• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan serologi

Dalam dokumen Buku Toxoplasma Lengkap (Halaman 109-114)

Pemeriksaan serologi umumnya dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis toksoplasmosis. Suatu sampel serum yang positif hanya menunjukkan bahwa hospes pernah terinfeksi Toxoplasma gondii di masa lalu. Bukti serologi tentang adanya infeksi akut toksoplasmosis dapatan hanyalah jika terjadi kenaikan titer antibodi sebesar 4-6 kali pada pemeriksaan serum yang diambil 2-4 minggu sesudah pengambilan serum pertama. Atau jika dapat dideteksi adanya antibodi IgM yang spesifik. Banyak jenis pemeriksaan serologi telah digunakan untuk mendeteksi antibodi-antibodi terhadap Toxoplasma gondii. Akan tetapi metoda ini tidak dapat dilakukan jika penderita berada dalam keadaan imunodefisiensi, misalnya jika ia juga menderita AIDS.

Dalam keadaan normal antibodi IgM dan IgG pada toksoplasmosis dapat dideteksi dalam waktu yang bersamaan. Meskipun demikian pada umumnya IgG akan tetap positif selama bertahun-tahun, sedangkan IgM akan tidak ditemukan sesudah penderita diberi pengobatan anti toksoplasma. Adanya antibodi, meskipun dengan titer rendah, harus diperhatikan mengingat pada penderita toksoplasmosis mata misalnya, titer-tirer antibodi terhadap Toxoplasmosis gondii biasanya rendah.

Titer IgM akan meningkat pada waktu seseorang dengan sistem imun yang normal baru mengalami infeksi Toxoplasma. Pada penderita AIDS yang terinfeksi Toxoplasma dapat mengalami penyebaran luas infeksinya (disseminated infection), tanpa menunjukkan adanya peningkatan titer antibodi. Dalam keadaan normal, jika IgG dan IgM negatif, infeksi toksoplasmosis dapat dinyatakan tidak terjadi. Jika IgG dan IgM keduanya positif, penderita dinyatakan menderita toksoplasmosis akut. Karena itu jika pada pada waktu dilakukan pemeriksaan awal IgG positif, sebaiknya dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan IgM. Jika IgM menunjukkan titer positif berarti penderita menderita toksoplasmosis akut atau baru mengalami infeksi dengan Toxoplasma gondii. Namun hendaknya diperhatikan bahwa :

 Pemeriksaan IgM sebaiknya dilakukan untuk membantu

menentukan apakah seorang baru terinfeksi atau telah lama terinfeksi toksoplasmosis.

Banyak test kit IgM komersial rendah mutunya, kurang spesifik, sehingga untuk menghindari kesalahan hasil pemeriksaan harus dikonfirmasi ke laboratorium rujukan (reference lab).

Antibodi IgM masih dapat tetap positif selama berbulan-bulan sampai lebih dari satu tahun sesudah terjadi infeksi.

Karena itu jika IgG positif sebaiknya sampel darah dikirim ke CDC atau laboratorium rujukan untuk dilakukan uji IgM untuk memastikan adanya Toxoplasma gondii. Uji IgM ini dapat dilakukan dengan memeriksa parasit melalui pemeriksaan:

 Sabin-Feldman Dye Test (Dye Test disingkat DT)  Direct Agglutination Test (DAT)

 Immuno Fluorescent Antibody Test (IFAT)

Pemeriksaan-pemeriksaan serologi lain yang dapat menggunakan parasit sebagai sebagai bahan antigen untuk melakukan pemeriksaan :

 ELISA (Enzyme-linked Immunoabsorbent Assay),  Latex Agglutination Test

 Modified Agglutination Test,

 Indirect Haemagglutination Test dan  Complement Fixation Test (CFT).

Sabin-Feldman Dye Test

Pemeriksaan serologi yang memberikan hasil paling dapat dipercaya adalah pemeriksaan Sabin-Feldman dye test. Sebagai antigen dalam pemeriksaan in digunakan takizoit hidup Toxoplasma gondii yang ganas (virulen). Antigen direaksikan dengan larutan serum uji dan faktor komplemen

yang mirip komplemen yang terdapat di dalam serum manusia yang tidak mengandung antibodi terhadap Toxoplasma. Pemeriksaan Sabin-Feldman merupakan uji serologi yang paling sensitif untuk menentukan diagnosis toksoplasmosis. Kendala utama pemeriksaan ini adalah beayanya yang mahal dan risikonya yang tinggi karena menggunakan organisme hidup.

Indirect Fluorescent Antibody Test

Indirect fluorescent antibody test (IFAT) dalam beberapa keadaan dapat meniadakan kekurangan Sabin-Feldman Dye Test. Pada IFAT digunakan antigen berasal dari takizoit Toxoplasma gondii yang telah dimatikan, dan antigen ini sudah dapat diperoleh di pasaran komersial. Titer yang diperoleh dengan IFAT sesuai dengan titer yang diperoleh melalui Sabin-Feldman Dye Test. Kendala penggunaan IFAT adalah harus digunakannya mikroskop fluoresen yang memerlukan sinar ultraviolet. Selain itu untuk setiap spesies yang diuji diperlukan globulin anti-spesies yang berfluoresen. Pada hospes yang mempunyai antibodi anti-nuklir dapat terjadi titer positif semu (false-positive). Penggunaaan IFAT sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosis toksoplasmosis dapatan pada manusia, tetapi sangat terbatas penggunaannya dalam menetapkan diagnosis toksoplasmosis pada hewan.

Agglutination Test

Uji aglutinasi mudah dikerjakan dan larutan antigen yang dipakai telah dijual bebas secara komersial di berbagai negara. Meskipun uji serologi ini mudah dikerjakan, tetapi biasanya tidak dapat mendeteksi adanya antibodi selama fase toksoplasmosis akut. Pada Modified Agglutination Test digunakan antigen berasal dari takizoit yang sudah dimatikan dan serum uji terlebih dahulu dicampur dengan 2-merkaptoetanol untuk menghilangkan aglutinin yang tidak spesifik. Untuk pemeriksaan serologi masa depan, uji ELISA yang menggunakan larutan antigen, tampaknya merupakan pemeriksaan yang spesifik dan menjadi pemeriksaan serologi baku (standard) di masa depan. Untuk menentukan diagnosis toksoplasmosis dengan melakukan uji serologi atas darah penderita, penentuan adanya antibodi terhadap Toxoplasma

gondii baik IgG maupun IgM merupakan uji serologi yang paling sering dilakukan. Tata cara uji serum dilakukan sesuai prosedur yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 29. Uji serum untuk konfirmasi toksoplasmosis

1. Titer IgG mulai meningkat 1-2 minggu sesudah infeksi. Puncak titer dicapai pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8, kemudian titer menurun bertahap dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun titer IgG yang rendah dapat dideteksi seumur hidup.

2. IgM terpantau segera sesudah atau sebelum timbulnya gejala. Biasanya IgM menurun dalam waktu 4-6 bulan, tetapi kadang-kadang masih positif dalam titer rendah sampai satu tahun.

3. Individu immunocompromised tidak membentuk IgM. Titer antibodi tidak ada hubungannya dengan beratnya penyakit.

Dengan pemeriksaan/uji serologi terhadap adanya Toxoplasma gondii dengan ditemukannya IgG dan atau IgM pada pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 9. Kesimpulan Hasil Uji Serologi Toxoplasma gondii

IgG IgM Laporan/Kesimpulan(kecuali untuk janin)

Negatif Negatif Tak ada infeksi Toxoplasma gondii

Negatif Meragukan Mungkin infeksi dini akut atau reaksi IgM positif-palsu. Ulang uji IgG dan IgM dengan sampel baru. Jika hasilnya sama, penderita mungkin tidak terinfeksi Tg. Toxoplasma gondii

Negatif Positif Mungkin infeksi akut atau IgM positif-palsu. Uji IgG dan IgM dengan sampel baru. Jika hasilnya sama, mungkin IgM positif-palsu.

Meragukan Negatif Tak jelas: Uji IgG dengan sampel baru. Atau uji IgG dengan metoda lain.

Meragukan Meragukan Tidak jelas: Uji IgG dan IgM dengan sampel baru. Meragukan Positif Mungkin infeksi akut Toxoplasma gondii Uji ulang

IgG dan IgM dengan sampel baru. Jika hasilnya sama atau IgG menjadi positif, kirim kedua sampel ke Reference Lab (laboratorium rujukan) menentukan diagnosis toksoplasmosis lebih lanjut.

Positif Negatif Terinfeksi Toxoplasma gondii lebih dari 1 tahun. Positif Meragukan Terinfeksi dengan Toxoplasma gondii lebih dari 1

tahun atau reaksi IgM positif-palsu. Jika hasil pemeriksaan sampel kedua tetap sama, kedua sampel kirimkan ke Reference Lab.

Positif Positif Mungkin infeksi baru sesudah infeksi 12 bulan yang terakhir. Kirim sampel ke Reference Lab yang berpengalaman dalam toksoplasmosis.

( Sumber: Food and Drug Administration. FDA Public Health Advisory) URL:www.fda.gov/cdrh/toxopha.htm)

Antibodi IgA

IgA dapat ditemukan pada serum orang dewasa penderita infeksi akut dan bayi yang terinfeksi secara kongenital. Antbodi IgA masih dapat ditemukan sampai beberapa bulan sampai satu tahun sesudah infeksi, Pada bayi dengan toksoplasmosis kongenital yang menunjukkan antibodi IgM yang

negatif, diagnosis serologi dapat ditentukan dengan adanya antibodi IgA dan IgG.

Antibodi IgE

Antibodi IgE dapat ditemukan pada infeksi toksoplasmosis yang akut pada orang dewasa, toksoplasmosis kongenital dan pada anak yang menderita toksoplasmosis korioretinitis. Karena masa positifnya yang pendek dibandingkan dengan keberadaan IgM dan IgA, maka adanya IgE hanya merupakan penguat diagnosis toksoplasmosis.

Toxoplasma Serological Profile (TSP)

TSP meliputi Sabin-Feldman Dye Test (DT), double sandwich IgM ELISA, IgA ELISA, IgE ELISA dan AC/HS test. TSP secara klinis dapat membantu menetapkan toxoplasmosis limfadenitis, miokarditis, chorioretinitis, dan toksoplasmosis di masa kehamilan. TSP lebih baik hasilnya dibandingkan jika dilakukan uji serologi dengan satu jenis antibodi saja misalnya uji IgG atau Uji IgM.

Dalam dokumen Buku Toxoplasma Lengkap (Halaman 109-114)

Dokumen terkait