• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Perkembangan Pertanian Petani Salak di Desa Parsalakan tahun

3.4 Pemeliharaan Tanaman Salak

Pemeliharaan pada tanaman salak merupakan suatu tahapan kerja yang sangat penting untuk mendapatkan panen buah salak. Proses penyerbukan bunga tanaman salak memerlukan bantuan manusia. Pemeliharaan tanaman salak meliputi penyiangan, pemupukan, pemotongan pelepah dan tunas akar, penyerbukan bunga, perawatan buah, pembumbunan, peremajaan dan pengendalian hama dan penyakit.

Untuk salak yang ditanam sebagai tanaman sela, dimana pohon pelindungnya sudah rindang, penyiangan tidak terlalu menjadi masalah.Tetapi untuk tanaman salak yang ditanam pada pola tumpang sari di lahan baru, penyiangan merupakan hal yang harus diperhatikan karena lahan yang baru masih terbuka dan dapat ditumbuhi berbagai jenis rumput liar dan dapat menjadi pesaing bagi tanaman salak. Pada kondisi tertentu, penyiangan bisa tidak perlu dilakukan di lahan yang baru ditanami salak, bahkan mungkin dianjurkan untuk tidak menyiangi rumputnya, terutama pada daerah yang sering mendapat gangguan hama babi seperti Parsalakan. Pada kondisi

demikian yang penting adalah memberikan pupuk ke tanaman salak dengan intensif sehingga pertumbuhannya tetap baik. Berdasarkan pengalaman para petani salak yang ada di Parsalakan, jika dilakukan penyiangan di sekitar tanaman salak yang baru di tanam ini, maka tanaman salak akan terbongkar atau tercabutoleh babi. Dalam melakukan penyiangan harus hati-hati, sebab penggunaan alat penyiang seperti cangkul dan sabit dapat merusak akar tanaman salak, karena perakaran salak dangkal.

Langkah kedua dalam pemeliharaan tanaman salak adalah pemupukan. Pada tanah yang subur sekalipun , pemupukan dalam jumlah yang sedikit saja tetap memberikan hasil yang berbeda bila dibandingkan dengan yang tidak dipupuk. Pupuk kandang atau kompos serta pupuk buatan pabrik dapat digunakan untuk tanaman salak.Pupuk kandang dianjurkan digunakan pada tanah-tanah yang kurang subur atau teksturnya keras, karena pupuk yang diberikan selain dapat menambah kesuburan tanaman juga dapat memperbaiki tekstur tanah.

Petani salak yang ada di Parsalakan pada umumnya memberikan pupuk kandang pada tanaman salaknya.Sebab pemberian pupuk dengan pupuk kandang lebih mudah dan lebih efisien, karena hanya berasal dari kotoran kerbau atau sapi.Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar dilakukan pada saat awal sebelum penanaman salak.Caranya dengan membuat lubang tanaman, kemudian lubang diisi dengan pupuk kandang sebanyak 1 kaleng mentega 2 kg.lubang kemudian ditutup kembali dengan tanah, dan biarkan 1-2 bulan. Untuk penanaman yang dilakukan dengan tugal, maka tinggal dibuatkan saja lubang dengan tugal di

tempat lubang yang tertutup ini.Bila penanamannya dengan membuat lubang seperti yang lazim dilakukan, maka lubang ini digali kembali kemudian ditanamkan langsung ke salaknya.Pemberian pupuk kandang ke tanaman yang telah berumur 1-3 tahun adalah dengan menumpukkan pupuk dekat pangkal batang.Peletakkan pupuk dipindah-pindah antara sebelah kiri dan kanan pada setiap kali memupuk.Untuk tanaman yang telah berumur 4 tahun atau lebih, pupuk kandang yang diberikan diletakkan di tengah-tengah barisan salak atau gang.Tempat ini merupakan tempat penumpukan sisa-sisa potongan pelepah dan rumput. Peletakan pupuk ini mempunyai dua maksud, selain sebagai pupuk juga untuk merangsang sang mikroorganisme yang berperan sebagai perurai, sehingga dapat mempercepat proses pelapukan tumpukan pelepah daun atau sampah tersebut.

Pada saat-saat musim kemarau di Parsalakan, untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman salak, selain pemberian pupuk kandang juga mereka membuat tanah bakaran hasil api unggun yang dibakar di tengah-tengah kebun salak. Abunya tersebut kemudian di buat ke bagian batang pangkal salak.Pemberian bahan ini dapat menambah kesuburan tanah dan dapat menahan air pada saat musim kemarau.Penambahan abu tersebut dapat dapat menghemat tenaga untuk menyiram tanaman.

Setelah itu, penyerbukan bunga salak merupakan hal yang sangat menentukan panen salak.Umumnya tanaman salak penyerbukan bunganya dibantu oleh manusia.Jika tidak maka salak itu tidak akan pernah berbuah. Meskipun ada jenis

salak tertentu yang dapat berbuah dengan baik tanpa dibantu penyerbukannya oleh manusia. Tetapi akan lebih baik dan sempurna hasilnya bila penyerbukan bunganya dibantu. Penyerbukan bunga salak caranya mudah, potong bunga salak jantan kemudian diambil dan ditempelkan atau diletakkan di atas bunga salak betina. Syarat melakukan penyerbukan ini, bunga jantan dan betina harus berada pada keadaan mekar sempurna dan segar. Jika bunga belum mekar benar atau telah lewat mekar maka penyerbukan tidak akan berhasil. Lamanya bunga salak jantan mekar lebih singkat daripada bunga betina. Waktu mekarnya bunga betina sampai 2 hari, sedang bunga jantan hanya sehari.Tanda-tanda bunga jantan yang mekar yang siap untuk menyerbuki bunga betina adalah : bunga telah mekar semua dalam satu tongkol, segar dan pada bunga terdapat serbuk sari berwarna kuning-kuning kemerahan. Serbuk sari yang ada berfungsi sebagai penyerbuk.Jika bunga jantan sudah tidak menunjukkan kesegaran, serbuk sarinya kering dan tampak layu, maka bunga tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk menyerbuki bunga betina.Tanda-tanda bunga betina mekar dan siap untuk diserbuki bunga jantan adalah : berwarna merah, cerah dan segar. Untuk bunga-bunga yang berada di tempat terlindung kadang-kadang berwarna sedikit keputih-putihan. Jika warna bunga sudah merah tua mengarah kehitam- hitaman berarti bunga tersebut sudah terlambat diserbuki, dan kalaupun diserbuki biasanya tidak akan menghasilkan putik atau buah.Setelah melakukan penyerbukan yang harus diperhatikan adalah memperhatikan keadaan lingkungan.Bunga betina

harus tetap terlindung dan aman dari curah hujan maupun penyinaran sinar matahari sampai berbentuk putik.Biasanya putik terbentuk sebulan setelah penyerbukan.

Bunga yang hasil penyerbukannya berhasil dapat dilihat 2 minggu setelah penyerbukan. Keberhasilan ini ditandai dengan tandan bunga yang segar, bernas dan

berwarna hitam cerah. Putik buah baru kelihatan setelah sebulan

penyerbukan.Perlakuan yang diberikan pada pemeliharaan buah adalah mengurangi jumlah buah dalam tandan untuk mendapatkan hasil panen yang baik, yaitu buah- buah yang ukurannya besar dan baik bentuknya.Pengurangan jumlah buah dapat dilakukan sebanyak 3 kali.Pertama dilakukan pada saat buah berumur bulan, yang kedua dilakukan pada saat buah berumur 4 bulan lebih, dan yang ketiga dilakukan pada saat buah berumur 5 bulan. Pengurangan buah tahap ketiga ini akan memacu buah untuk membesar dengan cepat terutama pada musim hujan. Pekerjaan ini sangat menguntungkan dari sudut hasil panen, karena buah yang besar di samping harga jualnya tinggi juga mudah memasarkannya.Cara mengurangi buah pada tahap ketiga ini ada dua. Pertama, mengambil buah yang kecil-kecil agar buah yang besar bertambah besar lagi dan kedua, mengambil buah yang besar-besar agar buah yang kecil akan bertambah besar, pemilihan ini tergantung pada tujuan pengurangan buah.

Setalah pemeliharaan buah, langkah selanjutnya yaitu,

pembumbunan.Pekerjaan pembumbunan dilakukan untuk menutupi akar yang tumbuh di bagian pangkal batang yang berada di atas tanah.Pada pohon yang berumur 10 tahun lebih dapat terlihat akar-akar ini.Untuk menjaga pertumbuhan

tanaman agar tetap tumbuh baik, maka akar-akar yang muncul ini sebaiknya ditimbun dengan tanah.Tanah yang digunakan untuk membumbun sebaiknya mengandung humus.Dari dalam kebun biasanya tanah diambilkan dari tengah barisan tempat penumpukan pelepah dan peletakan pupuk kandang.

Tahap selanjutnya, yaitu peremajaan.Tanaman salak umur produksinya panjang, bisa mencapai 50 tahun lebih.Tetapi sebaiknya sebelum umur tersebut tanaman sudah selayaknya dilakukan peremajaan.Peremajaan tanaman salak dapat dilakukan dengan menanam tanaman salak yang baru atau memanfaatkan tanaman lama yang diremajakan kembali. Untuk peremajaan dengan tanaman baru, pekerjaannya sama seperti membuka kebun baru. Yang perlu diperhatikan adalah persiapan bibit, jarak tanam dan pembuatan lubang tanam.Untuk pohon pelindung bisa menggunakan pohon pelindung yang sudah ada.

Dan yang terakhir adalah pengendalian hama. Hama yang sering mengganggu tanaman salak yang ada di Parsalakan yaitu babi.Tanaman babi sering membongkar bibit salak yang baru ditanam. Hal tersebut biasa dilakukan babi karena babi tersebut melihat tempat yang agak bersih, gembur di sekitar tanaman salak, dikiranya disitu banyak cacing, maka babi tersebut akan mengorek-ngorek cacing di situ, dan akan menyebabkan tanaman salak terbongkar. Umumnya kebun salak yang berumur 1-2 tahun dan banyak rumputnya lebih aman dari gangguan babi, dibandingkan dengan kebun yang bersih. Satu-satunya cara untuk menangkal hama babi ini adalah dengan membuat pagar disekitar tanaman yang baru tersebut.

3.5 Panen dan Pemasaran.

Tanaman salak umumnya berbunga pada umur 3-4 tahun.Lamanya waktu dari setelah penyerbukan bunga sampai menjadi buah yang siap dipanen 6 bulan. Berdasarkan perhitungan ini, tanaman salak baru dapat dipanen pada umur 3-3,5 tahun setelah tanam untuk bibit yanag berasal dari dari biji atau 2 tahun untuk bibit yang berasal dari tunas akar. Cara panen dan umur buah saat dipanen akan mempengaruhi kualitas buah dan lamanya ketahanan buah disimpan.

Kriteria buah yang siap dipanen dapat ditentukan melalui umur buah atau dengan memperhatikan penampakan buah. Untuk cara kedua yang memperhatikan penampakan buah hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah berpengalaman di kebun salak. Menurut petani salak yang ada di Parsalakan, buah salak yang baik dan siap dipanen itu mempunyai kriteria yaitu jika buahnya mudah dicabut dari tandan salak maka buah tersebut sudah matang.Sedangkan kriteria panen berdasarkan umur buah dapat dilakukan oleh siapa saja, asal umurnya jelas. Untuk mendapatkan buah yang pasti baik dan memuaskan, sebaiknya buah yang akan dipanen dicicipi dahulu rasanya, bila rasa satu buah manis, maka bisa dipastikan buah satu tandan itu akan manis.

Kriteria panen buah yang didasarkan pada penampakan kulit buah seperti kulit buah yang bersinar, mengilap, dan sisik-sisik kulit buah melebar serta duri-duri pada kulit buah tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan buah matang.Karena

beragamnya jenis salak dengan dengan warna kulit yang beragam pula.Sehingga kriteria warna kulit tersebut di atas dan warna yang ada pada masing-masing buah seperti merah, coklat tua, kuning kehijauan, coklat kehitaman dan sebagainya tidak dapat dijadikan tanda yang baik untuk menentukan buah matang dan siap dipanen. Untuk buah yang akan dibawa ke tempat lain yang jauh dan membutuhkan waktu

yang lama dalam perjalanan, sebaiknya buah dipanen pada umur 51/2 bulan sudah

enak cuma masih terasa masamnya, sedang buah yang berumur 6 bulan sudah matang

betul. Buah yang dipanen pada umur 51/2 bulan dapat disimpan sampai 10 hari, dan

buah yang dipanen pada umur 6 bulan hanya tahan disimpan 3-4 hari.

Pemanenan buah salak dapat dilakukan dengan memotong tandan buah atau bertahap diambil satu persatu. Pemotongan tandan lebih dianjurkan untuk buah yang akan dibawa jauh, sebab buah yang bertandan akan lebih tahan disimpan. Buah yang akan dipasarkan untuk pemenuhan kebutuhan lokal sebaiknya permanenan dilakukan secara bertahap. Pada panen bertahap buah dipetik satu persatu, dan dilakukan sampai 3 kali pemetikan. Melalui panen bertahap ini akan didapat buah berkualitas baik, karena ukurannya lebih besar maka nilai atau harga jualnya meningkat. Pada keadaan tertentu kulit buah salak sering pecah-pecah. Secara umum buah pecah ini menandakan ia sudah tua dan siap dipanen. Kriteria pecah tidak dapat dijadikan tanda bahwa buah itu matang dan siap dipanen, karena kulit buah dapat dipecah oleh pengaruh lingkungan, yaitu pada keadaan cuaca panas dan lembap.Biasanya buah banyak yang pecah-pecah setelah terjadi hujan panas, buah pecah ini juga bisa terjadi

karena ketidakseimbangan pupuk.Oleh karena itu, petani salak harus mampu membedakan buah pecah yang sudah matang dengan buah pecah karena lingkungan.Secara umum dapat dibedakan dengan memperhatikan ukuran buah dan warna buah serta letak buah pada pohon.

Cara panen buah salak dapat dilakukan dalam tiga tahap.Tahap pertama

dilakukan pada saat buah berumur 4 bulan lebih, buah yang diambil sebanyak ¼

bagian dari keseluruhan buah dalam tandan.Buah panen tahap ini biasanya dijadikan asinan berkulit.Panen tahap kedua dilakukan pada buah berumur 5 bulan atau lebih,

buah diambil ¼ sampai ½ nya dari jumlah buah yang ada dalam tandan.Buah panen

kedua bisa juga dibuat asinan atau untuk dibawa ke tempat yang jauh.Panen tahap ketiga dilakukan pada buah berumur 6 bulan.Saat panen ini buah sudah benar-benar matang dan tidak tahan lama.Buah salak yang sudah dipanen, dipisah-pisahkan menurut umur panen, ukuran buah, serta rupa buah. Buah salak yang paling baik mutunya adalah buah salak yang ukurannya relatif besar, umur panennya 6 bulan dan rasanya manis. Buah yang demikian biasanya diekspor ke luar negeri.

Pemasaran merupakan suatu tindakan yang paling menentukan suatu usaha yang akan didapat. Makin terbuka luas pasar, maka akan semakin banyak jumlah produk yang dapat dipasarkan. Dalam pemasaran salak ini, para petani salak sangat terbantu dengan kehadiran tauke salak yang hadir di Parsalakan.Para petani salak harus menjalin hubungan yang baik dengan tauke, begitu juga sebaliknya tauke juga perlu membangun relasi yang baik juga dengan petani salak, sebab keduanya sama-

sama saling membutuhkan.Masyarakat membutuhkan tauke untuk pemasaran hasil pertanian mereka dan tauke membutuhkan hasil pertanian dari masyarakat untuk melancarkan usaha mereka. Selain itu, dengan adanya tauke ini maka akan semakin mempermudah pendistribusian salak ke daerah yang ada di Sumatera Utara, seperti Pematang Siantar, Balige, Brastagi,Medan, Kabanjahe hingga ke daerah-daerah luar provinsi Sumatera Utara seperti Padang, Pekanbaru, Jambi, Aceh dan kota lainnya.

Para petani salak biasanya setiap hari memeriksa pohon salaknya.Pemetikan buah dilakukan setelah embun di pagi hari hilang, sekitar pukul 09.00 pagi.Buah yang telah dipetik dihamparkan di tempat yang udaranya kering dan dialasi tikar.Buah ini dibiarkan sekitar lebih kurang 24 jam, setelah itu baru buah salak dimasukkan ke dalam pembungkus atau karung.Pembungkus atau karung tersebut biasanya isinya kira-kira mencapai 24-26 kg.setelah itu mereka membawanya ke rumah.

Pemasaran salak ini sebenarnya cukup mudah, karena si petani salak mempunyai banyak opsi untuk menjual salaknya.Cara yang mudah salak tersebut biasanya dijual ke tauke melalui agen-agen yang dikirimnya ke Parsalakan untuk membeli salak.Misalnya ada satu tauke yang ada di Parsalakan bernama tauke MSH. Setiap sore hari tauke tersebut mengirim truknya ke Parsalakan, ketika telah sampai di Parsalakan biasanya para petani salak sudah mempersiapkan karungnya di depan rumahnya untuk segera diangkut oleh pekerja tauke tersebut ke dalam truk mereka. Banyaknya karung salak yang hendak dijual tergantung kemampuan si petani salak tersebut.Biasanya ada yang 1 karung bahkan ada yang hingga 10 karung. Selain

menjual kepada tauke, petani salak tersebut ada juga yang menyisakan salaknya untuk dijual di depot salak yang ada di depan rumah mereka, dan ada juga tauke yang mau menampung untuk dijual ke kota yang dekat dengan Parsalakan yaitu Padangsidimpuan dan Sibolga.

BAB IV

PENGARUH PERTANIAN SALAK BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT PARSALAKAN

4.1 Kehidupan Ekonomi

Sistem pertanian masyarakat Parsalakan sebelum mendapatkan rangsangan baru masih belum memiliki nilai ekonomis. Hasil pertanian salak mereka bisa dikatakan melimpah, tetapi tidak akan menjadi berarti jika belum mengembangkan perekonomian petaninya, karena tidak adanya pemasaran serta pihak-pihak yang bisa mendistribusikan komoditi tersebut. Banyak terdapat pohon-pohon salak di Parsalakan, hanya saja salak tersebut masih hanya dikonsumsi untuk kepentingan pribadi saja, dan kalaupun hendak dijual, masih menggunakan alat transportasi yang sederhana yaitu pedati yang ditarik oleh kerbau. Proses jual belinya pun masih sekedar sistim barter dan yang dibarter pun masih dalam lingkup untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Kondisi seperti ini berlangsung cukup lama, tetapi sama sekali belum memajukan perekonomian masyarakat Parsalakan, artinya salak belum memiliki nilai ekonomis. Sementara mereka sudah cukup puas apabila kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi tanpa harus memenuhi kebutuhan lainnya.

Bagi penduduk Parsalakan, interaksi dengan dunia luar sangat berperan besar dalam memajukan perekonomian mereka.Melihat kondisi geografis Parsalakan yang terletak di jalur jalan raya yang menghubungkan Padangsidimpuan-Sibolga, tidak

menyulitkan mereka dalam melakukan kontak dengan pedagan-pedagang dari luar desa mereka. Padangsidimpuan sebagai kota terdekat ke Parsalakan menjadi komoditi distribusi salak mereka. Mendapat respons yang positif dari masyarakat Padangsidimpuan karena buah salak yang ternyata banyak digemari oleh penduduk tersebut. Saking besarnya minat penduduk Padangsidimpuan, pada periode tahun 1970-an Padangsidimpuan sudah mulai dikenal sebagai kota salak. Hal tersebut dapat kita lihat dari tabel produksi salak Indonesia dimana mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Hasil produksi salak Indonesia pada tahun 1970an berada di kisaran 20.000 ton per tahunnya, sementara salak pondoh mulai dibudidayakan pada tahun 1980.Maka bisa ditarik kesimpulan produksi salak nasional pada tahun tersebut mayoritas berasal dari Angkola Barat.

Selain penduduk Padangsidimpuan, para pengunjung yang datang dari luar kota juga menjadi tertarik akan buah salak tersebut, sebab Padangsidimpuan yang terletak di persimpangan jalur jalan raya, yaitu menghubungkan kota Padang di arah selatan, ke Sibolga pada arah barat laut, Sipirok dan Tarutung di sebelah utara dan ke sebelah timur laut menuju ke Gunungtua hingga ke Rantauprapat. Hal tersebut semakin menegaskan posisi Padangsidimpuan sebagai kota salak menjadi dikenal banyak orang, karena buah salak tersebut menjadi buah tangan oleh setiap orang baik yang hendak berkunjung ke Padangsidimpuan ataupun hanya singgah saja sejenak untuk beristirahat.

Dengan semakin terkenalnya Padangsidimpuan menjadi kota salak dikarenakan banyaknya salak yang dijual, membuat permintaan akan salak tentunya menjadi naik. Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi petani-petani salak yang berada di daerah Parsalakan, sebab ternyata salak mempunyai nilai jual tersendiri. Besarnya permintaan akan buah salak dan menjadi semakin jelasnya pemasaran akan buah salak tersebut, memberi keuntungan tersendiri bagi petani salak

tersebut sebab akan menambah penghasilan mereka. Pohon –pohon salak pun mulai

hasil yang diharapkan dapat menghasilkan salak yang berkualitas. Selain, Padangsidimpuan dan Sibolga menjadi daerah pemasaran salak, ternyata menarik minat para tauke untuk menjual salak ke kota lain. Salah satu tauke yang terkenal di Parsalakan adalah tauke MSH. Tauke MSH tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1970-an dan sudah memasarkan salak ke berbagai kota yang ada di Sumatera Utara. Dengan tumbuhnya imej salak Sidimpuan dan semakin meluasnya pemasaran salak membuat penghasilan petani salak pun mengalami peningkatan yang signifikan dan hal tersebut selaras dengan semakin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer, sekunder bahakan tertier.

Pada hakikatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup dan mengembangkan harkat kehidupan sosialnya.Mereka didorong oleh hasrat untuk hidup lebih baik sesuai dengan harkat manusia sebagai makhluk individu dan sosial.Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya cenderung untuk mencari dari berbagai sumber yang ada, terutama berkaitan dengan potensi di sekeliling mereka hidup dan bertempat tinggal.Begitu pula halnya dengan masyarakat Parsalakan.Dari pertanian salak yang dilakukan oleh masyarakat Desa Parsalakan memberi banyak sekali perubahan.Perubahan yang dialami berbeda-beda.Ada yang mengalami perubahan yang sangat mencolok dan ada juga yang mengalami perubahan secara lambat.Perubahan tersebut tergantung dari kesanggupan masing- masing individu untuk berusaha dengan semaksimal mungkin memperbaiki hidupnya kearah yang lebih baik.Besar dan kecilnya penghasilan yang mereka dapat juga

tentunya tidak luput dari seberapa luasnya lahan yang mereka miliki. Jika lahan yang dimiliki seorang petani luas, maka tentu hasil yang akan diperoleh pastinya akan banyak, akan tetapi sebaliknya jikalau lahan yang dimiliki sedikit atau tidak luas maka penghasilan yang akan diperoleh akan sedikit.

Melihat pola penanaman salak yang ada di Parsalakan dengan bermodalkan tenaga dan motivasi yang tinggi demi kehidupan yang lebih baik, maka tak heran seorang petani tersebut akan mendapatkan keuntungan dari setiap hasil penjualan salaknnya. Biasanya setiap selesai memanen dan menjual hasil produksi salaknya maka si petani tersebut akan menghitung penghasilan yang dimilikinya dan sudah mulai memikirkan rencana ke depannya hendak dipakai untuk apakah uang yang telah didapatkan dari hasil penjualan salak tersebut.

Perubahan ke arah yang baik tersebut bisa dilihat dari bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan rumah tangganya.Biasanya masyarakat memenuhi kebutuhan

Dokumen terkait