• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN PASIEN

Dalam dokumen contoh laporan anestesi (Halaman 41-47)

Penatalaksanaan kesakitan dan intervensi untuk menurunkan resiko sama pentingnya dengan identifikasi dan diagnosis penyakit. Jika ahli anestesi tidak turun tangan memperbaiki status penyakit baru atau kronik, kemudian bekerjasama dengan dokter utama, dokter ahli, dan ahli bedah adalah perlu. Sejauh ini banyak ahli anestesi mengumpulkan informasi tanpa mengolah data untuk menangani resiko, optimalisasi hasil akhir, dan menurunkan kejadian yang tidak diinginkan.

Tabel 2.8. Keadaan dimana evaluasi preoperatif sebelum hari pembedahan dianjurkan Airway (jalan napas)

Pembedahan airway sebelumnya Anatomi airway yang tidak biasa Tumor atau obstruksi airway

Anestesi – hubungan

Pasien pernah kesulitan intubasi sebelumnya atau kerusakan atau paralisis selama pembedahan

Pasien atau keluarga pernah mengalami peningkatan suhu selama anestesi,

hipertermi maligna, alergi succinylcholin, atau defisiensi pseudocholinesterase.

Angina Kardiovaskular

Angina

Coronary artery disease Riwayat infark miokard Aritmia simtomatik Gagal jantung kongestif Pacemaker

Implantable cardioverter defibrilator (ICD) Kontrol hipertensi yang jelek

SBP > 180 mmHg atau DBP > 110 mmHg

Endokrin/Metaolik

Diabetes

Kelainan adrenal Penyakit tiroid aktif

Obesitas > 140% berat badan ideal

Umum

Aktivitas normal sangat terhambat

Pantau atau penilaian kesehatan di rumah selama tidak lebih 6 bulan

Masuk rumah sakit tidak lebih 2 bulan

Bahasa

Pasien atau orang tua/wali tidak dapat mendengar, bicara, atau mengerti bahasa Inggris

Neuromuskular

Kelainan serangan kejang Penyakit CNS (seperti multiple

sklerosis, CVA)

Miopati, miastenia gravis, atau kelainan otot yang lain

Onkologi

Kemoterapi (tidak lebih dari 6 bulan) Radiasi (tidak lebih dari 6 bulan) Fisiologik signifiakan yang

berbahaya

Kehamilan

Pasien hamil (kecuali prosedurnya adalah terminasi kehamilan)

Prosedur – hubungan

Kemungkinan transfusi darah intraoperatif

Kemungkinan masuk ICU Pembedahan resiko tinggi

Ginjal

Insufisiensi ginjal atau gagal ginjal

CNS, central nervous system; CVA, cerebrovascular accident; DBP, diastolic blood pressure; ICU, intensive care unit; SBP, systolic blood pressure.

Porsi kondisi medis pada tabel ini disadur dengan izin dari Pasternak LR. Preoperatif evaluation of the ambulatory surgery patient. Ambulatory surgery. Anesthesiol Rep.

Yang Terhormat Teman Sejawat:

Dijadwalkan untuk (tipe pembedahan) . Silahkan evaluasi poin-poin berikut ini : ( ) Coronary artery disease

( ) Tinjauan factor stress sebelumnya, echo atau keteterisasi ( ) Profilaksis preoperatif dengan terapi beta bloker ( ) Kontrol hipertensi yang jelek

( ) Kontrol asma yang jelek, COPD atau kondisi pulmonal yang lain ( ) Bruit karotis

( ) Kontrol diabetes yang jelek ( ) Fungsi hati yang abnormal ( ) Kelainan darah

( ) Lain-lain .

. Informasi Pasien :

Gambar 2.7. Contoh Permintaan Konsultasi Konsultasi

Kerja sama penanganan pasien sering diperlukan dan bermanfaat. Konsultasi yang dilakukan dengan dokter preoperatif memperlihatkan saran khusus mengenai diagnosa dan status kondisi pasien (Gbr. 2.7). Menanyakan pertanyaan spesifik seperti "Apakah pasien ini menderita CAD?" Atau "Apakah pasien ini dalam kondisi medis yang baik untuk direncanakan thoracotomi dengan lung resection di bawah anestesi umum?" adalah merupakan langkah pertama. Dokumen atau catatan yang mengatakan "setuju operasi" jarang membuat tindakan anestesi lebih aman. Diperlukan adanya dokumentasi rangkuman mengenai masalah dan kondisi kesehatan pasien, bersamaan dengan hasil tes diagnostik.

Koordinasi tertutup dan komunikasi yang baik antara ahli anestesi, ahli bedah, dokter, dan konsultan pada saat preoperatif adalah sangat penting.

Miskomunikasi perawatan di antara penyedia layanan kesehatan merupakan penyebab utama kejadian yang tidak diinginkan di AIMS ketika penilaian preoperatif

telah memberi dampak3.

Dalam banyak praktek, bagian kardiologi yang paling sering dikonsultasikan pada saat perioperatif. Dalam sebuah penelitian, manfaat konsultasi dipertanyakan oleh ahli anestesi. Hanya 17% dari ahli anestesi merasa wajib untuk mengikuti anjuran konsultasi kardiologi. Empat puluh persen dari konsultasi hanya berisi anjuran untuk ”melanjutkan kasus ini”, ”setuju operasi”, atau ”lanjutkan pengobatan sebelumnya”. Rekomendasi intraoperatif mengenai pemantauan jantung

atau obat sebagian besar diabaikan82. Bagian dari tanggung jawab ini terletak pada

konsultasi dengan dokter (apakah dokter ahli bedah atau ahli anestesi) dan praktek yang sudah berjalan lama. Ini adalah permintaan yang tidak jelas dan bereaksi (sering ditulis pada resep) hanya menyatakan "beresiko rendah" atau "batal untuk operasi" adalah sia-sia dan tidak membantu. Secara umum, konsultasi preoperatif harus terdiri dari hal-hal berikut:

 Diagnosa, evaluasi, dan perbaikan dari kondisi baru atau kontrol yang buruk

 Pembuatan profil resiko klinis bahwa pasien, ahli anestesi, dan ahli bedah telah

membuat keputusan penatalaksanaan.

Diskusi lengkap dan komunikasi, sebaiknya lisan, adalah penting untuk penatalaksanaan terbaik komplikasi pasien. Salinan studi diagnostik yang menyertai konsultasi ahli anestesi membantu membuat keputusan yang independen tentang resiko pasien dan rencana penanganan anestesi.

Kesalahan Medikolegal

Untuk memperluas cakupan tanggung jawab dan praktek ahli anestesi, perhatian atas tanggung jawab kesehatan timbul. Kelalaian profesi atau malpraktek umumnya dikategorikan sebagai kegagalan sebagian dokter memiliki keterampilan atau latihan atau ketekunan dalam mendiagnosis atau mengobati pasien. Unsur penting dari malpraktek kesehatan termasuk tuntutan kewajiban terhadap pasien, pelanggaran

dalam bertugas, dan cedera karena adanya pelanggaran kewajiban. Tanggung jawab dokter adalah bertindak sesuai dengan standar nasional penanganan yang ditetapkan oleh profesi, yang ditetapkan dalam hal penanganan rata-rata yang diberikan oleh dokter, bukan dokter yang terbaik.

Tugas dokter preoperatif termasuk pemeriksaan dan rujukan pasien ke dokter spesialis jika diperlukan. Sebagian dari pemeriksaan memerlukan penggunaan tes diagnostik atau teknik sederhana, wajar dokter menggunakan pemeriksaan tersebut dalam keadaan yang serupa.

Seringkali dokter prihatin tentang kegagalan mendiagnosa kondisi pasien karena kegagalan perencanaan tes skrining diagnostik. Sistem tradisional permintaan pemeriksaan preoperatif secara rutin berkembang dari kepercayaan yang salah bahwa informasi lebih lanjut, apapun yang tidak berhubungan atau mahal, akan meningkatkan perhatian, meningkatkan keselamatan, dan menurunkan kewajiban. Kenyataannya, non-selektif skrining dapat menurunkan kesalahan. Kelainan yang tidak dapat diantisipasi pada hasil pemeriksaan laboratorium jarang ditemukan. Hubungan antara kelainan ini dan pembedahan dan anestesi mengenai angka kesakitan adalah kondisi lemah. Lebih dari separuh dari seluruh hasil tes yang abnormal diperoleh dalam pemeriksaan rutin preoperatif diabaikan atau tidak tercantum dalam catatan medis, yang merupakan dokumen yang menarik pada pengadilan. Dianjurkan untuk tidak menindaklanjuti hasil yang abnormal yang memiliki resiko medikolegal yang lebih besar daripada kegagalan untuk melakukan pemeriksaan di tempat pertama atau tidak memulai untuk mengidentifikasi ketidaknormalan.

Pedoman Praktek

Elemen yang penting untuk keberhasilan evaluasi preoperatif yang seragam, adalah metode konsisten dalam penilaian dan penatalaksanaan. Meskipun keputusan individu diperlukan, pedoman dan kebijakan untuk kelompok harus dikembangkan. Pembatalan, penundaan, atau permintaan untuk uji diagnostik tambahan pada hari pembedahan

setelah pasien dievaluasi dan dianggap sanggup untuk dilakukan anestesi oleh klinik preoperatif adalah mengganggu keberhasilan program penilaian preoperatif.

Pedoman praktek untuk meningkatkan proses evaluasi dan penatalaksanaan preoperatif dapat mempengaruhi hasil akhir operasi. Panduan meminimalkan variasi dalam praktek klinis dan menghasilkan pemanfaatan sumber daya yang baik. Pedoman ini dapat membantu untuk menghindari pembatalan atau penundaan pada hari pembedahan ketika ahli anestesi di klinik preanestesi dan pelaksanaan anestesi memiliki perbedaan mengenai kebugaran pasien untuk operasi. Hal ini akan mencegah ketidaknyamanan dan kekecewaan pasien dan ketidakpuasan ahli bedah. Panduan menyatukan yang terbaik, kebanyakan dari sumber saat ini membatu dokter tetap up-to-date dengan radanya rekomendasi dalam literatur. Panduan dapat secara sederhana seperti suatu pengaturan dari jenis dan waktu perawatan yang diberikan kepada umum, pasien tanpa komplikasi atau sama kompleks dengan instruksi untuk menangani masalah tertentu dinyatakan dengan pohon keputusan pada percabangan

format logis83. Apabila algoritma penyakit tertentu dikembangkan dan disetujui oleh

semua pihak, dukungan akan menjadi lebih besar. Tujuannya adalah bukan untuk merancang standar yang tidak fleksibel tetapi untuk memberikan aturan konsisten, metode yang mudah untuk mengevaluasi penyakit tertentu, seperti hipertensi atau CAD (Gbr. 2.1); menemukan murmur; atau gejala seperti nyeri dada. Pedoman praktis merekomendasikan praktek panduan perawatan berdasarkan bukti ilmiah dan konsensus luas tetapi memberikan ruang untuk melakukan variasi yg dapat dibenarkan dalam praktek.

Petunjuk praktek biasanya bergantung pada bukti obat yang memeriksa data dari penelitian klinis. Intuisi, pengalaman klinis pribadi, dan patofisiologi merupakan alasan yang kurang penting. Praktek dan pengajaran berdasarkan bukti obat memerlukan keterampilan yang bukan bagian dari pelatihan medis tradisional. Definisi yang tepat dari masalah dan informasi yang diperlukan untuk mengatasinya adalah langkah pertama yang dilakukan. Penelitian yang relevan dari literatur yang baik akan dipilih dan diterapkan pada penanganan kondisi kesehatan yang ditemukan pada pasien.

Dalam dokumen contoh laporan anestesi (Halaman 41-47)

Dokumen terkait