• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN PREOPERATIF

Dalam dokumen contoh laporan anestesi (Halaman 25-40)

Pemeriksaan diagnostik dapat membantu dalam menilai resiko anestesi dan pembedahan, pedoman intervensi medis untuk resiko lebih rendah, dan menyediakan hasil dasar untuk keputusan langsung intra- dan postoperatif. Pilihan pemeriksaan laboratorium tergantung pada kemungkinan pengaruh hasil tes pada diagnosis banding dan penatalaksanaan pasien. Pemeriksaan preoperatif mungkin perlu untuk menentukan nilai dasar (tetapi memiliki manfaat yang terbatas pada tujuan ini), evaluasi kondisi kesehatan saat ini, dan menentukan diagnosis pada individu yang asimtomatik dengan faktor resiko penyakit yang telah diketahui. Pemeriksaan seharusnya dilakukan hanya jika hasilnya akan memberikan informasi untuk melanjutkan prosedur rencana atau mengubah rencana perawatan. Hasil dari ananmnesis dan pemeriksaan fisik langsung memerlukan beberapa tes. Tabel 2.2 terdiri dari anjuran tes berdasarkan kondisi dan prosedur kesehatan tertentu.

Pasien yang sehat, tanpa mempertimbangkan usia, yang akan menjalani prosedur resiko rendah atau sedang tanpa perkiraan kehilangan darah yang signifikan adalah tidak sama dengan manfaat beeberapa tes yang lain. Perkiraan prosedur dengan injeksi kontras atau pada pasien dengan usia > 55 tahun, dengan skrining level kreatinin merupakan indikasi. Apabila terdapat kemungkinan kehamilan, tes kehamilan harus dilakukan. Tabel 2.3 mendaftarkan anjuran hanya pada kondisi di bawah ini, apabila hasil:

 Menegaskan kelainan suspek dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

 Perubahan, penundaan, atau penangguhan prosedur pembedahan.

 Perubahan penatalaksanaan anestesi dan pengobatan.

 Perubahan pemantauan atau perawatan intra- atau postoperatif.

Peranan ASA mengharuskan penemuan hasil tes valid untuk jangka waktu 6

Instruksi Pasien untuk : Bogus 5/13/2003 MHD#: 9999999 Pada hari sebelum operasi Anda sebaiknya mengambil pengobatan reguler, kecuali jika diinstruksikan. Pada pagi hari saat operasi, silahkan menggunakan pengobatan yang telah dipilih seperti yang ditunjukkan di bawah ini, dengan air.

OBAT INSTRUKSI

Labetolol Berikan pada pagi hari pembedahan

Minoxidil Berikan pada pagi hari pembedahan

Procardia Berikan pada pagi hari pembedahan

Vasotec Berikan pada pagi hari pembedahan

Calcium Jangan berikan pada pagi hari pembedahan Renegel Jangan berikan pada pagi hari pembedahan INSTRUKSI KHUSUS YANG LAIN :

JANGAN makan atau minum setelah TENGAH MALAM pada malam sebelum pembedahan, kecuali KONSUMSI OBAT SESUAI PETUNJUK dengan sedikit air.

Hari ini, ahli anestesi atau asisten dokter berbicara kepada Anda mengenai berbagai macam perbedaan anestesi yang mungkin menjadi pilihan untuk Anda.Bagaimanapun, Pilihan anestesi tidak dibuat sampai hari prosedur operasi Anda dengan ahli anestesi yang akan menangani Anda. Anda akan memiliki kesempatan yang baik untuk bertemu ahli anestesi pada hari prosedur pembedahan Anda untuk bertanya dan membuat keputusan akhir.

Silahkan menunggu di ruang operasi selambat-lambatnya satu jam sebelum jadwal pembedahan kecuali Anda diinstruksikan untuk melakukan hal yang lain.

Anda harus didampingi kerabat yang selalu ada di sekitar Anda jika Anda telah mendapatkan anestesi pada hari pembedahan. Anda tidak diperbolehkan untuk mengemudi sendiri ke rumah, pulang ke rumah, atau mengendarai bus setelah menerima anestesi.

Jika Anda memiliki anak yang menjalani pembedahan, jangan tinggalkan ruangan! Anak Anda akan memrlukan Anda ketika ia terbangun setelah pembedahan.

Simpan semua perhiasan, uang dan barang berharga lainnya di rumah. Catatan: termasuk cincin di perut, telinga, hidung, lidah dan atau wajah. Jangan menggunakan make-up di rumah sakit.

Setelah perawat telah melengkapi lembar penilaian dan infus intravena telah dipasang Anda akan dipersilahkan untuk dikunjungi satu orang pada area pre-op.

Tidak ada makanan atau minuman yang diperbolehkan pada area pre-op.

Hari ini Anda bertemu Dokter Anestesi untuk mendiskusikan rencana anestesi. Anda akan dihubungi jika follow up harus diselesaikan. Kami memiliki nomor telepon untuk menghubungimu:

666-666-6655

Jika Anda memiliki pertanyaan berkaitan anestesi atau pengobatan, hubungi petugas anestesi, perawat pada Klinik Perioperatif Anestesi (773) 834-7255.

Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai pembedahan (waktu, tempat, dan jenis pembedahan) hubungi dokter ahli bedah:

Dokter Ahli Bedah

Telp : (733) 834-7255 Fax : (733) 834-7137

Gambar 2.6. Contoh instruksi pasien Elektrokardiogram (EKG)

EKG adalah salah satu tindakan yang paling sering dilakukan pada tes preoperatif. Beberapa EKG dilakukan tanpa pemahaman yang jelas mengenai manfaatnya. EKG normal menambah sedikit informasi untuk evaluasi preoperatif, dan sedikit kelainan cukup lazim ditemukan. Beberapa kelainan pada EKG istirahat preoperatif kemungkinan besar mengubah penatalaksanaan. EKG preoperatif dapat menentukan dasar perbandingan postoperatif. Hal ini kemungkinan besar merupakan alasan yang paling penting untuk melakukan EKG preoperatif, namun hingga saat ini belum diteliti. Komplikasi kardiovaskular di antara kejadian berlawanan yang paling sering ditemukan intra- dan postoperatif dan EKG penting dalam mengevaluasi pasien dengan suspek beberapa penyakit. Karena pasien dengan resiko komplikasi kardiovaskular kemungkinan besar kurang memiliki kondisi normal postoperatif, adanya perbandingan EKG mungkin bermanfaat. EKG preoperatif diperlukan pada pasien dengan kemungkinan besar memiliki kelainan EKG dan pada pasien dengan faktor resiko komplikasi jantung perioperatif. Kondisi dimana pemeriksaan EKG diperlukan tercantum pada Tabel 2.3.

Alasan lain melakukan EKG preoperatif adalah untuk mendeteksi penyakit jantung yang tidak bergejala. Penyakit jantung umumnya pada populasi usia pertengahan dan meningkat seiring pertambahan usia. Adanya penyakit jantung dini meningkatkan resiko preoperatif. EKG istirahat tidak dapat diandalkan untuk CAD dan perkiraan yang kurang baik untuk mendeteksi penyakit jantung tanpa anamnesis yang mendukung pada pasien non-bedah. Gejala dan faktor resiko merupakan perkiraan yang lebih baik untuk mendeteksi penyakit jantung.

Beberapa kelainan dapat memiliki hubungan untuk perawatan anestesi melampaui deteksi CAD. Aritmia seperti atrium fibrilasi, yang dapat dideteksi dari pemeriksaan fisik dan diperkuat dengan EKG; memperlihatkan kelainan; atau left ventricular hypertrophy (LVH) dapat mengubah rencana anestesi.

Beberapa kelainan EKG, seperti gelombang Q dan aritmia, penting pada masa perioperatif. Satu penelitian menemukan bahwa hanya 2% pasien memiliki satu atau

kedua kelainan tersebut28. Diperkirakan bahwa frekuensi gangguan gelombang Q yang

tenang ditemukan hanya pada EKG laki-laki usia 75 tahun atau lebih (kelompok dengan resiko yang paling tinggi) adalah sebanyak 0,5%. Pada pembedahan pasien yang dapat berjalan, kejadian kelainan EKG adalah 43% dari populasi dengan hanya 1,6% pasien memiliki kelaian jantung perioperatif. EKG preoperatif merupakan nilai yang potensial hanya pada setengah (6 dari 751) dari pasien yang menderita kelainan29. Sayangnya, penentuan EKG yang tidak normal untuk memperkirakan komplikasi jantung postoperatif adalah hanya 26%; oleh karena itu, EKG normal

tidak menyingkirkan penyakit jantung30. Berdasarkan pedoman American College of

Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA), kelainan EKG selain

gelombang Q adalah perkiraan komplikasi minor17. Anamnesis adalah perkiraan yang

jauh lebih baik. Kelainan EKG akan ditemukan pada 62% pasien, dengan 44% pasien dengan faktor resiko yang kuat untuk penyakit jantung iskemik dan 7% pasien >50 tahun tanpa faktor resiko. Hasil ditemukan kelainan hanya 3% pasien antara usia 50

sampai 70 tahun tanpa faktor resiko penyakit jantung31. EKG rutin preoperatif tidak

diindikasikan pada pasien tanpa riwayat penyakit kardiovaskular atau faktor resiko

yang signifikan32. Sebagai kesimpulan, prevalensi kelainan EKG dapat menambah

biaya untuk evaluasi dan menunda pembedahan yang perlu. Pilihan lain adalah untuk memperoleh EKG 12 sadapan sebagai dasar pertimbangan hanya untuk pasien dengan sedikit kelainan ketika monitor ditempatkan pada area preoperatif atau kamar operasi pada hari pembedahan. Metode ini membatasi biaya EKG 12 sadapan yang tidak perlu pada pasien normal.

The Center for Medicare and Medicaid Services (CMS) tidak mengganti biaya untuk EKG ”rutin” atau ”preoperatif” tanpa kode Internationan Classification of Disease (ICD-9) yang sesuai.

Level hemoglobin (Hgb) dan hematokrit (Hct) seringkali pada perbatasan tidak normal pada pasien sehat pada segala level usia tetapi jarang mempengaruhi perawatan atau penatalaksanaan anestesi kecuali prosedur perencanaan melibatkan potensi perdarahan yang signifikan. Hct preoperatif, prosedur pembedahan, dan ahli bedah dapat memperkirakan kebutuhan transfusi perioperatif dan dapat menuntun penetapan tipe dan perlindungan atau penyesuaian atau strategi perlindungan darah34. Kejadian kelainan Hgb atau Hct dari 0,3% sampai 10,5% dalam penelitian yang telah dipublikasikan, pada pasien usia lanjut dilaporkan sebagai angka kelainan yang paling

tinggi35,36. Hgb yang rendah dapat diperkirakan kemungkinan besar dari anemia yang

mendasari penyakit (contoh, 75% pasien dengan Stadium D Duke’s kanker kolon)37.

Konsekuensi dari level sedang dari level anemia dan Hgb ≥6,0 g/dL pada pasien tanpa CAD adalah minimal. Berdasarkan pedoman ASA untuk transfusi darah perioperatif, transfusi jarang diperlukan untuk pasien dengan Hgb >10 g/dL (38). Pada pengaturan nonoperatif pada pasien dengan penyakit kritis atau kronik berhubungan dengan CAD yang diketahui atau faktor resiko CAD, level Hct >33% berhubungan dengan hasil yang tidak diinginkan39, 40. Pasien dengan OSA (obstructive sleep apnea), penyakit pulmonel yang signifikan, riwayat merokok, atau penyakit jantung kongenital merupakan resiko polisitemia.

Hgb preoperatif seharusnya diperoleh berdasarkan kemungkinan besar kelainan dari anemia atau polisitemia dan kemungkinan besar akibat kehilangan darah yang signifikan intraoperatif.

Pemeriksaan Sel Darah Putih

Kelainan jumlah sel darah putih memiliki pengaruh yang sangat rendah dalam skrining preoperatif dengan prevalensi <1%41. Pemeriksaan sel darah putih diindikasikan jika pasien suspek infeksi, sindrom mielodisplastik, leukositosis, atau leukopeni. Beberapa institusi memasukkan pemeriksaan sel darah putih dalam pemeriksaan darah lengkap, sehingga tes yang memiliki kelainan mungkin dapat

tersebut perlu untuk diulang. Jika hasil masih tidak normal, obat (kortikosteroid merupakan penyebab umum peningkatan jumlah sel darah putih) atau penyakit yang ditemukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik sebaiknya dipertimbangkan.

Pemeriksaan Trombosit

Kejadian yang dilaporkan dari pemeriksaan trombosit yang tidak normal adalah 0,0%

sampai 2,0%36,42. Pada sebuah penelitian, 8% tes tidak normal, dan semua pasien

memiliki sedikit trombositosis43. Tidak ada penelitian pada literatur yang menggunakan jumlah trombosit <100.000 (level yang meningkatkan resiko perdarahan dengan anestesi centroneuroaxial) atau <50.000 (level yang meningkatkan resiko perdarahan saat pembedahan) untuk menentukan prevalensi jumlah platelet yang tidak normal. Kemungkinan besar penemuan nilai rendah ini tanpa disertai riwayat memar atau perdarahan, kelainan mielodisplastik, atau paparan obat atau kemoterapi sebagai penyebab trombositopenia adalah jarang. Trombositopenia palsu dari gumpalan trombosit disebabkan oleh ethylenediaminetraacetic acid (EDTA, bahan yang digunakan pada tes untuk menentukan jumlah darah lengkap) adalah suatu kemungkinan, sehingga sebagai tambahan untuk mengulangi tes, pemeriksaan apusan darah perifer diperlukan. Trombosit merupakan ”reaksi fase akut” dan level peningkatan sementara dengan faktor stress yang bervariasi.

Pemeriksaan Faktor Koagulasi

Penelitian koagulasi (protrombin, activated partial thromboplastin time [APTT], waktu perdarahan) tidak dianjurkan kecuali riwayat pasien menunjukkan kelainan koagulasi atau pasien mengkonsumsi antikoagulan. Jika tidak ada riwayat kelaianan perdarahan, biaya skrining tes koagulasi sebelum pembedahan minor memiliki manfaat lebih banyak. Beberapa dokter memiliki persepsi salah bahwa skrining prothrombin time (PT) kemungkinan besar tidak normal karena angka pasien dengan penyakit hati, malnutrisi, atau penggunaan warfarin, kondisi yang harus teliti diidentifikasi melalui anamnesis. Jika tes skrining (tidak berdasarkan anamnesis)

dilakukan, jumlah trombosit dan activated partial thromboplastin time (APTT) memiliki keuntungan yang lebih baik untuk mendeteksi pasien khusus dengan trombositopenia, mendapat terapi antikoagulan (seperti antikoagulan lupus), atau penurunan level faktor aktivasi kontak (seperti penyakit von Willebrand atau defisiensi faktor VIII, IX, XI, atau XII)44,43. Koagulopati congenital yang paling sering ditemukan adalah penyakit von Willebrand, diperkirakan saat ini sebanyak 1% dari populasi.

Permintaan antikoagulasi (seperti antikoagulan lupus, antibody antikardiolipin) menyebabkan APTT memanjang tetapi sebenarnya meningkatkan resiko trombosis vena dalam dan emboli pulmonal, bukan perdarahan. Oleh karena itu, status hipokoagulopati dan hiperkoagulopati dapat menyebabkan APTT yang memanjang, membuat diagnosis preoperatif yang tepat sangat penting karena penatalaksanaan di setiap kondisi berbeda. Dengan APTT yang memanjang, dalam waktu singkat APTT dapat meningkatkan resiko tromboemboli.

Biaya CMS tidak akan dikembalikan untuk pemeriksaan PT/APTT ”rutin” atau ”preoperatif” tanpa kode ICD-9 yang sesuai33.

Waktu perdarahan adalah perkiraan yang kurang baik untuk perdarahan

perioperatif46, 47. Ada beberapa operator yang tergantung dan memiliki kemampuan

untuk memproduksi kembali. Beberapa institusi tidak begitu percaya dengan tes ini.

Tipe Darah

Adanya Tipe dan Skrining (T&S) tes sebelum hari pembedahan dan tersedianya darah menghindarkan dari keterlambatan prosedur48. Sebuah ”Tipe” dilakukan untuk kelompok ABO dan Rhesus dan ”Skrining” untuk antibodi sel darah merah yang signifikan. Jika skrining antibodi positif, target antigen harus ditentukan. Kurang lebih 2% sampai 3% pasien yang memiliki antibodi yang tidak seperti biasanya akan terdeteksi dengan T&S, yang mengakibatkan kesulitan menemukan darah yang sesuai. Waktu beberapa jam sampai beberapa minggu mungkin diperlukan tergantung

Secara tradisional darah untuk T&S diambil pada saat pasien masuk rumah sakit. Pengambilan darah pada waktu yang sama dengan pembedahan berarti bank darah hanya memiliki sedikit waktu untuk tes dan memperoleh darah yang sejenis. T&S yang dilakukan lebih awal dapat memudahkan petugas bank darah pada hari yang sama ketika masuk rumah sakit atau pemedahan pasien dan secara potensial menurukan kesalahan. Pembatasan waktu minimal dapat mencegah kesalahan di bagian administrasi yang merupakan reaksi transfusi yang paling sering terjadi. Seperempat waktu pengumpulan T&S pada hari pembedahan adalah tidak lengkap

sampai setelah permulaan prosedur49. Salah paham yang umum terjadi adalah darah

O-negitif merupakan ”donor universal”, tetapi itu tidak sesuai diberikan untuk pasien dengan alloantibodi yang berlawanan dengan antigen.

T&S kemungkinan diperlukan jika kemungkinan transfusi rendah. T&S merupakan langkah pertama untuk mengantisipasi kebutuhan darah dan tipe crossmatch (T&CM). Darah yang sesuai yang belum ditransfusi berharga mahal (perorangan, inventaris) dan boros (persediaan darah manjadi kadalwarsa). Federal Drug Administration (www.fda.gov) mengatur seberapa jauh T&S dan T&CM dilakukan, dan faktor seperti riwayat transfusi sebelumnya dan kehamilan (selama 3 bulan) lebih lanjut membatasi waktu. Protokol dapat dibuat dengan bagian pembedahan dan anestesi dan bank darah sesuai kemungkinan permintaan darah dan tipe pembedahan (seperti: maksimum surgical blood ordering schedule [MSBOS])34, 50. Institusi dengan protokol spesifik mengumpulkan sampel T&S sebelum pendaftaran

masuk rumah sakit berhasil mencapai 75% pada waktu itu48.

T&S sebaiknya dilakukan (dalam waktu ekspirasi) ketika terdapat kemungkinan besar pasien akan memerlukan transfusi.

Kimia Kreatinin

Insufisiensi ginjal preoperatif meningkatkan resiko komplikasi jantung perioperatif (sebagai faktor resiko intermedit pada pasien dengan CAD yang diketahui),

perburukan fungsi ginjal dan angka kematian17. Insufisiensi ginjal ringan sampai sedang tidak dapat dihubungkan dengan gejala atau temuan pemeriksaan fisik untuk mendukung diagnosis. Penelitan skrining dengan sasaran pasien dengan diabetes, hipertensi, atau usia >55 tahun menemukan kasus insufisiensi ginjal (yang didefinisikan sebagai glomerular filtration rate [GFR] <60 mL/mnt/1.73 m2) untuk 8,7

pasien yang diskrining51. Kreatinin sebaiknya diperiksa pada pasien dengan panyakit

ginjal yang diketahui atau dengan faktor resiko disfungsi ginjal (usia >55 tahun, diabetes, penyakit vaskular, lupus) menggunakan diuretik, atau rencana penggunaan radiografi kontras.

Elektrolit

Tidak diharapkan, kejadian elektrolit yang tidak normal pada penelitian skrining sebesar 0,2% sampai 81,2%, tergantung kriteria nilai yang tidak normal dan populasi

yang diskrining, yang memiliki dukungan untuk melakukan tes ini 12,52. Hipokalemi

preoperatif (disangkal sebagai elektrolit yang paling penting perioperatif) tidak berhubungan dengan aritmia, dan kelainan yang paling sering dapat diprediksi dari anamnesis pasien35,53,54. Elektrolit preoperatif sebaiknya dilakukan pada pasien dengan riwayat penyakit ginjal, malnutrisi, prosedur gaster bypass, atau penggunaan digoksin atau diuretik.

Glukosa

Terdapat sekitar 20 juta orang di Amerika Serikat dengan diabetes dan 1 juta kasus baru terdiagnosis setiap tahun. Beberapa pasien memiliki penyakit yang tidak terdiagnosis, baru ditemukan setelah sepertiga komplikasi diabetes muncul. Diabetes ditandai dengan peningkatan resiko penyakit vaskular (otak, ginjal, koroner, dan pembuluh darah perifer) dan komplikasi perioperatif17, 55. Gejala diabetes tidak spesifik, membuat anamnesis (selain riwayat penyakit dalam keluarga) kurang dapat dipercaya dalam skrining pasien beresiko. Penatalaksanaan glukosa perioperatif

penyakit kritis memperbaiki hasil akhir55. Jika penelitian lebih lanjut menambah penemuan pada populasi pembedahan lebih luas atau pasien dengan komplikasi diabetes (seperti infeksi pada pembedahan penggantian sendi pada individu yang obes), skrining diabetes lebih lanjut diperlukan. Glukosa sebaiknya diperiksa pada pasien diabetes, obes, riwayat keluarga dengan diabetes, penyakit serebrovaskular dan intrakranial, latihan toleransi yang jelek (yang dapat dihubungkan dengan penyakit koroner dan ketidakmampuan memantau gejala) atau pada pasien yang menggunakan steroid.

HbA1c

Glycosylated hemoglobin (HbA1c) adalah ukuran kontrol glukosa dalam waktu yang lama (3 bulan) dan merupakan penilaian yang lebih baik untuk terapi yang adekuat dibandingkan pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah sewaktu. Saat ini, American Diabetes Association menargetkan <7% pasien dengan diabetes tipe 2. Level HbA1c yang rendah berhubungan dengan penurunan mikrovaskular dan komplikasi neuropati. Peningkatan HbA1c dihubungkan dengan peningkatan resiko kejadian penyakit kardiovaskular, infeksi postoperatif, dan volume asam lambung saat berpuasa56, 57, 58. Dengan mengetahui level HbA1c preoperatif, dapat memberi petunjuk penatalaksanaan glukosa untuk terapi intensif sebelum pembedahan59. Penjelasan dapat diberikan untuk mengetahui level HbA1c untuk semua pasien diabetes sebelum pembedahan.

Tes Fungsi Hati

Pasien dengan hepatitis akut, disfungsi hati yang signifikan, atau sirosis memiliki resiko yang meningkat untuk komplikasi perioperatif dan kematian. Tanpa data, bagaimanapun, pasien dengan peningkatan transaminase, bilirubin, atau PT mempunyai kemungkinan yang buruk pada perioperatif. Satu penelitian pada seseorang yang telah menjalani pembedahan nonkardiak, serum albumin <2,1 mg/dL

pada pasien dengan malnutrisi atau malabsorbsi atau resiko pada kondisi tertentu (seperti pada pasien gaster bypass).

Tes Fungsi Tiroid

Tidak ada bukti bahwa pasien dengan penyakit tiroid ringan sampai sedang memiliki resiko yang lebih besar dari komplikasi utama perioperatif. Pembedahan, stress, atau penyakit dapat mencetuskan mixedema atau lonjakan tiroid pada pasien yang tidak diobati atau disfungsi tiroid berat61. Wajar apabila dilakukan pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH), T4 dan T3 jika pasien memiliki riwayat hiper- atau hipotiroid, apakah telah diobati atau tidak, jika tes belum dilakukan selama 6 sampai 12 bulan sebelum pembedahan.

Tes Kehamilan

Terdapat banyak kontroversi dan tidak ada kesepakatan untuk tes kehamilan rutin. Survey telah membuktikan 30% sampai 50% sampel yang melakukan tes kehamilan, utamanya karena anamnesis yang tidak dipercaya, khusunya pada mereka yang belum dewasa, dan perhatian pada kehamilan yang potensial berbahaya atau janin dari anestesi dan pembedahan, dengan keterlibatan medikolegal62. Berlawanan dengan permintaan tes dengan temuan denyut jantung positif, biaya, yakin bahwa riwayat penyakitnya dapat dipercaya jika ditanyakan secara pribadi, dan kekurangan data untuk resiko anestesi pada kehamilan awal. Ketika perempuan yang belum dewasa hamil, privasi mereka dilindungi hukum. Seseorang harus akrab dengan status lokal dan bagaimana hasil yang positif hamil yang tidak diharapkan akan ditangani.

Beberapa dokter dan fasilitas memberikan informasi kepada pasien mengenai rsiko potensial anestesi dan pembedahan ketika hamil tetapi mengizinkan mereka menolak tes. Jika medikolegal memperhatikan suatu kepentingan, surat tuntutan yang telah ditandatangani dapat digugat sebagai suatu penolakan dan kehamilan yang tidak terdeksi dapat diperoleh63. Praktek yang lain yaitu semua

disarankan bahwa jika kebijakan tes ditetapkan sebagai perintah dilaksanakan yaitu pasien diinformasikan mengenai persetujuan pembedahan atau termasuk pelaksanaan anestesi untuk melakukan tes kehamilan terlebih dulu. Kebijakan ini dapat mencegah perselisihan pada setiap pasien atau perwalian yang sah untuk membayar tuntutan

atau bahkan mengancam perkara hukum untuk tes yang tidak diinginkan63.

Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap tes urin untuk kehamilan, sangat baik untuk menunda tes sampai hari pembedahan, kecuali pasien sendiri memperkirakan hamil atau periode menstruasi tertunda. Hasil tes negatif beberapa hari sebelum pembedahan dapat positif pada hari pembedahan. Pada anjuran praktek evaluasi preoperatif, ASA mengakui literatur ”adalah tidak cukup menginformasikan pasien atau dokter apakah anestesi menyebabkan efek yang berbahaya pada kehamilan dini”. Penasehat menyarankan bahwa tes kehamilan ditawarkan kepada wanita jika hasil tes dapat merubah penatalaksanaan pasien.

Level Terapi Obat

Permintaan tes rutin untuk level serum obat tertentu (seperti pengobatan kejang, digoxin, teofilin) tidak diindikasikan kecuali menyangkut toksisitas atau ada kecurigaan pasien menolak atau tidak mendapat pengobatan optimal. Beberapa kondisi telah ditangani secara adekuat dengan menggunakan pengobatan level subterapeutik. Untuk kebanyakan obat, target efektifnya tergantung pada level kedalaman. Oleh karena itu, jika level darah turun, ketika pasien mengkonsumsi obat, beberapa dosis yang salah dalam beberapa hari sebelumnya, dan waktu yang tepat sampel darah didokumentasikan.

Analisa Gas Darah (AGD)

Pengukuran analisa gas darah (AGD) berguna pada pasien hipoksia (saturasi oksigen dengan pulse oxiometry ≤ 90% sampai 91%) dan pasien dengan penyakit paru berat, dekompensasi gagal jantung kongestif, atau kelainan muskuloskeletal yang memberikan efek ventilasi. AGD tidak bermanfaat dalam memperkirakan komplikasi

pulmonal pada pasien yang menjalani pembedahan non-paru64. AGD berguna dalam memperkirakan fungsi paru setelah pembedahan paru tetapi bukan resiko komplikasi.

Foto Thoraks

Hasil yang abnormal pada foto thotax preoperatif berkisar 7% sampai 60%, dengan rata-rata tertinggi pada populasi usia lanjut65,66. Dalam suatu meta-analisis mengenai nilai foto thoraks preoperatif, 10% tidak normal, 1,3% menunjukkan masalah baru yang tidak diantisipasi, dan hanya 0,1% mengubah perawatan perioperatif67. Foto

thoraks tidak menunjukkan perkiraan komplikasi paru postoperatif64. Foto thoraks

diindikasikan hanya jika pasien dengan tanda atau gejala kardiovaskular atau

Dalam dokumen contoh laporan anestesi (Halaman 25-40)

Dokumen terkait