• Tidak ada hasil yang ditemukan

Banyak sekali.

33. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Banyak sekali, tapi dibatasi, ya. Supaya disampaikan secara ringkas, to the point karena Pak Fathul Hadie ini sukanya berpanjang-panjang. Ya, ringkas saja, to the point, apa saja, ditujukan kepada siapa? Saya persilakan.

34. KUASA HUKUM PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN

Ini untuk Ahli Pemerintah karena materinya hampir sama, pertanyaannya siapa saja nanti boleh menjawab. Tentang kewajiban haji, di situ tadi dikatakan melanggar konstitusi kalau melarang yang pernah haji untuk berhaji lagi. Ini perlu kami minta klarifikasi karena tadi memakai hukum Islam atau dalil-dalil di dalam Alquran, seakan-akan yang wajib haji itu dikatakan itu orang yang kaya, padahal perintah haji itu untuk semua orang Islam, “Waazin fil haji linas, ya tukarizallau waala kulli domirin.” Di situ.

Jadi haji itu untuk semua orang Islam yang punya niat. Lah, kemampuan, ini bisa menggugurkan kewajiban haji. Nah karena semua orang Islam itu berhak haji, maka kalau diharuskan untuk membayar setoran awal, ini yang kemampuan ekonominya pas-pasan, ya, nanti secara konstitusional ini bisa menghambat hak mereka untuk berhaji karena rata-rata kalau kami bisa melihat tadi dilihat secara sosiologis saya juga melihat, secara sosiologis dan historis masyarakat kita itu kebanyakan mendaftarnya haji itu setelah biaya sekolah anak selesai, rumah selesai, sekitar umur 50-60 lah. Lah, kalau 60 baru daftar haji, ini bisa hajinya ... ini nanti ke depan lima tahun lagi itu sudah 40 sampai 50 tahun masa tunggu, sehingga kemungkinan orang Islam untuk berhaji itu tidak akan mungkin berhaji. Tapi kalau tanpa setoran awal, orang itu bisa mengukur kemampuannya itu. “Saya nanti insya Allah bisa haji, mendaftar lebih awal, lah kira-kira saya berhaji umur 50.” Maka umur 20 bisa daftar, dan sebagainya, dan sebagainya itu.

Mohon tanggapan, itu apakah kalau diharuskan membayar setoran awal itu tidak menghambat haknya untuk berhaji itu tadi?

Kemudian untuk bunga setoran awal, ini kami mohon memang betul-betul masuk ke rekening calon jemaah itu. Karena pengambilalihan paksa yang kami maksudkan itu bukan diambil alih paksa tapi dikuasai,

dikuasai pun tidak boleh. Setoran awal itu pada dasarnya milik siapa? Kami mohon nanti diterangkan bahwa ... kami menganggap bahwa setoran awal itu pada dasarnya milik calon jemaah haji, sehingga saat ini bisa mawati kalau dipatek oleh semua orang ini bisa membawa korban, termasuk Pak Anggito saja yang terkenal bersih, bisa kesandung juga karena setoran awal ini (...)

35. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Tolong untuk hal-hal yang semacam itu (...)

36. KUASA HUKUM PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN

Ya, enggak usah, kami mohon maaf untuk (suara tidak terdengar jelas) tadi.

Ini yang untuk setoran awal. Maksud kami di sini bahwa itu adalah milik pribadi, maka karena calon jemaah haji itu sudah punya rekening, kenapa harus memakai rekening virtual atas nama BPKH, masukkan saja ke rekening calon jemaah haji yang sudah punya. Kan untuk syarat daftar haji itu dia sudah harus menyetorkan apa itu ... tabungan haji yang dikelola oleh bank yang ditunjuk, itu saja, dimasukkan ke rekening itu, berapa pun nanti hasilnya masyarakat bisa tahu. Kalau ke rekening virtual itu kan pura-pura itu, seakan ada rekeningnya, tapi masyarakat enggak bisa memanfaatkan, enggak bisa mengambil, dan itu nanti kami anggap melanggar konstitusi karena ini menguasai hak dari masyarakat yang mestinya masuk ke rekening pribadi, bisa masuk ke rekening yang lain.

Untuk yang dana BP .... BPIH, BP apa itu yang penyelenggaraan ... KBIH, ini dalam Pasal 29 kan sudah dijelaskan bahwa alokasi dana BPIH itu termasuk ongkos bimbingan penyelenggaraan ibadah haji, otomatis kalau keran penyelenggaraan bimbingan ini dibuka untuk masyarakat, maka dananya ya harus diambilkan dari BPIH itu tadi. Lah, kalau tidak diambilkan dari itu, uang bimbingan itu untuk apa nanti? Sehingga nanti yang tidak membimbing nanti jangan-jangan dapat uang bimbingan itu nanti.

Di sini, tadi dikatakan tumpang tindih malah nanti kalau dikenai biaya lagi, calon jemaahnya malah terkena biaya yang tumpang tindih, sudah bayar di BPIH tadi sebagai yang sudah dialokasikan secara sah oleh DPR, tapi di sisi lain pemerintah buat aturan melalui peraturan dirjen dan peraturan Menteri Agama itu boleh menarik sejumlah dua ... maksimal Rp2.500.000,00 itu.

Kemudian yang dari ... dari nilai tukar dolar tadi, saya tidak mempermasalahkan apakah operasionalnya itu memakai rupiah, itu memang betul, di dalam negeri pakai rupiah, tapi karena diharuskan membayar setoran awal itu lama sekali, ini harus dinilai dengan kalau

terpaksa masyarakat membayar setoran awal dengan sukarela lho, bukan paksaan, ini dengan sukarela, membayar setoran awal karena mungkin programnya pemerintah bagus, sehingga mengikuti mau membayar karena dihitung mungkin bunganya tinggi dan sebagainya. Tapi kalau hanya seperti sekarang ini mungkin enggak ada yang tertarik, ini mereka membayar itu karena terpaksa, terpaksa ini kami anggap dikuasai uangnya itu.

Jadi kalau kita lihat sejarah memang di Indonesia itu nilai rupiah mulai (suara tidak terdengar jelas) 1978, kemudian devaluasi 1998, ini masyarakat sangat dirugikan. Tahun 1998, ini masyarakat membayar tiga kali biaya haji, waktu itu dolar sekitar Rp2.500,00, kemudian haji sekitar Rp6.000.000,00 sampai Rp7.000.000,00. Dolar sampai $15, masyarakat membayar lagi sedangkan aset yang mereka jual belum mengikuti dolar, sehingga masyarakat sangat dirugikan dan pemerintah enggak mau tahu itu, pokoknya waktu bayar haji harus memakai standar dolar.

Kenapa membayar haji pakai standar dolar? Nilai masyarakat yang membayar tidak dihargai dengan dolar, ini apakah menjamin hak warga negara yang punya hak milik untuk dijamin, dilindungi, dan sebagainya sesuai konstitusi. Ini kami anggap tidak menjamin hak dari warga negara untuk dapat hak miliknya itu dikuasai di sini.

Kemudian yang tadi Bapak mengatakan bahwa pemerintah sudah membuat peraturan tentang urut-urutan pembayar haji, itu bukan kuota, tapi kalau ada sisa yang tidak diisi, ini boleh diisi oleh, dalam peraturan yang saya baca demikian, bukan kuota dari Arabnya, bukan, tapi kalau ada sisa masih boleh diisi oleh yang sudah pernah haji. Maksud kami demikian bahwa karena haji itu yang wajib sekali, yang sunah itu kalau masih diberi hak, ini melanggar hak konstitusi masyarakat untuk beribadah bahwa meskinya yang sudah beribadah ini haknya kan sudah gugur, sedangkan kan yang belum masih punya kewajiban untuk berhaji.

Jadi yang wajib inilah yang harus dilindungi, sedangkan yang sudah sunah ini enggak perlu dilindungi, kalau ada kuota baru bisa dan saya kira mungkin enggak akan ada kuota karena sisa kuota haji itu masih panjang sekali dan perlu saya garis bawahi bahwa kewajiban haji itu bukan untuk yang kaya, yang pas-pasan pun boleh berhaji sehingga kalau mereka daftar, kemudian dihitung, nanti bisa berhaji harus diberi kesempatan untuk berhaji. Kenapa kami anggap menghalangi? Karena kalau yang pas-pasan ini mampunya daftar haji umur 70 (...)

37. KETUA: ARIEF HIDAYAT

38. KUASA HUKUM PEMOHON: FATHUL HADIE UTSMAN

Saya kira ini yang saya berikan untuk ... untuk ditanggapi, kemudian masalah setoran awal yang masuk ke dana BPKH tadi sudah, kemudian yang nilai manfaat, ini kami anggap bahwa kami mohon tanyakan kepada Ahli. Setoran awal BPIH itu hakikatnya milik siapa? Apakah kalau sudah dikuasai BPKH itu berarti dikuasai langsung ataukah tetap milik BP ... calon jemaah haji daftar tunggu? Kalau milik jemaah haji daftar tunggu, secara konstitusional ini kami anggap bahwa kalau dibatasi bahwa masyarakat yang mempunyai tabungan itu tidak boleh mengambil, berarti itu mengambil paksa atau menguasai paksa hak masyarakat untuk mengambil haknya sendiri.

Ini kami mohon ditegaskan, kami menganggap itu adalah hak daripada jemaah, tidak boleh dikuasai oleh yang lain. Kalaupun BPKH nanti punya program yang bagus, enggak apa-apa nanti masyarakat biar memilih secara sukarela, sebab masyarakat itu bisa menghitung atau menilai. Kalau saya lihat di sini kan BPKH itu fungsinya hanya sekedar ini uang ini untuk apa, apa ditabung ke sukuk atau ke bank syariah atau diinvestasikan. Kalau fungsinya itu, buat aturan saja sudah cukup, enggak usah membentuk BPKH karena masyarakat nanti bisa memilih sendiri mau ikut yang mana? Asalkan nanti uangnya ke rekening masing-masing calon jemaah kan enggak masalah.

Ini antara lain yang kami sampaikan bahwa kami tetap berpedoman bahwa kami memohon bahwa pasal-pasal itu dianggap konstitusional secara bersyarat, bukan ... bukan ... yang antara lain konstitusional bersyarat seperti yang ada dalam permohonan. Demikian, Bapak yang terhormat.

39. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, terima kasih, Pemohon. Saya persilakan, Ahli yang akan menjawab, jadi bisa salah satu atau bisa ketiga-tiganya. Oh, dari meja Hakim, ada? Saya persilakan dari meja Hakim.

Dokumen terkait