• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

B. Pelaksanaan Wawancara

3) Pembinaan dan Sadar Wisata

Sumber Daya Manusia adalah salah satu hal yang mendukung dalam meningkatkan retribusi daerah ini. Sehingga dibutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis yang professional. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah khususnya Dinas ini, penulis kembali bertanya kepada Bapak Kepala Bidang Pengembangan Wisata, Sebulon Simbolon, S.Sos, dengan pertanyaan: Peningkatan

retribusi daerah akan lebih maksimal jika didukung dengan adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas di dalamnya. Secara umum apakah yang sudah dilakukan oleh dinas ini dalam membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis wisata dan juga pemandu wisata?

Beliau menjawab:

“Ia, untuk mendukung dan mencapai hal itu, kami telah melakukan sosialisasi sadar wisata di beberapa kecamatan, dan karena keterbatasan anggaran kami hanya mengundang beberapa masyarakat sebagai pemilik/ pelaku-pelaku usaha wisata, seperti restoran, hotel, pantai pijit, dll. Intinya adalah untuk membekali pengetahuan mereka akan sapta pesona yang perlu diterapkan. Memberikan kesadaran kepada masyarakat agar doktrin/ pemahaman yang ada di benak mereka tentang cangkul/ pertanian, supaya berubah ke pariwisata. Menjelaskan tentang pariwisata, bagaimana orang-orang yang datang itu bisa merasa aman (dari gangguan kriminal, lingkungan yang tenang, juga dibidang makanan), tertib (tertib berlalu lintas/ disiplin), bersih, (orangnya/ rumahnya/ lingkungannya/ pekarangannya), indah (penataan lingkungan/ bunga yang tertata).

Berdasarkan jawaban informan tersebut dapat diketahui, bahwa dalam upaya peningkatan retribusi daerah ini, pemerintah telah melakukan sosialisasi/ sadar wisata kepada masyarakat, pengusaha wisata, sehingga seluruh aspek masyarakat juga mendukung tercapainya visi ini dan peningkatan pendapatan daerah. Tetapi tidak semua masyarakat yang bisa mengikuti kegiatan ini, karena keterbatasan anggaran oleh pemerintah.

Kemudian penulis kembali bertanya kepada informan kunci, Bapak Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, untuk mengetahui bagaimanakah dinas ini mengadakan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat Samosir dengan pertanyaan: Apakah bentuk-bentuk pembinaan dan pelatihan yang telah dilakukan oleh dinas ini untuk mengembangkan kemampuan Sumber Daya masyarakat Samosir dalam mengelola wisata sehingga akan berpengaruh kepada peningkatan retribusi daerah?

“Secara umum pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan terkait hal itu, yaitu dengan melakukan kampanye sadar wisata dan terbentuknya 9 (sembilan) kelompok sadar wisata/ sadar lingkungan di kawasan objek wisata. Membangun kerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama untuk melakukan sosialisasi tentang peran pariwisata berbasis agama dan budaya Batak Toba.

Berdasarkan jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa pemerintah juga telah melakukan sosialisasi dan membentuk kelompok sadar wisata/ sadar lingkungan untuk memberikan pengetahuan dan bimbingan bagaimana supaya masyarakat bisa menata dan mengembangkan wisata sehingga wisatawan semakin tertarik dan retribusi daerah juga akan semakin bertambah.

Kemudian, untuk mengetahui apakah pernyataan dari para aparat pemerintah itu benar-benar dinikmati dan telah dirasakan oleh masyarakat, penulis bertanya kepada pengusaha wisata pantai pasir putih Parbaba Kecamatan Pangururan Ibu Mangoloi Simarmata, dengan pertanyaan: Apakah yang dilakukan oleh pemerintah/ Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya upaya pengembangan wawasan dan kretifitas anda sebagai pengusaha untuk menata wisata dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung?

Beliau menjawab:

“Setelah pemerintah/ Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya mengembangkan kawasan

ini, mereka juga melakukan sosialisasi kepada kami, bagaimana supaya kami semakin kreatif dalam menata dan mengelolanya, bagaimana kami menjaga kebersihan pasir dan pantai, bagaimana cara-cara kami menyambut tamu dengan ramah dan sopan. Kami sebagai pengusaha disini memang merasakan peran dan bantuan pemerintah.

Berdasarkan jawaban tersebut, dapat dilihat, bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dinas ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya memang benar dirasakan oleh pengusaha, seperti pengusaha pantai pasir putih ini, dan mereka menganggap peran dan bantuan pemerintah itu cukup baik.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui implementasi dari kebijakan sadar wisata seperti yang telah ditetapkan oleh dinas ini, penulis kembali bertanya kepada pengusaha lain pemandian air panas (hotspring) Pangururan yaitu Ibu Ria dengan pertanyaan: untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dan kreatifitas serta kemampuan anda sebagai pengusaha wisata ini dalam menata dan menarik minat wisatawan berkunjung, peran seperti apakah yang sudah pernah dilakukan oleh pemerintah/ Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya?

Beliau menjawab:

”Mengenai peran pemerintah khususnya untuk sosialisasi dan pelatihan/ pembinaan kepada kami belum ada kami ikuti. Kami melihat khususnya di kawasan ini masih sebatas pembangunan tempat pemandian air panas, dan itu pun sekarang tidak bisa dinikmati wisatawan lagi karena sudah tidak dirawat dan ditata lagi.”

Berdasarkan jawaban dari informan tersebut dapat diketahui bahwa sosialisasi dan sadar wisata seperti yang telah dikatakan oleh kepala dinas dan kepala pengembangan wisata seperti di atas, belum dirasakan oleh pengusaha wisata ini, tetapi masih sebatas pembangunan pemandian air panas, dan itu pun tidak berfungsi lagi. Benar seperti yang dikatakan sebelumnya oleh bapak kepala pengembangan wisata, bahwa mereka hanya mengundang dan mengadakan sosialisasi/ sadar wisata kepada sebagian masyarakat, karena keterbatasan anggaran.

Selanjutnya terkait dengan pembinaan ini penulis kembali bertanya kepada pegawai Sanggam Beach Resort Hotel Kecamatan Simanindo, Ibu Hotma Sidabutar, dengan pertanyaan: bagaimanakan peran pemerintah khususnya Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya dalam melakukan pembinaan seperti sosialisasi kepada anda untuk menarik minat wisatawan berkunjung dan menginap ke tempat ini?

Beliau menjawab:

“Untuk pembinaan, pemerintah/ Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya mengundang kami sekali dalam setahun untuk mengikuti rapat/ seminar dalam PHRI, yang membagikan tentang bagaimana mengelola dan menata hotel, dan bagaimana menyambut para tamu dengan ramah dan sopan, dan kami merasa itu cukup baik.”

Berdasarkan jawaban informan tersebut, dapat diketahui bahwa pemerintah telah melakukan kegiatan seminar untuk pembinaan dan pelatihan bagi para pemilik hotel, sehingga para wisatawan akhirnya bisa merasa nyaman dan betah tinggal dan menikmati wisata Samosir.

Dokumen terkait