• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Pelatih Olahraga

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 45-56)

Pelatih profesional yang baik adalah pelatih yang mempunyai dedikasi, antusias yang tinggi, kematangan jiwa, etika yang baik, jujur, disiplin dan konsen terhadap pembinaan prestasi serta memahami konsep pembinaan prestasi yang baik. Pelatih merupakan tenaga keolahragaan yang memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga. Konsep pembinaan prestasi yang baik harus memahami pertumbuhan dan perkembangan atlet, menguasai media dan metode latihan dengan pendekatan

commit to user

ilmiah yang efektif (menggunakan IPTEK) , memahami cara berkomunikasi yang baik, mampu menyampaikan materi-materi latihan dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua atlet serta dapat menjadi contoh dan motivator bagi atletnya.

Pembinaan pelatih di kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami progress yang cukup signifikan. Cabang olahraga unggulan memperoleh beberapa capaian yang cukup membanggakan di even daerah, nasional, bahkan internasional. Baik sebagai perwakilan kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, maupun Indonesia. Berbagai pencapaian tersebut tentunya tidak dapat terlepas dari peran pelatih pada setiap cabang olahraga. Pelatih memiliki peran yang sangat berpengaruh sejak proses penjaringan, pemassalan, pembibitan, dan pembinaan atlet di setiap cabang olahraga.

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, usaha pembinaan pelatih dan atlet di kabupaten Sukoharjo, khususnya pada cabang olahraga unggulan telah menuai hasil yang memuaskan. Bahkan prestasi pada cabang olahraga taekwondo, sepeda balap, atletik, paralayang dan pencak silat telah sampai pada tingkat nasional dan internasional. Seperti dikutip dari hasil wawancara dengan pelatih paralayang yakni Bapak Hary Agung P., sebagai berikut:

“Pada Porprov 2013, kontingen Kabupaten Sukoharjo mendapatkan 3 perak dan 2 perunggu, selanjutnya atlet paralayang Sukoharjo mewakili Jawa Tengah di ajang nasional dan mewakili Indonesia di ajang internasional.” (w.4, p.3)

Senada dengan yang disampaikan Hary Agung P., Haris Nugroho selaku pelatih pencak silat juga menyampaikan capaian cabang olahraga unggulan kabupaten Sukoharjo pernah memperoleh prestasi sampai pada ajang internasional yakni Merpati Putih World Cup Championship. Informasi tersebut dikemukakan dalam pernyataan Haris Nugroho di bawah ini.

“Pada Porprov tahun 2013 Cabor Pencak Silat memperoleh 1 emas, 2 perak, 3 perunggu. Di tahun 2014 Sukoharjo banyak berpartisipasi pada kejuaraan pencak silat, salah satunya pada even Merpati Putih World Cup Championship mendapatkan juara 1 dan juara 2, dan masih banyak lagi.” (w.5, p.3)

commit to user

Berkaitan dengan prestasi di tingkat daerah dan nasional, cabang olahraga atletik juga memiliki prestasi yang signifikan terutama dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam even Kejuaraan Atletik Panglima TNI Terbuka 2012, PON, dan Porprov 2013. Hal tersebut dikemukakan oleh Ronny Suryo Narbito selaku pelatih atletik kabupaten Sukoharjo dalam sebagai berikut ini.

“Pada tahun 2012, atlet lompat jauh dari Sukoharjo, Mas Okky Setyo

Utomo, memperoleh juara 1 di Kejuaraan Atletik Panglima TNI Terbuka 2012. Sebelumnya tahun 2011 kita juga mendapatkan kejuaraan di nomor lari estafet dan jalan cepat, masing-masing juara II Nasional. Dan pada Porprov 2013, kita memperoleh 2 emas dan 1 perunggu.” (w.6, p.3)

Selain itu, pada cabang olahraga taekwondo, Shaleha Fitriana Yusuf (16 tahun), atlet taekwondo kabupaten Sukoharjo masuk ke berpartisipasi dalam Pelatnas (Pelatihan Tingkat Nasional) tahun 2016. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Agus Hady Wibowo, S.T., selaku pelatih taekwondo kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut:

“Tahun ini atlet kita Shaleha Fitriana Yusuf yang baru berusia 16 tahun, dari kabupaten Sukoharjo berkesempatan mengikuti pelatihan tingkat nasional. ” (w.7, p.3)

Meskipun para pelatih kabupaten Sukoharjo dapat mengantarkan para atletnya untuk mendulang banyak prestasi di even daerah, nasional, maupun internasional, namun tentunya berbagai usaha pembinaan prestasi tersebut tidak lepas dari kendala yang menjadi tantangan di setiap waktunya. Kendala dalam pembinaan olahraga prestasi di kabupaten Sukoharjo di antaranya berupa; 1) infrastruktur, dukungan sarana dan prasarana termasuk di dalamnya arena olahraga yang memadai untuk latihan atlet khususnya paralayang dan atletik; 2) dukungan anggaran dari pemerintah daerah yang masih terbilang minim untuk operasional pelatihan dan pembinaan atlet; 3) perhatian dari pemerintah berupa apresiasi baik secara materiil maupun moriil khususnya untuk jaminan masa depan atlet dan pelatih.

commit to user

Berbagai kendala yang disebutkan di atas dikemukakan oleh beberapa atlet bahkan pada cabang olahraga unggulan sekalipun. Kendala pertama mengenai infrastruktur, sarana dan prasarana dibenarkan oleh pelatih paralayang, atletik, dan balap sepeda. Tidak adanya arena latihan yang memadai dan fasilitas yang mencukupi, membuat para atlet harus berlatih di luar daerah Sukoharjo.

Hal tersebut dikemukakan oleh Hary Agung P. selaku pelatih paralayang, sebagai berikut:

“Kendala utama dalam latihan paralayang adalah lokasi. Sukoharjo tidak memiliki lokasi yang strategis untuk latihan rutin paralayang, sehingga kita perlu ke lokasi latihan di Karanganyar tepatnya di daerah wisata Kemuning. Meskipun demikian, daerah tersebut sepenuhnya dikelola kabupaten Sukoharjo, karena program pemerintah kabupaten Karanganyar ingin menjadikan Kemuning sebagai daerah wisata Paralayang.” (w.4; p.4)

Fakta tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh pelatih atletik, Ronny Suryo Narbito sebagai berikut:

“Kendala utama jelas pada fasilitas, sarana, dan prasarana. Di Sukoharjo belum ada tempat latihan atletik yang terstandar, sehingga latihannya di Stadion Manahan Solo bersama dengan atlet-atlet daerah.” (w.6; p.4)

Kendala yang sama juga dialami oleh para pelatih atlet sepeda balap. Jewarsi, selaku pelatih sepeda balap kabupaten Sukoharjo menyatakan bahwa para atletnya harus berlatih ke Solo, tepatnya di Manahan, karena fasilitas di sana lebih lengkap dan memadai dibandingkan dengan di Sukoharjo. Pernyataan tersebut diungkapkan sebagai berikut:

“Di Sukoharjo tidak ada lokasi yang mendukung untuk berlatih sepeda balap. Atlet kami perlu berlatih sampai ke Manahan, Solo, karena hanya di sana fasilitas tersedia dengan lengkap sekaligus sarana dan prasarananya.” (w.8; p.4)

Kendala mengenai dukungan anggaran dan perhatian yang minim dari pemerintah disampaikan oleh Haris Nugroho, M.Or., selaku pelatih pencak silat, yang mengalami kesulitan dalam manajemen keuangan

commit to user

berkaitan dengan alokasi anggaran sebanyak 20 juta yang harus didistribusikan ke berbagai padepokan pencak silat di kabupaten Sukoharjo, termasuk anggaran operasional. Dampak dari minimnya perhatian pemerintah terkait anggaran, khususnya di cabor pencaksilat, adalah keluarnya atau pindahnya beberapa atlet kabupaten ke daerah lain yang dinilai lebih menjanjikan kesejahteraan atlet.

Haris Nugroho, M.Or., mengemukakan kendala anggaran sebagai berikut:

“Pembinaan atlet di Kabupaten Sukoharjo diserahkan kepada masing-masing perguruan atau padepokan, selama ini kendala yang dihadapi adalah minimnya anggaran dari Pemda. Cabor pencak silat hanya mendapatkan subsidi sebesar 20 juta setiap tahunnya. Selain itu, karena minimnya perhatian dari Pemda, ada beberapa atlet yang berpindah ke daerah yang lebih menjanjikan masa depan bagi atlet.” (w.5; p.4)

Berbagai kendala tersebut juga dibenarkan oleh Drs. Sukono selaku Ketua Umum KONI Sukoharjo sebagai berikut:

“Kendala yang kita hadapi adalah kurangnya fasilitas, sarana prasarana tempat latihan dan pembinaan , terbatasnya anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo, sehingga kurang bisa maksimal dalam pengembangan dan pembinaan atlet.” (w.3; p.5)

Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, kendala utama dalam pembinaan pelatih di kabupaten Sukoharjo dapat dikategorikan ke dalam dua kriteria yakni kendala materiil dan kendala non-materiil. Kendala materiil berupa infrastruktur, sarana prasarana, dan alokasi anggaran. Sedangkan kendala non-materiil berupa perhatian dari pemerintah khususnya terhadap kesejahteraan pelatih berprestasi yang telah mengharumkan nama baik kabupaten Sukoharjo di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional.

Meskipun pembinaan pelatih di Sukoharjo harus menghadapi berbagai kendala, namun kabupaten Sukoharjo juga memiliki peluang yang jika dioptimalkan dengan baik akan dapat menjadi salah satu modal untuk tetap mengembangkan pembinaan pelatih dan meningkatkan prestasi baik

commit to user

pelatih maupun atlet. Peluang tersebut berupa potensi SDM pelatih kabupaten Sukoharjo, terutama di cabang olahraga unggulan.

Berdasarkan hasil observasi berupa pengumpulan data yang bersumber dari Dinas POPK Sukoharjo, diperoleh data sertifikasi pelatih pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.8. Histogram Data Sertifikasi Pelatih Olahraga Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan gambar 4.8. dapat disimak bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa pelatih yang telah tersertifikasi daerah yakni 1 pelatih Balap Sepeda, 2 pelatih Paralayang, dan 4 pelatih atletik. Sedangkan sertifikasi nasional diperoleh oleh pelatih balap sepeda sebanyak 2 orang, paralayang sebanyak 1 orang, dan pencak silat sebanyak 6 orang. Sertifikasi pelatih internasional dimiliki oleh 30 orang pelatih dari cabang olahraga taekwondo.

Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet kabupaten/kota, beberapa pelatih tersertifikasi di kabupaten Sukoharjo juga memiliki rekam jejak yang cukup panjang sampai kurun waktu ±7 (tujuh) tahun. Pengamalam para pelatih tersebut dapat disimak dalam gambar berikut ini.

commit to user

Gambar 4.9. Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota

Berdasarkan gambar 4.9. dapat ketahui bahwa pengalaman melatih para pelatih kabupaten Sukoharjo beragam. Untuk pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota selama 1-3 tahun dimiliki oleh 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 5 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota selama 4-6 tahun dimiliki oleh 2 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 10 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota dimiliki 1 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 2 pelatih atletik, 15 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat.

Selain memiliki pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota, para pelatih di Sukoharjo juga memiliki pengalaman melatih atlet daerah atau propinsi sesuai dengan sertifikasi masing-masing yang dapat disimak dalam gambar sebagai berikut.

commit to user

Gambar 4.10. Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Provinsi

Berdasarkan gambar 4.10. pengalaman melatih atlet provinsi selama 1-3 tahun dimiliki oleh 1 pelatih atletik dan 1 pelatih pencak silat. Sedangkan pengalaman melatih atlet provinsi selama 406 tahun dimiliki oleh 2 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, dan 1 pelatih pencak silat. Pengalmana melatih atlet provinsi lebih dari 7 tahun dimiliki oleh 1 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, dan 1 pelatih taekwondo.

Tidak hanya melatih atlet provinsi, pelatih kabupaten Sukoharjo juga memiliki sertifikasi pelatih nasional dalam mempersiapkan atlet nasional di even internasional. Pengalaman melatih atlet nasional tersebut dapat disimak dalam gambar sebagai berikut.

Gambar 4.11. Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Nasional

commit to user

Berdasarkan gambar 4.11. dapat disimak bahwa pelatih kabupaten Sukoharjo yang memiliki rekam jejak melatih atlet nasional selama 4-6 tahun adalah 1 pelatih balap sepeda. Pelatih paralayang dan takwondo yang sudah tersertifikasi nasional bahkan memiliki pengalaman melatih atlet nasional lebih dari 7 tahun.

Berbagai pengalaman melatih tersebut tentunya tidak lepas dari pelatihan dan penataran yang diikuti oleh para pelatih untuk dapat mengembangkan diri dan potensinya dalam membina atlet berprestasi. Data mengenai frekuensi dan klasifikasi pelatihan/penataran pelatih dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat disimak pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.12. Histogram Frequensi Pelatihan/Penataran Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo 5 Tahun Terakhir

commit to user

Gambar 4.13. Histogram Kualifikasi Pelatih Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo

Untuk partisipasi pelatihan/penataran pelatih di tingkat daerah, cabang olahraga balap sepeda (1 orang pelatih), paralayang (2 orang pelatih), atletik(4 orang pelatih), dan pencak silat pernah berpartisipasi setidaknya sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Untuk partisipasi pelatihan/penataran pelatih di tingkat nasional, cabang olahraga balap sepeda, paralayang, dan pencak silat pernah berpartisipasi sekali dalam kurun waktu 5(lima) tahun. Sedangkan untuk pelatih cabang olahraga taekwondo berpartisipasi sekali dalam pelatihan/penataran pelatih interionasional di Korea. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Pasal 27 ayat 3 yang berbunyi :

“Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pelatih dan memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Dengan demikian, meskipun terdapat berbagai kendala dan tantangan untuk pembinaan pelatih, namun potensi SDM pelatih yang dimiliki oleh kabupaten Sukoharjo pun tidak dapat dipungkiri telah menjadi

commit to user

daya saing tersendiri. Para pelatih tentunya memiliki harapan terutama dalam hal penghargaan dan apresiasi pemerintah kabupaten terhadap atlet dan pelatih berprestasi termasuk di dalamnya jaminan kesejahteraan hidup, pengembangan infrastruktur olahraga, dan peningkatan alokasi dana yang signifikan dan tepat sasaran setiap tahunnya.

Hal tersebut dikemukakan oleh pelatih paralayang, Hary Agung P sebagai berikut:

“Untuk harapan ke depan, yang jelas di setiap kali even provinsi harus target juara, untuk kemudian mewakili Jawa Tengah di even nasional bahkan internasional. Karena atlet paralayang kabupaten Sukoharjo sudah terbukti prestasinya, tinggal bagaimana kita mempertahankannya. Selain itu perhatian pemerintah juga kami harapkan, terutama dalam pembenahan mekanisme pemberian penghargaan sebagai apresiasi terhadap atlet yang berprestasi.” (w.4; p.5)

Harapan yang sama juga dikemukakan oleh Haris Nugroho, M.Or. selaku pelatih pencak silat, dengan mengemukakan pernyataan di bawah ini.

“Sesungguhnya Sukoharjo memiliki banyak potensi atlet dimana apabila diperhatikan dengan baik dan benar oleh pemerintah daerah akan berbanding lurus dengan prestasi yang akan dicapai. Dengan harapan pembinaan prestasi yang baik nantinya di ajang Porprov 2018, kabupaten Sukoharjo dapat mendulang banyak medali.” (w.5; p.5)

Sedangkan pelatih atletik, Ronny Suryo juga memiliki harapan yang senada dengan pernyataan sebagai berikut:

“Harapannya, atlet Sukoharjo tetap dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasi terutama di ajang Porprov 2018 berikutnya. Fasilitas, sarana, dan prasarana di kabupaten Sukoharjo juga dilengkapi dan distrandarkan dan dikelola dengan baik.” (w.6; p.5)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki potensi SDM pelatih yang mumpuni, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan berupa fasilitas dan anggaran, namun pembinaan pelatih di Sukoharjo dapat terus berjalan terutama dalam beberapa cabang olahraga unggulan. Besar harapan para pelatih ke depan, pemerintah kabupaten Sukoharjo dapat lebih memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para

commit to user

pelatih berprestasi berupa jaminan kesejahteraan hidup agar para pelatih dapat fokus mengembangkan kepelatihan olahraga prestasi tanpa perlu merisaukan hal-hal yang berkaitan dengan dukungan materiil.

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 45-56)

Dokumen terkait