• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.2 Tema hasil penelitian

4.2.1 Penatalaksanaan irigasi traksi kateter three way

Untuk mengetahui pengalaman penatalaksanaan irigasi traksi kateter three way pada pasien TURP dari tema diatas disusun menjadi 8 sub tema yaitu alat dan bahan, teknik pemasangan kateter three way dan bagian-bagian three way kateter, jarak irigasi, cairan irigasi, hambatan irigasi, cara mengatasi irigasi hambatan irigasi, alasan pelepasan kateter.

1) Alat dan bahan

Dari hasil wawancara, ketiga partisipan menyebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan adalah jelly, kateter three way no 24 dan jenis cairan NaCl 0,9% dan water steril.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai alat dan bahan :

“..jadi dengan menggunakan jelly kemudian dimasukkan” (P1)

“..dibutuhkan three way nanti untuk pemasangan irigasi..” (P1)

“..kita masukkan dengan menggunakan jelly….” (P2)

“..hampir sama pada umumnya kita siapkan kateter three way no 24 supaya dipasang selang irigasi di dan jelly….”(P3)

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai jenis cairan

“….seperti water steril kemudian NaCl 0,9%....” (P1)

“….adalah water steril yang 1000 ml itu dan NaCl yang biasa kita gunakan….” (P2)

“….Nacl yang 1 literan yang konsentrasinya 0,9% mas ….” (P3)

2) Teknik pemasangan kateter three way

Dari hasil wawancara, partisipan menjelaskan teknik pemasangan kateter three way meliputi beberapa langkah yaitu mengoleskan jelly di sepertiga distal, dimasukkan ke dalam uretra, tempat fiksasi kateter di daerah femoralis dan di traksi di paha selama 1 sampai 24 jam.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai teknik pemasangan kateter:

“….dengan menggunakan jelly kemudian

dimasukkan ke dalam uretra….” (P1)

“….untuk jelly itu pada sepertiga distal sehingga tidak semuanya diolesijelly….” (P1)

“….diplester di daerah musculoskeletal di daerah femoralis….” (P1)

“….kita traksi seharian dengan menggunakan

“….Yang bedakan pada plesternya aja mas harus di traksi kalau dirumah sakit ini biasanya traksi sampai 1 sampai 12 jam enten yang sampai 24 jam tergantung kondisi pasiene mas kaliyan instruksi dari dokter urolognya….”(P3)

“….di traksi dipaha untuk menekan pendarahan, kaki tidak boleh ditekuk atau di flexikan….” (P3)

3) Bagian-bagian three way kateter

Dari hasil wawancara, partisipan satu dan tiga menyebutkan bagian-bagian three way kateter adalah satu lubang untuk pengunci, lubang kedua untuk pengeluaran urin atau irigasinya, ketiga untuk memasukkan irigasi. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai bagian-bagian

three way

“….dibutuhkan three way nanti untuk pemasangan irigasi, jadi untuk satu lubang untuk pengunci, yang lubang kedua untuk pengeluaran urin yang atau

irigasinya, yang ketiga untuk memasukkan

irigasinya….” (P1)

“….siapkan kateter three way no 24 kateter ini mempunyai 3 lubang, satu untuk urine bag dan satunya untuk pengunci, dan satunya lagi untuk irigasi disambungkan dengan tranfusi set untuk penghubung dari air irigasi ke salah satu lubang kateter dan urin bag dibuka atau kemudian dialirkan kemudian mas bawahnya dikasi hember besar nopo baskom….”(P3)

4) Jarak Irigasi

Dari hasil wawancara ketiga partisipan mengungkapkan bahwa jarak irigasi 50-70 cm dari pasien. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai jarak:

“….dipasang dengan irigasi setinggi 60 cm dari badan pasien….” (P1)

“….itu tidak lebih dari 50-60 cm dari pasien….” (P2)

“….dari posisi tiang atau jarak irigasi maximal 70 cm dari pasien dan tidak boleh kurang….”(P3)

5) Hambatan Irigasi

Dari hasil wawancara ketiga partisipan mengungkapkan hambatan irigasi adalah macet atau merah dan adanya clots atau sisa dari sisa reseksi jaringan. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai hambatan :

“…. biasanya macet karena ada colts karena reseksi jaringanya….”(P1)

“…. Biasanya sering macet atau merah….”(P2) “….yang sering alami ada jendelan darah yang menggumpal atau clots itu mas dan itu harus dikeluarin…”(P3)

6) Cara Mengatasi Hambatan

Dari hasil wawancara partisipan menyebutkan cara mengatasi hambatan adalah di spooling menggunakan NaCl atau water steril dengan spuit 50 cc lubang tengah. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai tindakan mengatasi hambatan:

“…. Klau terjadi kemancetean baru di lakukan spooling …” (P1)

“…. Di spooling menggunakan NaCl atau water steril….” (P2)

“….kita spooling aja mas pkai NaCl o,9% pakai spuit 50 cc lubang tengah di three way nya sampai aliran ke urine bag lancar mas…”(P3)

7) Alasan Pelepasan Kateter

Dari hasil wawancara, partisipan menyebutkan alasan pelepasan kateter adalah tiga sampai tujuh hari begitu urin jernih, sudah bisa jernih dan lancar, tidak macet atau merah, kemudian di cek dengan cara bladder

training.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai alasan pelepasan kateter:

“….sekitar tiga harian begitu urin jernih, .kalau sudah bisa jernih dan lancar ya dilakukan bladder training dicoba dihentikan irigasinya ….”(P1) “….hari ketiga kalau tidak macet atau merah kita aff irigator kita bladder training dulu untuk mengetahui apakah macet atau tidaknya ….”(P2) “….Yaaa Biasanya tu.. minimal 4 harian kalau urine wes jernih tidak merah lagi pasien bisa kencing lancar, bila perlu diblader training dulu baru di lepas kateter….”(P3)

Dari ungkapan ketiga partisipan mengenai instruksi kerja dan pemasangan kateter three way hal yang perlu diperhatikan adalah pada umumnya sama dengan pemasangan kateter lainya perlu pemilihan kateter yang tepat, serta alat penunjang yang lain misal ada tambahan saluran irigasi yang dihubungkan dengan kateter three way cairan yang digunakan adalah NaCl 0,9%, jarak saluran irigasi perlu diperhatikan antara ketinggian 50-70 cm dari pasien, serta ada tambahan dalam pengisisan balon kateter lebih banyak 30-50 cc dan dilakukan traksi kateter di

bagian femur. Dalam irigasi kateter ini biasanya tidak selalu lancar ada hambatan berupa clots atau berupa gumpalan darah sisa dari reseksi prostat yang menyebabkan kateter mancet. Cara untuk mengatasi nya bisa dilakukan spooling dengan menggunakan spuit 50 cc lubang tengah yang gunanya untuk membersihkan atau membilas sisa clots tadi yang menempel dibagian ujung kateter.