BAB I PENDAHULUAN
3.10 Pemeriksaan
3.10.1 Pemeriksaan Antropometris
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan
digital merek AND dengan kapasitas 150 kg dan ketelitian 50 gram. Pada
waktu ditimbang anak hanya menggunakan baju yang tipis dan tidak
menggunakan sepatu. Tinggi badan diukur dengan Statumeter. Pada
waktu diukur anak berdiri dengan kedua tumit bertemu dan bagian
belakang kepala menyentuh dinding pengukur dengan batas ketelitian
pengukuran 0,1 cm dan batas pengukuran terpanjang 200 cm. Untuk anak
yang belum bisa berdiri, pengukuran berat badan dengan menggunakan
timbangan bayi sedangkan pengukuran panjang badan dengan
microtoise. Evaluasi ukuran antropometri tersebut menggunakan
rekomendasi NCHS CDC 2000. Z score (standar deviasi) digunakan
sebagai ambang batas.
3.10.2
Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam suasana tenang. Anak
berusia tiga tahun atau lebih diposisikan berbaring atau duduk tenang
lebih kurang lima menit sebelum prosedur pemeriksaan. Manset dipasang
pada lengan atas kanan, sehingga panjang manset melingkupi minimal
80% lingkar lengan atas dan lebar manset lebih dari 40 % lingkar lengan
atas. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali berjarak 30 menit dengan
sphygmomanometer air raksa (merek Riester buatan Jerman dengan
ketelitian 2 mmHg). Hasil pengukuran adalah rerata ketiga pengukuran
tersebut. Cara pengukuran: manset dibalutkan kuat pada lengan atas
dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari fosa kubiti dan dipompa kira-
kira 20-30 mmHg di atas tekanan yang diperlukan untuk menimbulkan
sumbatan pada arteri brakhialis. Tekanan dalam manset kemudian
diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik sampai
terdengar bunyi suara lembut. Bunyi ini merupakan fase-1 Korotkof dan
merupakan petanda tekanan darah sistolik. Fase-1 ini kemudian disusul
fase-2 yang ditandai dengan suara bising (murmur), dan disusul pula
dengan fase-3 berupa suara yang keras. Setelah itu, suara mulai menjadi
lemah (fase-4) dan akhirnya menghilang (fase-5). Fase-5 merupakan
petanda tekanan darah diastolik, tetapi pada beberapa anak, jika fase-5
sulit didengar, fase-4 digunakan sebagai petunjuk tekanan darah diastolik
(NHBPEP., 2004). Batasan tekanan darah normal adalah tekanan darah
sistolik dan diastolik kurang dari 90 persentil menurut jenis kelamin, usia,
dan tinggi badan (Lampiran 1 dan 2).
3.10.3 Pemeriksaan Proteinuria Kuantitatif
Pengukuran proteinuria kuantitatif sebagai indeks perjalanan klinis
penyakit ginjal (Hogg et al., 2000) dipakai metode rasio albumin kreatinin
urin sewaktu (UACR). Sampel urin diambil oleh subjek atau dibantu orang
Koefisien variasi interpemeriksaan adalah 4,4% dan intrapemeriksaan
adalah 4,3%. Konsentrasi kreatinin urin diukur dengan metode standar
Jaffe (koefisien variasi inter dan intrapemeriksaan 3,3 %).
3.10.4
Pengambilan sampel darah untuk isolasi DNA dilakukan di
laboratorium sebanyak 1 ml dan disesuaikan dengan waktu pemeriksaan
darah lainnya (pukul 08.00-10.00 pagi). Proses isolasi DNA dilakukan
dengan menggunakan kit buatan Amerika (Promega). Sampel darah
diproses oleh peneliti/asisten sampai tahap pembentukan isolat DNA,
PCR, pelaksanaan restriksi, dan elektroforesis di Laboratorium terpadu FK
USU. Empat puluh isolat dikirim ke Laboratorium Biokimia Universitas
Gadjah Mada Jogjakarta untuk proses optimasi suhu.
Analisis Genotip Polimorfisme -173 G ke C Gen MIF
Pemeriksaan genotif polimorfisme -173 G ke C gen MIF telah
diterangkan oleh Donn et al. (Donn et al., 2002). Polymerase Chain
Reaction dengan metode Restriction Fragment Length Polymorphism
(PCR-RFLP) digunakan untuk mengamplifikasi fragment 366 bp. Metode
ini dipilih karena mudah dan sederhana dalam menentukan lokasi
kromosom spesifik (Read dan Donnai, 2007). Forward primer adalah 5’-
ACT- AAG-AAA-GAC-CCGAGGC-3’ dan reverse primer adalah 5’-GGG-
GCA-CGT-TGG-TGT-TTA-C-3’.Untuk pencernaan produk PCR digunakan
enzim restriksi Alu I, pada suhu 37 ° C semalaman. Hasil PCR DNA
dianalisis pada gel agarose 2,5% dengan pewarnaan 10% etidium
bromide sehingga dapat divisualisasi dengan kamera ultraviolet. Genotip
ditandai dengan 3 pita, yaitu pada 205 bp, 98 bp, dan 63 bp. Genotip GC
ditandai dengan 4 pita, yaitu pada 268 bp, 205 bp, 98 bp dan 63 bp
(Lampiran 7). Validitas pemeriksaan dilakukan dengan duplikasi sampel.
3.10.5 Analisis Angiotensin II Plasma
Subjek berpuasa pada malam hari sebelum pengambilan darah
pada hari berikutnya. Kelompok SNRS dan SNSS dalam fase remisi
dilakukan pengambilan sampel darah setelah minimal dua minggu selesai
dari dosis penuh prednison. Pengambilan sampel darah dilakukan pada
pagi hari (08.00-10.00) sebanyak 2 ml dan dianalisis di laboratorium
bersertifikasi. Angiotensin II plasma diukur dengan metode ELISA
(Calbreath,1992) dengan menggunakan kit merk Enzo katalog ADI-900-
204 lot 10191101. Sensitivitas pemeriksaan adalah 1 pg/mL. Koefisien
variasi inter dan intrapemeriksaan adalah 7%.
Reaksi imunologis antara angiotensin II dan antiangiotensin II diikat
secara kovalen dengan glutaraldehid. Setelah pencucian dan denaturasi,
angiotensin II bereaksi kembali dengan acetylcholinesterase antibodi yang
digunakan sebagai tracer. Selanjutnya, sumuran dicuci kembali dan
ditambahkan kromogen yang dapat menyebabkan perubahan warna.
Intensitas warna diukur dengan spektrofotometri dan hal ini proporsional
dengan kadar angiotensin II (Lampiran 8). Validitas pengukuran
dilakukan dengan duplikasi sampel dan pengulangan kadar angiotensin II
3.10.6 Analisis MIF serum
Pengambilan sampel darah sebanyak 2 ml dilakukan pada pukul 8-
10 pagi di laboratorium bersertifikasi. Pada kelompok SNRS dan SNSS
dalam fase remisi dilakukan pengambilan sampel darah setelah minimal 2
minggu selesai dari dosis penuh prednison. Sampel darah kemudian
disimpan pada suhu -20°C. Pengukuran kadar MIF serum dilakukan
dengan metode sandwich ELISA (Calbreath,1992) menggunakan
Quantikine buatan R&D Systems Amerika Serikat katalog DMF008 lot
294789. Batas kemampuan mendeteksi MIF serum dengan menggunakan
ELISA adalah 1-2 ng/mL. Koefisien variasi intrapemeriksaan adalah di
bawah 5%. Koefisien variasi interpemeriksaan adalah di bawah 7%.
Antibodi monoklonal spesifik untuk MIF dilapisi ke mikroplate.
Standar dan sampel dipipet ke dalam sumuran dan setiap keberadaan
MIF diikat dengan antibodi. Setelah dilakukan pencucian terhadap
substansi yang tak terikat, ditambahkan antibodi poliklonal spesifik untuk
MIF. Setelah pencucian reagen antibodi dan enzim yang tak terikat,
ditambahkan larutan substrat ke dalam sumuran dan timbul warna yang
proporsional dengan jumlah MIF yang terikat. Intensitas warna kemudian
diukur (Lampiran 9). Validitas pengukuran dilakukan dengan duplikasi
sampel dan pengulangan kadar MIF dilakukan pada saat pengukuran
yang berbeda.