• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan

Dalam dokumen BAB II PROFIL STASIUN PSDKP PONTIANAK... (Halaman 34-39)

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN SDKP

3.2. Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan

Proses penanganan tindak pidana perikanan dimulai sejak dilakukan proses serah terima tersangka dan barang bukti dari Kapal Pengawas / Pengawas Perikanan / TNI AL/ Polri / Dinas yang membidangi pengawasan/perikanan kepada PPNS Perikanan di Stasiun PSDKP Pontianak. Kepala Stasiun menindak lanjuti penyerahan tersebut dengan menerbitkan Surat Perintah Penyidikan kepada PPNS Perikanan dan Surat Perintah Tugas. Penyidik dapat melakukan pemeriksaan pendahuluan (verifikasi) terhadap barang bukti dan tersangka sejak serah terima, untuk memberikan penilaian secara yuridis, kelaikan suatu kasus pelanggaran ditingkatkan ke tahap penyidikan atau proses hukum lainnya. Kasus pelanggaran yang ditingkatkan status proses hukumnya ke tahap penyidikan, maka dalam maksimum waktu 7 hari Penyidik menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Penuntut Umum.

28 Laporan Kegiatan Stasiun PSDKP Pontianak - Tahun 2019 Kegiatan pemantauan penyelesaian tindak pidana perikanan yang terjadi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dilakukan dengan cara mendata/menginventarisasi data dan memonitoring perkembangan penyelesaian kasus tindak pidana perikanan. Untuk tindak pidana perikanan yang terjadi di darat adalah menggunakan pedoman penyidikan tindak pidana umum. Proses Penyidikan berakhir apabila :

a) P-21 diterbitkan oleh Kejaksaan;

b) Bukan merupakan tindak pidana perikanan; c) Bukan merupakan kewenangan PPNS Perikanan; d) Tersangka meninggal dunia;

e) Tersangka mengalami gangguan jiwa sesuai keterangan dokter ahli jiwa;

f) Tidak terdapat cukup bukti untuk dilanjutkannya proses penyidikan.

Tabel 6. Rekapitulasi Perkara Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan Yang Ditangani PPNS Perikanan Lingkup UPT. Stasiun PSDKP Pontianak

No UPT / Satwas Jumlah Kasus

Tindak Pidana Perikanan

(kasus) Tindak Pidana Kelautan (kasus) Penangkapan Ikan Budidaya P3 1 Stasiun PSDKP Pontianak 7 7 - - - 2 Satwas PSDKP Sambas - - - - -

3 Satwas PSDKP Kayong Utara - - - - -

Data dihimpun tanggal 01 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 Penjelasan :

a. Berdasarkan Tabel 6 kategori perkara tindak pidana kelautan dan perikanan terdiri atas pidana bidang penangkapan ikan, pidana bidang budidaya, pidana bidang pengolahan, pengangkutan dan pemasaran (P3) serta pidana bidang kelautan;

b. Tindak Tindak pidana yang ditangani PPNS Perikanan dari Januari 2019 hingga bulan Desember 2019 berjumlah total 7 kasus tindak pidana perikanan (bidang penangkapan ikan), tindak pidana yang dilaporkan atau diserahkan kepada penyidik, dengan Rincian 7 kasus di tangani oleh PPNS Stasiun PSDKP Pontianak.

3.2.1. Penanganan Barang Bukti

Barang bukti merupakan salah satu objek pemantauan dan evaluasi penanganan tindak pidana perikanan. Penanganan barang bukti secara

29 Laporan Kegiatan Stasiun PSDKP Pontianak - Tahun 2019 akuntabel mutlak dilakukan oleh Penyidik guna menjamin penyelesaian perkara tindak pidana yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Penanganan secara akuntabel dapat tercapai apabila barang bukti yang menjadi tanggung jawab penyidik dapat dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta dapat menjamin keamanan dan kondisi barang bukti saat diperlukan selama masa penyidikan hingga perkara dilimpahkan kepada Penuntut Umum.

Putusan pengadilan terkait dengan Tindak Pidana Perikanan yang dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana perikanan tidak hanya kepada terdakwa tetapi juga kepada barang sitaan dengan amar putusan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan (berkekuatan hukum yang tetap / Inkracht). Hal tersebut merujuk kepada Pasal 76A Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan yang menyebutkan bahwa benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atauyang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri. Terkait dengan hal tersebut maka Direktorat Jenderal PSDKP – Kementerian Kelautan dan Perikanan siap mendukung pelaksanaan pemusnahan barang bukti TPP khususnya pemusnahan kapal TPP yang amar putusannya berisi dirampas oleh negara untuk dimusnahkan dengan cara ditenggelamkan.

Tabel 7. Penanganan Barang Bukti TPP bulan Januari sampai Bulan Desember 2019

No UPT / Satwas

Penanganan Barang Bukti Disita

Penyidik Dilimpahkan ke PU Dikembalikan

1 Stasiun PSDKP Pontianak 7 7 0

2 Satwas PSDKP Sambas - - -

3 Satwas PSDKP Kayong Utara - - -

Jumlah 7 7 0

Data dihimpun tanggal 01 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 Penjelasan :

1. Barang bukti yang ditangani berupa kapal perikanan, alat penangkapan ikan (API), alat bantu penangkapan ikan (ABPI), alat navigasi, alat komunikasi, ikan hasil tangkapan, dokumen kapal, dsb;

30 Laporan Kegiatan Stasiun PSDKP Pontianak - Tahun 2019 2. Penanganan barang bukti yang dilakukan oleh PPNS Perikanan

meliputi proses penyitaan, pelimpahan tanggung jawab kepada Penuntut Umum (PU) melalui mekanisme penyerahan tersangka dan barang bukti (P-21 Tahap II), dan pengembalian kepada pemilik barang;

3. Selama periode Tahun Anggaran 2019 (per 01 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019), barang bukti kapal yang diserahkan kepada PPNS Perikanan berjumlah 7 kasus, yaitu BV 9845 TS, BV 927474 TS, BV 92746 TS, BV 4939 TS, BV 5156 TS, BV 93817 TS dan BV 93816 TS yang merupakan kapal perikanan Asing Vietnam. 3.2.2. Penanganan Awak Kapal

Awak kapal pelaku tindak pidana merupakan bagian penting dalam proses penyidikan, sehingga perlu dilakukan rangkaian penanganan dalam rangka pengamanan dan perlindungan hak asasi manusia selama dalam proses penyidikan. Penanganan awak kapal pelaku tindak pidana perikanan meliputi tata cara penyerahan awak kapal pelaku tindak pidana perikanan, penyerahan dari PPNS Perikanan kepada Petugas Penanganan Awak Kapal Tindak Pidana Perikanan, penampungan, perawatan, pengamanan, dan pengeluaran awak kapal untuk kepentingan penyidikan, diserahkan kepada pihak Imigrasi/Perwakilan negara asal awak kapal ikan asing, dan untuk pemulangan ke daerah asal (bagi awak kapal ikan asal Indonesia).

Penanganan awak kapal pelaku tindak pidana perikanan dimulai sejak diterimanya awak kapal tersebut oleh Penyidik sampai dengan penyerahan tersangka san barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum, atau diserahkan kepada Kantor Imigrasi selaku otoritas yang berwenang dalam penanganan warga negara asing, atau dipulangkan ke daerah asal (bagi awak kapal Indonesia). Proses penanganan awak kapal pelaku tindak pidana perikanan meliputi :

a. Penyerahan awak kapal pelaku tindak pidana perkanan;

 Penyerahan dari Kapal Pengawas Perikanan dan/atau pihak lain yang melakukan penangkapan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan;

31 Laporan Kegiatan Stasiun PSDKP Pontianak - Tahun 2019  Penyerahan dari PPNS Perikanan kepada Petugas Penanganan

Awak Kapal Tindak Pidana Perikanan b. Penampungan

c. Perawatan d. Pengamatan

e. Pengeluaran awak kapal pelaku tindak pidana perikanan :  Untuk keperluan penyidikan

 Untuk penyerahan kepada JPU (P-21 tahap II)

 Untuk diserahkan kepada Kantor Imigrasi/Perwakilan negara asal awak kapal asing atau untuk dipulangkan ke daerah asal (bagi awak kapal Indonesia)

f. Pelaporan

Tabel 8. Penanganan Awak Kapal Pelaku TPP di Lingkup UPT Stasiun PSDKP Pontianak bulan Januari sampai Desember 2019

No Kebangsaan

Diterima dari Kapal Pengawas Perikanan / TNI AL / Polri / Masyarakat

Awak Kapal Pro

Justitia Awak Kapal Non Justitia Jumlah

1 Vietnam 7 36 43 2 Thailand - - - 3 Laos - - - 4 Myanmar - - - 5 Kamboja - - - 6 Malaysia - - - 7 Indonesia - - - 8 China - - - Jumlah 7 36 43

Data dihimpun tanggal 01 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 Penjelasan :

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 8 diperoleh informasi bahwa awak kapal (awak kapal pro justitia dan non justitia) yang di tangani oleh PPNS Lingkup UPT. Stasiun PSDKP Pontianak berjumlah 43 orang. Awak kapal pro justitia yang tertangkap berjumlah 7 orang;. awak kapal non justitia yang diterima PPNS Perikanan berjumlah 36 orang, dengan rincian; 43 orang semuanya berkebangsaan Vietnam.

32 Laporan Kegiatan Stasiun PSDKP Pontianak - Tahun 2019

3.2.3. Perkembangan Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan

Proses penting dari kegiatan pemantauan dan evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan adalah rekam perkembangan proses hukum. Rekam perkembangan proses hukum dimaksudkan untuk memantau jalannya setiap tahap yang harus dilalui perkara sejak dilakukan penyidikan sampai dengan pelimpahan tanggung jawab kepada Penuntut Umum, sehingga kinerja PPNS Perikanan pada tahap tersebut dapat dikategorikan memenuhi sasaran penanganan tindak pidana secara akuntabel. Namun, dalam konteks penyelesaian secara hukum maka suatu perkara tindak pidana kelautan dan perikanan dapat disebut selesai apabila telah berkekuatan hukum tetap (inkracht).

Tabel 9. Perkembangan Proses Hukum Tindak Pidana Perikanan sampai dengan Bulan Desember 2019 Lingkup UPT. Stasiun PSDKP Pontianak

No Satwas UPT / Jumlah Kasus Penyidikan Proses P-19 P-21 Sidang Proses Penuntutan Inkracht 1 Stasiun PSDKP Pontianak 7 - - - - - 7 2 Satwas PSDKP Sambas - - - - - - -

Dalam dokumen BAB II PROFIL STASIUN PSDKP PONTIANAK... (Halaman 34-39)

Dokumen terkait