• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Alur Pemikiran

Keterangan :

PT.TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE), menunjuk departemen Media Relations atau public relations nya melaksanakan kegiatan-kegiatan di internal terkait penyampaian produk dan pelayanan. Dan peneliti dalam penelitian ini merujuk pada pendekatan Teori Informasi Organisasi dalam mengkaji kegiatan public relations dalam menyampaikan informasi produk dan pelayanan kepada publik internal.

PT.TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)

Teori Informasi Organisasi

Informasi Pelayanan Public Relations / Media

Relation

Informasi Produk

Public Internal

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2018, dan dilaksanakan di kantor pusat PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang beralamat di Jl. Tomang Raya No.11 Jakarta 11440.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an Satori (2011:23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambargambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.

Selain itu, Sugiyono (2012: 9) juga mengemukakan penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

3.2.1 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian ini berlandaskan pada paradigma konstruktivistik.

Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatifberlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti.

Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran. (Arifin, 2012: 140)

3.2.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkolerasi antara satu dengan yang lain mengenai peristiwa yang terjadi. Pada dasarnya ada tiga pendekatan penelitian yang selama ini digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu penelitian kualitatif, kuantitatif, dan triangulasi/gabungan kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Denzin dan Linclon (Lexy J. Moleong, 2007:5) adalah, “penelitian

yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.”

3.2.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Terkait metode penelitian kualitatif penulis menggunakan metode deskriptif kualitaif.Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,(2011:73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.

Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan keterangan

dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna.

3.2.4 Sifat Penelitian

Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif secara deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J.Moleong, 2010:7).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dalam penelitian deskriptif ini peneliti tidak memanipulasi data dan juga mengutamakan fakta, sehingga penelitian ini murni menjelaskan dan menggambarkannya.

3.3 Subyek dan Obyek Penelitian

1). Subyek penelitian atau informan adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (dalam Lexy J.

Moleong, 2012:97). Subjek dalam penelitian ini PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

2). Menurut Sugiyono (2013:20) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Sehingga objek penelitian ini adalah kegiatan komunikasi public relations PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

3.4 Informant

1. Key Informant :

Nama : Wisnu Widodo ( Mass Media Relation ) 2. Informant :

1. Ahmad Musaddad : Kepala Kantor Perwakilan JNE Mampang 2. Sofi Nur Fauziah : SCO (Sales Counter Officer)

3. Johans Rizky: SCO (Sales Counter Officer) 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

.

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data secara langsung oleh peneliti melalui wawancara dan observasi terhadap informan penelitian. Sedangkan menurut Lofland (dalam Lexy J. Moleong, 2012:157) bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan”.

2. Wawancara Mendalam

Menurut Lexy J. Moleong (2012:186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview). Tujuan dari wawancara semi terstruktur menurut Sugiyono (2012: 73-74) adalah “untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya”.

3. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melibatkan hubungan interaksi sosial antara peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian (pengamatan objek penelitian di lapangan). Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua peristiwa. Cara ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran atau fakta yang ada di lapangan (Moleong, 2010: 125-126).

Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan berkunjung langsung kelapangan dan menelusuri bagaimana proses agar peneliti dapat melakukan penelitian terhadap subjek yang akan diteliti, yaitu bagaiman peneliti mendapatkan izin untuk dapat melakukan penelitian yang akan dilakukan dan kepada pihak-pihak mana saja yang dapat peneliti temui.

4. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua yang sesuai dengan studi kepustakaan. Data sekunder yang penulis gunakan berasal dari buku-buku, contoh-contoh skripsi, artikel ilmiah, maupun situs informasi internet yang sangat membantu penulis dalam melakukan penilitian dengan mengkaji segala keilmuannya agar dapat menentukan teori mana yang relevan dengan skripsi penulis.

Data-data pendukung penelitian didapat dari sumber lain selain sumber utama yang peneliti dapati dilapangan atau dilokasi subjek penelitian, yaitu melalui sumber kedua diantaranya karya ilmiah dari artikel ilmiah terkait penelitian, contoh-contoh skripsi dari peneliti terdahulu yang didalam nya terdapat beberapa kaitan penelitian.

Dan sumber-sumber pendukung melalui buku-buku yang dibutuhkan terkait dan sesuai dengan penelitian ini, selain itu juga peneliti dapati sumber lain melalui situs internet baik jurnal maupun artikel ilmiah.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan maupun orang lain.

Menurut Lexy J. Moloeng, analisais data adalah proses mengorganisasikan dari mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang diasarankann oleh data.

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademik dan ilmiah.

Dalam penelitian ini teknis analisis data yang digunakan adalah analisis yang dipopulerkan oleh Miles dan Huberman, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara mendalam dan studi pustaka.

2. Reduksi Data

Merupakan seleksi atau pemilihan data, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dari catatan-catatan tertulis di lapangan dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan dan verifikasi.

3. Penyajian Data

Dalam penyajian data ini, seluruh data di lapangan yang berupa hasil wawancara dan dokumentasi akan dianalisis sesuai teori yang telah dipaparkan sebelumnya dalam bentuk teks naratif.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hal yang sangat penting sebagai upaya untuk melakukan justifikasi temuan peneliti. Justifikasi dilakukan dengan cara menarik

hubungan dari latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian untuk mencari jawaban hasil penelitian yang selanjutnya dianalisis. Dengan demikian kesimpulan merupakan penegasan dari temuan penelitian yang telah dianalisis (Moleong, 2010:103).

Teknik analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi.Kemudian data-data tersebut, dianalisis secara saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara, yang dipakai dasar untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan informan secara terus menerus secara tringulasi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sekilas tentang Subjek dan Objek Penelitian

4.1.1 Subjek penelitian

PT.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

Perusahaan Ekspedisi dan logistik JNE didirikan pada tanggal 26 November 1990, oleh H.Soeprapto Suparno yang juga pemilik perusahaan ekspedisi ternama yaitu PT.Citra Van Titipan Kilat atau yang biasa kita tahu dengan sebutan TIKI.Sebelum berdiri sendiri PT.TIKI JNE dirintis sebagai divisi dari PT.TIKI untuk mengurusi jaringan kurir internasional.

Bermula dengan modal 100 juta rupiah, JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia.Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.

Karena persaingannya di pasar domestik, pada tahun 1993 JNE memusatkan dengan memperluas jaringan domestik. Dan dengan jaringan domestik TIKI dan

namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi, sehinga pada tahun 1994 JNE membuka cash counter dibeberapa kota dan membuka keagenan (mitra) pada tahun 1996. Lalu pada tahun 1998 JNE meluncur produk layanan service SS (Super Speeds).

Selama bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang punya arah masing-masing. Karena ini kedua perusahaan tersebut menjadi saingan, akhirnya JNE menjadi perusahaan yang berdiri sendiri dengan manajemen sendiri,Lalu pada tahun 2000 JNE memperkenalkan logo baru yang membedakannya dari TIKI.

Pada tahun 2002 JNE membeli gedung dan mendirikan JNE Operations Sorting Center, dan pada tahun 2003 JNE meluncur service YES ( Yakin Esok Sampai ) sebagai produk service andalan dengan pelayanan yang dijangkau ke banyak kota besar di indonesia. Kemudian pada tahun 2004 JNE membeli lagi gedung untuk dijadikan Kantor Pusat, keduanya berada di Jakarta. Dan pada tahun 2005 JNE meluncur Diplomat Service, saat ini kantor pusat PT TIKI JNE berada di Tomang Raya No 9 jakarta barat dengan sebutan gedung JNE Learning Center.

Pada tahun 2009 JNE meluncurkan produk PESONA yaitu Pesanan Oleh-oleh Nusantara dan produk ini disambut baik oleh pelanggan karena memudahkan mereka mendapatkan oleh-oleh dari daerah yang mereka ingin tanpa berkunjung ke daerah tersebut. Dan pada tahun 2010 JNE bekerja sama dengan pengiriman internasional

yaitu UPS dan meluncurkan produk M-Kios. Lalu pada tahun 2011 launching produk layanan pulsa elektrik untuk semua operator yaitu MAXINDO. Dan pada tahun 2014 JNE juga meluncurkan produk JESIKA (Jemputan ASI Seketika),PIPO (PickUp Point), dan JLC (JNE Loyalty Card). Lalu pada tahun 2016 launching program 7Magnificent, myJNE dan JNE Eco Courier.

JNE berkembang begitu pesat sehingga dapat menjadi perusahaan jasa pengiriman No.1 di Indonesia. Dan JNE menjadi perusahaan jasa pengiriman yang begitu melekat dihati pelanggan nya, sebagaimana bentuk pelayanan prima yang JNE berikan kepada pelanggan seiring perkembangan teknologi dengan media sosial yang mewadahi kegiatan perdagangan yang tentu saja menjadi keuntungan tersendiri bagi JNE.

4.1.2 Visi dan Misi PT.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir 1. Visi Perusahaan

“ menjadi perusahaan rantai pasok global terdepan di dunia“

2. Misi Perusahaan

“memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten”

4.1.3 Nilai – Nilai Dasar Perusahaan 1. Jujur

2. Disiplin

3. Tanggung Jawab 4. Visioner

4.1.4 Struktur Organisasi Departemen Media Relation

Bagan:4.1.4 Struktur Organisasi Departemen Media Relation

Sumber :Head of Media Relations Departement PT.TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR.( Berkas Asli Terlampir )

Head of Marketing

4.1.5 Objek Penelitian

1. Kegiatan Penyampaian Informasi Produk Kepada Publik Internal

Public relations melalui berbagai kegiatan nya untuk disampaikan kepada publik internal terkait pengenalan produk-produk yang terdapat di perusahaan, sehingga diharapkan seluruh karyawan dapat mengenali produk-produk nya dengan baik.Dengan begitu perusahaan dapat berjalan dengan efektif, agar nanti nya informasi yang disampaikan kepada pelanggan juga dapat tersampaikan dengan baik pula.

Tujuan dari kegiatan internal yang dilakukan publik relations tak lain adalah agar mendapatkan kesamaan informasi diantara publik internal terkait produk-produk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Sehingga dapat membangun kredibilitas perusahaan yang baik, pengenalan produk (product Knowledge)sangatlah penting bagi seluruh karyawan yang nantinya dapat mereka sosialisasikan kepada publik eksternal(pelanggan) melalui kegiatan operasional yang dijalankan nya sehari-hari.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jika terdapat karyawan yang tidak mengenal produk perusahaannya sendiri ketika mendapati pertanyaan oleh pelanggan nya. Maka dari itu public relations terus melakukan kegiatan-kegiatan dalam menyampaikan informasi produk kepada publik internalnya dengan melakukan kegiatan seperti :

Pelatihan( Trainning )

Pelatihan tidak hanya berupa kegiatan dalam bentuk tindakan saja, namun bisa juga untuk sekedar menyampaikan informasi, misalnya media internal dalam memperkenalkan suatu produk yaitu melalui media atau alat yang digunakan diantaranya ruang pertemuan atau pelatihan, projector, microfone, papan tulis dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat bapak Wisnu widodo sebagai Key Informan mengatakan bahwa kegiatan itu adalah melalui pelatihan-pelatihan dinataranya greeting, seminar dan trainning.Departemen public relations (media relation) bekerja sama dengan tim Human Capital ( HC ) dan bersama mempersiapkan materi dan pelengkap lainnya, lalu tim HC mengundang karyawan disetiap unit kerja operasional yang berhubungan langsung dengan pelanggan, diantaranya kurir, staff counter, customer service dan koordinator dari tiap-tiap cabang. Namun sebelum kegiatan pelatihan tentu saja produk-produk yang akan disampaikan terlebih dahulu dikenal dan dimengerti oleh tim public relations sehingga dapat menyampaikan informasi produk nya dengan baik.

Pelatihan biasanya dilakukan di ruang yang biasanya dilakukan untuk seminar yang terdapat di perusahaan, atau juga tak jarang menggunakan fasilitas luar perusahaan seperti menyewa ruang gedung hotel dikarenakan banyaknya jumlah peserta yang diundang. Sekarang saja karyawan JNE sudah lebih dari 45.000 orang

maka tidak mungkin semua dapat dilakukan di ruang gedung perusahaan, untuk itu bapak Wisnu menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan dilakukan dengan membagi tim ada yang melakukan kegiatan pelatihannya di ruang gedung perusahaan dan ada juga yang di ruang gedung hotel yang telah disewa.

Belum lagi tim yang melakukan kegiatan pelatihan dikantor-kantor JNE yang terdapat didaerah, biasanya kegiatan pelatihan ini bisa berlangsung seminggu hingga dua minggu atau bahkan satu bulan. Pelatihan biasanya dimulai dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 03.00 sore.Sebelum pelatihan dimulai para peserta diberikan breakfast setelah itu pelatihan dimulai dan jeda hingga masuk makan siang lalu dimulai kembali hingga kegiatan selesai.

Biasanya peserta pelatihan diminta membawa sejumlah alat tulis untuk mencatat setiap informasi produk yang disampaikan sebagai pegangan untuk dipelajari kembali setelah pelatihan. Dengan mengulas kembali ( review ) apa yang disampaikan pemateri kepada peserta pelatihan melalui pertanyaan dan bagi mereka yang dapat menjawab dengan benar akan diberikan hadiah yang telah disediakan penyelenggara pelatihan. Sehingga selain materi dapat diserap dengan baik, peserta juga tidak merasakan jenuh pada saat proses pelatihan.

Menurut pendapat bapak Ahmad Musaddad sebagai informan I kegiatan pelatihan diketahui nya setelah mendapat email dari tim HC yaitu mengundang para staff counter yang dipimpin nya untuk dapat menghadiri kegiatan pelatihan yang

telah ditetapkan waktu dan tempatnya, Setelah itu bapak Ahmad Musaddad penyampaikan berita tersebut kepada para staff nya untuk segera mempersiapkan diri agar dapat mengikuti pelatihan yang telah dijadwalkan.

Sebelum staff counter nya mengahadiri pelatihan tersebut, undangan juga ia dapatkan untuk dirinya agar dapat hadir mengikuti pelatihan yang sama hanya saja biasa nya pelatihan dihadiri lebih dahulu oleh para koordinator atau kepala kantor perwakilan JNE.

Menurut Sofi Nur Fauziyah sebagai informan II ia diberitahukan oleh koordinator untuk mempersiapkan diri agar menghadiri undangan pelatihan yang akan diselenggarakan perusahaan. Pelatihan dilakukan di kantor pusat JNE Tomang dan dihadiri oleh teman-teman dari cabang atau kantor perwakilan JNE yang lain, pelatihan yang diterima nya terkait pengenalan produk-produk perusahaan diantaranya produk layanan seperti jenis-jenis pengiriman dengan service apa, apakah DIPLOMAT, SUPER SPEED, YES, REGULER, OKE atau yang lainnya.

Selain itu produk pelengkap pengiriman seperti @BOX, JESIKA, PIPO, PESONA, MONEY REMITTANCE, JOB, MY JNE, POPBOX, dan JLC. Tidak hanya itu produk jenis layanan lain juga disampaikan seperti JNE Online Payment ( JOP ) yaitu produk yang menawarkan pemesanan, pembelian atau pembayaran tiket kereta api dan pembayaran tagihan PLN, TELKOM, dan Speedy. Lalu ada produk yang

nama nya MAXINDO produk ini menawarkan pelanggan untuk pengisian pulsa elektrik.

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan penyampaian informasi produk yang diberikan public relations dan tim Human Capital sangat efektif, dimana kegiatan dilakukan dengan sangat kondusif, nyaman dan menyenangkan sehingga peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan dapat menyerap informasi yang disampaikan dan nanti nya dapat menunjang keberhasilan pelayanan yang akan diberikan, maka penulis memahami bagaimana proses penyampaian informasi produk yang dilakukan di internal publik.

2. Kegiatan Penyampaian Informasi Terkait Pelayanan Kepada Publik Internal

Public relations PT.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir sebagai perusahaan yang bergerak bidang jasa pengiriman melalui kegiatannya baik eksternal maupun internal, tak lain adalah untuk menciptakan image perusahaan agar dapat diterima oleh pelanggannya. Untuk itu sebagai perusahaan jasa penting sekali membentuk pelayanan yang baik sebagai modal utama dalam kegiatan operasional perusahaan.

Maka dari itu public relations perusahaan berusaha keras melakukan kegiatan yang nanti nya akan disampaikan kepada seluruh karyawan yang terdapat di perusahaan, khususnya kepada karyawan yang berhadapan langsung dengan pelanggan, yaitu melalui penyampaian informasi internal terkait pelayanan.

Menurut pendapat bapak Wisnu Widodo kegiatan pelatihan bagaimana membangun pelayanan yang baik dan meningkatkan kinerja karyawan sering dilakukan melalui kegiatan greeting3S“SALAM, SENYUM, SAPA” yaitu memberikan salam kepada pelanggan yang datang, dibarengi dengan senyuman lalu menyapa nya dengan menanyakan apa yang bisa dibantu kepada pelanggan.

Pelatihan keterampilan, pelatihan keterampilan disini meliputi kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan cepat dan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan semua pihak/publik seperti pelatihan pengoperasian sistem ORION yaitu model aplikasi sistem yang JNE gunakan dalam melakukan proses pengimputan alamat kiriman.

Kegiatan ini disebut Basic Trainning dimana semua hal awal yang biasa diajarkan kepada karyawan baru.Mampu memberikan rasa aman, dan mampu bernegosiasi dengan pelanggan terhadap kebutuhan pemilihan services kiriman, misalnya sebelumnya pelanggan ingin mengirim barang dengan product services OKE yang memakan waktu kiriman hingga satu minggu, lalu petugas mengarahkan dengan pemakaian product service reguler, selain lebih cepat dan lebih aman.

Trainning building character yaitu kegiatan yang nanti nya akan berhubungan dengan hasil pelayanan seperti kegiatan pembangunan karakter agar terciptanya karakter baik, memiliki jiwa yang bertanggung jawab dan Attitude yang baik bagi