• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman Nilai-Nilai Agama

Dalam dokumen BAB I - NASKAH BUKU HAK CIPTA.... (Halaman 100-103)

76 2. Delik Aduan dan Perlindungan Hak Cipta

C. Konsep Perlindungan Hak Cipta Karya Musik

5. Penanaman Nilai-Nilai Agama

“Misi agama cukup jelas bila kita menyadarinya sebagai keperluan hidup manusia dan sejarah membuktikan hal itu. Namun kendalanya adalah sering terjadi perbedaan antara cita-cita yang diharapkan ajaran agama dengan kenyataan kehidupan manusia”.273 “Dalam upaya memahami misi agama seseorang perlu memahami agama sebagai ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT dengan penuh keyakinan (keimanan) untuk tujuan kebaikan dan kebabagiaan umat manusia seutuhnya (dunia dan akhirat). Dengan keyakinan tersebut, agama dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Agama sebagai pranata sosial berperan sangat penting dalam mempengaruhi perilaku para penganutnya dalam kehidupansehari-hari”.274

Hanya dengan pandangan yang utuh agama dapat dipahami dengan benar. Ajaran agama mengandung nilai-nilai yang harus dipahami secara keseluruhan (utuh), tidak terpenggal atau terpotong-potong.

“Beberapa hal pokok missi agama diantaranya:”275

1) Memberi bimbingan dan petunjuk dalam meningkatkan kualitas hidup manusia yang berbudaya, arahan agama adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik, lebih maju. Selalu berorientasi kemasa depan, tanpa melupakan sejarab masa lampau. Dalam bahasa agama dikenal dengan ungkapan "memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru lebih baik". Kehidupan manusia tidak lepas dari kehidupan sesamanya, ibadab kepada Maha Pencipta dan alam sekitarnya. Agama dapat membantu masalah-masalah umat manusia yang dihadapinya dan mendorong mengembangkan kualitas hidupnya. Agamapun mengenal kepada manusia untuk mampu membaca, menulis, hidup serasi, hidup bersih, hidup hemat, efecient, menghargai waktu dan segudang ajaran yang mendorong hidup manusia yang terus meningkat.

2) Ajaran agama membimbing untuk meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat atau membahayakan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Agama melarang hidup boros, brutal, sombong, egois, kikir dan lain-lain perbuatan yang tidak terpuji dan tidak manusiawi.

3) Memperkenalkan dan memasyarakatkan sistem, memperkenalkan metode

sosialisasi. Agama bukan masalab orang-perorangan atau pribadi yang tidak ada keterkaitan dengan sesamanya dan lingkungaunya. Agama merupakan sarana paling efektif dan murah dalam sosialisasi masyarakat. Praktek keagamaan, missi agama

101

diajarkan dan dimasyarakatkan melalui da'wab. Kegiatan da'wab dapat dilakukan melalui lisan, berupa petuah, petunjuk yang bijaksaana, bimbingan atau da'wah bila yang telah populer menjadi da'wah pembangun, melalui perbuatannya, tingkah laku, contoh teladan yang baik dan lain-lainnya. Nabi Muhammad SAW kata Allah SWT sungguh-sungguh menjadi contoh, suri tauladan yang baik, panutan hidup yang sempurna, akhlak yang luhur terpuji. Sifat keteladanan menjadi sangat penting. Karena, langkahnya keteladanan, menyulitkan berlakunya prilaku yang diinginkan. Melalui keteladanannya seperti yang diajarkan agama dapat dicapai social engineering, bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik, norma- norma ketuhanan (Uluhiyah) yang dijunjung tinggi.

4) Membina tata kehidupan mayarakat yang menjunjung nilai-nilai keutamaan. Petunjuk GBHN menyebutkan bahwa tujuan pembangunan nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Setiap insan Indonesia dapat memainkan peranan aktif dalam mewujudkan cita bangsa yang luhur dan mulia. Pembangunan manusia Indonesia seutubnya tidak dapat dilepaskan dari pembangunan yang serasi antara pembanguan material dan spritual (agama), jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Pembangunan manusia seutuhnya tidak dapat dibenarkan pembangunan material semata-mata dengan mengabaikan pembangunan spritual agama, apabila upaya despirituallisasi tidak sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

Berdasarkan uraian diatas maka tindakan ritual dan segi-segi formalitas agama itu baru mempunyai maksud hakiki jika mampu mengantarkan seseorang kepada tujuannya yang hakiki yaitu kedekatan (taqarrub) kepada Tuhan sehingga memiliki kesiapan emosional dan spritual dalam menjalani hidup di dunia dan dalam mencapai pengalaman transendental. Agama dengan sendirinya mampu menuntut untuk selalu lantang memainkan peranannya dalam melihat penyirnpangan-penyirnpangan yang terjadi. Agama harus lantang berbicara ketika dalam masyarakat ada ketimpangan sosial. Hal ini disebabkan karena agama tidak hanya mendorong kepada manusia untuk mengerjakan pekerjaan ritual saja kepada makhluk manusia. Lebih dari itu agama nantinya akan memberikan orientasi tranformasi kepada kehidupan sosial yang lebih baik. Setelah ditemukan rumusan agama secara garis besar, kedepannya diharapkan dapat dijadikan pedoman tentang bagaimana mewujudkannya dan menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan seseorang. Dan juga diharapkan dengan adanya nilai-nilai agama tersebut dapat dijadikan unsur utama untuk menangkal perbuatan negatif dalam kehidupan masyarakat. Agama merupakan ketentuan atau kaedah-kaedah Ilahi yang mengatur kepentingan dan kebaikan umat manusia lahir dan bathin. Ketentuan Agama yang mengandung perintah dan larangan tersebut tidak terlepas untuk kepentingan umat manusia seutuhnya, agar manusia dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang, seperti melakukan penyimpangan dengan membajak karya cipta sesorang. Karena itulah agama merupakan salah satu alat penangkal prilaku penyimpangan. Agama merupakan motivator penting dalam memberikan pengarahan dan upaya pencegahan penyimpangan dalam masyarakat.

“Jika nilai-nilai agama dapat diupayakan sedini mungkin, maka nantinya akan dapat dicapai kualitas moral yang baik. Sebab cerminan nilai-nilai agama yang baik dari setiap individu masyarakat akan mencerminkan tingkat moralitas yang baik pula. Sebab tidak mungkin dapat dielakkan penyakit sosial nan akut bangsa ini berpusar pada moral. Kendati luapan reformasi demikian gencar dikumandangkan, tetap saja benih moral merajalela

102

kehadiranya”.276 Oleh karena itu penanaman nilai-nilai agama akan dapat menumbuhkan tingkat moralitas yang baik. Artinya moralitas dalam kehidupan masyarakat tidak akan tumbuh jika tidak dimulai dengan menanamkan nilai-nilai agama terlebih dahulu. Hal ini bisa dinalarkan bahwa aturan agama itu diperuntukkan untuk kemasalahatan manusia dalam hidupnya dengan tingkat moral yang lebih baik.

Makna yang terungkap didalamnya jelas bahwa moralitas tidak akan ada jika tidak dijiwai dengan penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan. Dalam hal ini tidak akan berarti apa-apa dalam mengaktualisasikan tingkah laku yang baik. Ia bagaikan tong kosong yang tidak berbunyi tanpa adanya nilai kebenaran yang bisa terkuak didalamnya. Dari itu, kita perlu memahami tujuan dan hakekat diturunkannya agama dimuka bumi bagi kehidupan manusia, yaitu untuk mengatur tata kehidnpan sosial kemanusiaan. Karena objek dan subjek agama adalah untuk melahirkan kesejahteraan manusia. Untuk itu ketika kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama itu sudah hidup dalam diri manusia maka moral pun dengan mudah akan tumbuh. Dan akhirnya manusia mempunyai dasar untuk bertindak dengan baik dan benar. Dikarenakan didalam dirinya sudah melakat nilai-nilai kebaikan. Melihat peranan nilai-nilai agama sangat diperlukan untuk menyadarkan orang akan perbuatan kejahatan, sangatlah penting moralitas untuk selalu tumbuh dan berkembang dalam diri setiap manusia. Dan kita harus mengakui bahwa ada korelasi antara nilai-nilai agama dan moral, nntuk mengujudkan itu semua jelas peranan para Ulama dan tokoh-tokoh agama difungsikan sedemikian rupa. Untuk itu tokoh agama yang ada harus memiliki pandangan luas serta wawasan yang cukup memadai. Karena apabila para tokoh agamanya memiliki pemikiran yang sempit jelas tidak akan mampu nantinya menjadi suri tauladan dan sumber impirasi.

“Berkaitan dengan peran ulama diatas, Firman dan Indah mengemukakan pendapatnya bahwa, para tokoh agama seperti misalnya pendeta, kiyai, ustad, biksu perlu secara terus menerus melakukan gerakan kampanye dirumah ibadah masing-masing agama. Agar para jemaah dan umat tidak membeli barang bajakan. Ini penting sebab para tokoh agama merupakan salah satu figur yang mampu bisa diyakini sebagai panutan untuk mengajak masyarakatnya kepada suatu perbuatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Tokoh-tokoh agama ini adalah sarana untuk mencapai tujuan ditegakannya moralitas. Tanpa bantuan mereka bukanlah apa-apa, disamping itu peranan pemerintah juga sangat

menentukan tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan

masyarakat.Pemerintah adalah pelaksana negara yang mempunyai kekuatan penting dalam penciptaan nilai-nilai agama bagi setiap masyarakat, kepentingan itu adalah relefansi dari kepentingan- kepentingan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan tidak melakukakan penyimpangan yang dilarang agama”.277

“Kepentingan tersebut merupakan salah satu tujuan agar manusia terhidar dari prilaku-prilaku yang merugikan orang lain. Menurut Ustad Ismail, Imam dan Guru Agama

pada Pesantren Al Mudmainah, Depok, “Dengan adanya penekanan betapa pentingnya nilai-nilai agama dalam menumbuh-kembangkan moralitas yang unggul, diharapkan akan membangun moralitas yang baik bagi manusia dalam kehidupannya”.278

Dan ada baiknya dimulai dari anak-anak, pelajaran agama tidak boleh dijadikan hanya sebagai pelengkap saja yang hanya di sampaikan sebagai pelajaran tambahan yang bersifat hafalan saja.

“Pelajaran agama harus di jadikan sebagai pelajaran utama. Disamping itu pesan moral yang disampaikan tidak semata-mata "dogmatis" sehingga akan membosankan, tapi harus di implementasikan dalam wujud realitas kehidupan yang ada”.279

103

Jika hal ini di perhatikan maka nantinya tatanan hidup masyarakat Indonesia yang sudah rusak ini akibat dangkalnya kehidupan beragama dapat teratasi, sebab itu ketika tatanan sosial atau suatu lingkungan sosial ada ketimpangan maka agama harus berperan dan berbicara secara bijak untuk memberikan pencerahan dan pembenarankearah yang Iebih baik, tentu disini peran tokoh agama lebih diutamakan.

Tokoh agama harus menjadi pemandu untuk menciptakan kebaikan sehingga nantinya penyimpangan-penyimpangan dalam komunitas masyarakat akan bisa di kikis habis atau maksimal dikurangi. Segala bentuk penyimpangan-penyimpangan dalam bentuk kejahatan pembajakan VCD dan DVD bisa diatasi jika ada keseriusan. Karena manusia dalam memandang agama tidak hanya dalam bentuk perwujudan dari jati diri saja. Akan tetapi, agama harus diwujudkan dan harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan tidak melakukan berbagai bentuk kejahatan dan penyimpangan-penyimpangan, salah satunya adalah kejahatan pembajakan VCD dan DVD. Karena semua itu jelas bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama. Kehadiran agama hampir dipastikan menjadi pandu dalam kehidupan kita. Pandu tersebut berguna untuk mengapai nilai-nilai moral yang lebih baik dalam menghadapi segala persoalan yang ada, termasuk persoalan kesadaran masyarakat untuk menghargai HKI seseorang. Dalam konteks negara Indonesia tentu sudah saatnya agama mengambil peran utama di dalamnya. Sejatinya pendekatan nilai-nilai moral dan ajaran agama harus menjadikan manusia untuk berpijak kepada kebenaran dan kebaikan. Dan dengan memaharni agama secara benar akan mendorong terciptanya lingkungan sosial yang lebih baik.

Dalam dokumen BAB I - NASKAH BUKU HAK CIPTA.... (Halaman 100-103)