• Tidak ada hasil yang ditemukan

POKOK BAHASAN I

4. Penanganan TKP Kecelakaan Lalu Lintas

a. Persiapan mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas 1) Personil

Setelah menerima laporan tentang kejadian kecelakaan lalu lintas,anggota Polantas khususnya unit kecelakaan lalu lintas yang jumlahnya disesuaikan dengan tingkat kejadiannnya,segera meuju ke TKP laka lantas.

Petugas SPKT segera menginformasikan kepada petugas rumah sakit terdekat jika kecelakaan lalu lintas tersebut mengakibatkan korban manusia termasuk meminta bantuan kepada instansi terkait lainnya jika kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan bermotor yang memuat barang berbahaya dan/atau beracun.

Setiap petugas Polri yang diberi tugas menangani TKP mempunyai kompetensi :

a) Terampil melaksanakan TPTKP

b) Menguasai teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

c) Terampil mengamankan TKP d) Terampil dalam pengolahan TKP

e) Terampil mengatur kelancaran arus lalu lintas 2) Peralatan

Untuk mendukung penanganan kecelakaan lalu lintas,petugas Polantas dilengkapi dengan :

a) Peralatan kesatuan (1) alat pengaman TKP

(a) Kendaraan unit kecelakaan lalu lintas (b) Lampu peringatan atau segitiga

pengaman

(c) Kerucut lalu lintas

(d) Rambu lalu lintas berupa petuntuk arah, batas kecepatan,dan prioritas.

(e) Senter kedip jika pengamanan dilakukan pada malam hari papan informasi adanya kejadian kecelakaan lalu lintas

158 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (2) peralatan Pertolongan Pertama Gawat Darurat

( PPGD)

(a) Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan ( P3K),berisi :

(1)) Pembalut cepat (2)) Kasa steril (3)) Pembalut biasa

(4)) Obat merah ( yodium ) (5)) Pembalut segi tiga (6)) Plester

(7)) Kapas (8)) Gunting

(b) Kotak peralatan kecelakaan lalu lintas berisi

(1)) Senter kedip lantas dan baterai (2)) Kapur tulis / cat warna

(3)) Tanda angka 1 s/d 9 (4)) Senter LED dan baterai

(5)) Pengukur jarak roll 50 meter / digital (6)) Gergaji besi

(7)) Alat tulis penyidik kecelakaan lalu lintas , yaitu spidol, pensil, pulpen penggaris, kertas,dan papan klip untuk membuat sketsa/gambar TKP (8)) Paku beton

(9)) Garis polisi (10)) Gunting (11)) Pinset

(12)) Tang Kombinasi (13)) Tang Buaya

(14)) Pengukur tekanan ban (15)) Pisau pengiris (cutter) (16)) Kaca pembesar (17)) Kampak serba guna (18)) Kamera foto digital (19)) Baterai kamera foto

159 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (20)) Sarung tangan kulit dan karet (21)) Label barang bukti

(22)) Kantong plastik (23)) Rompi reflektor

(24)) Kantong jenasah 2 buah

(25)) Tiang besi key point / titik tabrak dan (26)) Kompas

(3) Peralatan pendukung : (a) Pemecah kaca

(b) Alat pemotong sabuk pengaman

(c) Alat pemotong kerangka kendaraan bermotor

(d) Alat pengungkit/dongkrak Ranmor (e) Alat penarik kendaraan bermotor (f) Pemadam kebakaran

(g) Oksigen (h) Papan keras (4) Alat komunikasi

(a) Radio komunikasi yang terpasang pada kendaraan bermotor petugas

(b) Radio komunikasi dan HP yang melekat pada petugas.

b) Peralatan peseorangan (1) Jas hujan

(2) Rompi lalu lintas (3) Sarung tangan (4) Peluit

(5) Borgol

(6) Tongkat polisi (7) Radio komunikasi (8) Senjata api. dan/atau (9) Masker

3) Kendaraan

a) Untuk mempercepat penanganan kecelakaan lalu lintas, pada setiap unit kecelakaan lalu lintas atau

160 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS kantor kepolisian tersedia kendaraan bermotor,yang terdiri atas :

b) Untuk menjamin kesiapan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud di atas, petugas melaksanakan pengecekan setiap hari terhadap : (1) Kondisi kelaikan kendaraan bermotor.dan (2) Fungsi lampu rotator dan sirine

Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti Rem, lampu rotator,ban, lampu-lampu, sirene serta peralatan lainnya yang dianggap penting.

c) Peralatan lain yang diperlukan dalam menangani TKP kecelakaan lalu lintas yang terdiri dari :

Alat pengaman TKP

(1) 12 buah kerucut Lalu lintas.

(2) 2 buah lampu peringatan (3) 2 buah senter

(4) rambu-rambu lalu lintas seperti petunjuk arah, batas kecepatan dan sebagainya.

(5) 2 buah segitiga pengaman.

b. Mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas.

1) Tentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi lalu lintas.

2) Bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan.

3) Apabila situasi lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar menggunakan sirene dan rotator.

4) Upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas.

5) Perhatikan arus lalu lintas selama diperjalanan menuju TKP, bilaman ada kendaraan yang dicurigai melarikan diri.

161 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS 6) Tiba di TKP

a) Parkir kendaraan ditempat yang aman dan diketahui oleh pengguna jalan lainnya serta dapat berfungsi untuk mengamankan TKP dan memberikan petunjuk agar pengguna jalan lainnya lebih berhati-hati.

b) Posisi kendaraan menghadap keluar serong kanan dan berada dekat TKP apabila jalan lurus sedangkan untuk TKP yang dekat dengan tikungan berada sebelum tikungan.

c) Rotator kendaraan tetap dihidupkan sampai selesai kegiatan penanganan TKP.

c. Tindakan pertama Di TKP kecelakaan lalu lintas 1) Mengamankan TKP kecelakaan lalu lintas

a) Tujuan pengamanan TKP kecelakaan lalu lintas (1) Menjaga agar TKP tetap utuh/tidak berubah

sebagaimana pada saat dilihat dan diketemukan petugas yang melakukan tindakan pertama di TKP.

(2) Mencegah timbulnya permasalahan baru seperti terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas.

(3) Untuk memberikan pertolongan kepada korban dan mengamankan bagi petugas yang sedang melaksanakan tugas di TKP serta pemakai jalan lainnya.

(4) Untuk melindungi agar barang bukti yang ada tidak hilang atau rusak.

(5) Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan penyidikkan lebih lanjut.

b) Alat-alat yang digunakan untuk mengamankan TKP meliputi :

(1) Kendaraan petugas (2) Kerucut Lalu Lintas (3) Lampu peringatan (4) Lampu senter

(5) Rambu-rambu Lalu Lintas (petunjuk arah, batas kecepatan, prioritas dan lain-lain)

(6) Segitiga pengaman.

c) Tata cara mengamankan TKP kecelakaan Lalu Lintas

162 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (1) Penentuan jarak untuk menutup dan

membatasi TKP kecelakaan lalu lintas. Untuk menentukan jarak dalam rangka menutup dan membatasi TKP kecelakaan lalu lintas harus terlebih dahulu menentukan jarak berhenti suatu kendaraan.

Contoh :

Pada suatu jalur jalan dengan kecepatan yang diijinkan adalah 72 Km/jam maka jarak berhenti suatu kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:

V2 S=(v x t) + --- (2 x a)

S = Jarak Berhenti Kendaraan V = kecepatan kendaraan ( 72 Km/jam = 20 M/det)

t = Waktu reaksi dari pengemudi rata-rata 1 detik

a = Perlambatan rata-rata 5 m/det

Maka jarak berhenti kendaraan tersebut adalah :

(20x20)

(20x1) + --- = 20 + 40 = 60 meter

( 2 x 5 )

Dengan demikian maka jarak yang diperlukan untuk menutup/membatasi TKP kecelakaan lalu lintas dijalur jalan tersebut adalah 60 Meter, dari kendaraan petugas sampai kerucut terdepan.

(2) Cara penempatan alat-alat pengamanan TKP kecelakaan lalu lintas.

Pada jalur satu arah

Parkir kendaraan petugas menyudut/ serong dengan badan jalan ( membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi jalan ) didepan TKP kecelakaan lalu lintas, dengan jarak 10 meter dari kendaraan/ korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas, dengan bagian belakang

163 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS dari kendaraan petugas tersebut mengahadap arah datangnya arus lalu lintas.

Lampu rotator dan lampu hazard kendaraan petugas dihidupkan.

Letakan kerucut No.1 disamping kanan bagian belakang kendaraan petugas dan segaris dengan sudut kanan depan kendaraan petugas, kemudian letakan kerucut No.7 paling depan dari arah datangnya arus lalu lintas dengan jarak minimal 60 meter dari jarak berhenti kendaraan pada jalur jalan tersebut.

Kemudian diantara kerucut No.1 dan No.7 diletakan 5 (lima) buah kerucut lainnya,sedangkan kerucut No.10,11,dan 12 diletakkan di luar bagian kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas sejajar dengan ruas jalan.

Kerucut No.7 diletakan ditepi jalan/pada garis tepi jalan dan didepan kerucut tersebut ditempatkan lampu peringatan pada kedua sisi jalan dengan jarak antara 25 s/d 50 meter dari kerucut No.7 tersebut, namun apabila tidak memiliki lampu peringatan agar menggunakan segi tiga pengaman.

164 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalur Jalan Satu

Arah

Pada jalur 2 (dua) arah

Posisi kendaraan petugas menyudut/ serong dengan badan jalan (membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi jalan) didepan TKP kecelakaan lalu lintas, dengan jarak 10 meter dari kendaraan/ korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas, dengan bagian belakang dari kendaraan petugas tersebut mengahadap arah datangnya arus lalu lintas.

Penempatan kerucut dengan cara kerucut no 1 sd kerucut no 7 diletakkan serong dengan kerucut no 1 sejajar dengan ban depan mobil petugas,sedangkan kerucut no 7 diletakkan pada tepi jalan dengan jarak dari bagian belakang mobil petugas sesuai dengan jarak

165 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS pengeremen.Kemudian di antara kerucut no 1 s/d no 7 diletakkan kerucut lainnya.Kerucut no 8 s/d 10 diletakkan menyerong dengan penempatan kerucut no 8 sejajar dengan kerucut no 1 dan posisi terdepan obyek yang terlibat kecelakaan lalu lintas.Kerucut no 10 diletakkan pada tepi jalan ,kemudian diantara kerucut no 8 dan 10 diletakkaan kerucut no 9.Kerucut no 11 dan 12 diletakkan sejajar antara kerucut no 1 dan 8.

Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalur Jalan Dua Arah

Ketentuan penempatan alat-alat TKP laka lantas tersebut diatas hanya dapat dilaksanakan pada TKP kecelakaan Lalu Lintas di jalur Lalu Lintas yang sepi, ruas jalannya lebar dan kecepatan tinggi seperti jalan Tol dan Arteri.

(3) Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke TKP yang telah diberi batas (Police line)

(4) Mengamankan tersangka dan saksi pada tempat di luar batas yang telah ditentukan.

(5) Memisahkan saksi dan tersangka dengan maksud untuk tidak saling mempengaruhi.

(6) Membuat tanda di TKP kecelakaan Lalu Lintas.

166 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (a) Terhadap kendaraan yang terlibat

kecelakaan Lalu Lintas.

Kedudukan kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas diberi tanda

“Garis siku-siku” diatas permukaan jalan pada batas masing-masing bumper depan dan belakang dari kendaraan tersebut (titik terluar dari keempat sudutnya), sedangkan kedudukan dari keempat as roda kendaraan tersebut diberi tanda pejera diatas permukaan jalan.

(b) Terhadap korban kecelakaan lalu lintas.

Letak dari pada korban manusia,sepeda motor dan sepeda diberi tanda berupa sketsa di atas permukaan jalan.

(c) Terhadap alat bukti lainnya

Untuk alat bukti lainnya seperti ceceran darah, pecehan kaca, alat-alat kendaraan yang terlepas, lobang dipermukaan jalan dan sebagainya ditandai dengan melingkari bagian luarnya diatas permukaan tempat/ jalan dimana alat-alat bukti tersebut ditemukan.

(d) Terhadap titik tabrak

Titik tabrak ditandai dengan tanda X didalam lingkaran.

(e) Terhadap bekas rem

Bekas rem kendaraan ditandai dengan tandapada kedua ujung bekas rem tersebut serta garis putus-putus sejajar dengan bekas rem.

(f) Setelah alat bukti diberi tanda dan di foto segera dipindah kan ketepi jalan sehingga arus lalu lintas dapat lancar kembali.

2) Penanganan terhadap korban kecelakaan lalu lintas a) Tujuan dilaksanakannya pertolongan terhadap

korban kecelakaan lalu lintas adalah untuk membantu agar kondisi korban tersebut tidak menjadi lebih buruk.

b) Peralatan yang diperlukan dalam menolong korbankecelakaan lalu lintas adalah sebagai

167 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS berikut : segera memberikan pertolongan pertama agar kondisi korban tidak menjadi lebih buruk.

(2) korban patah tulang dijaga tetap pada posisi semula dan pada saat akan dibawa ke rumah sakit, posisi korban diusahakan tetap seperti saat ditemukan di TKP

(3) korban yang anggota badannya terhimpit kendaraan dan mengalami pendarahan wajib diupayakan penghentian pendarahan sebelum dilakukan pertolongan lebih lanjut

(4) Apabila korban dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas, maka korban dapat dipindahkan ketempat yang aman dengan memberikan tanda terlebih dahulu pada letak korban semula.

(5) korban sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan ambulans atau kendaraan petugas Polri.

(6) dalam hal kedua jenis kendaraan tersebut tidak tersedia, dapat digunakan kendaraan lain dengan terlebih dahulu mencatat identitas kendaraan dan pengemudi serta rumah sakit tempat korban akan dirawat.

(7) mengetahui dan mencatat identitas korban dan identitas kendaraan yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas .

(8) memberikan informasi kepada keluarga korban dan PT. Jasa Raharja (persero) tentang kondisi

168 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS korban

(9) mengamankan dan mencatat barang berharga milik korban, untuk kemudian diserahkan kepada korban atau keluarga korban.

d. Pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas

Tujuan dilaksanakannya pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti sebanyak-banyaknya untuk dianalisa dan dievaluasi menurut teori “ Bukti Segi Tiga” guna memberi arah terhadap penyidikkan selanjutnya.

Alat-alat bukti yang dapat dikumpulkan di TKP kecelakaan lalu lintas yaitu: alat bukti petunjuk, alat bukti keterangan saksi dan alat bukti keterangan tersangka.

Untuk memperoleh alat-alat bukti tersebut diatas, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Pengamatan umum

a) Keadaan jalan, sempit/ lebar/ tanjakan/ turunan/

tikungan/ simpangan/ lurus dll.

b) Keadaan lingkungan, ramai/ sepi/ bebas pandangan dll.

c) Keadaan cuaca pada waktu terjadi kecelakaan lalu lintas

d) Kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas.

e) Kerusakan pada kendaraan

f) Kerusakan pada jalan dan kelengkapannya g) Letak kendaraan dan korban

h) Bekas-bekas tabrakan yang tertinggal di jalan

2) Pemeriksaan terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas.

a) Surat-surat kendaraan (STNK,STCK, Buku Kir) b) Keadaan lampu-lampu kendaraan ( apakah semua

menyala dengan baik dan bagaimana penyetelan tinggi rendahnya sorot lampu).

c) Keadaan klakson

d) Keadaan alat penghapus kaca

169 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS e) Kedudukan persneling pada gigi berapa.

f) Keadaan kemudi.

g) Penyetelan dari pada kaca spion.

h) Kondisi rem

i) Kondisi ban kendaraan

j) Kedudukan spido meter/ ukuran kecepatan kendaraan

k) Kondisi Per

l) Muatan kendaraan.

3) Pemeriksaan terhadap jalan dan kelengkapanya

a) Kondisi jalan ( HotMix/ Sirtu/ berlobang/

bergelombang dll)

b) Rambu-rambu yang ada disekitar TKP c) Kondisi bahu jalan

d) Marka jalan

4) Pemeriksaan terhadap tersangka

a) Amankan tersangka termasuk memberikan perlindungan apabila ada masyarakat yang main hakim sendiri.

b) Lakukan interview dengan mengajukan pertanyaan singkat kepada tersangka untuk memperoleh keterangan sementara tentang bagaimana terjadinya peristiwa kecelakaan tersebut.

c) Kondisi pengemudi sebelum terjadi kecelakaan lalu lintas

d) Catat indentitas tersangka (SIM,KTP dll) 5) Fotografi (pemotretan) di TKP.

a) Foto situasi TKP secara keseluruhan, sebanyak 4 (empat) kali dari 4 (empat) penjuru.

b) Foto posisi dari kendaraan yang terlibat kecelakaan, sebanyak 4 (empat) kali dari 4 (empat) penjuru.

c) Foto korban sebelum dipindakan dari TKP.

d) Foto kerusakan yang ada pada kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas.

e) Foto bekas-bekas yang tertinggal di TKP seperti bekas rem, pecahan kaca, pecahan cat/dempul dll.

f) Setelah melakukan pemotretan, semua data-data dicatat dengan lengkap meliputi :

170 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (1) Jarak pengambilan gambar

(2) Cuaca pada waktu pengambilan foto (3) Cahaya/penyinaran yang digunakan (4) Kamera yang digunakan

(5) Diafragma dan kecepatan yang digunakan (6) Arah pemotretan

g) Setelah seluruh kegiatan pemotretan selesai, segera dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemotretan (contoh terlampir)

6) Pembuatan gambar/sketsa TKP, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Cari arah mata angin (arah utara)

b) Tentukan Skala ( 1 : 100 yang artinya 1 meter di TKP sama dengan 1 Cm di gambar atau 1 : 200 yang artinya 1 meter di TKP sama dengan ½ Cm di gambar)

c) Unsur-unsur yang harus dituangkan dalam gambar TKP kecelakaan lalu lintas adalah :

(1) Lebar jalan, lebar got, lebar trotoar dll

(2) Bentuk jalan . jalan lurus, tikungan, persimpangan

(3) Posisi korban (4) Posisi kendaraan (5) Posisi titik tabrak

(6) Posisi titik pokok pengkuran (7) Posisi barang bukti

(8) Bayangan arah/tujuan dari masing-masing kendaraan yang terlibat

(9) Untuk menguatkan gambar sketsa di TKP perlu di tanda tangani oleh tersangka,saksi dan diketahui oleh penyidik yang membuat sketsa TKP.

7) Pengukuran gambar/ sketsa TKP

Tujuan dari kegiatan pengukuran TKP kecelakaan lalu lintas adalah untuk mengetahui jarak/ukuran yang sebenarnya dari situasi TKP.

Dengan ukuran yang benar maka akan memudahkan pada waktu diadakan rekonstruksi.

171 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS a) Posisi/titik yang perlu dilakukan pengkuran.

(1) Titik pokok pengukuran (titik P) (2) Key point/ titik tabrak (titik X)

(3) Posisi kendaraan yang terlibat (titik pengukuran dari bemper depan dan belakang serta pada as ban diberi tanda pejera ) (4) Untuk korban kecelakaan lalu lintas,sepeda

dan sepeda motor berupa gambar sketsa di atas permukaan jalan.

(5) Posisi barang bukti (6) Panjang bekas rem (7) Lebar jalan

b) Metode/cara pengukuran di TKP kecelakaan lalu lintas.

(1) Metode garis alas

(a) Tentukan titik pokok pengukuran (tiang listrik, pal Km, tiang telepon/ bangunan-bangunan lainnya yang tidak dilakukan pemindahan dalam waktu dekat)

(b) Tarik garis lurus melalui titik P dan sejajar dengan jalan dimana terjadi kecelakaan tersebut.

(c) Tarik garis tegak lurus dari semua titik yang perlu diukur ke garis alas.

(d) Adakan pengukuran terhadap garis- garis tegak lurus tersebut.

(e) Ukur jarak antara titik P (garis alas) ke semua titik yang ada di garis alas.

(contoh terlampir) Metode ini lebih cocok untuk jalan lurus.

(2) Metode Segitiga

(a) Tentukan 2 (dua) buah titik pokok pengukuran (titik A dan titik B)

(b) Tarik garis lurus dari A ke B

(c) Tarik garis lurus dari semua titik yang harus diukur ke titik A & B.

(d) Metode ini lebih cocok untuk jalan tikungan tajam atau persimpangan.

172 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS 8) Pengakhiran penanganan TKP Kecelakaan lalu lintas

a) Konsolidasi

Setelah pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas selesai dilaksana kan maka dilakukan pengecekan terhadap personil,perlengkapan dan segala hal yang diketahui, diketemukan dan dilakukan di TKP.

b) Pembukaan TKP

Setelah TKP dibuka hal yang perlu diperhatikan bahwa arus lalu lintas harus normal kembali baru anggota(anggota disini bukan termasuk dalam tim penyidik kecelakaan lalu lintas) dapat meninggalkan TKP.

c) Permintaan Visum et Repertum

(1) Setelah kembali dari TKP, segera ajukan permintaan Visum et Repertum ke Rumah Sakit dimana korban di rawat.

(2) Isilah Blangko Visum sesuai kebutuhan (Visum luar untuk korban luka dan Visum dalam untuk korban meninggal dunia)

(3) Pengiriman mayat ke Rumah Sakit untuk dimintakan Visum harus diperhatikan :

(a) Diberi label dan disegel pada ibu jarinya

(c) Apabila keluarga korban keberatan diadakan bedah mayat maka kewajiban penyidik untuk secara persuasif memberikan penjelasan tentang pentingnya bedah mayat tersebut (sebagai pedoman gunakan pasal 222 KUHP).

(d) Pada dasarnya pencabutan Visum tidak dibenarkan, bilamana Visum harus dicabut maka yang berwenang mencabut Visum adalah serendah-rendahnya Kapolres.

(e) Permohonan pencabutan Visum diajukan oleh keluarga korban (ayah/ibu, suami/istri, dan anak) yang disahkan oleh

173 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Lurah/kepala desa setempat berdasarkan alasan yang dapat diterima maisalnya:

alasan agama, kepercayaan atau adat istiadat.

9) Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di TKP

Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat oleh Penyidik/

Penyidik Pembantu yang melakukan pengolahan TKP, dengan materi sebagai berikut :

a) Hasil yang diketemukan di TKP baik TKP itu sendiri, korban, saksi-saksi, tersangka maupun barang bukti.

b) Tindakan yang dilakukan oleh petugas (TPTKP dan pengolahan TKP) tehadap hasil yang ditemukan di TKP.

(1) Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat juga Berita Acara Pemotretan di TKP dan Berita Acara lain-lain sesuai tindakan yang dilakukan.

(2) Adakan koordinasi dengan pihak Jasa Raharja dalam rangka mempercepat klaim asuransi bagi korban luka maupun meninggal dunia.

174 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS