legalitas Atlet Junior Atlet Senior

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

(14)

commit to user

2 Paralayang 1 1 3 1 2 3

3 Atletik 1 1 2 4

4 Tae Kwondo 7 1 25 20 30 23 26 5 Pencak Silat 11 1 7 10 8 5 2

Dengan adanya klub olahraga prestasi unggulan di kabupaten Sukoharjo seperti yang tercantum dalam tabel di atas, maka partisipasi atlet junior maupun senior dalam kompetisi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional pun dapat direncanakan dengan baik dan matang. Pertanyaan tersebut didukung dengan adanya data hasil observasi yang disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9. Data Rencana Mengikuti Kejuaraan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo 2016

No. Cabor Frekuensi Rencana Ikut

Kejuaraan 1 2 3 1 2 3 1 Balap Sepeda 1 2 2 2 2 Paralayang 1 2 2 3 3 Atletik 1 2 2 1 4 Tae Kwondo 1 2 2 1 5 Pencak Silat 1 2 2 1

Rencana ikut tersebut didukung serta dibuktikan dengan adanya partisipasi cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo dala mengikuti kejuaraan di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi tercantum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.10. Data Mengikuti Kejuaraan Pekan Olahraga 5 tahun terakhir

No Cabor Frequensi Ruang Lingkup

1 2 3 1 2 3 1 Balap Sepeda 1 5 5 5 2 Paralayang 1 5 5 6 3 Atletik 1 5 5 4 4 Tae Kwondo 1 5 5 4 5 Pencak Silat 1 5 5 4

(15)

commit to user

Dengan berpartisipasinya cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo dalam kompetisi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional maka peran serta pelatih olahraga di Kabupaten Sukoharjo pun ikut terbina dengan baik. Hal ini didukung dengan adanya data mengenai sertifikasi pelatih di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut.

Tabel 4.11. Data Sertifikasi Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo

No. Cabor Sertifikasi Pelatih

Daerah Nasional Internasional

1 1 2

2 Paralayang 2 1

3 Atletik 4

4 Tae Kwondo 30

5 Pencak Silat 6

Tabel tersebut di atas dapat menunjukkan adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung pembinaan pelatih olahraga di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan melalui adanya pelatihan atau penataran bagi pelatih olahraga baik di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional.

Tabel 4.12. Data Pelatihan/Penataran Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo

No Cabor Frequensi Klasifikasi

Daerah Nasional Internasional Daerah Nasional Internasional

1 Balap Sepeda 1 1 1 2

2 Paralayang 1 1 2 1

3 Atletik 1 4

4 Tae Kwondo 1 30

5 Pencak Silat 1 1 4 2

Dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dalam hal sertifikasi dan pelatihan penataran bagi pelatih olahraga hal itu dapat mendorong pelatih olahraga untuk berkiprah dan

(16)

commit to user

mengembangkan pengalaman melatih baik di tingkat kabupaten, propinsi, dan nasional. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan data mengenai pengalaman melatih di tingkat kabupaten sebagai berikut.

Tabel 4.13. Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dalam Melatih Atlet Kabupaten/Kota

No Cabor Pengalaman Melatih

Atet Kabupaten/Kota 1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun

1 Balap Sepeda 2 1

2 Paralayang 1 1 1

3 Atletik 1 1 2

4 Tae Kwondo 5 10 15

5 Pencak Silat 2 2 2

Pengalaman di tingkat kabupaten tersebut dapat menjadikan pelatih cabang olahraga prestasi unggulan ke jenjang yang lebih tinggi apabila dapat mengantarkan atletnya meraih juara di tingkat propinsi. Dengan diperolehnya keberhasilan dalam mencapai prestasi di tingkat propinsi, mengantarkan pelatih di Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih di tingkat daerah (propinsi). Hal tersebut didukung dengan data observasi sebagai berikut.

Tabel 4.14. Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dalam Melatih Atlet Provinsi

No Cabor Pengalaman Melatih

Atet Provinsi

1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun

1 Balap Sepeda 2 1

2 Paralayang 1 1

3 Atletik 1 1

4 Tae Kwondo 1

5 Pencak Silat 1 1

Sama halnya dengan pengalaman melatih di tingkat kabupaten yang dapat mengantarkan pelatih Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih daerah, keberhasilan pencapaian prestasi di tingkat daerah (propinsi) juga

(17)

commit to user

mengantarkan pelatih Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih di tingkat nasional. Pengalaman melatih tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.15. Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Dalam Melatih Atlet Nasional

No Cabor Pengalaman Melatih Atlet

Nasional

1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun

1 Balap Sepeda 1

2 Paralayang 1

3 Atletik

4 Tae Kwondo 1

5 Pencak Silat

Pencapaian pelatih olahraga prestasi unggulan dari Kabupaten Sukoharjo di tingkat nasional tersebut tentunya sangat membanggakan bagi Kabupaten Sukoharjo secara umumnya dan insan olahraga Sukoharjo pada khususnya. Sehingga pada tahun 2010 ada kebijakan pemerintah daerah untuk memberikan penghargaan bagi atlet maupun pelatih yang berprestasi di tingkat nasional. Penghargaan tersebut berupa pemberian insentif setiap tahunnya bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional. Bentuk penghargaan lainnya adalah diangkatnya atlet/pelatih berprestasi sebagai pegawai negeri sipil di pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 4.16. Data Penghargaan bagi Atlet dan Pelatih Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

No. Cabor Atlet Pelatih

1 2 3 1 2 3 1 Balap Sepeda 3 1 2 1 2 2 Paralayang 1 1 3 1 1 3 Atletik 2 3 1 4 Tae Kwondo 15 2 3 15 10 5 5 Pencak Silat 10 7 3 2 2 2

Dengan adanya penghargaan bagi atlet dan pelatih yang berpartisipasi di tingkat nasional menunjukkan adanya perhatian yang baik

(18)

commit to user

dari pengurus organisasi olahraga dalam mengusulkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dalam bentuk jaminan kesejahteraan dan masa depan bagi atlet dan pelatih di Kabupaten Sukoharjo yang dijembatani oleh KONI Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut direspon baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo sehingga penghargaan kepada atlet dan pelatih berprestasi dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, maupun pekerjaan dapat terealisasi.

B. Temuan Penelitian

Perda merupakan sebuah kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk dokumen peraturan yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di suatu daerah dan dasar dari pemerintah daerah untuk menjalankan suatu kebijakan.Selain dalam bentuk perda penyelesaian masalah yang timbul dalam suatu daerah juga diwujudkan dalam bentuk Perbup maupun rencana stategis.Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah baik itu dalam bentuk perda, perbup, rencana strategis maupun instruksi secara langsung dari pimpinan daerah harus dilaksanakan sesuai arahan agar hal yang menjadi tujuan dari kebijakan tersebut dapat tercapai. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, Kabupaten Sukoharjo belum mempunyai Perda yang mengatur tentang pembangunan olahraga prestasi. Hal ini dikuatkan dengan beberapa pendapat dari narasumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti. Di bawah ini kutipan wawancara dari Bapak Wardoyo Wijaya, SH., MH selaku Bupati Kabupaten Sukoharjo:

”Kalau yang secara spesifik mengatur tentang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo, belum ada. Ditingkat provinsi Jawa Tengah sendiri baru disusun Perda mengenai penyelenggaraan keolahragaan nomor 4 tahun 2015. Kabupaten Sukoharjo kami dorong kearah sana”. (w.1: p.3).

Selain pendapat dari Bapak Wardoyo Wijaya, SH., MH yang menyatakan bahwa Kabupaten Sukoharjo belum mempunyai PERDA yang secara khusus mengatur tentang kebijakan pembangunan olahraga, adapula pendapat dari Bapak Drs. Sukono selaku ketua harian KONI Kabupaten Sukoharjo yang menyatakan:

(19)

commit to user

“Belum ada Perda tentang keolahragaan di Kab.Sukoharjo , dengan demikian di dalam mengatur olahraga ( atlet dan Pelatih ) Berprestasi KONI Kab. Sukoharjo menghargai dengan nama BONUS ATLET dan PELATIH BERPRESTASI tiap tahunnya dengan anggaran dana KONI.”. (w.2: p.1)

Selain pendapat dari kedua narasumber di atas, ada pula pendapat dari Bapak Bambangh Haryono selaku kepala bidang olahraga Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo yang menyatakan bahwa:

“Belum ada perda tentang olahraga prestasi. Kami masih mengacu pada UUSKN secara umum.”. (w.3: p.1)

Dari beberapa pendapat para narasumber di atas, maka Kabupaten Sukoharjo belum memiliki PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga terutama olahraga prestasi. Untuk menentukan kebijakan olahraga sampai dengan saat ini pemerintah kabupaten Sukoharjo berpedoman pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2015 Penyelenggaraan Keolahragaan Provinsi Jawa Tengah. Selama penelitian peneliti menemukan beberapa kebijakan yang selama ini menjadi pijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam membangun olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo. Kebijakan-kebijkan itu tertuang dalam beberapa dokumen seperti Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Bapak Bapak Bambang Haryono, yang menyatakan:

“Sementara ini belum ada PERDA yang mengatur hal tersebut. tetapi sudah ada standar operasinya untuk yang mengatur itu diserahkan kepada Dinas POPK sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38 tahun 2008 Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo”.(w.3: p.25)

Selain Perbup Nomor 28 tahun 2008 kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa dokumen yang menjadi dasar pembangunan olahraga dokumen itu antara lain: dokumen rencana strategis (Renstra) Dinas Pemuda, Olahraga,

(20)

commit to user

Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2016 dan Rencana Kerja KONI Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015.

1. Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Bidang Olahraga Prestasi.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam bidang olahraga prestasi salah satunya diwujudkan dalam bentuk renstra adapun gambaran umum tentang rencana dan hasil yang telah dicapai oleh Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo dapat dijabarkan seperti di bawah ini:

a. Renstra Dinas Pemuda, Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo

Bidang Olahraga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan di bidang olahraga masyarakat, bina prestasi, dan organisasi olahraga serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Olahraga mempunyai fungsi:

a). Penetapan kebijakan teknis dibidang olahraga. b). Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang olahraga.

c). Koordinator pembinaan dan pembinaan olahraga lintas sektor dan lintas bidang Pemerintahan, serta lembaga non Pemerintah/Swasta yang memiliki kompetensi olahraga.

d). Pembinaan dan pengawasan dibidang olahraga. 2). Penyusunan evaluasi dan laporan di bidang olahraga. 3). Bidang Olahraga Terdiri dari :

a). Seksi Olahraga Masyarakat.

b). Seksi Bina Prestasi dan Organisasi Olahraga.

Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Olah Raga.

a). Seksi Olahraga Masyarakat

Seksi Olahraga Masyarakat mempunyai tugas :

(1). Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi, dan dokumentasi jenis-jenis kegiatan olahraga.

(21)

commit to user

(2). Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga.

(3). Membangun fasilitas, sarana dan prasarana olahraga. (4). Membangun fasilitas bantuan pembinaan dan

pengembangan keolahragaan lintas sektor, lintas bidang pemerintah dan non pemerintah/swasta.

(5). Menyelenggarakan event-event olahraga, festival, kompetisi, pertandingan, lomba guna memacu pembinaan bibit-bibit olahraga yang berbakat dan berprestasi.

(6). Melaksanakan pencatatan rekor dan prestasi keolahragaan yang dapat dicapai masyarakat.

(7). Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan dibidang keolahragaan masyarakat.

(8). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b). Seksi Bina Prestasi dan Olahraga

Seksi Bina Prestasi dan Olahraga, mempunyai tugas :

(1). Melaksanakan pengumpulan data/ pendataan, identifikasi, inventarisasi dokumen prestasi olahraga siswa/pelajar, mahasiswa, pemuda dan masyarakat.

(2). Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi dan dokumentasi organisasi/ lembaga keolahragaan yang ada di daerah;

(3). Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga dan organisasi/lembaga keolahragaan. (4). Melaksanakan pembinaan dan pengembangan serta

kesejahteraan pelaku olahraga yang berprestasi dan berjasa, dengan penghargaan dan pemberian anugrah prestasi olahraga.

(5). Menyiapkan sarana dan prasarana pembinaan prestasi olahraga dan berbagai cabang olahraga termasuk olahraga tradisional.

(6). Melaksanakan pemeliharaan dan pengelolaan peralatan, fasilitas dan sarana olahraga seperti gedung olahraga, lapangan olahraga, stadion, kolam renang, dan lain-lain untuk kepentingan pembinaan atlet dan prestasi olahraga. (7). Melaksanakan pembinaan dan pengiriman atlet olahraga

berprestasi ke jenjang kompetisi yang lebih besar, skala antar daerah/kota, Propinsi maupun Nasional.

(8). Melaksanakan pembinaan dan pengembangan manajemen organisasi/lembaga keolahragaan.

(9). Memfasilitasi kerjasama lintas sektor, lintas bidang serta lintas organisasi/ lembaga keolahragaan baik pemerintah dan swasta dalam rangka membina prestasi olahraga.

(22)

commit to user

(10). Koordinasi pembinaan atlet berprestasi dengan KONI setempat atau lembaga lain yang sejenis yang merupakan wadah pembinaan atlet berprestasi.

(11). Melaksanakan pengendalian dan evaluasi bidang bina prestasi dan organisasi olahraga.

(12). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sasaran di Dalam Rencana Strategis Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2015

1). Terciptanya olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat. Untuk menilai keberhasilan sasaran ini dapat diukur dengan indikator :

a). Jumlah klub olahraga b). Jumlah gedung olahraga c). Jumlah organisasi olahraga d). Jumlah kegiatan olahraga

e). Jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)

f). Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten g). Jumlah lapangan olahraga

h). Jumlah jenis olahraga berprestasi

i). Prosentase jenis olah raga yang berprestasi

j). Prosentase olah raga yang berkembang dimasyarakat k). Prosentase sarana dan prasarana olah raga yang di bangun 2). Kelompok sasaran pembangunan bidang olahraga :

a). Guru olahraga, pelatih, wasit cabang olahraga prestasi di Sukoharjo

b). Klub olahraga prestasi di Sukoharjo

c). Pelajar SD/MI, SMP, SMA mahasiswa di Sukoharjo d). Atlet PPLD dan atlet prestasi di Sukoharjo

e). Penyandang cacat dan masyarakat lanjut usia di Sukoharjo f). Pondok pesantren di Sukoharjo

g). Pengelola organisasi olahraga dan pengurus cabang olahraga di Sukoharjo

h). Klub-klub olahraga rekreasi yang di masyarakat i). Penilik Olahraga

j). Industri Olahraga

k). Tokoh Olahraga Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga,

(23)

commit to user

3). Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :

a). Pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga

b). Pelaksanaan identifikasi dan pembinaan olahraga unggulan daerah

c). Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat d). Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah e). Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi

f). Penyelenggaraan kompetisi olahraga

g). Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi

h). Pembinaan dan pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga

i). Pembinaan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat j). Pembinaan olahraga rekreasi

k). Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga

l). Peningkatan jumlah dan kualitas serta kompetisi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga

m). Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat

n). Peningkatan manajemen organisasi olahraga tingkat perkumpulan dan tingkat daerah

o). Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembinaan olahraga

p). Kerjasama peningkatan olahragawan berbakat dan berprestasi dengan lembaga/instansi lainnya

4). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :

a). Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga b). Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga c). Pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana

olahraga

d). Pembinaan dan pemanfaatan iptek dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga

e). Peningkatan peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga

(24)

commit to user

c. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo.

Renstra atau rencana startegis di dalam sebuah rencana pembangunan suatu daerah perlu dijabarkan lagi ke dalam sebuah rencana dalam skala yang lebih detail.Oleh karena itulah dibuat kebijaka berupa rencana kerja. Berdasarkan target renstra yang ditetapkan oleh SKPD Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo maka, dalam hal ini bidang olahraga yang merupakan bagian dari Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan memiliki berbagai pencapaian kinerja. Pencapaian kinerja tersebut dapat digambarkan seperti dalam table di bawah ini.

Tabel 4.17. Pencapaian Kinerja Dinas POPK Bidang Olahraga No Indikator Target Renstra SKPD Realisasi

Pencapaian Proyeksi 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Jumlah klub olahraga 115 117 121 127 80 115 117 121 2 Jumlah gedung olahraga 4 4 5 5 3 4 4 5 3 Jumlah organisasi olahraga 20 25 25 30 25 30 30 33 4 Jumlah kegiatan olahraga 24 25 25 26 22 24 25 25 5 Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten 27 32 33 35 26 27 33 35 6 Jumlah lapangan olahraga 160 162 169 171 157 160 169 171 7 Jumlah jenis olahraga prestasi 13 14 18 18 12 13 20 20

Sumber : Dokumen Renstra DINAS POPK Kab. Sukoharjo Tahun 2011 Di Kabupaten Sukoharjo memiliki olahraga unggulan dimana keutamaan pada pembinaan cabang olahraga yang memiliki prospek prestasi. Pembinaan

(25)

commit to user

keolahragaan unggulan meliputi : sistem palatihan, sarana prasarana, sumberdaya manusia (prestasi atlet, kualifikasi pelatih dan pelaku olahraga lainnya), kepemimpinan Daerah, kinerja organisasi keolahragaan, lingkungan dan kultur. Olahraga yang diunggulkan di Kabupaten Sukoharjo meliputi, Paralayang, Balap Sepeda, Pencak Silat, Tae Kwon Do dan Atletik dimana cabang olahraga tersebut selalu mendulang prestasi setiap tahunnya.

Olahraga unggulan tidak terlepas dari kebijakan pembinaan olahraga Nasional yang menitikberatkan pada penjenjangan prioritas kecabangan untuk dibina lebih intensif, yang kemudian dikenal dengan olahraga prioritas. Olahraga prioritas di Indonesia ditetapkandalam dua katagori, yaitu : 1) Prioritas Olimpiade (Bulutangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju dan Tae Kwon Do), 2) Prioritas Asian Games (Bulu Tangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju, Tae Kwon Do, Dayung, Balap Sepeda, Paralayang, Selancar, Karate, Atletik dan Wushu).

Kabupaten Sukoharjo mendukung kebijakan pembinaan olahraga nasional sesuai perintah Undang-Undang No 3 Tahun 2005 pasal 34 ayat 2 yang berbunyi “ Pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional. Dengan membina atlet dan pelatih pada cabang olahraga unggulan, sehingga atlet dan pelatih dari Sukoharjo berkontribusi masuk dalam jajaran tim Nasional, diantaranya Balap Sepeda dan Paralayang.

2. Pembinaan Atlet

Pembinaan atlet merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai wadah organisasi olahraga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pembinaan prestasi olahraga baik di Indonesia atau di daerah. Pembinaan atlet tidak bisa dilakukan secara sepotong-potong, terpetak-petak dan sendiri-sendiri. Konsep pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi dan maksimal adalah harus dilakukan secara kontinue, berjenjang dan berkelanjutan hingga prestasi puncak. Dan untuk dapat mencapai prestasi puncak pembinaan atletpun tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun harus

(26)

commit to user

secara sistemik, terpadu dan terarah dan terprogram dengan jelas. Atlet potensial atau yang mempunyai potensi untuk menjadi juara adalah atlet-atlet yang mempunyai bakat, berdedikasi tinggi, beratitude yang baik, motivasi yang tinggi dalam berprestasi dan atlet yang bersedia berlatih dengan keras untuk mewujudkan prestasi tersebut, atau atlet-atlet yang memang sudah juara di cabang olahraganya dan masih memungkinkan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasinya.

Potensi atlet tersebut terus berkembang di kabupaten Sukoharjo, dengan konsistensi pembinaan atlet baik junior maupun senior. Berikut ini disajikan data partisipasi pada tiap-tiap cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo beserta capaian prestasinya di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional.

Gambar 4.2. Gambar Data Partisipasi Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo pada Pekan Kejuaraan 5 Tahun Terakhir

Berdasarkan gambar 4.2. partisipasi seluruh cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu lima tahun terakhir untuk tingkat propinsi sebanyak 5 kali partisipasi dan jumlah partisipasi sama pada

(27)

commit to user

tingkat nasional yaitu sebanyak 5 kali partisipasi. Sedangkan untuk partisipasi internasional, cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat, masing-masing berpartisipasi pada 4 even, dan untuk cabang olahraga balap sepeda berpartisipasi dalam 5 even, serta untuk paralayang berpartisipasi dalam 6 even.

Cukup tingginya angka partisipasi cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo tersebut membuahkan hasil dengan diperolehnya berbagai capaian prestasi baik oleh para atlet junior maupun atlet senior. Berikut ini disajikan gambar jumlah atlet junior maupun senior yang mendapatkan capaian prestasi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional untuk cabang olahraga unggulan di kabupaten Sukoharjo.

Gambar 4.3. Jumlah Atlet Junior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Dari gambar 4.3. dapat disimak bahwa untuk atlet junior pada cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. untuk atlet junior pada cabang olahraga paralayang, diperoleh 3 capaian kejuaraan di tingkat daerah. Selanjutnya atlet junior untuk cabang olahraga atletik, diperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat daerah.

(28)

commit to user

Capaian kejuaraan yang diperoleh atlet junior dengan jumlah yang cukup tinggi dicapai oleh cabang olahraga takwondo dan pencak silat. Pada gambar dapat diamati bahwa atlet junior pada cabang olahraga taekwondo mendapatkan 25 perolehan prestasi di tingkat propinsi dan 20 perolehan prestasi pada tingkat nasional. Selain itu, untuk olahraga pencak silat memperolah 7 capaian prestasi di tingkat propinsi dan 10 capaian prestasi di tingkat nasional untuk atlet juniornya.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa meskipun masih tergolong junior, namun atlet-atlet junior khususnya pada cabang olahraga pencak silat dan taekwondo sudah dapat memperoleh prestasi di tingkat propinsi maupun nasional. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Bertha Nurul U., selaku atlet takwondo sebagai berikut:

“Pada tahun 2013 Porprov di Purwokerto, Sukoharjo membawa pulang 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Medali Emas waktu itu diperoleh Feri Prima dan saya sendiri, Bertha Nurul.” (w.10;p.3)

Selain itu, pada cabang olahraga pencak silat, Wida Wijaya, atlet pencak silat Kabupaten Sukoharjo juga menjelaskan capaian prestasi yang diperoleh dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

“Kalau prestasi dalam lima tahun terakhir terbilang banyak. Di antaranya, kami mendapatkan 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu untuk cabang olahraga pencak silat pada Porprov 2013.” (w.11;p.3)

Selain itu, capaian prestasi atlet senior juga sudah merambah sampai pada partisipasi tingkat internasional, bahkan pada beberapa cabang olahraga prestasi unggulan, atlet senior dapat menjuarai kompetisi tingkat internasional tersebut. Pada gambar di bawah ini dijelaskan mengenai capaian prestasi atlet senior cabang olahraga prestasi Kabupaten Sukoharjo di tingkat propinsi, nasional, dan internasional.

(29)

commit to user

Gambar 4.4. Gambar Jumlah Atlet Senior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.4. dapat diamati bahwa untuk atlet senior masing-masing cabang olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo memiliki rekam jejak dari propinsi, nasional, bahkan internasional. Cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. Cabang olahraga paralayang mendapat 1 capaian kejuaraan tingkat propinsi, 2 capaian kejuaraan tingkat nasional, dan 3 partisipasi sekaligus capaian kejuaraan di tingkat internasional.

Selanjutnya, cabang olahraga atletik memperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 4 capaian kejuaraan di tingkat nasional untuk atlet senior. Sedangkan cabang olahraga taekwondo memperoleh 30 capaian kejuaraan di tingkat propinsi, 23 capaian kejuaraan di tingkat nasional, dan 26 partisipasi di tingkat internasional oleh para atlet senior. Cabang olahraga pencak silat memperoleh 8 kejuaraan di tingkat propinsi, 6 kejuaraan di tingkat nasional, dan 2 kejuaraan di tingkat internasional.

Khusus cabang olahraga paralayang sendiri, seperti yang disampaikan oleh pelatih Hary Agung P., dijelaskan capaian prestasi di tingkat internasional sebagai berikut.

(30)

commit to user

“Atlet senior paralayang dari kabupaten Sukoharjo pernah mewakili Indonesia dalam ajang Sea Games 2014 dengan prestasi mendapatkan 4 emas, pada Asean Beach Games 2014 mendapatkan 1 emas dan 2 perak.” (w.4;p.9)

Sedangkan capaian prestasi cabang olahraga pencak silat di tingkat internasional didukung oleh pernyataan Haris Nugroho selaku sebagai berikut.

“.... Di tahun 2014 Sukoharjo banyak berpartisipasi pada kejuaraan pencak silat, salah satunya pada even Merpati Putih World Cup Championship mendapatkan juara 1 dan juara 2, dan masih banyak lagi.” (w.5;p.3)

Dari berbagai partisipasi dan capaian prestasi yang diperoleh Kabupaten Sukoharjo baik pada even propinsi, nasional, maupun internasional, masing-masing Pengkab tentunya memiliki target terkait Rencana Ikut Kejuaraan untuk olahraga prestasi unggulan pada tahun 2016 sebagai tindak lanjut dari hasil yang dicapai serta pengembangan pembinaan olahraga prestasi sendiri. Data mengenai rencana ikut kejuaraan olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(31)

commit to user

Gambar 4.5. Rencana Ikut Serta Kejuaraan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016

Berdasarkan gambar 4.5. dapat dilihat bahwa keseluruhan cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo memiliki target rencana ikut yang sama pada tahun 2016 untuk kompetisi tingkat daerah maupun nasional yakni 2 even. Selanjutnya untuk cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat memiliki rencana ikut untuk 1 even tingkat internasional, cabang olahraga balap sepeda memiliki rencana ikut untuk 2 even tingkat internasional, dan cabang olahraga paralayang memiliki rencana ikut untuk 3 even tingkat internasional.

Berbagai rencana ikut tersebut baik di tingkat propinsi, nasional, maupun intenasional tentunya perlu dipersiapkan dengan baik dan matang. Berbagai bentuk persiapan perlu dilakukan untuk pemenuhan target sesuai dengan rencana partisipasi tersebut.

Bertha Nurul, atlet taekwondo, menjelaskan persiapan cabang olahraga taekwondo dalam berpartisipasi khususnya untuk Porprov tahun 2018 sebagai berikut:

“Persiapan yang dilaksanakan yang pertama menentukan target emas untuk Porprov berikutnya. Menetapkan jadwal latihan, mempersiapkan

(32)

commit to user

atlet-atlet andalan untuk mewakili Sukoharjo ke depan. Latihan kami pusatkan di GOR Budi Sasono, Sukoharjo.” (w.10;p.10)

Persiapan yang serupa juga dilakukan oleh cabang olahraga pencak silat, seperti yang disampaikan oleh Wida Wijaya, atlet pencak silat, sebagai berikut:

“Target kami untuk Porprov 2018 adalah setidaknya emas, sehingga persiapan dan latihan dimaksimalkan untuk setiap kelas. Kami masih dalam proses penjaringan atlet dan penentuan siapa saja atlet yang akan berangkat ke Porprov 2018 akan segera ditentukan akhir tahun ini atau awal tahun depan.” (w.11;p.10)

Persiapan partisipasi tersebut didukung dengan adanya sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo. Data mengenai sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan dapat disimak dalam tabel berikut ini.

Gambar 4.6. Data Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.6. tidak bisa dipungkiri bahwa proses pembinaan atlet untuk cabang olahraga balap sepeda, paralayang, dan atletik masih harus memanfaatkan lokasi dan potensi dari Kabupaten/Kota lain,

(33)

commit to user

yakni Surakarta untuk atletik dan balap sepeda serta Karanganyar untuk paralayang. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Sri Suyamti, atlet balap sepeda sebagai berikut:

“Kebetulan untuk beberapa waktu terakhir, latihan yang kami maksimalkan di Manahan, Solo bersamaan dengan para atlet Provinsi yang bersiap untuk PON 2016.” (w.9;p.8)

Sedangkan untuk sentra pembinaan cabang olahraga taekwondo dan pencak silat sudah terbantu dengan adanya klub dan perguruan yang berkembang di kabupaten Sukoharjo. Dukungan pelatih yang bersertifikat internasional juga menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Sukoharjo dalam mengembangkan olahraga prestasi khususnya taekwondo, seperti dijelaskan oleh Bertha Nurul berikut ini:

“Pembinaan atlet berprestasi di Sukoharjo langsung di bahwa Master Agus dan belasan pelatih Sukoharjo yang sudah bersertifikat Internasional.” (w.10;p.8)

Proses panjang dari pembinaan atlet sampai dengan pencapaian prestasi tersebut di atas, tidak luput dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo. Atlet dan pelatih berpretasi mendapatkan penghargaan dari pemerintah yang terealisasikan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, dan pekerjaan. Berikut ini disajikan data mengenai penghargaan untuk atlet dan pelatih berprestasi di Kabupaten Sukoharjo khususnya untuk cabang olahraga unggulan.

(34)

commit to user

Gambar 4.7. Data Penghargaan Atlet Berprestasi Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.7. dapat disimak bahwa penghargaan dalam bentuk insentif diberikan kepada 3 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 2 orang atlet atletik, 15 orang atlet taekwondo, dan 10 orang atlet pencak silat. Sedangkan penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, dan beasiswa diberikan kepada 1 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 3 orang atlet atletik, 2 orang atlet taekwondo, dan 7 orang atlet pencak silat. Penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, sekaligus pekerjaan diberikan kepada 2 orang atlet balap sepeda, 3 orang atlet paralayang, 3 orang atlet taekwondo, dan 3 orang atlet pencak silat.

Berbagai pencapaian tersebut tentunya tidak luput dari proses panjang sejak pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan dengan berbagai strategi. Berikut ini dijelaskan mengenai proses pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

(35)

commit to user a. Pemassalan Olahraga

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, pemerintah kabupaten Sukoharjo melaksanakan pemassalan olahraga dengan berbagai metode di antaranya dengan data potensi, kompetisi, perguruan tinggi, maupun dengan wadah padepokan. Setiap cabang olahraga unggulan memiliki strategi tersendiri untuk melaksanakan pemassalan olahraga dilihat dari berbagai pertimbangan mengenai sumber daya manusia, fasilitas, dan aksestabilitas. Bagi cabang olahraga yang belum melaksanakan kompetisi atau even tingkat kabupaten, pemassalan olahraga akan lebih efektif menggunakan metode pendataan potensi.

Data tersebut dibenarkan oleh Hary Agung P, selaku pelatih cabang olahraga paralayang yang menyatakan bahwa,

“Karena belum adanya kompetisi di tingkat kabupaten, selama ini kita menjaring dengan cara mendata potensi peminat olahraga paralayang di wilayah Sukoharjo. Hingga saat ini ada tujuh atlet profesional dan tiga atlet amatir yang kita siapkan nantinya untuk regenerasi atlet paralayang kabupaten Sukoharjo. Karena nantinya di Porprov di tahun 2018 akan ada kelas A dan kelas B, sehingga kita perlu menyiapkan atlet-atlet muda.” (w.4; p.6)

Sedangkan untuk cabang olahraga pencak silat, pemassalan olahraga diserahkan ke masing-masing padepokan, seperti yang dikemukakan Haris Nugroho, S.Pd., M.Or., selaku pengurus IPSI sebagai berikut:

“Secara keseluruhan dari proses penjaringan, pemassalan, pembibitan, sampai dengan pembinaan diserahkan ke masing-masing padepokan di bawah koordinasi IPSI.” (w.5; p.6)

Selain itu, untuk cabang olahraga atletik, pemassalan olahraga telah lebih dapat dikembangkan melalui ajang Popda di kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pertanyaan Ronny Suryo N., S.Pd., yang menyampaikan bahwa,

“Kami memanfaatkan ajang Popda kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya guna menjaring atlet-atlet junior.” (w.6; p.6)

(36)

commit to user

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo menggunakan tiga jalur pendekatan yaitu melalui olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.Olahraga pendidikan yaitu melalui mata pelajaran penjaskes yang diajarkan baik itu dari tingkat SD sampai tingkat SMA yang dibawah pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Pemassalan olahraga yang kedua yaitu melalui olahraga rekreasi melalui kegiatan –kegiatan olahraga yang bersifat masyarakat yang diadakan baik itu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini DINAS POPK.

Pemassalan olahraga yang ketiga yaitu melalui olahraga prestasi disini KONI Kabupaten Sukoharjo yang merupakan sebuah organisasi yang menaungi berbagai induk cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo berperan serta dalam hal pemassalan olahraga prestasi dengan mendorong para induk cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pemassalan olahraga prestasi melalui klub-klub setiap cabang olahraga yang ada. Sampai saat ini ada 33 induk cabang olahraga prestasi yang tergabung dalam KONI Kabupaten Sukoharjo.

Pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo juga dilakukan dengan bantuan surat kabar, radio maupun tv lokal yang sering kali memberitakan setiap ada even olahraga yang digelar. Namun seringkali dalam pelaksanaan pemassalan olahraga Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengalami beberapa kendala .Hal ini mengakibatkan hanya cabang olahraga tertentu saja yang dapat berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo. Cabang olahraga yang berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo antara lain sepak bola, bola voli,dan bulu tangkis. Ketiga cabang tersebut dikatakan berkembang dengan baik karena dalam setiap desa di Kabupaten Sukoharjo memiliki perkumpulan olahraga tersebut walaupun belum dikelola secara profesional.

(37)

commit to user

Masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal pemassalan olahraga diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga dan juga keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo serta persebaran sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Sukoharjo belum merata keseluruh kecamatan maupun desa mengakibatkan sulit berkembangnya cabang-cabang olahraga yang ada. Hal inilah yang menjadi kendala utama dalam pemassalan olahraga.Selain itu pengangkatan isu-isu tentang keolahragaan masih kurang dibandingkan dengan isu-isu tentang perkembangan ekonomi dan pariwisata yang lebih dominan, sehingga menyebabkan info tentang perkembangan olahraga tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang mengetahui perkembangan dan pembinaan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengakibatkan partisipasi masyarakat terhadap olahraga menjadi minim.

Namun demikian kendala-kendala tersebut nampaknya bisa teratasi hal tersebut terlihat dari perkembangan pemassalan olahraga yang menuju kearah lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono yang menyatakan bahwa:

“Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan pesat akan tetapi belum optimal perkembangan ini dapat dilihat dengan antusiasme masyarakat dalam bidang olahraga dengan maraknya pertandingan-pertandingan yang bersifat turnamen tunggal seperti atletik, pencak silat, taekwondo, dan sebagainya”. (w. 3: p. 11)

Selain itu ada pendapat dari Bapak Bapak Bambang Haryono yang menyatakan bahwa perkembangan olahraga mengalami peningkatan kearah yang lebih baik khususnya mengenai pemassalan olahraga:

“Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan cukup baik dengan meningkatnya jumlah cabor yang dipertandingkan baik itu di OO2SN tingkat SD, SMP, SMA maupun POPDA”.(w.2: p. 11)

(38)

commit to user

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pemassalan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengalami perkembangan kearah yang lebih baik itu terlihat dari semakin antusiasme masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga.

b. Pembibitan Atlet

Pembibitan merupakan tahapan kedua dalam piramida pembinaan olahraga prestasi dalam tahapan ini bertujuan untuk menjaring atlet-atlet yang dapat berprestasi ditingkatan yang lebih tinggi. Dari wawancara dan studi dokumen yang diperoleh peneliti selama penelitian, Peraturan Daerah yang mengatur bidang olahraga di Kabupaten Sukoharjo belum ada khususnya tentang pembinaan olahraga prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono:

“Kalau yang secara spesifik mengatur tentang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo, belum ada. Ditingkat provinsi Jawa Tengah sendiri baru disusun Perda mengenai penyelenggaraan olahraga tahun 2015. Kabupaten Sukoharjo kami dorong kearah sana.”. (w.1: p.3)

Selain itu Bapak Bapak Bambang Haryono menyatakan bahwa: “Belum ada perda tentang olahraga prestasi. Kami masih mengacu pada UUSKN secara umum.”.(w. 2: p. 5)

Dalam proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan cara mengadakan kompetisi baik itu single event maupun multi event. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak Drs. Sukonoyang menyatakan:

“Belum ada Perda tentang keolahragaan di Kab. Sukoharjo, dengan demikian di dalam mengatur olahraga (atlet dan Pelatih) Berprestasi KONI kabupaten Sukoharjo menghargai dengan nama bonus atlet dan pelatih berprestasi tiap tahunnya dengan anggaran dana KONI. Karena PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga prestasi belum ada maka kami melakukan pembibitan atlet dengan mendorong para induk cabang olahraga yang berada di bawah naungan KONI Kabupaten Sukoharjo untuk terus melakukan upaya seperti mengadakan kompetisi namun hal ini belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh induk cabang olahraga,

(39)

commit to user

hanya cabang olahraga yang dikenal luas oleh masyarakat yang sering mengadakan kompetisi-kompetisi”.(w. 3: p. 3)

Dua multi even keolahragaan yang rutin digelar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah POPDA dan O2SN. POPDA adalah multi even kejuaraan di tingkat kabupaten yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dalam hal ini pelaksananya adalah KONI. POPDA di Kabupaten Sukoharjo digelar setiap 2 tahun sekali pada tahun-tahun genap tujuannya adalah untuk menjaring atlet yang berprestasi agar dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam even olahraga tingkat provinsi atau PORPROV yang digelar setiap tahun ganjil.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengagendakan pembibitan atlet melalui jalur multi even lainnya selain POPDA yaitu O2SN. O2SN merupakan salah satu jalur pembibitan atlet yang rutin digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD nya yaitu kerjasama antara Dinas POPK dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo setiap setahun sekali.Peserta O2SN adalah siswa-siswi baik dari tingkat SD sampai SMA. Tujuannya sama yaitu menjaring bibit-bibit atlet daerah yang dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam bidang olahraga dikompetisi O2SN tingkat provinsi. Dari kegiatan olahraga yang diadakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo baik itu yang bersifat multi even seperti POPDA dan O2SN serta kejuaraan single even seperti pertandingan voli, pertandingan bulutangkis, pertandingan catur dan lainnya, pastilah ditemukan atlet-atlet yang berprestasi. Dari situlah kewenangan dari setiap klub-klub olahraga di Kabupaten Sukoharjo untuk dapat merekrut dan membinanya sehingga menghasilkan atlet-atlet yang dapat mengharumkan namaSukoharjo baik di even olahraga tingkat provinsi maupun nasional. Hal tersebut senada dengan pendapat Bapak Bambang Haryono yang menyatakan

“Untuk penerapan pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo melekat di satkernya masing-masing yang selama ini dilakukan dengan mengadakan O2SN baik itu di tingkat SD, SMP, maupun

(40)

commit to user

SMA di tingkat kabupaten pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendidikan dari pekan O2SN tadi tentulah menghasilkan juara-juara yang akan bertanding di tingkat provinsi disinilah atlet-atlet tadi di kawal oleh DINAS POPK. Selanjutnya dari even tadi muncul bibit atlet-atlet yang berprestasi itu menjadi kewenangan klub-klub olahraga prestasi yang ada di Sukoharjo untuk merekrut dan membinanya”. (w. 2: p.4)

Dalam kegiatan multi even O2SN ditingkat SD tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD Dinas Pendidikan bekerjasama dengan DINAS POPK menyelenggarakan kegiatan olahraga yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga. Pertandingan tersebut diadakan ditempat -tempat yang telah disediakan oleh panitia.Tempat-tempat tersebut tersebar diseputaran Kota Sukoharjo.Cabang olahraga yang dipertandingkan dalam O2SN tingkat SD tahun 2015 di Kabupaten Sukoharjo antara lain cabang atletik, pencak silat, taekwondo, dan balap sepeda.

Dalam hal pembibitan atlet untuk memperoleh atlet yang bisa berprestasi di tingkat yang lebih tinggi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengalami berbagai macam kendala antara lain. Kurangnya kompetisi olahraga yang diadakan untuk pembibitan atlet disebabkan keterbatasan anggaran. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga belum memiliki tim terpadu pencari bibit atlet berbakat lintas instansi pemangku kepentingan olahraga.

Dari uraian diatas dapat tarik kesimpulan sementara bahwa proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo secara internal berlangsung baik hal tersebut terlihat dari rutinnya Pemerintah Daerah baik itu melalui KONI maupun SKPD di bawahnya yang menggelar even seperti O2SN maupun POPDA. Selain kedua even tersebut pemerintah harus lebih mendorong para induk cabang olahraga di bawah KONI untuk lebih sering mengikuti maupun mengadakan kejuaraan yang bersifat multi even maupun single even sehingga penjaringan atlet akan lebih mudah, karena jam terbang atlet semakin banyak yang dapat berdampak pada perkembangan mental, taktik dan teknk yang dimiliki.

Gambar

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sukoharjo  (Sumber: http://www.ppsp.nawasis.info)  3.  Pemerintahan
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sukoharjo  Tahun 2009-2014
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2009-2013  Kelompok  Umur  (Tahun)  TAHUN 2009 2010 2011  2012  2013*  0 – 4  175,966  203,861  204,595  205,506  202,539  15 – 64  592,511  574,275  575,914  578,480  711,150  65>  74,650  68,842  7
Tabel 4.7. Perolehan Medali Kabupaten Sukoharjo Dalam PORPROV 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Titrasi kompleksometri dikenal juga dengan reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan orientasi etika dan pengalaman akuntan akan berpengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang prestasi praktek kerja industri dan minat berwirausaha siswa Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.. Adapun

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

Media apakah yang digunakan pada pembelajaran metode usmani dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al- Qur’an Di SMP Negeri 1 Doko?. Strategi apakah yang digunakan

9 kasmaran kanggo nuduhake tembang Asmaradana. Tembung megat kanggo nuduhake tembang Megatruh. Tembung pungkur kanggo nuduhake tembang tembang Pangkur. Tembung anom kanggo

Kepemimpinan kepala sekolah identik dengan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, meng-