• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PEMIKIRAN

PEMILIHAN DAN LOYALITAS MEREK

Kebutuhan Membeli Susu AKSES INFORMASI - Sumber informasi - Jumlah informasi - Sumber yang dipercaya Konsumsi Non Susu IBU KONSUMSI ANAK

Penelitian ini menggunakan disain ”cross sectional study” untuk

mengetahui terjadinya pertumbuhan dan perkembangan serta status kesehatan anak saat ini merupakan pengaruh dari konsumsi susu sebagai hasil dari perilaku pembelian susu dan pengasuhan orang tuanya. Disain ini dipilih untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai peubah pada populasi dan untuk menerangkan hubungan antara peubah yang satu dengan yang lainnya di kehidupan nyata serta yang tidak memungkinkan untuk mengontrol peubah- peubah secara langsung karena manifestasinya telah ada. Selain itu disain penelitian tersebut dipilih untuk membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari permasalahan yang ada. Pengamatan terhadap peubah pengaruh dan terpengaruh sekaligus pada satu saat dan dilakukan tanpa intervensi maupun manipulasi dari subjek yang diteliti.

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama melakukan analisis faktor-faktor yang menentukan keputusan pembelian susu (membeli atau tidak membeli) bagi seluruh contoh. Tahap kedua menganalisis proses pemilihan merek susu dan pembentukan sikap loyalitas merek pada contoh yang membeli susu saja. Selanjutnya pada tahap ketiga menganalisis pengaruh konsumsi susu dan pengasuhan psikososial terhadap tumbuh kembang anak untuk seluruh contoh. Dalam penelitian ini terdapat lima peubah independent yaitu faktor

karakteritik keluarga/individu, karakteritik anak, akses informasi, pengasuhan psikososial serta konsumsi susu yang mempengaruhi peubah dependent yaitu

tumbuh kembang anak (status gizi, status kesehatan dan perkembangan psikososial).

Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukasari dan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, dan Kelurahan Tanah Sareal serta Kedungbadak Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat (Lokasi terdapat pada Lampiran 1). Pemilihan kecamatan dan kelurahan dilakukan secara purposif dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut dekat dengan pertokoan, mall/departemen store sebagai tempat penjualan berbagai merek susu, serta

terdapatnya banyak warung/toko di sekitar lokasi. Selain itu wilayah tersebut juga mempunyai penduduk yang berusia 2-5 tahun cukup banyak dan kondisi

35

Gambar 8 Bagan penarikan contoh.

Kecamatan Tanah Sereal Kecamatan Bogor Timur Kelurahan Barangsiang Kelurahan

Sukasari Kedung Badak Kelurahan Tanah Sareal Kelurahan

2 RW SOSEK Rendah Kecamatan di Kota Bogor

(6 Kecamatan) Purposif Purposif Purposif SOSEK 2 RW Tinggi 2 RW SOSEK Tinggi 2 RW SOSEK Tinggi 2 RW SOSEK Tinggi 2 RW SOSEK Rendah 2 RW SOSEK Rendah 2 RW SOSEK Rendah 136 Keluarga yang Mempunyai Balita 2.5-5 tahun 186 209 112 178 171 223 115 31 Proporsional Random Sampling 42 47 25 40 39 50 26

Dengan demikian diharapkan populasi di wilayah tersebut dapat mewakili orangtua yang tidak membeli maupun membeli susu. Jumlah balita masing- masing kecamatan dapat dilihat di Lampiran 2. Masing-masing kelurahan diambil dua rukun warga (RW) yang sebagian besar penduduknya berstatus ekonomi tinggi dan rendah berdasarkan peta kemiskinan kelurahan dan informasi dari aparat kelurahan setempat.

Waktu penelitian dilakukan selama sepuluh bulan terhitung mulai bulan Mei 2006 dengan sampai Mei 2007 meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data serta penulisan disertasi. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap inti. Pada tahap pendahuluan dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2006 kemudian dilanjutkan dengan tahap inti mulai bulan Juli 2006 hingga Februari 2007. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pendahuluan adalah observasi lapang, uji coba kuesioner dan persiapan perlengkapan penelitian dan enumerator, sedangkan pada tahap inti dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dan pengamatan terhadap contoh.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari anak berusia 2.5-5 tahun yang mengambil keputusan tidak membeli atau membeli susu, dengan unit penelitiannya ibu dan anaknya. Hasil penelitian Tias (2005) menyebutkan bahwa pengambil keputusan pembelian susu adalah ibu sebesar 82% dan sisanya keputusan bersama ibu dan ayah. Alasan batas bawah 2.5 tahun diambil karena ingin mengetahui pengalaman membeli susu selama enam bulan terakhir saat anak usia 2 tahun dan kesesuaiaan dengan alat ukur perkembangan anak yang dikembangkan oleh Tim TK (Depdiknas 2004) serta batas atas usia 5 tahun karena ketersediaan data di posyandu. Pemilihan anak usia 2–5 tahun dikarenakan alasan utama adalah pada umumnya anak pada usia tersebut masih mengkonsumsi susu dan sudah tidak mengkonsumsi ASI.

Untuk menentukan besarnya proporsi orang yang membeli susu dan tidak dilakukan penelitian pendahuluan di posyandu Dewi Kencana Wungu kelurahan Sukasari pada bulan April 2006. Hasilnya diperoleh bahwa dari jumlah 79 keluarga yang mempunyai anak usia dua sampai lima tahun, terdapat 17 orang (22%) yang membeli susu pertumbuhan. Dengan menggunakan rumus menurut Scheaffer, Mendenhall dan Ott (1979), dan proporsi yang membeli susu adalah

37

0.22 maka diperoleh jumlah contoh minimal sebesar 227. Untuk mengatasi adanya data yang ekstrim maupun yang tidak lengkap maka jumlah contoh yang diambil sebesar 300.

Tabel 1 Jumlah balita menurut lokasi berdasarkan data PIN (Pekan Imuninasi Nasional) April 2006 dan jumlah populasi contoh

Kecamatan Kelurahan Jumlah Balita

0-5 Tahun Jumlah Populasi 2.5-5 Tahun (N) 2.5-5 Tahun (n) Jumlah Contoh T* R* T* R* T* R* Bogor Timur Baranangsiang 377 435 186 209 42 47 Sukasari 159 323 112 178 25 40 Tanah Sareal Kedung Badak 361 497 171 223 39 50 Tanah Sareal 283 310 115 136 26 31 Total per wilayah 1180 1565 584 746 132 168

Total 2745 1330 300

*) Wilayah yang sebagian besar penduduknya berstatus sosial ekonomi tinggi (T) dan rendah (R)

berdasarkan peta kemiskinan dan informasi aparat kelurahan setempat

Teknik penarikan contoh dari populasi dilakukan dengan cara proporsional

random sampling dari populasi anak usia 2.5–5 tahun berjumlah 1330 orang di

33 posyandu (Gambar 8). Sebaran populasi contoh yang diperoleh menurut wilayah penelitian terdapat pada Lampiran 3. Dari 300 contoh yang diambil hanya 297 contoh yang dapat memberikan data lengkap dan dianalisis.

Rumus penarikan sampel untuk penelitian survey (Scheaffer, Mendenhall dan Ott 1979): no = Npq = 1330 (0.22) (0.78) = 228.228 = 227 (N-1) D + pq (1329 x 0.052 ) + (0.22 x 0.78) 0.831 +0.172 4 Keterangan : no = jumlah contoh N = jumlah populasi

p = proporsi orang yang membeli susu formula lanjutan sebesar 22% q = 1- p

D = B2 dimana B adalah kesalahan estimasi yang besarnya 5 % (0.05)

4

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi: 1) karakteristik keluarga/individu meliputi: umur ayah dan ibu, pendidikan tertinggi yang diraih ayah dan ibu, pendapatan per kapita per bulan dan pengeluaran untuk susu, jumlah anggota keluarga, pengetahuan gizi dan tumbuh kembang, sikap pemberian susu, 2) karakteristik anak: umur, jenis kelamin, urutan/posisi anak; 3) akses informasi meliputi: a) jumlah sumber informasi, b) jumlah informasi, c) sumber informasi yang dipercaya tentang susu dan mereknya); 4) perilaku pembelian susu; antara lain jenis susu, alasan pemilihan jenis susu, volume pembelian per bulan, frekuensi pembelian, tempat pembelian, jenis

kemasan dan rasa susu; 5) proses pengambilan keputusan pemilihan merek susu (motivasi pembelian susu, pencarian informasi merek, evaluasi altenatif merek, perilaku pemilihan merek (jumlah merek yang dibeli selama enam bulan terakhir, kepuasan, komponen sikap loyalitas merek (kepercayaan-kesukaan-niat beli merek yang sama); 6) pengasuhan psikososial; 7) konsumsi susu dan makanan lain; 8) status gizi anak dengan indikator BB/U, TB/U, dan BB/TB; 9) kesehatan anak yang mencakup jenis, frekuensi dan lama sakit yang diderita anak, morbiditas serta status kesehatan; 10) perkembangan psikososial anak diukur dari perkembangan bahasa, kognitif, menolong diri sendiri, sosial emosi, motorik kasar dan motorik halus. Definisi dari masing-masing peubah tersebut dapat dilihat dari definisi opersional, sedangkan isi variabel, jenis data dan skala pengukurannya dapat dilihat pada Lampiran 4. Data sekunder yang menunjang data primer dikumpulkan dari dinas kesehatan kota, puskesmas, kecamatan dan kelurahan di wilayah penelitian serta instansi lain yang terkait.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1) Data karakteristik keluarga/ individu, karakteristik anak, akses informasi,

proses pemilihan merek susu (motivasi pembelian susu, pencarian informasi merek, evaluasi alternatif merek), perilaku pemilihan merek, kepuasan merek, komponen sikap loyalitas merek (kepercayaan, kesukaan, niat pilih merek) dan kesehatan anak diperoleh dengan cara wawancara kepada ibu dengan menggunakan alat bantu kuesioner.

2) Data pengasuhan psikososial diperoleh dengan cara wawancara dan observasi dengan menggunakan kuesioner HOME.

3) Data konsumsi anak diperoleh dengan cara wawancara kepada ibu untuk

me-recall satu hari dan menimbang makanannya dengan menggunakan timbangan digital, serta kemudian dihitung kandungan energi dan proteinnya dengan menggunakan Food Processor.

4) Data status gizi diperoleh dengan mengukur berat badan dan tinggi badan, kemudian data tersebut dibandingkan dengan standar baku z-skor menurut NCHS/WHO. Perhitungan status gizi dilakukan dengan menggunakan program komputer WHO Antro 2005.

5) Data perkembangan anak diperoleh dengan wawancara dan observasi serta menilainya dengan menggunakan alat bantu checklist penilaian

39

dikembangkan oleh TIM TK (Depdiknas 2004) serta mengukur kematangan sosial dengan menggunakan alat pengukuran Vineland ( Doll 1965).

Kontrol Kualitas data

Instrumen penelitian ini ada empat jenis yaitu kuesioner terstruktur, alat bantu checklist pengasuhan psikososial, seperangkap alat bantu permainan

edukatif untuk penilaian perkembangan anak, timbangan badan merek TANITA kapasitas 130 kg dan mikrotois untuk mengukur ukuran tubuh anak serta timbangan makanan merek TANITA kapasitas 2 kg tipe KD-160. Seperangkat alat yang digunakan tersebut masing-masing berjumlah empat buah.

Alat ukur timbangan badan, timbangan makanan digital, dan mickotois dicek dan ditera terlebih dahulu sebelum digunakan agar terdapat kesamaan dan ketepatan ukuran pada masing-masing alat, sedangkan kuesioner diujicobakan dua tahap. Tahap pertama, diujicobakan kepada 3 orang ibu yang mempunyai balita untuk diketahui ketepatan penggunaan bahasa terhadap pemahaman pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Setelah kuesioner diperbaiki bahasanya kemudian dilanjutkan ujicoba tahap kedua yang diujicobakan kepada masing-masing 10 orang ibu dan anaknya yang berumur 2.5 – 3.4 tahun, 3.5 – 4.4. tahun dan 4.5-5 tahun.

Pengambilan data dibantu oleh 4 pasang enumerator, satu orang enumerator bertugas mewawancara dan mengobservasi ibu, sedangkan seorang lainnya mengajak bermain dan mengamati anak. Sebelum pelaksanaan pengambilan data dimulai, dilakukan pelatihan sebanyak 3 kali dan setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam untuk menyamakan persepsi. Setelah pengambilan data berlangsung satu minggu, diadakan pertemuan kembali untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi untuk kemudian disamakan persepsinya.

Instrumen dan Pengukuran

Variabel-variabel penelitian diuji kualitasnya dengan menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas untuk seluruh contoh. Nilai koefisien -Cronbach intrumen penelitian dan kisaran nilai validitas item menunjukkan keterandalan dan kesahihan alat ukur yang dipakai.

Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan merupakan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur hal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995) reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu alat ukur merupakan keterandalan/kepercayaan suatu alat pengukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya, bila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah.

Terdapat tiga pendekatan untuk mengukur reliabilitas, yaitu: 1) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama; 2) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur; 3) reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari galat pengukurannya (galat acak yang merupakan himpunan akibat dari berbagai pengaruh). Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach Alpha atau Cr. Alpha berdasarkan skala Cr. Alpha: 0 sampai dengan 1.

Apabila nilai hasil perhitungan ( ) dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan skala yang sama (0 sampai dengan 1), maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) nilai koefisien alpha berkisar 0.00 – 0.20 berarti kurang reliabel; 2) nilai koefisien alpha berkisar 0.21 – 0.40 berarti agak reliabel; 3) nilai koefisien alpha berkisar 0.41 – 0.60 berarti cukup reliabel; 4) nilai koefisien alpha berkisar 0.61 – 0.80 berarti reliabel; 5) nilai koefisien alpha berkisar 0.81 – 1.00 berarti sangat reliabel.

Suatu instrumen (keseluruhan indikator) dianggap sudah cukup reliabel (reliabilitas konsistensi internal) bila 0,6. Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap peubah-peubah penelitian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha (Cr-Alpha), diperoleh koefisien Alpha yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian ini cukup reliabel yaitu berkisar antara 0.4109 hingga 0.8946 (Lampiran 5).

Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih, apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995). Validitas merujuk pada suatu pengukuran secara empiris yang menggambarkan makna nyata dari konsep yang sedang

41

dipertimbangkan. Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan, sehingga memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian.

Validitas suatu alat ukur adalah kebenaran suatu alat ukur untuk mengukur hal yang memang ingin diukur oleh peneliti. Validitas instrumen memberi keyakinan pada peneliti bahwa dengan perangkat pengukuran yang digunakan, hal yang diukur dapat diukur. Validitas instrumen tersebut, seyogyanya bersandar pada logika dan pembuktian statistik.

Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi (validitas butir) dengan cara menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori dari konsep yang akan diukur. Validitas isi dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item.

Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan (signifikansi) tertentu, berarti instrumen yang dibuat memenuhi kriteria validitas atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, jika angka korelasi yang diperoleh (r-hitung) lebih kecil dari r-tabel berkorelasi negatif, berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya atau instrumen tersebut tidak valid.

Bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator, positif dan lebih besar dari 0,3 (r >0,3), maka instrumen tersebut sudah valid. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi (r) masing-masing peubah,

seperti disajikan pada Lampiran 5.

Pengetahuan Gizi dan Tumbuh Kembang. Penyataan pengetahuan gizi dan tumbuh kembang terdiri dari 25 item yang meliputi 15 pernyataan tentang tentang gizi berupa pemahaman tentang ASI, jenis susu, kandungan susu, makanan balita, dan 10 item tentang perkembangan anak berupa pemahaman tentang peran orangtua dalam pengasuhan, alat untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan serta cara pengasuhan. Hasil uji reliabilitas nilai koefisien - Cronbach sebesar 0.5072 terhadap 15 item, hal ini menunjukkan alat ini cukup reliabel.

Sikap Pemberian Susu. Variabel sikap terdiri dari 7 item meliputi 2 item norma subjektif, 2 item sikap terhadap perilaku, 2 item kontrol perilaku dan 1 item niat perilaku. Dari hasil uji reliabilitas nilai koefisien -Cronbach terhadap 7 item pernyataan menunjukkan reliabel dengan nilai sebesar 0.7146.

Motivasi Pembelian Susu. Motivasi pembelian susu diterjemahkan dalam 10 item pernyataan yang terdiri dari motivasi membeli dan kebutuhan yang dirasakan tentang susu. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen ini memiliki nilai koefisien -Cronbach yang reliabel sebesar 0.6136 terhadap 10 item.

Pencarian Informasi Merek. Instrumen pencarian informasi tentang merek disusun dari pencarian internal (5 item) dan pencarian eksternal (4 item) atribut merek seperti harga, kandungan gizi, tempat membeli, klaim gizi dan informasi. Instrumen ini cukup reliabel yang ditunjukkan oleh hasil uji reliabilitas terhadap 9 item dengan nilai koefisien -Cronbach yang sebesar 0.5515.

Evaluasi Merek. Evaluasi merek disusun atas pernyataan-pernyataan untuk dapat menjaring keterlibatan konsumen dalam membandingkan (10 item) dan mengevaluasi atribut (2 item) produk seperti harga, kandungan gizi, bonus, cara penyiapan, tempat pembelian, manfaat dan kesukaan. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen ini memiliki nilai koefisien -Cronbach yang reliabel sebesar 0.7075 terhadap 12 item.

Kepuasan Merek. Kepuasan merek dinilai dengan menggunakan teknik

tradisional appraoch analysis yaitu konsumen diminta untuk memberikan

penilaian terhadap masing-masing atribut merek dengan menggunakan skala likert. Pernyataan instrumen kepuasan terhadap merek terdiri dari 9 item yang menanyakan kepuasan terhadap atribut merek seperti pada kepercayaan dan sikap terhadap merek. Dengan menggunakan 8 item dari 9 item yang ada menunjukkan hasil uji reliabilitas dengan nilai koefisien -Cronbach yang cukup reliabel sebesar 0.6541.

Kepercayaan Merek. Instrumen kepercayaan merek terdiri dari 11 item pernyataan yang menggambarkan kepercayaan/pengetahuan terhadap atribut merek seperti manfaat, klaim gizi, kualitas, asal negara produsen susu dan citra merek. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen ini memiliki nilai koefisien - Cronbach yang cukup reliabel sebesar 0.6016 terhadap 10 item.

Kesukaan Merek. Seperti instrumen kepercayaan, kesukaan merek juga terdiri dari 11 item pernyataan tentang perasaan/kesukaan terhadap atribut merek seperti manfaat, klaim gizi, kualitas, asal negara produsen susu dan citra merek. Instrumen ini cukup reliabel yang ditunjukkan oleh hasil uji reliabilitas terhadap 7 item dengan nilai koefisien -Cronbach sebesar 0.4109.

Niat pilih merek. Niat pilih merek diukur dengan menunjukkan keinginannya untuk tetap membeli merek yang sama walaupun ada perubahan

43

harga maupun ketersediaan yang digambarkan oleh 10 item pernyataan. Instrumen ini reliabel yang ditunjukkan oleh hasil uji reliabilitas terhadap 10 item dengan nilai koefisien -Cronbach sebesar 0.6965.

Pengasuhan Psikososial. Pengasuhan psikososial disebut juga stimulasi orangtua kepada anak yang diadopsi dari HOME oleh Caldwell dan Bradley (1986) yang dibedakan berdasarkan kelompok umur 0-3 tahun, 3-6 tahun dan lebih dari 6 tahun (usia anak sekolah dasar). Dalam penelitian ini hanya digunakan untuk 2 kelompok umur saja yaitu 0-36 bulan (45 item) dan 37 – 72 bulan (55 item). Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen ini memiliki nilai koefisien -Cronbach yang reliabel sebesar 0.6093 untuk kelompok umur 0-36 bulan dan 0.7253 untuk kelomopok umur 37 – 72 bulan.

Perkembangan anak. Alat ukur perkembangan anak diadopsi dari Tim TK (Depdiknas 2004) dan Vineland (Doll 1965). Berdasarkan intrumen kompetensi/ perkembangan anak usia 2.5 – 6.4 tahun yang dikembangkan oleh Tim TK, perkembangan anak dibagi menjadi perkembangan bahasa, kognitif, menolong diri sendiri, sosial emosi, motorik halus dan motorik kasar. Alat ukur ini dibedakan menurut kelompok umur kronologisnya yaitu kelompok umur 2.5–3.5 tahun, 3.5-4.5 tahun, 4.5–5.5 tahun, 5.6–6.4 tahun dan 6.5–7.4 tahun. Dalam penelitian ini hanya digunakan 3 kelompok umur saja yaitu 2.5– .5 tahun (30–41 bulan), 3.5–4.5 (42–53 bulan) dan 4.5–5.5 tahun (54–65 bulan) karena usia contoh 2.5 hingga 5 tahun. Sedangkan instrumen perkembangan anak menurut Vineland dikelompokkan berdasarkan usia kematangan sosial dari nol sampai lebih dari 25 tahun. Dalam penelitian ini hanya digunakan 3 kelompok umur yaitu 2–3 tahun (24–36 bulan), 3–4 tahun (37–48 bulan) dan 4–5 tahun ( 49–60 bulan) (Doll 1965).

Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen perkembangan anak Tim TK memiliki nilai koefisien -Cronbach yang sangat reliabel sebesar 0.8266 untuk kelompok umur 2.5–3.4 tahun, 0.8823 untuk kelompok umur 3.5–4.4 tahun dan 0.8984 untuk kelompok umur 4.5–5.4 tahun. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen perkem-bangan anak Vineland memiliki nilai koefisien -Cronbach yang juga cukup reliabel sebesar 0.5224 untuk kelompok umur 2–3 tahun dan 0.4534 untuk kelompok umur 3–4 tahun serta 0.4456 untuk kelompok umur 4–5 tahun.

x 100

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry

data ke komputer, cleaning data dan analisis data. Data dianalisis secara

deskriptif dan inferensial dengan menggunakan komputer program Microsoft Exell dan SPSS (Stastical Product and Service Solution) versi 11 for Windows.

Peubah penelitian, jenis pertanyaan/pernyataan, jenis data dan skala pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada peubah karakteristik keluarga/individu, karakteristik anak dan akses informasi, sebagian besar menggunakan skala nominal dan ordinal. Demikian pula pada peubah-peubah proses pemilihan merek (motivasi pembelian susu, pencarian informasi merek, evaluasi merek), perilaku pilih merek, kepuasan, dan sikap loyalitas (kepercayaan merek, kesukaan/afeksi merek, niat membeli merek yang sama) juga seluruhnya menggunakan skala ordinal. Peubah kualitas pengasuhan psikososial digunakan skala ordinal. Untuk peubah konsumsi susu dan makanan lain digunakan skala rasio, sedangkan peubah pertumbuhan dan perkembangan anak terdiri dari status gizi, status kesehatan dan skor perkembangan psikososial diukur dengan skala rasio.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Analisis deskriptif untuk menganalisis metode pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menjawab tujuan dengan menggunakan rataan, standar deviasi dan minimum, maksimum, pengkategorian peubah.

2) Indeks indikator adalah mentransformasikan nilai skor variabel ke dalam interval 0–100 agar nilai skor tersebut mudah diinterpretasikan. Variabel yang nilai skornya ditransformasikan kedalam indeks adalah karakteristik individu (pengetahuan gizi dan tumbuh kembang, sikap pemberian susu), perkem- bangan psikologis (HOME), proses pemilihan merek (motivasi, pencarian informasi, evaluasi alternatif merek), kepuasan dan komponen sikap loyalitas (kepercayaan merek, kesukaan/afeksi merek, niat pilih merek), serta perkem- bangan psikososial. Rumus indeks indikator sebagai berikut:

(Jumlah skor yang dicapai tiap indikator – jumlah skor minimum tiap indikator) (Jumlah skor maksimum tiap indikator– jumlah skor minimum tiap indikator) 3) Kelas interval adalah meringkas data asli yang komplek menjadi data

yang dapat dikelola. Klasifikasi variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga dan lima interval kelas.

45

Interval kelas = nilai tertinggi – nilai terendah

jumlah kelas yang diinginkan

Komposit skor yang diperoleh dikategorikan ke dalam tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian pengetahuan gizi dan tumbuh kembang dibagi menjadi (skor <60.0), sedang (skor 60.0-80.0) dan tinggi (skor 80.1-100.0), sedangkan untuk variabel sikap pemberian susu, proses pemilihan merek, kepuasan, dan komponen sikap loyalitas dibagi ke dalam lima interval sebagai berikut:

Interval kelas = nilai tertinggi – nilai terendah = 5-1 = 0.8 jumlah kelas yang diinginkan 5 1.00-1.80 = sangat tidak setuju

1.81-2.60 = tidak setuju 2.61-3.40 = netral 3.41-4.20 = setuju

4.21-5.00 = sangat setuju

Dari lima rentang skala tersebut kemudian dipersempit lagi menjadi tiga yaitu rendah (1.00-2.60), sedang (2.61-3.40) dan tinggi (3.41-5.00). Jenis data dan metode pengkategorian variabel dapat dilihat pada Lampiran 6.

4) Uji beda mean (rataan) pada penelitian ini menggunakan uji beda-t berpasangan, yaitu untuk melihat perbedaan karakteritik keluarga/individu, akses informasi, pengasuhan psikososial antara kelompok yang tidak membeli dan yang membeli susu, serta konsumsi energi dan protein, status gizi, status kesehatan dan perkembangan psikososial.

5) Uji korelasi Rank-Spearman untuk mengetahui kecenderungan hubungan antar variabel

6) Untuk menjawab tujuan penelitian:

a) Faktor-faktor yang menetukan keputusan pembelian susu digunakan model regresi logistik.

Y = 1X1 + 2X2 + 3X3 + ...+ 9X9 + ε

Y = pembelian susu (ya/tidak)

1- 8 = koefisien regresi

X1, X2, X3, ... X9 = peubah bebas antara lain umur ibu, lama pendidikan

Dokumen terkait