• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

4.5. Pemeriksaan akhir produksi

4.5.1 Teknik mematikan kompresor

Pada mesin pencampur aspal, salah satu alat kendali pengoperasian adalah sistem udara yang bersama sistem listrik menggerakkan silinder untuk pengoperasian beberapa komponen mesin pencampur aspal.

Alat kendali ini mengatur aliran udara bertekanan dengan mengoperasikan katup selenoid untuk menggerakkan silinder udara (air cylinders), dan merupakan sistem yang penting karena gate hot bin, gate hopper penimbang dan gate pencampur dibuka dan ditutup dengan gerakkan silinder udara.

Alat kendali ini meliputi kompresor udara, filter udara, alat pelumasan (oiler), katup selenoid (solenoid valves), silinder udara, pemipaan dan katup penutup udara (stop valve).

Sedangkan dalam sistem pengumpul debu kain (bag filter), pancaran udara yang bergetar dimasukkan ke bagian dalam dari filter untuk melepas debu yang menempel pada sekeliling kain dari bag filter.

Bila mesin pencampur aspal dihentikan, dan semua komponen telah dimatikan, maka komponen tertentu sudah tidak memerlukan lagi kendali dengan sistem udara ini (misalnya silinder pembuka/penutup gate), dan kompresor dapat dimatikan sesuai dengan prosedur.

a. Prosedur mematikan kompresor

Setelah semua komponen, termasuk komponen yang dioperasikan dengan sistem udara tekan dari kompresor, telah dimatikan, maka kompresor dapat dimatikan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan tidak diperlukan lagi penggunaannya.

Sebelum kompresor dimatikan, periksa posisi bukaan gate dan operasikan sesuai ketentuan (gate harus dibuka atau ditutup).

b. Penentuan semua komponen tidak memerlukan bantuan gerakan sistem pneumatic

Komponen mesin pencampur aspal yang memerlukan kendali sistem pneumatic (udara bertekanan) diantaranya silinder gate dan sistem pengumpul debu kain diperiksa kebutuhannya terhadap sistem pneumatic ini.

1) Lakukan pemeriksaan posisi gate pada komponen mesin pencampur aspal, pastikan dalam posisi yang benar dan tidak perlu bantuan sistem pneumatic lagi;

2) Periksa sistem pengumpul debu sekunder yang menggunakan tipe baghouse, pastikan telah dimatikan dan tidak memerlukan bantuan sistem pneumatic lagi;

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 55 dari 69

c. Teknik membebaskan tekanan udara dalam setiap cylinder gate (katup silinder)

Silinder udara (air cylinder) untuk mengoperasikan gates pada sisi tekan masih menyimpan udara bertekanan dan dalam kondisi tidak dioperasikan, udara bertekanan tersebut harus dibebaskan dari dalam silinder karena dapat merusak seal dan pengembunan.

1) Buka katup (release valve) pada sistem untuk setiap silinder, sehingga udara bertekanan dalam sistem dapat dikeluarkan;

2) Periksa tekanan pada sistem pneumatic telah turun ke 0 kg/cm2. d. Pembuangan udara bertekanan dari tangki kompresor

Pasokan udara bertekanan untuk sistem pneumatic bersumber dari kompresor, yaitu dari tangki udara yang bertekanan tinggi (+ 7 kg/cm2).

Udara ini harus dikeluarkan pada akhir pengoperasian karena dapat terjadi pengembunan pada udara dingin dan kebocoran pada katup.

1) Periksa tekanan udara dalam tangki kompresor melalui pengukur tekanan (pressure gauge);

2) Buka katup drain (drain valve), dan keluarkan udara dari dalam tangki;

3) Periksa tekanan pada pengukur tekanan (pressure gauge), menunjukan angka 0 kg/cm2.

e. Teknik mematikan kompresor sesuai dengan prosedur

Kompresor digerakan dengan motor listrik, dan seperti penggunaan motor listrik yang lainnya, bila tidak diperlukan pengoperasiannya harus segera dimatikan untuk penghematan dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Kompresor dimatikan bila udara bertekanan dalam sistem pneumatic tidak diperlukan lagi dan udara bertekanan di dalam tangki telah dibuang.

1) Periksa semua gate telah berada pada posisinya;

2) Periksa sistem pneumatic sudah tidak dioperasikan lagi;

3) Periksa udara bertekanan dalam tangki telah dibuang;

4) Matikan motor penggerak kompresor sesuai prosedur.

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 56 dari 69

SKEMA MENGHENTIKAN PENGOPERASIAN MESIN PENCAMPUR ASPAL

Setelah pengoperasian mesin pencampur aspal selesai, dilakukan penghentian pengoperasian dengan urutan sebagai berikut :

: Menghentikan aliran agregat dari cold bin 1. Matikan cold feeder atau tutup pintu cold bin

2. Matikan cold conveyor : Menghentikan penyaluran agregat

3. Matikan belt conveyor/joint conveyor

Dryer dibiarkan hidup beberapa saat sampai temperatur dryer turun sampai di bawah 1000C

: Memberi kesempatan pendinginan dryer

: Termasuk pompa bahan bakar dan blower 4. Matikan dryer burner

5. Matikan dryer setelah cukup dingin : Bila telah cukup dingin, dan bila tidak ada lagi agregat tersisa

6. Matikan hot elevator

: Bila tidak ada abu atau filler yang disalurkan

7. Matikan filler elevator

8. Matikan screw conveyor

9. Matikan vibrating screen

Pembersihan pipa penyalur aspal/flushing 10. Matikan pompa penyalur aspal

11. Matikan oil heater 12. Matikan mixer

13. Matikan exhaust fan 14. Matikan pompa air

15. Matikan kompresor

16. Matikan sumber daya listrik

: Setelah tidak ada lagi agregat yang disalurkan

: Setelah gate silo atau gate hopper filler ditutup dan tidak ada lagi filler yang disalurkan

: Setelah hot elevator dimatikan dan tidak tersisa agregat dalam screw

: Membersihkan pipa dari endapan aspal : Setelah selesai pembersihan pipa penyalur aspal

: Setelah semua agregat yang tersisa dikeluarkan

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi Buku Informasi

4.5.2 Pemeriksaan

a. Prosedur pembersihan ruang operator Ruang

operator mengendalikan pengoperasian mesin pencampur aspal memroduksi campuran aspal panas (

Bila ruang operator menjadi bagian dari konstruksi mesin pencampur aspal, dan untuk masuk dan keluar ruang operator tersebut harus melalui tangga, maka ikuti prosedur naik/turun tangga pada unit alat/

mesin (posisi tangga mendekati tegak).

• Gunakan tangga untuk naik/masuk ke atau turun/keluar dari ruang operator;

Sebelum me

mesin pencampur aspal, lakukan pembersihan dari benda yang dapat menimbulkan kebakaran atau dapat mengotori ruangan.

b. Pemeriksaan

yang dapat menimbulkan bahaya

Perawatan ruang operator termasuk peme

adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya, terutama bahaya kebakaran

mesin pencampur aspal.

1) Periksa lantai ruang operator dari kemungkinan adanya bahan/

cairan yang dapat menga

2) Periksa ruang operator dari kemungkinan adanya bahan yang mudah terbakar, misalnya premium dalam galon, pemantik gas dan sampah yang mudah terbakar;

c. Pemeriksaan

Panel listrik merupakan panel menerima dan

komponen yang memerlukannya arus (circuit breakers

dioperasikan Gambar 11:

Kegiatan Akhir Produksi

Edisi: 2-2012

Pemeriksaan ruang operator

rosedur pembersihan ruang operator

Ruang operator merupakan ruang kendali, dimana dari ruang ini operator mengendalikan pengoperasian mesin pencampur aspal memroduksi campuran aspal panas (hot mix).

Bila ruang operator menjadi bagian dari konstruksi mesin pencampur aspal, dan untuk masuk dan keluar ruang operator tersebut harus melalui tangga, maka ikuti prosedur naik/turun tangga pada unit alat/

(posisi tangga mendekati tegak).

Gunakan tangga untuk naik/masuk ke atau turun/keluar dari ruang operator;

pegangan selalu bersih, tidak licin dan kuat ikatan baut pengikatnya;

• Jangan membawa beban yang berat dengan tangan pada saat naik/turun tangga.

Sebelum meninggalkan ruang operator pada akhir

mesin pencampur aspal, lakukan pembersihan dari benda yang dapat menimbulkan kebakaran atau dapat mengotori ruangan.

Pemeriksaan ruang operator dari kemungkinan adanya yang dapat menimbulkan bahaya

Perawatan ruang operator termasuk pemeriksaan dari kemungkinan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya, terutama bahaya kebakaran dilakukan oleh operator setelah selesai pengoperasian

sin pencampur aspal.

Periksa lantai ruang operator dari kemungkinan adanya bahan/

cairan yang dapat mengakibatkan bahaya tergelincir/jatuh

Periksa ruang operator dari kemungkinan adanya bahan yang mudah terbakar, misalnya premium dalam galon, pemantik gas dan sampah yang mudah terbakar;

Pemeriksaan panel listrik dalam kondisi tidak diaktifkan Panel listrik merupakan panel berbentuk almari (

menerima dan mengatur/mendistribusikan arus listrik ke komponen yang memerlukannya melalui saklar (switches

circuit breakers) dan indikator seperti

rasikan sepanjang pengoperasian mesin pencampur aspal Gambar 11: Prosedur naik/

turun tangga

Halaman: 57 dari 69 ng kendali, dimana dari ruang ini operator mengendalikan pengoperasian mesin pencampur aspal untuk

Bila ruang operator menjadi bagian dari konstruksi mesin pencampur aspal, dan untuk masuk dan keluar ruang operator tersebut harus melalui tangga, maka ikuti prosedur naik/turun tangga pada unit alat/

Gunakan tangga untuk naik/masuk ke atau turun/keluar dari ruang

atau naik melalui tangga, hadapkan muka ke unit alat, dan gunakan tiga titik tumpu anggota badan pada tangga;

Pastikan kondisi anak tangga dan pegangan selalu bersih, tidak licin dan kuat ikatan baut pengikatnya;

Jangan membawa beban yang berat dengan tangan pada saat naik/turun

ninggalkan ruang operator pada akhir pengoperasian mesin pencampur aspal, lakukan pembersihan dari benda yang dapat menimbulkan kebakaran atau dapat mengotori ruangan.

ruang operator dari kemungkinan adanya bahan

riksaan dari kemungkinan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya, terutama bahaya setelah selesai pengoperasian

Periksa lantai ruang operator dari kemungkinan adanya bahan/

kibatkan bahaya tergelincir/jatuh;

Periksa ruang operator dari kemungkinan adanya bahan yang mudah terbakar, misalnya premium dalam galon, pemantik gas dan

panel listrik dalam kondisi tidak diaktifkan

berbentuk almari (cubicle) yang arus listrik kepada switches), pemutus ator seperti ampere meters sepanjang pengoperasian mesin pencampur aspal.

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 58 dari 69

1) Periksa indikator arus listrik (ampere meter, volt meter), pastikan tidak ada pembebanan tenaga listrik, karena komponen mesin pencampur aspal telah dimatikan.

2) Periksa kemungkinan adanya kabel listrik yang terbuka (tanpa terlindung isolasi), segera perbaiki sesuai prosedur;

3) Periksa saklar induk (main switch), pastikan berada pada posisi OFF.

d. Pembersihan ruang operator dari semua bahan yang dapat menimbulkan bahaya

Sebelum meninggalkan ruang operator pada akhir pengoperasian mesin pencampur aspal, ruang operator harus dibersihkan dari bahan/

material atau kotoran yang berbahaya dan dan yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.

1) Keluarkan sampah dan kotoran lainnya yang mudah terbakar dari ruang operator;

2) Jangan meninggalkan bahan yang mudah terbakar di dalam ruang operator, seperti bahan bakar dalam galon plastik dan pemantik gas yang dalam kondisi panas tinggi bisa meledak;

3) Bersihkan lantai ruang operator dari tumpahan bahan yang dapat menimbulkan bahaya (terpeleset) dan kebakaran (karena bahan mudah terbakar, misalnya oli/pelumas).

e. Pencatatan kelainan selama proses mematikan komponen mesin pencampur aspal

Selama proses mematikan komponen mesin pencampur aspal, selain konsentrasi pada pelaksanaan mematikan komponen, kegiatan lain yang harus dilakukan operator adalah memantau kelainan pada komponen yang terkait dengan proses mematikan komponen mesin pencampur aspal.

Pencatatan kelainan yang terjadi pada komponen penyalur aspal harus menggunakan formulir atau daftar simak yang telah disiapkan perusahaan, yaitu menjadi satu kesatuan dengan daftar simak kondisi komponen.

1) Siapkan daftar simak kondisi alat/komponen;

2) Isi daftar simak pada kolom keterangan dari komponen yang terdeteksi ada kelainan dengan hasil pemeriksaan selama proses mematikan komponen mesin pencampur aspal;

3) Penjelasan yang diperlukan dalam laporan kelainan yang terdeteksi tersebut, dibuat dalam lembar tersendiri yang dilengkapi dengan laporan tindakan yang dilakukan dan hasil analisis sementara tentang kelainan yang terdeteksi tersebut.

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 59 dari 69

4.5.3 Pembersihan komponen mesin pencampur aspal

a. Prosedur pemeriksaan komponen mesin pencampur aspal

Komponen mesin pencampur aspal yang memerlukan pembersihan setelah selesai pengoperasian, adalah komponen yang selalu bersinggungan dengan material produksi yaitu agregat, filler dan aspal.

Material tersebut masih tersisa atau masih melekat pada dinding komponen dan tidak tuntas dibersihkan saat mematikan komponen atau pada saat tersebut komponen masin pencampur aspal masih dalam keadaan panas.

Dalam kondisi ini dimana komponen telah dingin, dilakukan pemeriksaan kembali komponen yang kemungkinan di dalamnya masih material produksi atau kotoran lainnya.

b. Komponen pencampur aspal yang memerlukan pembersihan Dari hasil pemeriksaan dapat dideteksi komponen yang memerlukan pembersihan dari material atau kotoran yang masih tersisa/melekat pada komponen tersebut.

Menentukan komponen mesin pencampur aspal yang memerlukan pembersihan, yaitu:

1) Komponen penyalur agregat dingin:

a) Cold coveyor b) Belt coneyor 2) Dryer:

a) Bagian dalam dryer (flight) b) Dryer burner

3) Hot elevator 4) Vibrating screen 5) Hot bin

6) Mixer

c. Pembersihan komponen pencampur aspal berkerjasama dengan crew mesin pencampur aspal

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisa untuk menentukan komponen yang memerlukan pembersihan, dilakukan pembersihan komponen dari sisa material atau kotoran lainnya yang tertinggal di dalam komponen.

Pembersihan dilakukan dengan bekerjasama dengan crew mesin pencampur aspal, sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam memelihara mesin pencampur aspal yang dipercayakan kepada kelompok kerja tersebut.

1) Pembersihan komponen penyalur agregat dingin a) Cold conveyor

(1) Membersihkan sisa agregat yang masih tertinggal diatas sabuk (belt);

(2) Membersihkan endapan debu pada roller (return and carrier roller) yang akan mengganggu jalannya sabuk.

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 60 dari 69

b) Belt/Joint conveyor

(1) Membersihkan sisa agregat yang masih tertinggal diatas sabuk (belt);

(2) Membersihkan endapan debu pada roller (return and carrier roller) yang akan mengganggu jalannya sabuk;

(3) Bersihkan agregat yang terjatuh di sekitar belt conveyor.

2) Dryer

a) Bagian dalam dryer

Besihkan lumpur dan debu yang melekat pada sudu-sudu (flight) secara manual.

b) Dryer burner

Bersihkan nozzle dari sisa arang yang melekat dan akan mengganggu penyalaan burner

3) Hot elevator

Bersihkan material atau sisa agregat dan kotoran pada semua bucket elevator;

Bersihkan agregat yang tercecer dan berada pada dasar hot elevator;

4) Vibrating screen

Bersihkan ayakan (sieve) dari agregat yang masih menyumbat ayakannya.

5) Hot bin

Bersihkan atau salurkan semua agregat yang tertinggal di dalam hot bin, bila perlu dibantu dengan menghidupkan vibrating screen untuk menggetar hot bin dan material/agregat dapat lepas dari dinding hot bin.

6) Mixer

Bersihkan bagian dalam mixer, terutama bagian mixer dekat gate pembuangan, dari agregat kasar yang dapat menghalangi gerakan menutup gate

4.5.4 Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja

a. Prosedur pemeriksaan kondisi lingkungan kerja

Setelah selesai pengoperasian mesin pencampur aspal, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya dan pencemaran lingkungan karena adanya kegiatan selama pengoperasian yang menyebabkan timbulnya potensi bahaya dan pencemaran lingkungan tersebut.

Pemeriksaan tersebut melibatkan anggota kelompok kerja produksi campuran aspal panas yang dapat mendeteksi kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya potensi kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan.

b. Pemeriksaan kondisi lingkungan dari kemungkinan adanya potensi kecelakaan kerja

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 61 dari 69

Setelah melakukan pemeliharaan mesin pencampur aspal pada kegiatan akhir produksi, diperlukan pemeriksaan kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya potensi kecelakaan kerja, yang dapat menimpa kelompok kerja produksi hot mix atau petugas lain yang berada dalam lingkungan kerja pengoperasian mesin pencampur aspal.

1) Periksa kondisi semua tangga dari kemungkinan adanya kotoran atau minyak pelumas yang dapat mengakibatkan penggunanya tergelincir/terpeleset dan jatuh;

2) Periksa kondisi pipa aspal dan pipa bahan bakar dari kemungkinan bocor yang dapat mengakibatkan kebakaran atau kecelakaan kerja saat dioperasikan pada kegiatan berikutnya;

3) Periksa jaringan listrik dari kemungkinan terjadinya hubungan pendek karena isolasinya rusak atau sambungan yang tidak sempurna.

c. Pemeriksaan kondisi lingkungan dari kemungkinan adanya potensi pencemaran lingkungan

Kegiatan pemeriksaan juga dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya potensi pencemaran lingkungan, yang dapat mengganggu kelancaran pengoperasian berikutnya atau dapat mengganggu aktivitas dan menimbulkan bahaya.

1) Periksa kondisi lingkungan dari kemungkinan adanya kebocoran aspal yang dapat menyebabkan pencemaran dan kemungkinan terjadi kebakaran;

2) Periksa kemungkinan terdapat sisa campuran aspal panas yang tercecer dari dump truck saat pengisian atau pengangkutan;

3) Periksa kondisi kolam penampungan lumpur dari sistem pengumpul debu basah (settle pond), tidak terjadi air kotor berlumpur mengalir tidak terkendali dan mencemarkan lingkungan;

d. Tindak lanjut bila terdeteksi adanya potensi kecelakaan kerja atau pencemaran lingkungan selama waktu tunggu

1) Prosedur tindak lanjut

a) Setiap ada kelainan yang terdeteksi selama melakukan pemeriksaan pada kegiatan akhir, harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan;

b) Melakukan tindakan atau tindakan pertama untuk mengatasi/

menghilangkan potensi kecelakaan kerja dan potensi pencemaran lingkungan.

2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada komponen mixer a) Catat potensi kecelakaan kerja dan potensi pencemaran

lingkungan yang terdeteksi dan laporkan kondisinya secara lebih rinci;

Judul Modul: Kegiatan Akhir Produksi

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 62 dari 69

b) Laporkan hasil pemeriksaan dan temuan yang didapat serta tindakan sementara yang dilakukan untuk mencegah kondisi yang lebih berat.

c) Melakukan kerjasama dengan petugas lain (mekanik) yang ditugaskan untuk mengatasi/menghilangkan potensi kecelakaan kerja dan potensi pencemaran lingkungan

Dokumen terkait