• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas

PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAA (TRAFFIC ACCIDENT

1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas

a. Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas dengan menggunakan metode TAA (Traffic Accident Analysis) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas Polri di bidang Lalu Lintas setelah terjadi Kecelakaan Lalu Lintas di jalan yang meliputi kegiatan mendatangi TKP dengan segera, menolong korban, melakukan tindakan pertama di TKP, mengolah TKP, mengatur kelancaran arus Lalu Lintas, mengamankan barang bukti, dan melakukan penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas secara cepat dan ilmiah.

b. DSD TOOL (palang acuan) adalah sebagai alat pengganti meteran dalam melakukan pengukuran di tkp laka lantas dengan ukuran panjang 4 (empat) meter.

c. Connector point adalah alat yang dipergunakan untuk menyambung bidang foto pada proses fotogrametri.

d. Fotogrametri adalah teknik pengambilan gambar di TKP bidang per bidang dengan menggunakan alat DSD TOOL dan Connector point.

e. PC Rect adalah software yang dipergunakan untuk merubah gambar persepektif TKP menjadi tampilan gambar TKP yang terlihat dari atas (birdview).

f. PC Crash adalah software yang dipergunakan untuk membuat simulasi kecelakaan secara tiga dimensi.

g. Helicam / drone adalah heli remote control yang dilengkapi dengan kamera untuk mengambil gambar TKP sekaligus memantau situasi arus Lalu Lintas disekitar TKP laka lantas dari atas .

h. Pengolahan TKP Laka Lantasdengan metode TAA adalah tindakan atau kegiatan setelah tindakan pertama di TKP dilakukan dengan melaksanakan penandaan barang bukti, rekam jejak barang bukti, pengambilan gambar foto menggunakan fotogrametri kemudian dimasukkan dalam software PCRect dan PCCrash dengan maksud guna memberi gambaran visual kepada penyidik tentang kronologis (sebelum, sesaat, dan setelah) terjadinya kecelakaan secara cepat dan

175 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS ilmiah.

2. Penanganan TKP Kecelakaan Lalu Lintas.

a. Persiapan mendatangi TKP kecelakaan Lalu Lintas 1) Personil

Setelah menerima laporan tentang kejadian kecelakaan Lalu Lintas,anggota Polantas khususnya unit kecelakaan Lalu Lintas yang jumlahnya disesuaikan dengan tingkat kejadiannnya,segera menuju ke TKP Laka Lantas.

Petugas SPKT segera menginformasikan kepada petugas rumah sakit terdekat jika kecelakaan Lalu Lintas tersebut mengakibatkan korban manusia termasuk meminta bantuan kepada instansi terkait lainnya jika kecelakaan Lalu Lintas melibatkan kendaraan bermotor yang memuat barang berbahaya dan/atau beracun.

Setiap petugas Polri yang diberi tugas menangani TKP Laka Lantas mempunyai kompetensi, meliputi :

b) Terampil melaksanakan TPTKP Laka Lantas.

c) Menguasai teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD).

d) Terampil mengamankan TKP Laka Lantas.

e) Terampil dalam pengolahan TKP Laka lantas dengan metode TAA.

f) Terampil mengatur kelancaran arus Lalu Lintas.

2) Peralatan

Untuk mendukung penanganan kecelakaan Lalu Lintas,petugas Polantas dilengkapi dengan :

a) Peralatan kesatuan (1) alat pengaman TKP

(a) Kendaraan unit kecelakaan Lalu Lintas.

(b) Lampu peringatan atau segitiga pengaman.

(c) Kerucut Lalu Lintas.

(d) Rambu Lalu Lintas berupa petuntuk arah, batas kecepatan,dan prioritas.

(e) Senter kedip jika pengamanan dilakukan pada malam hari papan informasi adanya kejadian kecelakaan Lalu Lintas.

(2) peralatan Pertolongan Pertama Gawat Darurat ( PPGD)

176 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (a) Kotak Pertolongan Pertama pada

Kecelakaan (P3K), berisi : (1)) Pembalut cepat.

(2)) Kasa steril.

(3)) Pembalut biasa.

(4)) Obat merah ( yodium ).

(5)) Pembalut segi tiga.

(6)) Plester.

(7)) Kapas.

(8)) Gunting.

(b) Kotak peralatan kecelakaan Lalu Lintas berisi :

(1)) Senter kedip lantas dan baterai.

(2)) Kapur tulis / cat warna.

(3)) Tanda angka 1 s/d 9.

(4)) Senter LED dan baterai.

(5)) Pengukur jarak roll 50 meter atau digital.

(6)) Gergaji besi.

(7)) Alat tulis penyidik kecelakaan Lalu Lintas , yaitu spidol, pensil, pulpen penggaris, kertas,dan papan klip untuk membuat sketsa / gambar TKP.

(8)) Paku beton.

(9)) Garis polisi.

(10)) Gunting.

(11)) Pinset.

(12)) Tang Kombinasi.

(13)) Tang Buaya.

(14)) Pengukur tekanan ban.

(15)) Pisau pengiris ( cutter ).

(16)) Kaca pembesar.

(17)) Kampak serba guna.

(18)) Kamera foto digital.

(19)) Baterai kamera foto.

177 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (20)) Sarung tangan kulit dan karet.

(21)) Label barang bukti.

(22)) Kantong plastik.

(23)) Rompi reflektor.

(24)) Kantong jenasah 2 buah.

(25)) Tiang besi key point / titik tabrak dan (26)) Kompas.

(3) Peralatan pendukung : (a) Pemecah kaca.

(b) Alat pemotong sabuk pengaman.

(c) Alat pemotong kerangka kendaraan bermotor.

(d) Alat pengungkit/dongkrak Ranmor.

(e) Alat penarik kendaraan bermotor.

(f) Pemadam kebakaran.

(g) Oksigen.

(h) Papan keras.

(i) Peralatan TAA, meliputi : (1)) DSD TOOL

(2)) Connector Point (3)) Tripot Kamera (4)) Software Pc Rect (5)) Software Pc Crash (6)) Helicam / Drone

178 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS ALAT YANG DI PAKAI DALAM METODE TAA

Helicam / drone adalah heli remote control yang dilengkapi dengan kamera untuk mengambil gambar TKP sekaligus memantau situasi arus Lalu Lintas disekitar TKP laka lantas dari atas.

A. Palang Connector point adalah alat yang dipergunakan untuk menyambung bidang foto pada proses fotogrametri

B. DSD TOOL (palang acuan) adalah sebagai alat pengganti meteran dalam melakukan pengukuran di tkp laka lantas dengan ukuran panjang 4 (empat) meter.

179 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Meteran dorong berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran.

Kamera adalah alat optik untuk merekam gambar, yang dapat disimpan secara lokal, dikirimkan ke lokasi lain, atau keduanya dan Kaki tiga atau Tripod dalam fotografi, adalah alat stan untuk membantu agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar.

180 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Perangkat Komputer adalah alat yang dapat dipakai untuk mengolah data dalam metode TAA yang terdiri dari PC Rect yaitu software yang dipergunakan untuk merubah gambar persepektif TKP menjadi tampilan gambar TKP yang terlihat dari atas (birdview) dan PC Crash yaitu software yang dipergunakan untuk membuat simulasi kecelakaan secara tiga dimensi.

(4) Alat komunikasi

(a) Radio komunikasi yang terpasang pada kendaraan bermotor petugas.

(b) Radio komunikasi dan HP yang melekat pada petugas.

b) Peralatan perseorangan (1) Jas hujan.

(2) Rompi Lalu Lintas.

(3) Sarung tangan.

(4) Peluit.

(5) Borgol.

(6) Tongkat polisi.

(7) Radio komunikasi.

(8) Senjata api. dan/atau (9) Masker.

3) Kendaraan

a) Untuk mempercepat penanganan kecelakaan Lalu Lintas, pada setiap unit kecelakaan Lalu Lintas atau

181 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS kantor kepolisian tersedia kendaraan bermotor, yang terdiri atas :

(1) Mobil dan / atau sepeda motor yang dilengkapi dengan lampu rotator warna biru dan sirine.

dan

(2) Dapat didukung dengan mobil ambulans serta mobil derek.

b) Untuk menjamin kesiapan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud di atas, petugas melaksanakan pengecekan setiap hari terhadap : (1) kondisi kelaikan kendaraan bermotor.dan (2) fungsi lampu rotator dan sirine

Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti Rem, lampu rotator,ban, lampu-lampu, sirene serta peralatan lainnya yang dianggap penting.

c) Peralatan lain yang diperlukan dalam menangani TKP kecelakaan Lalu Lintas yang terdiri dari :

Alat pengaman TKP

(1) 12 buah kerucut Lalu Lintas.

(2) 2 buah lampu peringatan.

(3) 2 buah senter.

(4) rambu-rambu Lalu Lintas seperti petunjuk arah, batas kecepatan dan sebagainya.

(5) 2 buah segitiga pengaman.

b. Mendatangi TKP kecelakaan Lalu Lintas.

1) Tentukan rute yang terdekat dengan memperhatikan situasi Lalu Lintas.

2) Bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan.

3) Apabila situasi Lalu Lintas padat dan melewati persimpangan agar menggunakan sirene dan rotator.

4) Upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran Lalu Lintas.

5) Perhatikan arus Lalu Lintas selama diperjalanan menuju TKP, bilamana ada kendaraan yang dicurigai melarikan diri.

182 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS 6) Tiba di TKP

a) Parkir kendaraan ditempat yang aman dan diketahui oleh pengguna jalan lainnya serta dapat berfungsi untuk mengamankan TKP dan memberikan petunjuk agar pengguna jalan lainnya lebih berhati-hati.

b) Posisi kendaraan menghadap keluar serong kanan dan berada dekat TKP apabila jalan lurus sedangkan untuk TKP yang dekat dengan tikungan berada sebelum tikungan.

c) Rotator kendaraan tetap dihidupkan sampai selesai kegiatan penanganan TKP.

c. Tindakan pertama Di TKP kecelakaan Lalu Lintas 1) Mengamankan TKP kecelakaan Lalu Lintas

a) Tujuan pengamanan TKP kecelakaan Lalu Lintas (1) Menjaga agar TKP tetap utuh/tidak berubah

sebagaimana pada saat dilihat dan diketemukan petugas yang melakukan tindakan pertama di TKP.

(2) Mencegah timbulnya permasalahan baru seperti terjadinya kecelakaan Lalu Lintas dan kemacetan Lalu Lintas.

(3) Untuk memberikan pertolongan kepada korban dan mengamankan bagi petugas yang sedang melaksanakan tugas di TKP serta pemakai jalan lainnya.

(4) Untuk melindungi agar barang bukti yang ada tidak hilang atau rusak.

(5) Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan penyidikkan lebih lanjut.

b) Alat-alat yang digunakan untuk mengamankan TKP meliputi :

(1) Kendaraan petugas.

(2) Kerucut Lalu Lintas.

(3) Lampu peringatan.

(4) Lampu senter.

(5) Rambu-rambu Lalu Lintas ( petunjuk arah, batas kecepatan, prioritas dan lain-lain).

(6) Segitiga pengaman.

c) Tata cara mengamankan TKP kecelakaan Lalu Lintas

183 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (1) Penentuan jarak untuk menutup dan

membatasi TKP kecelakaan Lalu Lintas. Untuk menentukan jarak dalam rangka menutup dan membatasi TKP kecelakaan Lalu Lintas harus terlebih dahulu menentukan jarak berhenti suatu kendaraan.

Contoh :

Pada suatu jalur jalan dengan kecepatan yang diijinkan adalah 72 Km/jam maka jarak berhenti suatu kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:

V2

S=(v x t) + --- (2 x a) S = Jarak Berhenti Kendaraan V = kecepatan kendaraan ( 72 Km/jam = 20 M/det)

t = Waktu reaksi dari pengemudi rata-rata 1 detik

a = Perlambatan rata-rata 5 m/det

Maka jarak berhenti kendaraan tersebut adalah :

(20x20)

(20x1) + --- = 20 + 40 = 60 meter ( 2 x 5 )

Dengan demikian maka jarak yang diperlukan untuk menutup/membatasi TKP kecelakaan Lalu Lintas dijalur jalan tersebut adalah 60 Meter, dari kendaraan petugas sampai kerucut terdepan.

(2) Cara penempatan alat-alat pengamanan TKP kecelakaan Lalu Lintas.

Pada jalur satu arah

Parkir kendaraan petugas menyudut/ serong dengan badan jalan ( membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi jalan ) didepan TKP kecelakaan Lalu Lintas, dengan jarak 10 meter dari kendaraan/ korban yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas, dengan bagian

184 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS belakang dari kendaraan petugas tersebut mengahadap arah datangnya arus Lalu Lintas.

Lampu rotator dan lampu hazard kendaraan petugas dihidupkan.

Letakan kerucut No.1 disamping kanan bagian belakang kendaraan petugas dan segaris dengan sudut kanan depan kendaraan petugas, kemudian letakan kerucut No.7 paling depan dari arah datangnya arus Lalu Lintas dengan jarak minimal 60 meter dari jarak berhenti kendaraan pada jalur jalan tersebut.

Kemudian diantara kerucut No.1 dan No.7 diletakan 5 (lima) buah kerucut lainnya,

sedangkan kerucut No.10,11,dan 12 diletakkan di luar bagian kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas sejajar dengan ruas jalan.

Kerucut No.7 diletakkan ditepi jalan/pada garis tepi jalan dan didepan kerucut tersebut ditempatkan lampu peringatan pada kedua sisi jalan dengan jarak antara 25 s/d 50 meter dari kerucut No.7 tersebut, namun apabila tidak memiliki lampu peringatan agar menggunakan segi tiga pengaman.

185 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalur Jalan Satu Arah Dengan Metode TAA

Pada jalur 2 (dua) arah

Posisi kendaraan petugas menyudut/ serong dengan badan jalan (membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi jalan) didepan TKP kecelakaan Lalu Lintas, dengan jarak 10 meter dari kendaraan / korban yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas, dengan bagian belakang dari kendaraan petugas tersebut mengahadap arah datangnya arus Lalu Lintas.

186 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalan Dua Arah Dengan Metode TAA

Penempatan kerucut dengan cara kerucut no 1 sd kerucut no 7 diletakkan serong dengan kerucut no 1 sejajar dengan ban depan mobil petugas,sedangkan kerucut no 7 diletakkan pada tepi jalan dengan jarak dari bagian belakang mobil petugas sesuai dengan jarak pengeremen.Kemudian di antara kerucut no 1 s/d no 7 diletakkan kerucut lainnya.Kerucut no 8 s/d 10 diletakkan menyerong dengan penempatan kerucut no 8 sejajar dengan kerucut no 1 dan posisi terdepan obyek yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas.Kerucut no 10 diletakkan pada tepi jalan ,kemudian diantara kerucut no 8 dan 10 diletakkaan kerucut no 9.Kerucut no 11 dan 12 diletakkan sejajar antara kerucut no 1 dan 8.

Ketentuan penempatan alat-alat TKP laka lantas tersebut diatas hanya dapat dilaksanakan pada TKP kecelakaan Lalu Lintas di jalur Lalu Lintas yang sepi, ruas jalannya lebar dan kecepatan tinggi seperti jalan Tol dan

187 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS Arteri.

(3) Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke TKP yang telah diberi batas (Police line)

(4) Mengamankan tersangka dan saksi serta mengumpulkannya pada tempat diluar batas yang telah ditentukan.

(5) Memisahkan saksi dan tersangka dengan maksud untuk tidak saling mempengaruhi.

(6) Membuat tanda di TKP kecelakaanlalulintas.

(a) Terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas.

Kedudukan kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas diberi tanda “ Garis siku-siku” diatas permukaan jalan pada batas masing-masing bumper depan dan belakang dari kendaraan tersebut ( titik terluar dari keempat sudutnya), sedangkan kedudukan dari keempat as roda kendaraan tersebut diberi tanda pejera diatas permukaan jalan.

(b) Terhadap korban kecelakaan Lalu Lintas.

Letak dari pada korban manusia, sepeda motor dan sepeda diberi tanda berupa sketsa di atas permukaan jalan.

(c) Terhadap alat bukti lainnya

Untuk alat bukti lainnya seperti ceceran darah, pecehan kaca, alat-alat kendaraan yang terlepas, lobang dipermukaan jalan dan sebagainya ditandai dengan melingkari bagian luarnya diatas permukaan tempat / jalan dimana alat-alat bukti tersebut ditemukan.

(d) Terhadap titik tabrak

Titik tabrak ditandai dengan tanda X didalam lingkaran.

(e) Terhadap bekas rem

Bekas rem kendaraan ditandai dengan tanda pada kedua ujung bekas rem tersebut serta garis putus-putus sejajar dengan bekas rem.

188 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS (f) Setelah alat bukti diberi tanda dan di foto

segera dipindah kan ketepi jalan sehingga arus Lalu Lintas dapat lancar kembali.

2) Penanganan terhadap korban kecelakaan Lalu Lintas a) Tujuan dilaksanakannya pertolongan terhadap

korban kecelakaan Lalu Lintas adalah untuk membantu agar kondisi korban tersebut tidak menjadi lebih buruk.

b) Peralatan yang diperlukan dalam menolong korbankecelakaan Lalu Lintas adalah sebagai berikut :

(1) Pembalut cepat.

(2) Kasa steril.

(3) Pembalut biasa.

(4) Obat merah (yodium).

(5) Pemabalut segi tiga.

(6) Plester.

(7) Kapas.

(8) Gunting.

c) Tata cara memberikan pertolongan pada korban kecelakaan Lalu Lintas :

Petugas Polri dan/atau bersama dengan petugas medis yang mendatangi TKP wajib segera memberikan pertolongan pertama agar kondisi korban tidak menjadi lebih buruk.

Pemberian pertolongan oleh petugas sebagaimana dimaksud pada no diatas dilaksanakan dengan prosedur pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) meliputi :

(1) korban patah tulang dijaga tetap pada posisi semula dan pada saat akan dibawa ke rumah sakit, posisi korban diusahakan tetap seperti saat ditemukan di TKP

(2) korban yang anggota badannya terhimpit kendaraan dan mengalami pendarahan wajib diupayakan penghentian pendarahan sebelum dilakukan pertolongan lebih lanjut

(3) Apabila korban dapat menganggu kelancaran arus Lalu Lintas, maka korban dapat dipindahkan ketempat yang aman dengan