• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBINAAN NARAPIDANA PENYALAHGUNAAN

2.1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA

2.2.1. Pembinaan Tahap Awal Narapidana Penyalahgunaan

dengan Kepala Harian Pembinaan Lapas Sidoarjo, bahwa pembinaan tahap awal narapidana penyalahgunaan narkotika meliputi:

a) Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan narkotika baru wajib ditempatkan pada blok khusus masa pengenalan, pengamatan, dan penelitian lingkungan (mapenaling)

b) Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan narkotika baru harus dipisahkan dengan yang lama sebagai upaya untuk menghindari kemungkinan terpengaruhnya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan narkotika lama oleh sugesti yang ditimbulkan oleh Narapidana /Anak Didik Pemasyarakatan baru.

c) Penempatan narapidana/anak didik pemasyrakatan baru memperhatikan penggolongan berdasarkan : jenis kelamin, umur, residivis, kewarganegaraan, pemakai/pengedar, lamanya pidana dan tingkat ketergantungan narkotika.

d) Berdasarkan pertimbangan kesehatan dan keamanan dapat ditempatkan pada kamar pengasingan.16

15

 Wawancara tanggal 12 Februari 2011, pukul 10.10 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc.IP, SH

16

 Wawancara tanggal 12 Februari 2011, pukul 10.15 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc.IP, SH

   

Proses pembinaan pada tahap ini dilaksanakan oleh Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), dalam pengarahan ini dibacakan hak dan kewajibannya selama menjadi narapidana, bagaimana cara bersikap dan bertingkah laku yang sopan, penempatan kamar dan tindakan lain yang akan menimbulkan gangguan keamanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Hak dan kewajiban tersebut antara lain adalah hak mendapatkan makan, mendapatkan perawatan kesehatan, kesempatan melaksanakan ibadah, mendapatkan remisi, asimilasi, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Mengunjungi Keluarga, dan Pembebasan Bersyarat. Sedangkan kewajibannya antara lain memenuhi peraturan yang ada, tidak membuat keributan atau keonaran, menjaga kebersihan kamar maupun blok, mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan yang diprogramkan oleh lembaga pemasyarakatan.17

2.2.1.1. Masa Pengenalan, Pengamatan, dan Penelitian Lingkungan (MAPENALING)

a. Setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan wajib mengikuti mapenaling selama-lamanya 30 (tiga puluh) hari, kecuali apabila Tim Pengamat Pemasyarakatan menentukan lain.

b. Pelaksanaan mapenaling dilakukan dengan menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada blok khusus mapenaling.

Kegiatan mapenaling meliputi :

a. Pengenalan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dengan petugas-petugas pembina dan wali narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Penjelasan tentang hak dan kewajiban sebagai Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan

c. Penjelasan tata tertib dan peraturan dalam Lapas d. Penjelasan tentang bentuk program pembinaan

e. Pelaksanaan kegiatan mapenaling dilakukan setiap hari kerja oleh masing masing unit kerja yang secara teknis dikoordinir oleh Kasi Binadik;

17

 Wawancara tanggal 15 Februari 2011, pukul 11.00 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc.IP, SH

f. Wali melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perkembangan sikap dan perilaku Narapidana/Anak Didik pemasyarakatan dan melakukan pada kartu pembinaan g. Hasil pengamatan dan penelitian wali Narapidana/Anak

Didik Pemasyarakatan diserahkan kepada Kasi Binadik untuk penentuan program pembinaan.

2.2.1.2.Penentuan Diagnosis Ketergantungan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dr.Tutik selaku dokter khusus yang menangani para korban penggunaan narkotika di Lembaga Pemasayarakatan Klas IIA Sidoarjo ini mengatakan bahwa penentuan Diagnosis Ketergantungan dilakukan dengan cara :

a. Dokter lembaga pemasyarakatan melakukan pemeriksaan darah dan urin Narapidana/Anak didik pemasyarakatan untuk mengetahui sejak awal penyakit yang diderita Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Pemeriksaan fisik atau gejala-gejala klinis maupun pemeriksaan penunjang apabila diperlukan, misalnya pemeriksaan jantung, paru-paru, hepatitis, HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya yang disebabkan dari narkotika yang digunakan.

c. Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang dalam keadaan putus zat dengan komplikasi (jantung,paru-paru, hepatitis, HIV/AID, dan penyakit lainnya) harus dirujuk ke Rumah Sakit.18

2.2.1.3. Tahap Penyembuhan Rehabilitasi

Setelah penentuan diagnosis ketergantungan dilakukan, Lembaga Pemasyarakatan kemudian melakukan tahap penyembuhan rehabilitasi dengan tahapan sebagai berikut:

18

 Wawancara tanggal 14 Februari 2011, pukul 09.40 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : dr. Tutik

a. Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan baru pada tahap awal masih diasumsikan dalam kondisi ketergantungan narkotika, harus dihilangkan ketergantungannya terlebih dahulu dengan cara cold turkey yang dilakukan dan ditentukan oleh dokter Lapas;

b. Narapidana/Anak Didik pemasyarakatan dalam pemeriksaan kesehatan dan fisik tidak ditemukan penyakit yang berbahaya dan menular dapat ditempatkan pada program selanjutnya.

c. Pelaksanaan cold turkey maupun ditoksifikasi dilakukan diruang khusus yang terisolasi dari pengaruh lingkungan lainnya. 19

Berdasarkan hasil wawancara, pengertian dari cold

turkey adalah tindakan seseorang /tindakan medis yang

memberikan penggunaan obat secara bertahap dengan mengurangi kecanduan melalui pengurangan bertahap atau dengan menggunakan penggantian obat.20

2.2.1.4. Pembinaan kepribadian.

Berdasarkan PP No M.02-PK.04.10 Tahun 1990 Bab VII tentang pelaksanaan pembinaan, pembinaan kepribadian meliputi:

a. Pembinaan kesadaran beragama 

Usaha ini diperlukan agar dapat diteguhkan imannya terutama memberi pengertian agar warga binaan pemasyarakatan dapat menyadari akibat-akibat dari

19

 Wawancara tanggal 15 Februari 2011, pukul 10.00 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc, IP, SH

20

 Wawancara tanggal 15 Februari 2011, pukul 10.03 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc, IP, SH

   

perbuatan-perbuatan yang benar dan perbuatan-perbuatan yang salah.  

b. Pembinaan kesadaran mental dan fisik

1. Kegiatan bertujuan menguatkan jasmani dan rohani Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui pendidikan, penyuluhan agama, pembinaan psikis, pembinaan olahraga, dan lain-lain.

2. Pelaksanaan pembinaan kesadaran mental dan fisik dilakukan oleh Subsi Bimkesmawat

3. Untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kesadaran mental, dan fisik disusun rencana kegiatan yang mencakup : materi, waktu, tempat, peserta, pembawa materi dan sebagainya.

Pembinaan kesadaran mental dan fisik dilaksanakan sendiri oleh pihak lembaga pemasyarakatan dengan mengundang pembawa materi dari instansi terkait atau masyarakat.

c. Pembinaan berbangsa dan bernegara, serta kesadaran hukum.

1. Pelaksanaan pembinaan berbangsa dan bernegara serta kesadaran hukum dilakukan dengan metode : ceramah, diskusi, simulasi.

2. Tanggung jawab pelaksanaan pembinaan berbangsa dan bernegara serta kesadaran hukum dilakukan oleh Kasi Binadik/Subsi Bimaswat;

3. Untuk melaksanakan pembinaan berbangsa dan bernegara serta kesadaran hukum disusun rencana kegiatan yang mencakup : materi, tempat, dan waktu.21

d. Pembinaan kemampuan intelektual

Usaha ini diperlukan agar pengetahuan serta kemampuan berfikir warga binaan pemasyarakatan semakin meningkat.22

Menurut Kepala Pelaksana Harian Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sidoarjo Hal ini mengingat bahwa sangat penting untuk membekali para narapidana dengan kemajuan yang terjadi di dunia luar dan agar mereka mempunyai bekal apabila telah kembali lagi kemasyarakat. Pembinaan kesadaran intelektual dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Cara pelaksanaan pendidikan formal yang ditempuh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo ini adalah dengan dikerjakannya pendidikan agama, budi pekerti, penyuluhan dan sebagainya. Bagi narapidana penyalahgunaan narkotika, penyuluhan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemasyarakatan tentang narkotika merupakan salah satu wadah bagi mereka untuk belajar bersosialisasi dan membangun kepercayaan diri mereka.23

2.2.1.5. Pembinaan Pencegahan Kambuhan

Pembinaan pencegahan kambuhan dapat dilaksanakan melalui:

a. Case work (bimbingan personal) yaitu bimbingan melalui

konseling, konsultasi dan sebagainya yang dilaksanakan oleh dokter, psikolog dan pekerja sosial ;

b. Community organization (bimbingan kelompok) dapat

dilaksanakan melalui diskusi kelompok, dinamika kelompok, simulasi dengan materi narkotika.24

22

 ibid

23

 wawancara tanggal 15 Februari 2011, pukul 10.11 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Sidoarjo, narasumber : Agus Dwi Hartanto, Bc, IP, SH.

24

 . wawancara tanggal 14 Februari 2011, pukul 09.50 WIB, di Lembaga Pemasyarakatan

Klas II A Sidoarjo, narasumber : dr. Titik.

2.2.2. Pembinaan Tahap Lanjutan Bagi Narapidana Penyalahgunaan

Dokumen terkait