• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.8 Pemodelan Sistem Dinamik

Model merupakan penyederhanaan sistem, karena sistem sangat kompleks, tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh proses yang terjadi dalam sistem. Model disusun dan digunakan untuk memudahkan dalam pengkajian sistem, karena sulit dan hampir tidak mungkin untuk bekerja pada keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, model hanya memperhitungkan beberapa faktor dalam sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Hartrisari 2007).

Pemodelan (modeling) adalah suatu teknik untuk membantu menyederhanakan suatu sistem dari sistem yang lebih kompleks, dimana hasil pemodelan tersebut disebut juga dengan model (Eriyatno 1998). Model adalah merupakan penyederhanaan sistem dan memberikan gambaran ideal dari suatu situasi (dunia) nyata, sehingga sifatnya yang kompleks dapat disederhanakan (Dimyati 1987; Hartrisari 2007). Model memperlihatkan hubungan hubungan langsung maupun tidak langsung secara kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat dan model dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji (Eriyatno 1999).

Dalam pengertian yang paling sederhana, model merupakan suatu perkiraan dari sistem dunia nyata. Selanjutnya Goodman (1975) in Hall dan Day (1977) menjelaskan bahwa model adalah abstraksi dan penyederhanaan dari sistem yang sebenarnya. Model merupakan alat untuk memprediksi perilaku dari suatu entitas yang kompleks dan sedikit dipahami, atas dasar perilaku dari bagian bagian yang telah diketahui dengan baik. Suatu model harus menggambarkan fungsi yang sebenarnya dari sistem (Jeffers 1978) dan dapat digunakan untuk membantu menggambarkan sistem yang kompleks secara konseptual dan terukur dan juga memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari suatu kegiatan apabila diaplikasikan dalam sistem yang sebenarnya.

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen (komponen) yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Garperz 1992; Hartrisari 2007). Menurut Hall and Day (1977) sistem merupakan suatu fenomena baik secara struktur maupun fungsional yang memiliki paling tidak dua hal yang dipisahkan yaitu komponen komponen dan interaksi antara komponen

komponennya. Selanjutnya dikatakan pula oleh Muhammadi et al. (2001) bahwa sistem merupakan sebagai keseluruhan interaksi antar komponen dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Pengertian keseluruhan adalah terletak pada kekuatan (power) yang dihasilkan oleh keseluruhan tersebut. Pengertian interaksi adalah pengikat atau penghubung antar komponen yang memberi bentuk atau suatu struktur kepada obyek, sehingga membedakan dengan obyek lain dan mempengaruhi kelakuan dari obyek. Pengetian komponen adalah benda, baik kongkrit atau abstrak yang menyusun obyek sistem. Pengertian obyek adalah sistem yang menjadi perhatian dalam suatu batas tertentu, sehingga dapat dibedakan antara sistem dengan lingkungan sistem.

Secara umum, terdapat lima karakteristik sistem sebagai berikut (Eriyanto, 1986) : (1) sistem terdiri dari elemen elemen yang membentuk satu kesatuan sistem; (2) adanya interaksi antar komponen; (3) mempunyai mekanisme atau transformasi; (4) adanya tujuan dan saling ketergantungan; (5) adanya lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem.

Analisis sistem adalah suatu penerapan dari metoda ilmiah tentang masalah masalah dalam suatu sistem yang kompleks. Analisis sisem merupakan suatu metoda pendekatan masalah dalam pengelolaan sistem dan bertujuan untuk mengidentifikasi unsur unsur penyusun sistem, memahami proses yang terjadi didalam sistem dan memperbaiki kemungkinan keluaran sistem yang terjadi akibat adanya perubahan di dalam sistem. Analisis sistem tidak ditemukan dalam sekumpulan teknik kuantitatif, melainkan dalam strategi pemecahan masalah yang lebih luas seperti ekosistem alamiah, sistem ekonomi, dan sosial teknik matematika atau kelompok matematika (Jeffers 1978).

Selanjutnya dikatakan bahwa analisis sistem merupakan studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas azas ilmiah yang dapat menghasilkan suatu konsepsi atau model. Konsepsi atau model tersebut dapat digunakan sebagai dasar kebijakan, perubahan struktur, strategi, dan taktik pengelolaan sistem tersebut (Soerianegara 1978). Karena itu, sistem dipandang sebagai suatu organisasi data dan informasi data dengan model yang teratur dan logik yang diikuti dengan pengujian dan eksplorasi model untuk mendapatkan validasi dan perbaikan, dimana dalam analisis sistem terjadi penggunaan analogi

fisik dari proses proses yang diamati. Suatu model tidak memerlukan fungsi matematis secara eksplisit untuk merealisasikan variabel-variabel sistem, namun model simulasi dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis (Dimyati dan Dimyati 1997). Simulasi model yaitu model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen komponennya. Menurut Muhammadi et al. (2001) tahapan-tahapan untuk melakukan simulasi model adalah sebagai berikut.

1 Penyusunan konsep

Pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel-variabel yang berperan dalam menimbulkan gejala atau proses. Varibel-variabel tersebut saling berinteraksi, saling berhubungan, dan saling ketergantungan. Kondisi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyusun gagasan atau konsep mengenai gejala atau proses yang akan disimulasikan.

2 Pembuatan model

Gagasan atau konsep yang dihasilkan pada tahap pertama selanjutnya dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar atau rumus. 3 Simulasi

Simulasi dilakukan dengan menggunakan model yang telah dibuat. Pada model kuantitatif, simulasi dilakukan dengan menelusuri dan melakukan analisis hubungan sebab akibat antar variabel dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk memahami perilaku gejala atau proses model.

4 Validasi hasil simulasi

Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa mendatang.

Keuntungan digunakan simulasi adalah dapat memecahkan banyak persamaan secara simultan dan dapat mengakomodir sistem nonlinear dari suatu proses/persamaan, sehingga sangat sesuai untuk sistem yang lebih kompleks. Menurut Hall dan Day (1977), melalui simulasi dapat diperoleh keputusan dengan cara melakukan eksperimen tanpa mengganggu sistem/ekosistem atau mengadakan perlakuan terhadap sistem yang diteliti. Selanjutnya Grant et al.

(1997) menyatakan bahwa simulasi adalah suatu proses yang menggunakan model untuk menirukan atau menelusuri tahap demi tahap tentang perilaku dari suatu sistem yang dipelajari. Model simulasi disusun dari suatu seri penghitungan dan operasi logis yang secara bersama-sama menyajikan struktur dan perilaku sistem yang dipelajari.

3 METODOLOGI PENELITIAN