• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan pemeliharaan lanskap di kawasan perumahan pegambiran residence, Cirebon, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan pemeliharaan lanskap di kawasan perumahan pegambiran residence, Cirebon, Jawa Barat"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

CIREBON, JAWA BARAT

PRATIWI CIPTANINGRUM

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PRATIWI CIPTANINGRUM. Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap di Kawasan Perumahan Pegambiran Residence, Cirebon, Jawa Barat. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Kegiatan magang skripsi dilaksanakan di Pegambiran Residence yang berlangsung sejak bulan Februari 2011 sampai dengan Mei 2011. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis kuantitatif, dan analisis spasial. Permasalahan kondisi tapak dianalisis dan disintesis sehingga menghasilkan suatu rekomendasi yang dapat meningkatkan dan menjaga eksistensi perumahan Pegambiran Residence agar tetap berkelanjutan.

Pegambiran Residence berada di bawah pengelolaan PT Grage Griya Permai Estate (GGPE). Kawasan perumahan Pegambiran Residence merupakan sebuah kota mandiri yang menyediakan berbagai fasilitas untuk warga yang tinggal di dalamnya. Fasilitas-fasilitas yang ada, antara lain, adalah fungsi hunian (cluster, apartemen, dan hotel), bisnis (ruko dan mal), rekreasi (fun world, taman bermain, dan golf driving range), dan sarana pendukung lainnya seperti sarana kesehatan (rumah sakit), sekolah, dan masjid. Pegambiran Residence dalam pengelolaan lahannya mengusung konsep 60% bangunan, 20% jalan, dan 20% area hijau.

(3)

kemudian. Pekerjaan pemeliharaan dibagi menjadi tiga wilayah pemeliharaan yang merupakan tanggung jawab Multi Prima Kontraktor. Divisi Estate Management mendapatkan pemasukan keuangan dari iuran pemeliharaan lingkungan (IPL). Dana IPL mencakup biaya keamanan, kebersihan, pertamanan, pemeliharaan fasilitas, pemeliharaan CCTV, dan penerangan lingkungan.

Kegiatan pemeliharaan fisik terhadap elemen keras yang dilakukan meliputi penyapuan jalan, pengangkutan sampah, dan perawatan kolam renang. Pemeliharaan fisik terhadap tanaman dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dan memberikan nilai lebih seperti nilai estetika dan nilai kesejukan bagi lingkungan perumahan. Pemeliharaan fisik terhadap tanaman meliputi kegiatan penyiraman, pemangkasan, pemupukan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit.

Hal yang terpenting dalam pengelolaan lanskap terbangun adalah pemeliharaan. Pegambiran Residence belum memiliki standar pemeliharaan secara tertulis dan pemeliharaan yang dilakukan belum optimal. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya tenaga ahli yang mengerti bidang lanskap sehingga hasil pemeliharaan terlihat bersih, tetapi kurang estetik. Selain itu, kurangnya tenaga kerja serta tingkat keterampilan pekerja pemelihara menyebabkan efektivitas kerja yang rendah. Hal ini dapat diatasi oleh pihak pengelola dengan penyelenggaraan pelatihan dan pengarahan pemeliharaan, penambahan tenaga kerja harian, peningkatan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pemeliharaan, serta penyelenggaraan pertemuan di dalam organisasi kontraktor dengan dihadiri oleh tenaga kerja harian untuk membahas sekaligus memberi solusi pada permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pemeliharaan.

(4)

CIREBON, JAWA BARAT

PRATIWI CIPTANINGRUM

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap di Kawasan Perumahan Pegambiran Residence, Cirebon, Jawa Barat”, adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(6)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

(7)

Nama : Pratiwi Ciptaningrum

NRP : A44070051

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. NIP 19491105 197403 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 19480912 197412 2 001

(8)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 September 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari Ayahanda Ir. Dwi Priyastoko dan Ibunda Prameswita.

Pendidikan penulis dimulai dengan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Islam Al-Iqra pada tahun 1995. Pada tahun 2000 penulis pindah ke Cirebon dan melanjutkan sekolah dasar di SD Al-Azhar, Cirebon. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMP Islam Al-Azhar, Cirebon. Selanjutnya, pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studi di SMAN 2 Cirebon, Jawa Barat.

(9)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dengan judul “Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap di Kawasan Perumahan Pegambiran Residence, Cirebon, Jawa Barat”. Skripsi ini merupakan hasil magang yang telah dilakukan dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan dan karyawan Pegambiran Residence yang telah membantu penulis selama magang dan teman-teman ARL 44 atas bantuan dan motivasinya. Terakhir yang tidak mungkin terlupakan adalah ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada mamah dan papah tercinta, adik-adik, dan kakak tersayang yang terus memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi Pegambiran Residence dan pihak yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2011

(10)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

1.4 Kerangka Pikir Magang ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap ... 5

2.2 Pemeliharaan Lanskap ... 7

2.3 Permukiman ... 8

2.4 Lanskap Permukiman ... 9

2.5 Pembangunan dan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan ... 9

BAB III METODOLOGI ... 12

3.1 Waktu Magang ... 12

3.2 Lokasi Magang ... 13

3.3 Tahapan Kegiatan Magang ... 13

3.4 Metode Kerja ... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Kondisi Umum Lokasi ... 18

4.1.1 Kondisi Fisik dan Biofisik Pegambiran Residence ... 18

4.1.1.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas ... 18

4.1.1.2 Iklim, Jenis Tanah, Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin ... 19

4.1.1.3 Vegetasi dan Satwa ... 19

4.1.1.4 Sirkulasi, Utilitas, dan Fasilitas ... 20

(11)

4.1.4 Konsep Tata Hijau ... 29

4.1.5 Kelembagaan Kawasan Pegambiran Residence ... 31

4.1.5.1 Profil Perusahaan ... 31

4.1.5.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

4.2 Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap Kawasan Perumahan Pegambiran Residence ... 33

4.2.1 Pengelolaan Lanskap Pegambiran Residence ... 33

4.2.2 Sistem Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap ... 36

4.2.3 Pembagian Kawasan Pemeliharaan ... 39

4.2.4 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap ... 42

4.2.4.1 Pengelolaan Tenaga Kerja ... 42

A. Perekrutan Tenaga Kerja ... 44

B. Waktu Kerja Karyawan ... 44

C. Koordinasi Karyawan ... 44

D. Jadwal Kegiatan Pemeliharaan ... 46

E. Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan ... 48

4.2.4.2 Pengelolaan Alat dan Bahan ... 52

4.2.4.3 Anggaran Biaya Pemeliharaan ... 54

4.2.5 Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap ... 56

4.2.5.1 Pemeliharaan Ideal Lanskap Pegambiran Residence ... 56

4.2.5.2 Pemeliharaan Fisik Lanskap Pegambiran Residence ... 57

A. Penyiraman ... 58

B. Pemangkasan ... 59

C. Pengendalian Hama dan Penyakit ... 61

D. Pemupukan ... 62

E. Penyiangan Gulma ... 63

F. Penyulaman dan Penggantian Tanaman ... 64

G. Pembibitan Tanaman ... 65

H. Perawatan Kolam Renang ... 66

(12)

4.2.7 Rekomendasi Rencana Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Simpulan ... 74

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang ... 12

2. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang ... 15

3. Daftar Vegetasi di Pegambiran Residence ... 20

4. Jenis Hunian dan Target Penggunanya ... 23

5. Jumlah Unit Rumah Berdasarkan Tipe Rumah di Cluster Oasis ... 27

6. Jumlah Unit Rumah Berdasarkan Tipe Rumah di Cluster Gardenia ... 28

7. Daftar Besar Biaya Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) di Cluster Oasis ... 36

8. Tiga Wilayah Pekerjaan Pemeliharaan oleh Multi Prima Kontraktor... 41

9. Jumlah Tenaga Kerja Perawatan dan Kebersihan dari Multi Prima Kontraktor ... 43

10. Kapasitas Kerja Operator Per Jam Berdasarkan Pengamatan di Lapang dan Dibandingkan dengan Pustaka ... 49

11. Kebutuhan HOK Pemeliharaan Lanskap Pegambiran Residence dalam Satu Tahun ... 51

12. Alat dan Bahan yang Digunakan ... 53

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir Magang ... 4

2. Peta Lokasi Magang (Perumahan Pegambiran Residence) di Cirebon ... 13

3. Jalan Boulevard ... 21

4. Potongan Jalan Boulevard ... 21

5. Ruko ... 24

6. Golf Driving Range ...... 24

7. Masjid Hijau ... 25

8. Rumah di Cluster Oasis ... 28

9. Sentra Komunitas Oasis ... 28

10. Rumah di Cluster Gardenia ... 29

11. Kantor Pemasaran ... 35

12. Wilayah Kawasan Pemeliharaan ... 40

13. Bagan Koordinasi yang Terjadi di Kegiatan Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap ... 45

14. Kegiatan Penyiraman ... 58

15. Pemangkasan Rumput dengan Mesin Gendong ... 59

16. Pemangkasan Rumput dengan Mesin Babad ... 59

17. Pemangkasan Pohon ... 60

18. Penyemprotan Hama ... 61

19. Pemupukan Tanaman ... 63

20. Penyiraman Setelah Pemupukan ... 63

21. Pembibitan Tanaman ... 65

22. Pembersihan Kolam Renang ... 66

23. Pengangkutan Sampah ... 68

24. Kegiatan Kebersihan Penyapuan ... 69

25. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan ... 69

(15)
(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuisioner Penghuni Pegambiran Residence ... 79

2. Pemasangan Titik CCTV ... 81

3. Site Plan Cluster Oasis ... 82

4. Site PlanCluster Gardenia ... 83

5. Master PlanKawasan Perumahan Pegambiran Residence ... 84

6. Struktur Organisasi Pegambiran Residence ... 85

7. Surat Perintah Kerja ... 86

8. ChecklistPekerjaan Pemeliharaan Lanskap di Lapang ... 92

9. Stock Card ... 96

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini ditandai oleh jumlah penduduknya yang semakin bertambah. Hal ini merupakan tekanan berat bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan kebutuhan penduduknya seperti perumahan, air bersih, listrik, dan sarana dasar permukiman lainnya. Untuk memenuhi tuntutan akan permukiman yang terus meningkat jumlahnya, saat ini telah banyak berkembang usaha-usaha swasta dalam pembangunan kawasan perumahan.

Pembangunan perumahan harus mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain, aspek ekonomi, sosial, serta pengelolaan dari kawasan yang akan dibangun. Semakin sempitnya lahan perkotaan mengakibatkan pembangunan permukiman banyak mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut di antaranya semakin berkurangnya air bersih, lahan bermain anak, dan ruang terbuka hijau (RTH) serta sanitasi yang buruk.

Pembangunan beberapa perumahan yang layak huni dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut merupakan bagian dari strategi pengembangan wilayah untuk mengatasi keterbatasan serta tingginya nilai lahan di perkotaan yang akan mengakibatkan perkembangan area permukiman yang bergeser menuju daerah pinggiran kota.

Program pembangunan kota perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah perumahan. Program ini, antara lain, menciptakan dan membangun permukiman yang nyaman dan sesuai dengan tata ruang daerah sekitarnya. Untuk mewujudkan program tersebut diperlukan peran swasta dan dukungan dari pemerintah.

(18)

perumahan ini sekitar 55 hektar. Fasilitas yang ada saat ini seperti Cluster Oasis, Cluster Gardenia, masjid, lapangan golf, ruko, club house, dan kolam renang. Fasilitas yang sudah direncanakan, tetapi belum dibangun adalah mall, rumah sakit, dan sekolah. Pegambiran Residence juga berusaha untuk selalu menciptakan keadaan lingkungan yang nyaman, aman, indah, dan bersih.

Untuk selalu mempertahankan kondisi lingkungan seperti yang diharapkan, pengelolaan lanskap seluruh kompleks perumahan harus dilakukan secara efisien dan efektif. Pemeliharaan yang baik merupakan salah satu bukti dari keberhasilan pengelolaan lanskap. Pekerjaan dalam pemeliharaan meliputi pemeliharaan tanaman dan pemeliharaan elemen-elemen keras. Pemeliharaan yang baik akan dapat memberi nilai tambah bagi lingkungan perumahan.

Pegambiran Residence memasukkan pemeliharaan sebagai aspek yang penting serta berperan besar dari seluruh kegiatan lanskapnya. Pihak pengembang, yaitu PT Grage Griya Permai Estate, mempertahankan konsep perencanaan dan desain lanskap secara keseluruhan sehingga menganggap pengelolaan pemeliharaan lanskap merupakan aspek yang penting. Pengelolaan pemeliharaan lanskap diangkat menjadi topik kegiatan magang untuk mengetahui bagaimana PT Grage Griya Permai Estate mengelola areal perumahan yang tergolong besar di kota Cirebon.

(19)

1.2 Tujuan

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan pengalaman kerja, dan meningkatkan wawasan keprofesian serta keahlian dalam menunjang profesionalisme kerja.

Secara khusus tujuan kegiatan magang adalah sebagai berikut:

a. mempelajari sistem organisasi dan pengelolaan lanskap di Pegambiran Residence;

b. mempelajari dan menganalisis permasalahan pada aspek pengelolaan lanskap perumahan dan mengusulkan alternatif penyelesaian masalah.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

a. menjadi wadah pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi antara mahasiswa magang dan pihak pengelola di Pegambiran Residence;

b. melengkapi ilmu arsitektur lanskap yang dipelajari di kampus dengan ilmu yang didapatkan selama magang;

c. meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi, bersosialisasi, berinteraksi, dan bekerja sama dengan orang lain pada lingkungan yang baru sehingga tercipta jalinan kerja sama yang baik dengan staf dan manajemen.

1.4 Kerangka Pikir Magang

Pegambiran Residence merupakan suatu kawasan perumahan elit dan memiliki potensi besar dari aspek fisik atau biofisik, sosial, dan pengelolaan. Kawasan perumahan yang sudah seperti membentuk kota sendiri biasanya sangat memperhatikan kualitas lanskapnya untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi penghuni. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu sistem pengelolaan yang tepat agar kawasan perumahan tersebut dapat berkelanjutan.

(20)

tetap berkelanjutan. Alur kerangka pikir magang yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Pikir Magang Pengelolaan Perumahan

Pegambiran Residence

Rekomendasi Analisis dan Sintesis Kawasan Perumahan Elit

Aspek Sosial: sosial ekonomi penghuni kawasan

Aspek Pengelolaan: (a) biaya

(b) tenaga kerja (c) waktu (d) alat dan bahan (e) kelembagaan (f) pemeliharaan Aspek Fisik/Biofisik:

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung sebagai pengguna kawasan di masing-masing unit, fasilitas pada waktu-waktu tertentu (akhir minggu, akhir bulan, dan hari libur lainnya), dan luas kawasan yang dipelihara (Sternloff dan Warren, 1984). Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, lebih lanjut (Sternloff dan Warren, 1984) menyatakan bahwa suatu program pekerjaan pemeliharaan disusun spesifik bagi kawasan tersebut karena suatu area pertamanan dan rekreasi tidak ada yang sama persis satu dengan yang lainnya.

Pengelolaan menurut Wright (1982) berhubungan dengan kebijakan dan perencanaan yang panjang dan organisasi dari staf serta perlengkapan untuk mencapai pemeliharaan yang efisien. Pengelolaan pemeliharaan yang efektif di suatu area berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan pemeliharaan dan keberlangsungan kondisi kawasan lanksap secara keseluruhan.

Dalam pelaksanaan pemeliharaan suatu area, penanggung jawab kegiatan pemeliharaan dapat berbeda-beda. Menurut Sternloff dan Warren (1984) metode penetapan pekerjaan pemeliharaan adalah sebagai berikut.

a. Sistem pemeliharaan unit (unit maintenance)

Pada sistem ini pelaksana unit dalam taman mengerjakan sendiri semua jenis pemeliharaan. Suatu taman lingkungan harus mempunyai karyawan yang dapat memelihara semua fasilitas dalam taman seperti pemeliharaan gedung, pemangkasan rumput dan semak, dan pemeliharaan lapangan olah raga.

b. Karyawan pemelihara khusus (specialized maintenance crew)

(22)

lainnya. Berdasarkan jadwal, karyawan dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya.

c. Pemeliharaan dengan kontrak (maintenance by contract)

Pada sistem ini pekerjaan pemeliharaan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan. Pengelola tidak dibebani investasi alat dan karyawan.

Bagian yang paling penting dalam pemeliharaan lanskap adalah tenaga kerja yang berada langsung di lapangan. Peralatan dan bahan-bahan yang terbaik sekalipun tidak dapat digunakan tanpa adanya tenaga kerja dan hanya tenaga kerja yang berkualitas dan terlatih yang dapat melakukan pekerjaan pemeliharaan lanskap dengan baik. Pelatihan singkat mengenai prinsip-prinsip dasar dari pemeliharaan lanskap dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih baik dan antusias terhadap pekerjaannya (Carpenter et al., 1975). Menurut Arifin dan Arifin (2005), jumlah tenaga kerja harus optimal, tidak kelebihan atau kekurangan. Besar atau kecilnya jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan luas taman serta kemampuan keterampilan pekerja.

Efektivitas kerja para operator taman sangat menentukan efisiensi biaya pemeliharaan taman. Jika tenaga kerja bekerja dengan efektif sesuai dengan kemampuan tenaga dan keterampilannya, biaya pemeliharaan taman dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Efektivitas kerja menurut Arifin dan Arifin (2005) sangat ditentukan oleh

a. motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja; b. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman;

c. ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; d. tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan;

e. kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para pengawas dan pengawas dengan tenaga kerja pemeliharaan taman di lapangan.

(23)

dan seefisien mungkin seperti dalam penggunaan alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan baik yang diperintahkan maupun berdasarkan inisiatif sendiri sehingga dapat memberikan keuntungan besar bagi semua pihak (Arifin dan Arifin, 2005).

Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat dan mengetahui jenis peralatan yang digunakan berikut fungsi dan cara kerjanya (Arifin dan Arifin, 2005).

Menurut Arifin dan Arifin (2005), untuk mengantisipasi hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, landscape maintenance supervisor memerlukan suatu sistem pengawasan dan evaluasi. Sistem ini harus dibuat sesederhana mungkin dan memuat semua informasi yang terjadi di lapangan. Selain itu, sistem manajemen harus dapat disosialisasikan kepada semua pihak (dari pihak pengelola hingga tenaga kerja) agar semua pihak dapat mengerti maksud dan tujuan dari sistem manajemen yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang lancar antara pimpinan dan tenaga kerja.

2.2 Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kondisinya tetap baik atau semampunya dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan dan desain semula (Arifin dan Arifin, 2005).

Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula sehingga pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi. Pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik jika didukung oleh upaya-upaya sebagai berikut:

(24)

b. penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian dan penyulaman tanaman;

c. pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan perkerasan yang sesuai;

d. pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar;

e. perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanah yang direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mewujudkan pemeliharaan ideal yang tidak terlepas dari elemen taman yang memilliki daya hidup sehingga taman tetap terjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanannya. Secara umum, pemeliharaan fisik untuk tanaman meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyapuan, pengangkutan sampah serta penyemprotan hama dan penyakit.

2.3 Permukiman

Definisi perumahan dan permukiman menurut Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan. Lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam bentuk ukuran dengan penataan tanah dan ruang, sarana, dan prasarana lingkungan yang terstruktur. Perumahan diartikan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

(25)

kawasan permukiman dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.

2.4 Lanskap Permukiman

Tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah membangun berbagai sarana permukiman yang layak bagi masyarakat. Menurut Simonds (1983), permukiman merupakan kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka dan merupakan kelompok-kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan semua anggota keluarga dalam suatu aktivitas umum seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, dan daerah penyangga.

Lingkungan permukiman yang ideal adalah terdapatnya fasilitas-fasilitas lokal yang tertata rapi dalam suatu kelompok hunian yang berada pada pusat permukiman, adanya hubungan antarrumah dengan hadirnya pedestrian untuk pejalan kaki, taman yang tersebar secara radial, keterhubungan dengan lingkungan luar, dan terdapatnya akses lalu lintas yang mudah (Eckbo, 1964). Tujuh karakteristik yang harus diperhatikan dalam perencanaan kawasan permukiman agar layak dihuni menurut Chiara dan Koppelman (1990) adalah sebagai berikut: a. kondisi tanah dan lapisan tanah;

b. air tanah dan drainase;

c. bebas atau tidaknya dari bahaya banjir permukaan; d. bebas atau tidaknya dari bahaya-bahaya topografi;

e. pemenuhan pelayanan kesehatan dan keamanan, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas;

f. potensi untuk pembangunan ruang terbuka;

g. bebas atau tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk.

2.5 Pembangunan dan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan

(26)

dikutip adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Menurut Benson dan Roe (2000), pembangunan yang berkelanjutan memiliki arti yang luas sesuai dengan cakupan bidangnya, tetapi secara umum diartikan sebagai segala usaha yang bertujuan untuk melindungi lingkungan, meningkatkan pembangunan serta untuk memperbaiki kualitas kehidupan saat ini dan masa depan. Secara konseptual, bidang pembangunan berkelanjutan dapat dibagi menjadi tiga bagian penyusunannya, yakni lingkungan berkelanjutan, ekonomi berkelanjutan, dan sosial politik berkelanjutan.

Dijelaskan pula oleh Kuik dan Verbrugen (1991) bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah konsep utama untuk mencapai suatu kebijakan lingkungan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, dapat dimengerti oleh seluruh aspek (tidak terbatas pada ilmuan/tenaga ahli) serta mempunyai sistem yang utuh.

Pengelolaan lanskap berkelanjutan adalah cara menggunakan sumber daya alam yang ada baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui agar terjadi perputaran di dalamnya sehingga dapat terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Dari sisi lanskap, peran arsitek lanskap sebagai seorang ahli lingkungan baik itu seorang designer, planner, engineer, maupun managerharus dapat menciptakan dan mampu mengelola suatu bentukan lanskap sehingga menuju pembangunan lanskap yang berkelanjutan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan, antara lain, pemanfaatan energi, penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan limbah serta berbagai hal yang terkait untuk mempertahankan keberlanjutan suatu ekologi lingkungan sehingga dapat meminimumkan besarnya biaya.

(27)
(28)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu Magang

Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari 2011 dan berakhir pada bulan Mei 2011

(29)

3.2 Lokasi Magang

Lokasi pelaksanaan kegiatan magang adalah di Pegambiran Residence yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani (Gambar 2). Pegambiran Residence adalah perumahan terluas yang ada di wilayah Kota Cirebon. Luas lahan total mencapai 55 ha atau 5% dari luas Kota Cirebon.

3.3 Tahapan Kegiatan Magang

Kegiatan magang di Pegambiran Residence dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a. Persiapan Awal

Persiapan awal meliputi penentuan lokasi yang sesuai dengan bidangnya dan mendapatkan data-data yang lengkap di lapang serta didukung dengan data sekunder untuk proses penyusunan skripsi. Tahapan Sumber: www.googlemap.comdi akses

19 Juni 2011

Gambar 2 Peta Lokasi Magang

(30)

persiapan ini diawali dengan pembuatan proposal, perizinan kegiatan magang kepada pihak pengelola, dan kolokium.

b. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapang dan wawancara terhadap pihak pengembang dan penghuninya. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berasal dari buku-buku, brosur, internet, dan skripsi. Terdapat kuisioner yang diberikan kepada penghuni melalui wawancara.

c. Tahap Analisis

Analisis dilakukan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh, baik data primer maupun data sekunder. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif, analisis kuantitatif, dan analisis spasial. Analisis deskriptif ini berupa pengolahan data dan informasi yang diperoleh melalui survei lapang, penyebaran kuisioner, wawancara, dan studi pustaka. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai kapasitas kerja, kebutuhan pekerja dari perhitungan HOK, dan kuisioner. Selain itu, dibuatnya analisis spasial untuk memperjelas data agar hasil analisisnya dapat lebih impresif.

d. Tahap Sintesis

Tahap sintesis merupakan tahap penyusunan dalam mencari alternatif pengembangan potensi dan pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan. Hasil sintesis berupa rekomendasi agar Pegambiran Residence dapat berkelanjutan.

3.4 Metode Kerja

(31)

yang berasal dari buku-buku, brosur, dan sumber pustaka lainnya. Aspek, jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data magang dapat dilihat pada Tabel 2.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan magang ini, antara lain, adalah alat tulis, laptop, dan kamera untuk memperoleh dokumentasi di lapang. Bahan yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pada saat magang, dilakukan penyebaran kuisioner kepada warga Pegambiran Residence untuk melihat kinerja dari pihak pengelola dalam melakukan pemeliharaan lanskap di Pegambiran Residence. Kuisioner yang dibagikan kepada penghuni perumahan Pegambiran Residence dapat dilihat di Lampiran 1.

Tabel 2 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang

No. Aspek Jenis Data Sumber Cara Pengambilan

(32)

Kuisioner disebarkan kepada 50 responden ke seluruh cluster di Pegambiran Residence. Namun, dari hasil penyebaran kuisioner hanya 30 responden yang merespon. Pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai persepsi responden terhadap Pegambiran Residence dikategorikan menjadi beberapa bagian:

a. persepsi responden terhadap kondisi umum Pegambiran Residence yang berupa kenyamanan, keamanan, kebersihan, dan keindahan;

b. persepsi responden terhadap pengelolaan dan pemeliharaan yang telah dilaksanakan di Pegambiran Residence.

Beberapa kendala yang dihadapi pada saat penyebaran kuisioner, yaitu kesulitan pada saat mendatangi rumah warga yang terkadang kosong atau hanya ada pembantu rumah tangganya saja karena sebagian besar berprofesi sebagai karyawan baik pemerintah maupun swasta. Biasanya warga meminta agar kuisionernya ditinggal dan mereka diberi waktu untuk mengisinya.

Perhitungan HOK untuk mencari kebutuhan pekerja (dalam hal ini untuk penyapuan jalan) adalah sebagai berikut:

Kapasitas kerja = 700 m2/jam.orang Luas area = 51785 m2

Waktu yang dibutuhkan (jam) = =

Waktu yang dibutuhkan (jam) = 73,98 jam

HOK per sekali pengerjaan = = 9,25

Delapan jam adalah waktu kerja tenaga kerja harian dalam satu hari.

Frekuensi per tahun adalah jadwal (pengulangan) kegiatan pemeliharaan. Kegiatan penyapuan jalan dilakukan setiap hari, yaitu 365 hari.

Kapasitas kerja 700 m2

/jam.orang

Luas area 51785 m2

(33)

HOK per tahun = HOK * Frekuensi per tahun = 9,25 * 365

= 3375,27

Kebutuhan pekerja (orang) = = = 9

Jadi, dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 9 orang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan penyapuan jalan seluas 51.785 m2.

Cara perhitungan ini juga dipergunakan untuk menghitung semua jenis pekerjaan pemeliharaan, dengan mempertimbangkan frekuensi pengerjaan kegiatan per tahun.

HOK per tahun 365

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Lokasi

4.1.1 Kondisi Fisik dan Biofisik Pegambiran Residence 4.1.1.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas

Kota Cirebon yang dijuluki dengan Kota Wali, terletak di daerah pantai utara Provinsi Jawa Barat bagian timur. Dengan letak geografis yang strategis, Kota Cirebon dapat digunakan sebagai jalur utama transportasi dari Jakarta menuju Jawa Tengah. Letak tersebut menjadikan suatu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi. Geografis Kota Cirebon terletak pada posisi 108.33o dan 6.41oLintang Selatan pada pantai utara Pulau Jawa. Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi 37,35 km2 atau 3.735,8 hektar, yang mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. Sungai Kedung Pane di sebelah utara;

b. Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon di sebelah barat; c. Sungai Kalijaga di sebelah selatan;

d. Laut Jawa di sebelah timur.

(35)

dirancang asri, terdapat boulevard di jalur utama proyek selebar 20 meter yang akan menjadi koridor komersial baru bagi kota Cirebon.

4.1.1.2 Iklim, Jenis Tanah, Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin

Kota Cirebon termasuk daerah beriklim tropis, dengan suhu udara minimum rata-rata 22,3 oC dan maksimun rata-rata 33,0OC dan banyaknya curah hujan 1.351 mm per tahun. Terdapat tiga macam keadaan angin di Kota Cirebon, yaitu Angin Musim Barat (Desember – Maret), Angin Musim Timur (Mei – Oktober), dan Angin Pancaroba (April – November).

Keadaan air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Untuk keperluan lainnya sebagian besar diperoleh dari sumur dengan kedalaman antara dua meter sampai dengan enam meter.

Tanah sebagian subur dan sebagian kurang produktif disebabkan tanah pantai yang semakin luas akibat endapan sungai-sungai. Pada umumnya tanah di Kota Cirebon berjenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, tupa, breksi lumpur, dan kerikil).

4.1.1.3 Vegetasi dan Satwa

(36)

Tabel 3 Daftar Vegetasi di Pegambiran Residence 4. Bauhinia purpurea Bunga kupu-kupu 5. Carex morrowi Kucai jepang 6. Chlorophytum sp. Lili paris 7. Cordia sebestana Jati mas 8. Cuphea hyssopifolia Taiwan beauty

9. Cycas revoluta Sikas

10. Cynodon dactylon Rumput bermuda 11. Dracaena sanderiana Drasaena strip 12. Euphorbia milii Euphorbia 13. Ficus elastica Beringin karet 14. Ficus lyrata Biola cantik 15. Gmelina arborea Jati putih 16. Heliconia sp. Pisang-pisangan 17. Hymenocallis speciosa Spider lily 18. Mangifera indica Mangga 19. Palisota barteri Palisota 20. Pandanus amaryllifolius Pandan wangi 21. Paraserianthes falcataria Sengon 22. Phoenix dactylifera Puniks

23. Plumeria sp. Kamboja kuburan 24. Pterocarpus indicus Angsana

25. Rhapis excelsa Palem wregu 26. Rhoeo discolor Adam hawa

27. Samanea saman Ki hujan

28. Sansevieria sp. Sanseviera 29. Spathodea campanulata Kecrutan 30. Tagetes patula Bunga tahi kotok 31. Terminalia catappa Ketapang 32. Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai

4.1.1.4 Sirkulasi, Utilitas, dan Fasilitas

Sirkulasi merupakan hal yang terpenting dalam pengembangan suatu perumahan sehingga diperlukan pengelolaan yang efektif. Sirkulasi jalan utama dibagi dua jalur untuk menjamin keamanan pengguna jalan. Jaringan jalan yang ada di dalam kawasan ini meliputi tiga kelas berikut:

a. jalan utama (jalan arteri) yang terdiri dari

(37)

2. jalan arteri satu jalur dengan dua arah yang berlawanan selebar 20 m dengan bahu jalan 3 m;

b. jalan lingkungan (kolektor), yaitu jalan yang menghubungkan jalan utama dengan jalan masuk ke setiap lingkungan perumahan;

c. jalan subkolektor, yaitu jalan yang melintasi setiap cluster di sebuah lingkungan perumahan.

Jalan arteri dan jalan kolektor dihubungkan dengan daerah persimpangan, yaitu berupa pertigaan jalan, perempatan jalan, dan bundaran jalan. Jalan kolektor menghubungkan fasilitas-fasilitas penunjang jalan utama di dalam cluster. Jalan subkolektor merupakan jalan yang menghubungkan blok antarrumah di dalam kawasan perumahan. Jalan boulevarddigunakan sebagai jalan masuk utama yang di sisi kanan kirinya ditanami oleh pohon ki hujan (Gambar 3).

Gambar 3 Jalan Boulevard

Potongan jalan boulevard yang ada di Pegambiran Residence terlihat pada Gambar 4.

(38)

Menurut Koestoer (1995), utilitas umum merupakan bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pembangunan swasta, seperti penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, dan telepon. Konsep utilitas yang dikembangkan adalah sistem jaringan yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keindahan lanskap di Pegambiran Residence.

Utilitas yang tersedia di kawasan ini terdiri dari PDAM, PLN, dan telkom. Pihak Pegambiran Residence bekerja sama dengan CV. Awecca Widdy dalam mengelola listrik (PLN), dengan Jatara Kop dalam mengelola telkom, dan dengan CV. Vidici dalam mengelola PDAM.

a. Jaringan listrik

Pegambiran Residence memiliki pemasangan jaringan kabel-kabel listrik di dalam tanah (under ground power supply). Jaringan kabel yang dipasang di dalam tanah memberi kebebasan pada tanaman untuk tumbuh tanpa harus dipangkas pada ketinggian tertentu. Kekurangan pada sistem ini adalah kesulitan untuk mencari sumber kerusakan apabila ada listrik yang tidak berfungsi dan biayanya yang mahal. Menurut Simonds (1983), meningkatkan keindahan lanskap permukiman nilainya lebih tinggi jika dibandingkan dengan uang yang didapatkan dari penghematan karena tidak memasang jaringan utilitas di bawah tanah, meskipun dalam beberapa hal jaringan utilitas bawah tanah memiliki kelemahan seperti perlunya penggalian bila ada perbaikan. Daya listrik untuk Cluster Gardenia sebesar 2200 watt, sedangkan Cluster Oasis sebesar 3500 watt. b. Jaringan telepon

Sistem pemasangan jaringan telepon menggunakan jaringan yang berada di bawah permukaan tanah.

c. Sumber air

(39)

biaya pemakaian air, pihak pengelola Pegambiran Residence akan memutus pipa pemakaian air tersebut.

Fasilitas yang terdapat di kawasan Pegambiran Residence didasarkan atas pembangunannya sebagai kota mandiri yang mengakomodasikan beberapa fungsi yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

a. Fungsi Hunian

Tabel 4 menyajikan spesifikasi masing-masing cluster tersebut berikut apartemen dan hotel.

Tabel 4 Jenis Hunian dan Target Penggunanya

No. Jenis Hunian Keterangan

1. Cluster Gardenia

Ditargetkan bagi keluarga baru/keluarga kecil. Cluster ini menyediakan 143 unit.

2. Cluster Oasis Ditargetkan bagi keluarga yang lebih mapan. Cluster ini menyediakan 104 unit.

3. Cluster Central Park

Ditargetkan bagi keluarga yang cukup mapan. Cluster ini menyediakan 115-116 unit.

4. Cluster El’Grande

Ditargetkan bagi keluarga yang sangat mapan. Cluster ini sangat luas karena memiliki fasilitas golf driving range. Clusterini menyediakan 120 unit.

5. Apartemen Ditargetkan bagi masyarakat kelas atas yang ingin memiliki tempat peristirahatan sendiri.

6. Hotel Ditargetkan bagi masyarakat yang ingin menetap sementara dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan aktivitasnya.

b. Fungsi Bisnis

(40)

Gambar 5 Ruko

c. Fungsi Rekreasi

Sarana rekreasi yang disediakan berupa fun world, taman bermain, dan golf driving range. Sarana rekreasi yang telah dibangun salah satunya adalah padang golf yang terdiri dari Tee Track dengan 16 Bay seluas 10 ha. Terdapat fasilitas pelengkap padang golf, seperti VIP room untuk tempat bersantai setelah bermain golf dan juga dapat digunakan sebagai ruang pertemuan. Di driving range juga terdapat Pro Shop yang menyediakan berbagai macam alat-alat untuk keperluan bermain golf. Selain untuk bermain golf, di driving range juga akan ada area pasar malam yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif kegiatan bagi masyarakat Cirebon. Berikut adalah contoh Golf Driving Range (Gambar 6).

(41)

Fun world rencananya akan dibangun dengan luas lahan 2,5 ha. Terdapat banyak permainan yang dapat dimainkan oleh kalangan anak kecil hingga dewasa. Taman bermain hanya dikhususkan bagi kalangan anak kecil. Permainan yang ada di taman bermain adalah ayunan, prosotan, dan berbagai jenis permainan anak.

d. Sarana pendukung lainnya

Sarana pendukung lainnya berupa sarana kesehatan, sekolah, dan masjid. Masjid yang telah dibangun adalah masjid hijau. Luas masjid ini adalah 8.100 m2(Gambar 7).

Gambar 7 Masjid Hijau

Sarana transportasi juga menjadi perhatian dengan adanya layanan Shuttle Busyang sedang direncanakan oleh pihak Pegambiran Residence. Fasilitas pelayanan yang diberikan pihak pengelola kawasan adalah pelayanan keamanan 24 jam sehingga penghuni merasa aman dan nyaman. Diberikannya pula fasilitas CCTV untuk memperketat keamanan. Pemasangan titik CCTV terdapat pada Lampiran 2.

(42)

keluarga yang terdiri atas karyawan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat sekitar kawasan perumahan Pegambiran Residence pada umumnya berasal dari masyarakat golongan menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan relatif rendah. Sebagian besar masyarakat sekitar bekerja dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri kecil, jasa, dan perdagangan. Penghuni Pegambiran Residence rata-rata berada di tingkat ekonomi menengah ke atas. Warga yang tinggal di Pegambiran Residence dan sekitarnya kebanyakan menganut agama Islam, sebagian kecil beragama Katolik, Protestan, dan Budha.

Kepuasan penghuni dalam lingkungan perumahan menjadi faktor yang penting dalam keberlanjutan Pegambiran Residence. Pada masa magang, mahasiswa menyimpulkan bahwa warga Pegambiran Residence merasa betah. Menurut Gifford (1987), tingkat kepuasan pada lingkungan perumahan dapat dipengaruhi, antara lain, oleh faktor pengaruh pribadi (demografi, norma dan kepribadian, harapan, perbandingan dengan perumahan lain), pengaruh sosial (privasi, keamanan, dan fungsi sosialisasi), pengaruh fisik (bentuk bangunan rumah, gaya arsitektur, dan interior), dan pengaruh budaya. Faktor penting yang dikembangkan oleh pengembang untuk menciptakan kepuasan warga adalah faktor fisik. Program-program sosial yang diselenggarakan untuk penghuni, antara lain,driving golfdan social gatheringdi Sentra Komunitas Oasis (SKO). Secara umum warga Pegambiran Residence menunjukkan kepuasan terhadap tempat tinggalnya.

Penghuni yang ingin melakukan komplain mengenai masalah yang terjadi pada tempat tinggalnya dapat langsung datang ke kantor pemasaran. Kemudian, dari pihak divisi Estate Management akan segera langsung turun ke lapang untuk mengecek permasalahannya dan melaporkan kepada pihak kontraktor yang terkait untuk segera memperbaiki dan merapihkannya.

4.1.3 Konsep dan Rencana Pengembangan Konsep Kawasan Pegambiran Residence

(43)

ditunjang dengan konsep lanskap greenery yang mencakup teduh, rimbun, dan sejuk.

Pegambiran Residence merupakan sebuah hunian kontemporer yang terletak di lingkungan alam yang asri sekaligus dekat dengan rangkaian pusat hiburan modern untuk keluarga. Pegambiran Residence adalah hunian ideal yang diharapkan menjadi impian setiap keluarga. Di kawasan ini, para penghuni dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk kebahagiaan keluarga. Sebagai sebuah terobosan dalam konsep real estate di Cirebon, Pegambiran Residence hadir dengan rumah tinggal bergaya klasik dan modern yang terbagi dalam beberapa thematic cluster, dibangun di atas lanskap hijau tropis asri dengan danau buatan yang dirancang artistik. Hunian terpadu ini dilengkapi dengan fasilitas ruko, fun world, masjid, golf driving range, auto mall, apartemen, hotel, sekolah, club house, dan rumah sakit.

Cluster Oasis merupakan cluster pertama yang dikembangkan oleh Pegambiran Residence yang dirancang untuk keluarga yang sudah sangat maju di bidang ekonomi sehingga harga yang ditetapkan cukup mahal. Tabel 5 menyajikan jumlah unit rumah berdasarkan tipe rumah di Cluster Oasis.

Tabel 5 Jumlah Unit Rumah Berdasarkan Tipe Rumah di Cluster Oasis

No. Tipe rumah Jumlah

1. Home and bussinesdua lantai 16 2. Home and bussinestiga lantai 5

3. Tipe 175/150 14

4. Tipe 180/170 20

5. Tipe 240/210 14

6. Tipe 300/235 15

7. Tipe 400/315 9

8. Tipe 540/415 11

(44)

Gambar 8 Rumah di ClusterOasis Gambar 9 Sentra Komunitas Oasis

Cluster Gardenia merupakan cluster kedua yang dikembangkan di Pegambiran Residence yang dirancang untuk keluarga muda yang sedang bergerak maju di bidang ekonomi. Tabel 6 menyajikan jumlah unit rumah berdasarkan tipe rumah di Cluster Gardenia.

Tabel 6 Jumlah Unit Rumah Berdasarkan Tipe Rumah di Cluster Gardenia

No. Tipe rumah Jumlah

1. Tipe 100/180 9

2. Tipe 100/162 20

3. Tipe 90/135 14

4. Tipe 80/120 69

5. Tipe 70/105 19

(45)

Gambar 10 Rumah di Cluster Gardenia

Kawasan perumahan Pegambiran Residence ini direncanakan memiliki luas 55 ha dengan 60% berupa bangunan, 20% jalan, dan 20% area hijau. Segmen pasar yang dibidik adalah kalangan menengah ke atas. Beberapa tahun kemudian akan dibangun dua cluster baru dengan luas 3,5 ha dan 12 ha. Masih banyak fasilitas yang belum dibangun. Hal tersebut berarti masih banyak areal yang akan dibangun oleh pengembang dan akan terus berjalan hingga target pembangunan tercapai seluruhnya. Master plan kawasan perumahan Pegambiran Residence terdapat pada Lampiran 5.

4.1.4 Konsep Tata Hijau

Konsep umum penghijauan Pegambiran Residence, yaitu menciptakan area hijau sebesar 20%. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang menetapkan luas ideal RTHKP minimal, yaitu 30% dari luas kawasan. Selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa menilai konsep mengenai tata hijau belum tercapai. Dilihat dari banyaknya infrastruktur bangunan yang lebih mendominasi.

(46)

1. Ameliorasi iklim/menciptakan kenyamanan

Pada kawasan Pegambiran Residence, penanaman yang memberi naungan dari sinar matahari, memodifikasi udara, menambah kelembaban udara, memberi naungan dari hujan, dan menahan angin. Vegetasinya, antara lain, ki hujan, jatimas, bunga kupu-kupu, dan angsana. Pohon angsana belum tumbuh besar sehingga pada gerbang belakang Pegambiran Residence masih terasa silau.

2. Merekayasan lingkungan

Fungsi rekayasa lingkungan di kawasan Pegambiran Residence yang dapat diamati, yaitu tanaman yang dapat mengurangi polusi udara, mereduksi bising, dan memperbaiki aroma udara. Fungsi merekayasa lingkungan didominasi pohon-pohon merambat yang berfungsi sebagai mereduksi bising dari suara kereta api dan memperbaiki aroma udara dari bau bantaran sungai.

3. Keperluan arsitektural

Penanaman yang membentuk ruang, membagi ruang, mempersempit, pembatas, penutup, dan pengarah. Fungsi tanaman yang dominan digunakan di Pegambiran Residence, yaitu pengarah seperti pohon kurma dan palem ekor tupai. Sedangkan untuk penutup dominan menggunakan tanaman merambat.

4. Keindahan/estetika

Tanaman yang menampilkan ciri fisik yang berkesan indah baik dari warna, tekstur, aroma, dan bunyi. Biasanya karakter tersebut didapat dari tanaman yang berbunga baik dari jenis pohon, semak, dan perdu. Tanaman yang membingkai view, memberi latar belakang, menonjolkan objek tertentu, melembutkan garis dan massa bangunan, menyatukan elemen arsitektur bangunan, dan menciptakan pola bayangan. Jenis vegetasi yang digunakan, antara lain, bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), jatimas (Cordia sebestana), alamanda (Allamandasp.).

(47)

mempertimbangkan semua karakter tanaman baik ukuran dan bentuknya, dan memerlukan pemeliharaan yang rendah. Penanaman pohon-pohon selalu diletakkan di sepanjang jalan untuk menyediakan naungan atau jalan raya yang lurus memandu dari satu bangunan ke bangunan lain. Penanaman juga memberikan nilai visual dan menciptakan perasaan unity.

Saat ini, konsep vegetasi di kawasan Pegambiran Residence belum memiliki karakter yang membedakannya dengan perumahan lain. Desain taman dan penghijauan mengalami keseragaman sehingga keadaan lanskap dan vegetasi pada hampir seluruh kawasan belum mempunyai karakter yang khas. Penataan vegetasi dalam pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan, preferensi terhadap tumbuhan lokal sebagai identitas daerah, pelestarian tanaman langka, pertimbangan estetika dan nilai ekonomi belum menjadi pertimbangan dalam memunculkan konsep yang tematik.

4.1.5 Kelembagaan Kawasan Pegambiran Residence 4.1.5.1 Profil Perusahaan

(48)

oleh kontraktor PT Matrik, PT Intan, PT Karya Ade, PT Maleo, dan PT Brata. Kawasan padang golf ditangani oleh PT Grage Griya Permai.

Komisaris utama Pegambiran Residence adalah Drs. H. Boediman Kusika yang merupakan pimpinan utama di Grage Group. Kawasan Pegambiran Residence menyediakan empat cluster yang didukung oleh fasilitas-fasilitas pendukung perumahan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sarana rekreasi, auto mall, hotel, rumah sakit, dan apartemen. Saat ini masih banyak rencana pembangunan yang belum terealisasikan. Dalam proses pembangunan, perusahaan ini juga membentuk tim pemasaran dan manajemen konstruksi untuk persiapan penjualan, launching, dan konstruksi yang terus berjalan sampai saat ini.

4.1.5.2 Struktur Organisasi Perusahaan

(49)

nilai bagi penghuninya. Dalam menangani masalah keamanan dan ketertiban kawasan perumahan Pegambiran Residence, EM menyerahkan sepenuhnya kepada bagian keamanan. Kepala bagian keamanan bekerjasama dengan beberapa satpam yang bertugas untuk mengawasi dan menjaga keamanan dan ketertiban 1x24 jam. Struktur organisasi Pegambiran Residence dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.2 Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap Kawasan Perumahan Pegambiran Residence

4.2.1 Pengelolaan Lanskap Pegambiran Residence

Lyle (1985) mengungkapkan bahwa tugas pengelola lanskap harus kreatif, tanggap terhadap semua bentuk masalah lingkungan termasuk perilaku yang tidak wajar dari kebiasaan manusia dan proses alam. Pengelola lanskap harus mengarahkan perubahan dan bentuk perubahannya. Dalam mengelola lanskap permukiman perlu mempertimbangkan tata ruang baik untuk zonasi ruang sesuai fungsi, sirkulasi, aksesibilitas, kesatuan antarruang, dan hubungan antarruang. Selain itu juga fungsi ekologis meliputi aspek resapan air, area penyangga, kesesuaian habitat, keanekaragaman flora dan fauna, pegendalian iklim mikro. Kemudian pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan, preferensi terhadap tanaman lokal sebagai identitas daerah, pelestarian tanaman langka, pertimbangan estetika dan nilai ekonomi serta didukung oleh pemanfaatan elemen taman untuk memperoleh efisiensi daur ulang dan aspek sosial budaya. Kesehatan dan kebersihan dinilai dari perencanaan drainase, penanganan limbah, daur ulangnya, dan kesehatan tanaman. Keamanan tentu menjadi aspek yang sangat penting untuk menciptakan rasa aman bagi penghuni. Keamanan ini didapat dari adanya pagar, cul-de-sac, tipe-tipe perumahan/apartemen, condominium, dan kesesuaian lahan. Terakhir, hal yang sangat penting dalam pengelolaan lanskap permukiman, yaitu kegiatan pemeliharaan baik fisik maupun ideal dalam upaya menjaga bentuk sesuai dengan desain semula. Menurut Arifin (2005), terdapat empat tahapan dalam proses pengelolaan:

(50)

4. pemantauan pelaksanaan dan perencanaan kembali.

Penetapan tujuan merupakan langkah pertama yang paling penting bagi pengelola dalam mengarahkan pemeliharaan berada dalam jalur yang benar. Tujuan dalam membuat sebuah karya lanskap sangat banyak dan beragam, sedangkan taman dan ruang terbuka biasanya memiliki satu tujuan. Biasanya pengelolaan ditujukan untuk kenyamanan dengan menyediakan

1. tempat yang menyenangkan; 2. tabir atau naungan;

3. konservasi alam;

4. keahlian dalam hortikultur;

5. ruang untuk kegiatan olah raga dan rekreasi; 6. kreasi kerja pada waktu luang.

Beberapa dari tujuan tersebut akan berubah dari rancangan semula mulai dari pertama taman tersebut terbentuk. Kapanpun program pemeliharaan dibuat harusnya sesuai dengan kegunaan dan fungsi dari lanskap.

(51)

Gambar 11 Kantor Pemasaran

Ruang lingkup departemen ini adalah sebagai berikut:

a. pelayanan konsumen atau penghuni, yaitu mengurus tagihan, baik Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL), air bersih, dan perawatan taman; b. perawatan lingkungan, yaitu mengelola sarana pengangkutan sampah dan

kebersihan lingkungan;

c. pengamanan, bagian dari tugas EM dalam mengelola keamanan kawasan lingkungan perumahan agar gangguan keamanan dapat ditekan seminimal mungkin;

(52)

pertamanan, pemeliharaan fasilitas Sentra Komunitas Oasis (SKO), pemeliharaan CCTV, dan penerangan lingkungan.

Tabel 7 Daftar Besar Biaya Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) di Cluster Oasis

No. Luas Tanah (m2) Dihuni (Rp) Tidak Dihuni (Rp)

1 175-239 250 000 100 000

2 240-399 300 000 150 000

3 400 ke atas 350 000 175 000

4 Homebiz 350 000 175 000

IPL yang diberikan untuk Cluster Gardenia digunakan untuk biaya keamanan, kebersihan, dan pertamanan, serta penerangan lingkungan. Untuk Cluster Gardenia, besarnya biaya Iuran Pemeliharaan Lingkungan per bulan adalah Rp 150.000,00, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Masa realisasi tarif IPL mulai berlaku pada bulan Juli 2008. Terdapat permasalahan yang terletak pada para penghuni yang melakukan perawatan tamannya secara asal-asalan.

Menurut White (1988), faktor utama yang menimbulkan kendala bagi upaya perbaikan kualitas lingkungan permukiman dalam kota adalah faktor eksternalitas, yaitu kondisi setiap rumah akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi rumah di sekitarnya. Dengan demikian, jika satu rumah tidak dirawat, rumah tersebut memiliki dampak negatif terhadap unit-unit rumah di sekitarnya.

4.2.2 Sistem Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

(53)

Dalam pelaksanaan pemeliharaan lanskap, pihak pengelola menerapkan sistem pemeliharaan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Dengan sistem kontrak pihak pengelola mengharapkan agar pemeliharaan dan perawatan lanskap di Pegambiran Residence dapat dilakukan lebih optimal dan efektif. Pihak pengelola menunjuk kontraktor untuk memberikan jasa kepada Pegambiran Residence untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan taman, pengangkutan sampah, dan kebersihan lingkungan di kawasan perumahan Pegambiran Residence. Jangka waktu pelaksanaan pemeliharaan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan pekerjaan pemeliharaan dapat diperpanjang kembali dengan syarat-syarat yang ditentukan kemudian. Pembayaran jasa dilakukan pihak pengelola kepada kontraktor dengan ketentuan-ketentuan tertentu yang telah disepakati dalam Surat Perintah Kerja (SPK). Contoh SPK terdapat pada Lampiran 7.

Dalam masing-masing perusahaan kontraktor, terdapat seorang pengawas yang bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan di lapangan. Para kontraktor, pengawas, dan tenaga kerja wajib mengerjakan seluruh aspek pekerjaan pemeliharaan fisik di areal yang menjadi tanggung jawabnya. Pihak pengelola melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kemajuan kerja kontraktor, pengawas, dan tenaga kerja. Pihak pengelola berhak menegur apabila ada pekerjaan yang kurang sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Teguran biasanya langsung disampaikan kepada kontraktor yang menangani wilayah yang bermasalah agar segera dicari solusinya sehingga kegiatan pemeliharaan dapat terlaksana dengan baik.

(54)

tidak pernah luput untuk selalu mengawasi kinerja pemeliharaan selama periode kotrak kerja pemeliharaan.

Penggunaan sistem pemeliharaan kontrak ini memudahkan pelaksanaan pemeliharaan yang ada sehingga pihak pengelola hanya perlu mengatur dan menetapkan standar awal pemeliharaan yang ideal kemudian pihak kontraktor menjalankannya sesuai dengan perjanjian kontrak. Sistem ini juga menguntungkan kedua belah pihak baik dari pengelola maupun kontraktor. Ketika pelaksanaan pemeliharaan dilimpahkan kepada pihak kontraktor, pihak pengelola dapat meminimalkan pengeluaran biaya. Hal ini disebabkan pihak pengelola tidak perlu mempekerjakan tenaga kerja pemelihara in house yang banyak sehingga dapat menghemat biaya dari sisi gaji tenaga kerja dan biaya pemeliharaan alat dan bahan. Bagi pihak kontraktor, sistem kontrak juga menguntungkan dari segi ekonomi karena mereka mendapatkan bayaran pemeliharaan secara kontrak sesuai perjanjian pada SPK dari pihak pengelola dan sesuai pula dengan kualitas kinerja pemeliharaan yang mereka miliki.

Kekurangan dari sistem kontrak adalah berkurangnya rasa tanggung jawab dari pihak divisi Estate Management selaku pemelihara permukiman. Divisi Estate Management seharusnya menetapkan jadwal opname tidak dalam kurun waktu sebulan sekali melainkan setiap hari atau minimal seminggu sekali. Dengan demikian pekerjaan lebih terkontrol sehingga mengurangi resiko kesalahan atau kekurangan dalam sistem pemeliharaan. Pelaksanaan opname (pengawasan) yang lebih intensif juga mampu meningkatkan keharmonisan kontrak kerja kedua belah pihak karena pihak kontraktor menjadi merasa lebih bertanggung jawab akan pekerjaannya.

(55)

tercipta keseragaman visual lanksap dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan cluster.

4.2.3 Pembagian Kawasan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan kegiatan yang paling menentukan dalam keberlanjutan lanskap. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan lanskap adalah kurangnnya perencanaan pemeliharaan. Seringkali setelah terbangun, taman/lanskap terbengkalai. Kawasan Pegambiran Residence dirawat secara rutin baik hard material maupun soft material. Sehingga setiap saat bisa menampilkan kondisi lanskap yang prima.

Bagian divisi Estate Management bekerja sama dengan Multi Prima Kontraktor dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan dibagi menjadi tiga wilayah pemeliharaan. Luas ketiga wilayah tidak sama sehingga sangat berpengaruh terhadap perencanaan jadwal pemeliharaan, perhitungan jumlah tenaga kerja, jumlah peralatan pemeliharaan, dan anggaran biaya. Tiga wilayah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan oleh Multi Prima Kontraktor secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8. Setiap wilayah memiliki satu orang pengawas dari pihak kontraktor yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan pemeliharaan.

Area pemeliharaan diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkan sifat dan intensitas penggunaan area masing-masing. Ketiga area tersebut dideskripsikan sebagai berikut.

1. Area pemeliharaan intensif

Area yang diklasifikasi menjadi area pemeliharaan intensif adalah sepanjang boulevard dan lingkungan marketing office. Area-area tersebut menjadi prioritas utama karena intensitas penggunaan yang sangat tinggi. Area ini menjadi cerminan bagi kesan keseluruhan kawasan sehingga kondisi lanskapnya selalu dijaga agar tetap optimal.

2. Area pemeliharaan semi intensif

(56)

semi intensif yaitu semua area perumahan, taman publik, club house, dan area perkantoran.

3. Area pemeliharaan non-intensif

Area pemeliharaan non-intensif, yaitu area yang tidak membutuhkan perawatan. Area yang dikategorikan pemeliharaan non-intensif yaitu area-area yang belum dibangun.

Permasalahan dalam pembagian wilayah ini adalah cakupan wilayah yang terlalu banyak, tetapi tenaga kerjanya kurang sehingga menyebabkan kegiatan pemeliharaan kurang optimal. Jadi, agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan dengan baik dan lancar, perlu penambahan tenaga kerja harian untuk mencapai efektivitas kerja yang baik. Adanya pembagian zona kerja dan penempatan seorang mandor pada setiap zona membantu kelancaran kerja dan mencapai efektivitas yang baik (Arifin dan Nurhayati, 2000). Berikut adalah pemetaan pembagian kawasan pemeliharaan (Gambar 12).

Bagian luar kantor

Cluster Oasis dan Gardenia Golf Driving Range

(57)

Tabel 8 Tiga Wilayah Pekerjaan Pemeliharaan oleh Multi Prima Kontraktor

a. Pembersihan lantai teras dan plafon

2. Area parkir ruko a. Penyapuan aspal

b. Pembersihan lampu taman dan selokan c. Pengosongan dan pembersihan tempat sampah

3. Gerbang Utama a. Pembersihan logo gedung b. Pembersihan lampu taman

c. Pembersihan taman kolam air mancur d. Penyiraman dan pemupukan

a. Pembersihan selokan b. Pembersihan jalan

c. Penyiraman dan pemupukan d. Pemotongan rumput liar

e. Pemotongan ranting dan dahan pohon f. Pembersihan possecurity Oasis Cluster

d. Perawatan dan pemeliharaan area

swimming pool,water treatment, dan club house

e. Angkut sampah

f. Pemotongan rumput liar di public area, kavling kosong, dan rumah belum dihuni g. Pemupukan tanaman

h. Pemotongan ranting atau dahan

i. Penyiraman rumput, tanaman, dan pohon j. Pengobatan atau pengendalian hama

pohon

k. Pembersihan seluruh pos security Cluster Oasis dan Gardenia

Driving Range

Driving Range a. Pembersihan area parkir b. Pembersihan plaza

c. Pembersihan taman dan penyiraman tanaman

d. Pembersihan club house, ruang VIP, dan receptionist

e. Pembersihan toilet

(58)

4.2.4 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

Perumahan Pegambiran Residence merupakan perumahan yang besar sehingga dibuat struktur organisasi agar perumahan Pegambiran Residence dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan perumahan Pegambiran Residence berada di bawah wewenang dan tanggung jawab Direktur Umum dan Manager Umum yang dibantu oleh Supervisor Estate Management. Untuk kegiatan pengelolaan di lapang, manager menyerahkan wewenang penuh kepada Supervisor Estate Management yang dibantu oleh koordinator lapang. Di Pegambiran Residence terdapat tiga subunit, yaitu perencanaan, marketing, serta keuangan dan umum. Setiap subunit memiliki bagian-bagian yang jelas yang telah tersusun dengan baik.

Pemeliharaan lanskap di kawasan Pegambiran Residence dikelola oleh Multi Prima Kontraktor yang memiliki 24 tenaga kerja harian dan satu tenaga kerja pengawas lapang untuk seluruh area pemeliharaan. Pihak pelaksana juga tetap berkoordinasi dengan in house, yaitu divisi Estate Management.

4.2.4.1 Pengelolaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelaksanaan pemeliharaan yang berasal dari pihak PT Grage Griya Permai Estate (in house) adalah Estate Management. Pihak kontraktor menyediakan tenaga kerja dalam membangun suatu perencanaan yang telah dibuat oleh in house. Penempatan tenaga kerja harian di area pemeliharaan dilakukan oleh pengawas lapang yang berkoordinasi terlebih dahulu dengan divisi Estate Management. Multi Prima Kontraktor memiliki tenaga kerja harian sebanyak 24 orang sedangkan pihak in housememiliki 4 orang tenaga kerja harian.

(59)

dijaga pemeliharaannya tidak hanya dari kesuburannya saja, tetapi juga diperhatikan dari segi estetikanya.

Pembagian tenaga perawatan dan kebersihan serta jumlah tenaga kerja milik Multi Prima Kontraktor dapat dilihat pada Tabel 9. Pembagian tenaga kerja perawatan dan kebersihan yang tidak tetap sesuai dengan kebutuhan di lapang, misalnya penyemprotan hama dilakukan jika terjadi serangan hama dan penyakit di lapang dan penyiraman dilakukan hanya pada musim kemarau. Sementara tidak ada kegiatan penyemprotan hama dan penyiraman, pekerja tersebut bekerja sebagai tenaga penyapu atau pemangkas sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di lapang. Pembagian tugas yang tidak tetap ini membuat pekerja tidak fokus terhadap tugasnya. Pembagian ini tidak sesuai pula dengan keahlian pekerja sehingga kinerja yang dihasilkan kurang efektif.

Tabel 9 Jumlah Tenaga Kerja Perawatan dan Kebersihan dari Multi Prima Kontraktor

Tugas Pemeliharaan Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)

Tenaga penyiraman 2

Tenaga pemangkasan 6

Tenaga pengendalian hama dan penyakit 2

Tenaga pemupukan 2

Tenaga penyulaman 3

Tenaga pembibitan 1

Tenaga pembersihan (penyapuan dan pengangkutan sampah) 8

Total 24

(60)

a. Perekrutan Tenaga Kerja

Semua karyawan termasuk tenaga kerja di lapang milik in house direkrut oleh Human Resource Development (HRD) PT GGPE. Pelaksana yang berasal dari suatu kontraktor direkrut oleh Departemen HRD perusahaan kontraktor tempat ia bekerja dan ditempatkan oleh kantor pusatnya. Begitu pula untuk perekrutan pengawas lapangnya.

b. Waktu Kerja Karyawan

Waktu kerja karyawan di Pegambiran Residence adalah hari Senin hingga Jumat pukul 08.30--17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00--13.00. Waktu istirahat untuk hari Jumat pukul 11.30—13.30. Tenaga kerja lapang (tenaga kerja harian) yang disediakan oleh kontraktor bekerja pada hari Senin hingga Jumat yang bekerja pukul 08.00--17.00 dengan waktu istirahat 12.00--13.00. Security bekerja setiap hari dengan waktu 24 jam. Sistem kerja securitybergantian dengan selang waktu kerja 12 jam. Security yang bertugas untuk menjaga keamanan di kawasan ini terdapat 32 orang. Karyawan in house melakukan absensi menggunakan mesin absen. Piket dan lembur hanya dilakukan jika ada suatu event penting. Tenaga kerja harian yang tidak hadir pada saat waktu kerja tidak ada penggantian hari. Upah tenaga kerja harian di lapang sebesar Rp 30.000/hari.

c. Koordinasi Karyawan

Koordinasi pengelola dengan kontraktor dalam kegiatan pemeliharaan dapat terlihat pada Gambar 13. Menurut Arifin dan Arifin (2005), hal yang harus dijaga adalah kelancaran komunikasi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi pengelolaan taman. Koordinasi antara pengelola dan kontraktor di Pegambiran Residence yang terjalin kurang efektif.

(61)

Berikut diuraikan hubungan kerja atau pekerja yang disajikan pada Gambar 13. 1) Direktur umum memberikan SPK pemeliharaan di lapang kepada Manager

Umum.

2) Manager umum memberikan arahan kepada Supervisor EM mengenai jadwal kegiatan pemeliharaan sesuai dengan rencana kerja yang sudah tertera di dalam SPK.

3) Supervisor memberikan kepercayaan kepada Koordinator EM untuk menangani permasalahan yang terjadi di lapang. Mereka melakukan diskusi nonformal dalam menyelesaikan masalah lanskap pada kawasan Pegambiran Residence.

Direktur Umum

Manager Umum

Supervisor Estate Management

Koordinator Estate Management

Pelaksana

Pengawas Lapang

Tenaga Kerja Harian (TKH) Pengelola PT. GGPE

Pelaksana Pemeliharaan SPK pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan

Koordinasi

penanganan

komplain

Komunikasi yang baik

Gambar 13 Bagan Koordinasi yang Terjadi di Kegiatan Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap

Penanganan masalah di lapang

Pelaksanaan pekerjaan di lapang

Gambar

Tabel 2 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang
Tabel 3 Daftar Vegetasi di Pegambiran Residence
Gambar 4.Gambar 4 Potongan Jalan Boulevard
Gambar 6 Golf Driving Range
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan lanskap jangka panjang dapat diarahkan pada pembangunan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan pengelolaan, perlindungan kepada petani tanaman

Skripsi yang berjudul “ Sistem Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan Pelatihan Guru Smk dengan Bidang Teknologi Dan Rekayasa Di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan juga bahwa pengelolaan sistem pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola pedidikan dan pelatihan dan widyaiswara di

Peningkatan kualitas tenaga kerja bidang kepariwisataan dan kebudayaan melalui program pengembangan pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh, agar setiap penyelenggaraan

terhadap permasalahn yang dijumpai di lapangan. Mandor dituntut bekerja secara aktif, kreatif, dan inovatif. Pengalaman kerja yang cukup serta lancarnya komunikasi secara