• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Cara Pendugaan Kandungan Gaharu

Karena tidak semua tumbuhan penghasil gaharu berisi gaharu, maka pengetahuan cara pendugaan kandungan gaharu pada tumbuhan penghasil gaharu yang terinfeksi jamur pembentuk gaharu perlu diketahui, terutama oleh para pemungut pemula. Dengan demikian, kesalahan tebang pada pohon yang tidak berisi gaharu tidak terjadi. Adapun ciri dari tumbuhan penghasil gaharu yang berisi gaharu antara lain adalah: daun berwarna

kuning dan rontok, tajuk pohon kecil dan tipis, cabang pohon banyak yang patah, banyak terdapat benjolan dan lekukan sepanjang batang atau cabang pohon, kulit kayu kering dan rapuh serta bila ditarik mudah putus. Setelah ditemukan ciri-ciri

tersebut, maka dilakukan uji pelukaan pada batang pohon dengan menggunakan kapak atau parang. Bilamana terdapat

alur coklat kehitaman pada batang, hal ini dapat menunjukkan

adanya kandungan gaharu. Untuk lebih meyakinkan, biasanya serpihan kayu tadi selanjutnya dibakar untuk mengetahui apakah mengeluarkan bau/aroma wangi khas gaharu.

B. Sistem Pemungutan Gaharu

Pohon dari tumbuhan penghasil gaharu yang telah diyakini mengandung gaharu ditebang, kemudian dipotong-potong dan

Rekam Jejak: Gaharu Inokulasi, Teknologi Badan Litbang Kehutanan

24

dibelah untuk diambil gaharunya. Cara pemungutan gaharu semacam ini di Sumatera dan Kalimantan disebut servis, puncut atau pahat. Cara lain yang berlaku pada masyarakat Dayak Kenyah dan Punan di Kalimantan Timur adalah dengan mengiris dan memotong bagian kayu dari tumbuhan penghasil gaharu yang terkena infeksi penyakit hingga ke bagian tengah batang. Cara ini disebut tubuk. Potongan kayu berisi gaharu kemudian dikumpulkan dan secara perlahan bagian kayu dipisahkan dari gaharu dengan menggunakan pisau kecil atau pahat cekung. C. Pengolahan Gaharu

Sampai saat ini, produk gaharu yang berasal dari alam umumnya dipasarkan dalam bentuk bongkahan. Namun, pemasaran ada pula dalam bentuk minyak hasil sulingan. Cara penyulingan minyak gaharu dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem

kukus dan tekanan uap. Harga minyak gaharu di pasaran Jakarta

sekitar Rp 750.000,-/tolak (1 tolak = 12 cc).

Klasifikasi Mutu Gaharu

Klasifikasi mutu gaharu di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Samarinda dan daerah sekitarnya, hingga saat ini masih belum seragam (Tabel 2.1) dan penentuannya dilakukan secara visual. Keragaman klasifikasi dan ketidakjelasan dalam penentuan mutu tersebut menyebabkan harga jual yang berbeda, padahal dengan kelas mutu yang sama. Oleh sebab itu, penetapan standar nasional untuk mutu gaharu dianggap sangat penting. Standar mutu tersebut diharapkan dapat segera menjadi bahan acuan para pengusaha gaharu, pedagang pengumpul, dan pemungut gaharu dalam menentukan kelas mutu gaharu. Selanjutnya, pada Tabel 2.2 disajikan kriteria dan klasifikasi mutu gaharu.

Rekam Jejak: Gaharu Inokulasi,

Teknologi Badan Litbang Kehutanan

25

Tabel 2.1. Klasifikasi mutu gaharu di Kota Samarinda dan daerah

sekitarnya

No. Lokasi Klasifikasi mutu

Super Tanggung Kacangan Teri Kemedangan Cincangan

1. Samarinda Super king Super A Super AB Kacangan A Kacangan B Kacangan C Teri A Teri B Teri C Teri kulit A Teri kulit B Kemedangan A Kemedangan B Kemedangan community 2. Muara Kaman Kacangan isi Kacangan kosong Teri isi Teri kulit Sudokan Serbuk 3. Kota Bangun Super A Super B Kacangan A Kacangan B Teri A Teri B Serbuk 4. Muara Wahau Super A Super B Tanggung isi Tanggung kosong Kacangan isi Kacangan kosong Teri super Teri laying

Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kalimantan, 2007

Tabel 2.2. Kriteria dan klasifikasi mutu gaharu

No. Klasifikasi Kriteria

1. Super Gaharu berwarna hitam pekat, padat, keras, mengkilap dan sangat berbau,

tidak ada campuran dengan serat kayu, berupa bongkahan atau butiran berukuran besar, bagian dalam tidak berlubang.

2. Tanggung Gaharu berwarna hitam dan coklat, padat, keras, bagian dalam kadang

berlubang, kadang bercampur serat kayu dan berukuran tangung.

3. Kacangan Gaharu berwarna hitam terkadang bercampur coklat, bercampur kayu,

berupa butiran-butiran sebesar biji kacang atau berdiameter sekitar 2 mm.

4. Teri Gaharu berwarna hitam terkadang bercampur coklat, bercampur kayu,

berupa butiran-butiran lebih kecil dari biji kacang dan lebih tipis atau berdiameter sekitar 1 mm.

5. Kemedangan Kayu yang mengandung getah gaharu.

6. Cincangan Potongan kecil kayu dari pemisahan gaharu.

Rekam Jejak: Gaharu Inokulasi, Teknologi Badan Litbang Kehutanan

26

Secara umum klasifikasi mutu gaharu dapat dikelompokkan menjadi enam kelas mutu yaitu super, tanggung, kacangan, teri, kemedangan, dan cincangan. Setiap kelas mutu tersebut dibedakan lagi menjadi beberapa sub kelas mutu.

Berdasarkan informasi pasar di Samarinda (Tabel 2.3) harga gaharu dengan kualitas super dapat mencapai Rp 30.000.000,- per kg, disusul kualitas tanggung dengan harga rata-rata Rp

Tabel 2.3. Harga jual gaharu di

pasaran Samarinda, Kalimantan Timur

No. Kelas mutu Harga (Rp/Kg) 1. Super King 30.000.000,- Super 20.000.000,- Super AB 15.000.000,- 2. Tanggung 10.500.000,- 3. Kacangan A 7.500.000,- Kacangan B 5.000.000,- Kacangan C 2.500.000,- 4. Teri A 1.000.000,- Teri B 750.000,- Teri C 500.000,- Teri Kulit A 300.000,- Teri Kulit B 250.000,- 5. Kemedangan A 100.000,- Kemedangan B 75.000,- Kemedangan C 50.000,- 6. Suloan 25.000,-

Sumber: Balai Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Kalimantan, 2006

a b

c d

Gambar 2.1. Sampel gaharu

(a) kelas tanggung; (b) kacangan; (c) teri; dan (d) kemedangan

Rekam Jejak: Gaharu Inokulasi,

Teknologi Badan Litbang Kehutanan

27

10.000.000,- per kg. Kualitas gaharu yang paling rendah berharga sekitar Rp 25.000,- per kg, dan pada umumnya digunakan sebagai bahan baku penyulingan untuk menghasilkan minyak gaharu. Secara visual beberapa sampel gaharu dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) No. 1386/BSN-I/HK.71/09/99 telah ditetapkan Standar Nasional mutu gaharu dengan judul dan nomor: Gaharu SNI 01-5009.1-1999. Dalam standar ini diuraikan mengenai definisi gaharu, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji dan syarat penandaan. Klasifikasi mutu gaharu terdiri dari gubal gaharu, kemedangan, dan abu gaharu. Setiap kelas mutu selanjutnya dibedakan lagi menjadi beberapa sub kelas berdasarkan ukuran, warna, kandungan damar wangi, serat, bobot, dan aroma ketika dibakar.

Menurut SNI 01-5009.1-1999, yang dimaksud dengan gubal

gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon

penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitaman berseling coklat. Kemudian, yang dimaksud dengan kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar dan kayunya yang lunak. Abu

gaharu adalah serbuk kayu sisa pemisahan gaharu dari kayu.

Klasifikasi mutu gaharu menurut Standar Nasional Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Rekam Jejak: Gaharu Inokulasi, Teknologi Badan Litbang Kehutanan

28

Tabel 2.4. Klasifikasi mutu gaharu menurut Standar Nasional Indonesia

No Klasifikasi mutu Kesetaraan dengan standar mutu di pasaran Warna Kandungan damar wangi Bau/aroma (dibakar) A. Gubal

1. Mutu Utama Super Hitam merata Tinggi Kuat

2. Mutu I Super AB Hitam kecoklatan Cukup Kuat

3. Mutu II Sabah Super Hitam kecoklatan Sedang Agak kuat

B. Kemedangan

1. Mutu I Tanggung A Coklat kehitaman Tinggi Agak kuat

2. Mutu II Sabah I Coklat bergaris hitam Cukup Agak kuat

3. Mutu III Tanggung AB Coklat bergaris putih tipis Sedang Agak kuat

4. Mutu IV Tanggung C Kecoklatan bergaris putih tipis Sedang Agak kuat

5. Mutu V Kemedangan I Kecoklatan bergaris putih lebar Sedang Agak kuat

6. Mutu VI Kemedangan II Putih keabu-abuan garis hitam

tipis

Kurang Kurang kuat

7. Mutu VII Kemedangan III Putih keabu-abuan Kurang Kurang kuat

C. Abu gaharu

1. Mutu Utama Cincangan Hitam Tinggi Kuat

2. Mutu I Sedang Sedang

3. Mutu II Kurang Kurang

Dokumen terkait