• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap Kawasan Perumahan Pegambiran ResidencePegambiran Residence

4.2.5 Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

4.2.5.2 Pemeliharaan Fisik Lanskap Pegambiran Residence

Pemeliharaan fisik kawasan dilakukan untuk menunjang pemeliharaan ideal kawasan baik terhadap elemen keras (hard material) dan elemen lunak (soft material). Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah, nyaman, dan aman (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik terhadap elemen keras yang dilakukan meliputi penyapuan jalan, pengangkutan sampah, dan pengurasan kolam. Pemeliharaan fisik terhadap tanaman dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dan memberikan nilai lebih seperti nilai estetika dan nilai kesejukan bagi lingkungan perumahan. Pemeliharaan fisik terhadap tanaman meliputi kegiatan penyiraman, pemangkasan, pemupukan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan oleh pihak Pegambiran Residence dengan menggunakan tanki air yang diletakkan di atas mobil bak yang memiliki kapasitas daya tampung air sebesar 500 liter per tanki. Jumlah areal yang harus disiram meliputi berm, area golf, dan taman-taman di dalam cluster. Air yang digunakan dalam melakukan penyiraman menggunakan air sumur sehingga terdapat kendala dalam pengisian air ke tanki yang membutuhkan waktu cukup lama. Tanki air disediakan oleh MPK sehingga terdapat empat tanki air untuk seluruh areal. Pihak in househanya menyediakan air. Tiap tanki air membutuhkan bahan bakar rata-rata setiap harinya sebesar 5 liter bensin dan dilengkapi dengan satu selang air sepanjang 20 meter. Secara manual diperlukan selang sepanjang 100 meter untuk penyiraman di area golf. Berikut adalah contoh kegiatan penyiraman yang dilakukan di Pegambiran Residence (Gambar 14).

Gambar 14 Kegiatan Penyiraman

Di lapang kegiatan penyiraman bergantung pada kondisi cuaca pada saat itu. Jika kondisi cuaca hujan, tidak perlu dilakukan penyiraman. Namun, jika musim kemarau, kegiatan penyiraman dilakukan. Waktu penyiraman dilakukan setiap hari. Pagi hari dilakukan pada pukul 08.00 dan siang hari pukul 14.00. Kegiatan penyiraman dilakukan oleh 2 orang petugas.

b. Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan semak yang dilakukan oleh pihak Pegambiran Residence, dilakukan 2 minggu sekali. Pemangkasan rumput menggunakan mesin babat, timer grass,dan mesin potong gendong sebanyak 3 unit dari pihak in house dan kontraktor. Pemangkasan rumput dilakukan 2 minggu sekali untuk semua areal pemeliharaan. Jenis rumput yang dipakai di Pegambiran Residence adalah rumput paetan dan bermuda. Untuk pemangkasan pohon tidak terdapat spesifikasi pekerjaannya. Contoh pemangkasan rumput menggunakan mesin gendong (Gambar 15) dan pemangkasan rumput dengan menggunakan mesin babad (Gambar 16).

Menurut Sulistyantara (2006), pemangkasan rumput dilakukan setiap dua minggu sekali, tetapi rumput yang pertumbuhannya cepat dapat dipangkas seminggu sekali. Pemotongan rumput dengan mesin pemangkas harus memperhatikan ketajaman pisau pemotong agar hasilnya sempurna. Arah potongan hendaknya secara bergantian sehingga membentuk tekstur yang baik. Semak dan penutup tanah dipangkas sebulan sekali dengan tinggi pangkasan bergantung pada jenis tanaman dan desain taman. Pohon dipangkas setiap enam bulan sekali dengan memangkas percabangan yang mengganggu atau terlalu rendah dan percabangan dipotong secara hati-hati agar batang utama tidak rusak.

Setelah pemangkasan, alat-alat yang digunakan harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan lap agar pisau pemotong tidak cepat berkarat. Dengan semakin luasnya areal pemeliharaan di masa datang dan pertumbuhan vegetasi

Gambar 15 Pemangkasan rumput dengan Mesin Gendong

Gambar 16 Pemangkasan rumput dengan Mesin Babad

yang semakin bertambah, penggunaan alat-alat pangkas mesin dan alat bantu mobil derek bermenara (crane) dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pemangkasan agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja yang lebih baik serta keamanan bagi tenaga pemangkas. Tenaga pemangkas juga harus terlatih dalam mengoperasikan alat. Diperlukan training terlebih dahulu dan hati-hati dalam penggunaan alat pangkas agar tidak terjadi kecelakaan.

Pemangkasan pohon dilakukan bergantung pada bentukan pohon tersebut karena dapat mempengaruhi kualitas pertumbuhan pohon. Kegiatan pemangkasan juga tidak hanya dilakukan untuk tujuan estetika, tetapi juga untuk mengendalikan hama, seperti yang terjadi pada rumput terdapat hama belalang, pohon kurma terdapat hama kumbang badak dan pada pohon jatimas, kupu-kupu, serta ki hujan terdapat hama ulat dan belalang. Pemangkasan juga dilakukan untuk keselamatan seperti pada areal bermpada pohon-pohon tepi jalan (pohon trembesi). Vegetasi tersebut memiliki daun yang mudah rontok dan percabangan yang mudah rapuh. Berikut adalah kegiatan pemangkasan yang dilakukan oleh pihak Pegambiran Residence (Gambar 17).

Gambar 17 Pemangkasan Pohon

Sisa-sisa pangkas tanaman tidak digunakan sebagai kompos. Namun, rantingnya dapat digunakan untuk kayu bakar dan dijual ke masyarakat sekitar. Di lapang sisa-sisa pangkasan tanaman diangkut dengan gerobak sampah dan langsung dibawa ke TPS. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pemangkasan sebanyak enam orang untuk seluruh area pemeliharaan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan apabila terjadi serangan. Di lapang serangan hama dan penyakit rentan terjadi pada musim hujan. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan hama dan timbulnya penyakit adalah dengan menggunakan pengendalian secara kimia (dengan pestisida) dan secara manual.

Penyemprotan pestisida menggunakan alat mesin penggendong semiotomatis. Cara penyemprotan pestisida cair dilakukan dengan mengisi cairan semprot yang disesuaikan dengan kebutuhan penyemprotan. Di lapang terkadang penyemprot tidak menggunakan pakaian aman yang lengkap sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian. Penggunaan pestisida dilakukan dua minggu sekali sebagai tindakan pencegahan.

Pestisida yang paling banyak digunakan selama magang adalah jenis insektisida. Saat di lapang, jika hama menyerang hampir sebagian besar bagian tanaman, dilakukan tindakan secara manual, contohnya pada saat terjadinya serangan hama ulat dan belalang pada pohon jatimas, kupu-kupu, mangga, angsana, dan sengon. Namun, pemakaian insektisida tersebut tidak efektif sehingga tindakan pemangkasan dilakukan untuk mencegah hama menular atau berpindah ke tanaman lain. Pestisida yang digunakan di lapang adalah Detacron untuk pohon kurma dan Decis untuk pohon jatimas dan bunga kupu-kupu. Berikut adalah contoh kegiatan penyemprotan hama (Gambar 18).

Gambar 18 Penyemprotan Hama

Serangan hama dan penyakit yang sering terjadi pada suatu tanaman tertentu dapat menjadi pertimbangan bagian perencanaan untuk menggantinya

dengan tanaman yang lain. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ingels (2004) bahwa mengelola lanskap dalam mengoptimalkan segi kesehatannya adalah cara terbaik dalam mengontrol hama dan menghindarkan penggunaan tanaman di lokasi yang tidak cocok dengan kebiasaan tanaman tersebut juga dapat menghindarkan dari biaya tenaga kerja dan bahan yang dibutuhkan dalam memprediksi serangan gulma ataupun serangan hama dan penyakit yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman di lokasi tersebut. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian hama dan penyakit sebanyak dua orang untuk seluruh area pemeliharaan.

d. Pemupukan

Pemupukan merupakan bentuk pemeliharaan fisik dalam memenuhi kebutuhan hara yang kurang atau bahkan tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea untuk pemupukan rumput dan pupuk NPK untuk pemupukan pohon. Biasanya pelaksana menggunakan pupuk NPK untuk pohon jatimas, bunga kupu-kupu, dan kurma. Metode pemupukan yang digunakan adalah metode broadcast yang merupakan perlakuan pemupukan dengan cara menyebar di permukaan tanah. Setelah pupuk disebar kemudian tanah atau tanaman yang diberi pupuk disiram. Pemberian pupuk tersebut sama perlakuannya untuk berbagai jenis tanaman, baik pohon, semak, penutup tanah, maupun rumput. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemupukan sebanyak dua orang, satu orang bertugas melakukan pemupukan tanaman (Gambar 19) dan satu orang lagi bertugas melakukan penyiraman setelah pemupukan (Gambar 20).

Pemupukan untuk pohon ataupun semak dapat menggunakan pupuk majemuk, baik organik maupun inorganik, tetapi pemupukan pada rumput menggunakan urea setiap tiga bulan sekali sebanyak 10 gram/m2 (Sulistyantara, 2006). Ditambahkan oleh Kumurur (2002), bahwa rumput membutuhkan banyak unsur nitrogen untuk pertumbuhan daunnya. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis pupuk.

Gambar 19 Pemupukan Tanaman

Menurut Ingels (2004) (diacu dari Radin, 2008), metode pemupukan tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap tanaman, tetapi yang perlu diperhatikan adalah dalam pencapaian pengambilan pupuk oleh tanaman. Pupuk harus tersebar seragam di atas tanah dengan sebagian besar pupuk berada di bagian tepi luar di bawah tajuk tanaman tempat akar rambut yang menyerap zat-zat penting. Pupuk sebaiknya tidak menyentuh dedaunan agar daun tidak terbakar akibat reaksi kimiawi yang ditimbulkan. Jika kondisi tanah kering, pemberian pupuk dilakukan dengan menggunakan alat bantu, misalnya cangkul dalam pengolahan tanahnya. Jika kondisi tanah masih kering, pupuk tetap dapat dibiarkan di tanah sampai terjadi hujan atau dilakukan penyiraman. Lebih lanjut diungkapkan oleh Sulistyantara (2006) bahwa perlakuan penyiraman setelah pemupukan itu tepat dilakukan karena pemupukan tanpa diikuti dengan penyiraman akan menyebabkan kerusakan pada tanaman.

e. Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma yang dilakukan di Pegambiran Residence menggunakan kored sebagai alat pencungkil dengan waktu spesifikasi pekerjaan yang tidak tentu karena bergantung pada pertumbuhan vegetasinya. Penyiangan gulma dilakukan di sekitar bantaran Sungai Sigemplo dan Sungai Suba. Perlakuan pemeliharaan penyiangan gulma dilakukan satu kali dalam satu bulan.

f. Penyulaman dan Penggantian Tanaman

Kegiatan penyulaman dan penggantian tanaman juga merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh pelaksana. Kondisi tanaman yang tidak sehat dapat memberikan dampak terhadap keseluruhan sehingga perlu diganti dengan tanaman lain yang lebih sehat. Kegiatan penyulaman dilakukan karena tanaman terkena penyakit, kerusakan mekanis, atau karena tanaman sudah layu. Penggantian tanaman tidak hanya mempertimbangkan masalah penyakit tanaman, tetapi juga memperhatikan unsur estetikanya seperti penggantian pot-pot tanaman yang tidak tertata dengan rapi atau penggantian tanaman karena tanaman tersebut tidak berbunga. Tanaman yang tidak berbunga diganti dengan tanaman sejenis yang telah berbunga. Tanaman pohon berakar sangat besar dapat mempengaruhi perkerasan jalan serta daun-daunnya yang mudah rontok dapat menyulitkan pihak kebersihan dalam kegiatan penyapuan. Penyulaman tapak didasarkan atas intensitas pengguna tapak. Area dengan intensitas pengguna tinggi lebih diutamakan daripada area yang intensitas penggunanya lebih rendah. Pernah juga dilakukan penyulaman rumput.

Menurut Arifin dan Arifin (2005), hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyulaman tanaman adalah sebagai berikut.

1) Tanaman pengganti kondisinya harus lebih baik daripada tanaman yang akan diganti.

2) Tanaman yang rusak atau mati sebaiknya dicabut atau dibuang terlebih dahulu dengan tidak mengganggu tanaman lain yang masih baik dan sehat. 3) Lubang tanam bekas tanaman yang mati dipersiapkan untuk dapat

ditanami kembali. Pastikan lubang tersebut bebas dari gangguan patogen yang ada di dalam tanah.

4) Lubang tanam dibiarkan atau diangin-anginkan beberapa saat dan diberi pupuk kandang (bila perlu).

5) Tanaman baru dilepaskan dari kontainernya (pot, karung, atau polybag), kemudian ditanam.

6) Penyiraman dilakukan secara rutin.

Tanaman pengganti disesuaikan dengan memperhatikan desain yang dibuat dan hendaknya dilakukan pada pagi hari untuk menghindari evaporasi yang

tinggi yang dapat mengakibatkan tanaman layu ataupun mati. Untuk kegiatan penyulaman membutuhkan tiga orang tenaga kerja.

g. Pembibitan Tanaman

Pembibitan tanaman tidak terlepas dari kegiatan pemeliharaan fisik tanaman karena pembibitan tanaman merupakan usaha pengadaan perbanyakan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman. Untuk memenuhi desain taman di Pegambiran Residence dibutuhkan jenis-jenis tanaman tertentu, seperti kupu-kupu, jatimas, dan angsana. Oleh karena itu, pihak in house membeli berbagai jenis tanaman di nurseryCirebon, Bandung, dan Majalengka.Kondisi ini terjadi karena belum tersedianya sarana nursery untuk perbanyakan, perawatan, dan stok tanaman. Pihak in house sendiri telah merencanakan untuk mendirikan sebuah nursery.Namun, dalam masa magang baru tahap survei lokasi. Tanaman yang dikembangbiakan merupakan stok outdoor plant. Tanaman tersebut biasanya hanya disediakan untuk kegiatan penyulaman tanaman. Berikut adalah contoh pembibitan tanaman yang ada di Pegambiran Residence (Gambar 21).

Gambar 21 Pembibitan Tanaman

Menurut Davidson dan Mecklenburg (1981), nurseryyang dijalankan oleh Pegambiran Residence ini dapat diklasifikasikan ke dalam nurseryyang berfungsi produksi. Hal tersebut dilihat dari tujuan perbanyakan tanamannya untuk memasok tanaman bagi program peningkatan kualitas lingkungan Pegambiran

Residence, bukan untuk kepentingan komersial. Hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mengelola nursery,antara lain, adalah sebagai berikut:

1) pemilihan lokasi nursery;

2) organisasi dan pengembangan nursery; 3) hukum, peraturan, standar, dan etika;

4) pengelolaan tanah dan pupuk untuk tanaman yang tumbuh pada tanah lapang;

5) pengelolaan media tanam dan pupuk untuk tanaman dalam pot; 6) irigasi pada komoditas nursery.

Adanya nursery yang mencukupi kebutuhan tanaman di Pegambiran Residence secara mandiri akan memberikan keuntungan, antara lain, perusahaan memiliki stok tanaman sendiri, mengurangi biaya pembelian tanaman, dan mempermudah penyediaan bahan untuk re-desain. Pada saat ini, terdapat satu orang tenaga kerja untuk merawat bibit tanaman.

h. Perawatan Kolam Renang

Secara khusus pemeliharaan fasilitas dalam Sentra Komunitas Oasis (SKO) berupa pembersihan kolam renang dengan bahan kimia, vakum, dan sirkulasi, penyikatan dinding dan lantai, serta pergantian air. Dalam memelihara kolam yang terpenting adalah menjaga keasaman air, yaitu secara rutin melakukan pengobatan (water treatment). Selain untuk menetralkan air, pengobatan juga berguna untuk membunuh kuman. Berikut adalah kegiatan pembersihan kolam renang (Gambar 22).

Kolam renang yang ada di SKO memiliki luas 251.7 m2dan kedalamannya mencapai 0.1 m -- 1.2 m. Bahan yang digunakan dalam penetralan air kolam terangkum dalam Tabel 13.

Tabel 13 Bahan, Dosis, dan Kegunaannya dalam Perawatan Kolam Renang

No. Jenis Bahan Wujud Dosis Kegunaan

1. Kaporit 60% Bubuk, Granular 10 kg Menetralkan air, menjernihkan air, dan membunuh kuman

2. Soda Ash Bubuk 5 Kg Menaikkan pH

Pengaktifan sirkulasi kolam renang dilakukan setiap pagi pukul 08.00--16.00 WIB. Vakum kolam renang dilakukan setiap pagi sebelum ada yang berenang. Pemberian obat dan kaporit (treatment) disesuaikan dengan dosis dan kondisi kolam renang. Pengecekan air kolam renang dilakukan tiga hari sekali.

i. Pembersihan

Kebersihan areal pemeliharaan menjadi tanggung jawab pihak Estate Management dan MPK yang berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan Kota Cirebon/DKP untuk pengangkutan dan pembuangan sampah, yaitu dengan menyediakan kontainer sampah dengan kapasitas 6 m3. Penampungan sampah rumah tangga dilakukan dengan cara pengelola memberikan bak sampah fiber dengan kapasitas 120 liter kepada setiap penghuni Pegambiran Residence. Pengambilan dan pengangkutan sampah dilakukan setiap hari dan paling lambat seminggu 3 kali. Kendaraan khusus, seperti gerobak sampah dan mobil angkut disiapkan untuk pengangkutan sampah yang akan dibuang ke tempat TPS Pegambiran Residence. Berikut adalah contoh pengangkutan sampah menggunakan gerobak sampah (Gambar 23).

Gambar 23 Pengangkutan Sampah

Penanganan yang dilakukan dalam pembuangan sampah-sampah proyek atau berangkal bangunan, yaitu dengan cara mengontrol atau menegur kontraktor agar sampah proyek atau berangkal bangunan segera diambil dan dibuang pada tempat tersendiri, bukan dibuang bersama sampah organik rumah tangga. Penanganan sampah proyek merupakan tanggung jawab pelaksana proyek dan bukan bagian pengelola. Sampah proyek tidak boleh dibuang di dalam kavling-kavling yang belum terbangun. Sampah proyek dari renovasi rumah merupakan tanggung jawab penghuni.

Pemeliharaan taman di Pegambiran Residence dilakukan dengan cara menunjuk pengelola kebersihan taman. Kebersihan taman dijaga rutin setiap hari. Berbagai jenis tanaman yang ada di taman-taman Pegambiran residence dirawat dan dipelihara, dan sampah-sampah dari taman dalam kavling dikumpulkan di dalam kantung plastik yang telah diberikan oleh pengelola. Agar kebersihan di dalam kawasan perumahan Pegambiran Residence selalu terjaga dan terawat, diperlukan penambahan anggota kebersihan, dan sarana alat bantu kebersihan.

Pelaksana pemeliharaan hanya mengelola sampah-sampah tanaman dan tidak mengelola sampah rumah tangga yang berasal dari perumahan. Kegiatan kebersihan dilakukan setiap hari, pada pagi, siang, dan sore hari yang meliputi penyapuan sampah dedaunan, ranting ataupun sampah lainnya, dan sisa-sisa pemangkasan, kemudian diangkut dengan menggunakan gerobak sampah untuk

Nyaman

Sangat Nyaman Nyaman Cukup Nyaman Kurang Nyaman

Aman

Sangat Aman Aman Cukup Aman Kurang Aman

dibuang ke TPS. Kegiatan kebersihan penyapuan dilakukan setiap hari (Gambar 24). Tenaga kerja untuk kegiatan pembersihan membutuhkan delapan orang.

Gambar 24 Kegiatan Kebersihan Penyapuan

j. Persepsi Responden

Wawancara yang telah dilakukan terhadap 30 responden mengenai persepsi responden terhadap kondisi umum Pegambiran Residence. Dari segi kenyamanan (Gambar 25), sebagian besar responden menyatakan Pegambiran Residence sudah cukup nyaman. Dari segi keamanan (Gambar 26), sebagian besar responden menyatakan Pegambiran Residence sangat aman. Dari segi keindahan (Gambar 27), sebagian besar responden menyatakan Pegambiran Residence kurang indah. Dari segi kebersihan (Gambar 28), sebagian besar responden menyatakan Pegambiran Residence bersih.

13,33% 36,67% 43,33% 6,67% 40% 30% 26,67% 3,33%

Gambar 25 Persepsi Responden terhadap Kenyamanan

Gambar 26 Persepsi Responden terhadap Keamanan

Kinerja

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

Persepsi responden terhadap pengelolaan dan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh Pegambiran Residence (Gambar 29), sebagian responden menyatakan kurang baik. Hal ini disebabkan karena perumahan Pegambiran Residence merupakan perumahan baru dan tidak ada orang ahli lanskap yang menangani dalam bidang pemeliharaan lanskapnya.