• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN NODUL TIROID

Dalam dokumen PROTOKOL PERABOI (Halaman 24-34)

Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna.

Bilanodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau kemoradioterapi.

Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan isthmolobektomi dan pemerikasaan potong beku (VC).

Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat : 1. Lesi jinak

Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi. 2. karsionoma papilare

dibedakan atas risiko tinggi dan resiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.

a. Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi. b. Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.

3. karsinoma folikulare

Dilakukan tindakan tiroidektomi total. 4. Karsionoma medulera

5. Karsionoma anaplastik

a. Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total.

b. Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan debulking dilanjutkan dengan radiasi eksterna ataukemo-radioterapi.

Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigma dilakukan tindakan FNAB (biopsy aspirasi jarum halus). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :

1. hasil FNAB suspek maligna, “Foliculare Pattern” dan “Hurtle Cell”. Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaaan potong beku seperti diatas.

2. hasil FNAB benigma

Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar sebaiknya dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti diatas.

Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku maupun maka dilakukan tindakan lobektomi/isthmolobektomi dengan pemeriksaan blok parafin dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti bagan dibawah ini.

Bagan Penatalaksanaan Nodul Tiroid

Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku maupun maka dilakukan tindakan lobektomi/isthmolobektomi dengan pemeriksaan blok paraffin dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti bagan di bawah ini

Nodul Tiroid Klinis

Suspek Maligna Suspek Benigna

Inoperabel Operabel FNAB

Biopsi Insisi Medular e Folikul are Papilare

Lesi Jinak Suspek maligna Benigna

Folikulare pattern Isthmoloekto mi Radiasi eksterna/ kemoterapi Debulking Tiroidektomi total Observasi Resiko tinggi Resiko

rendah Membesar tidak ada

perubahan Mengecil Supresi TSH 6 bulan Anaplasti k

Penatalaksanaan kanker tiroid dengan metastasis regional.

Dipastikan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel. Bila operabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksternal atau dengan kemo-radioterapi dengan memakai adriamicin. Dosis 50-60 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT).

Nodul Tiroid Klinis

Suspek Maligna Suspek Benigna

Inoperabel Operabel Biopsi Insisi Medulare Folikulare Papilare Lesi Jinak Observasi - Gejala penekanan - Terapi konservatif supresi TSH gagal - Kosmetik Lobektomi Isthmolobektomi Radiasi eksterna/ kemoterapi Debulking Tiroidektomi total Observasi Resiko tinggi Resiko rendah Anaplastik Ganas Operasi selesai

Bila kasus tersebut operabel dilakukan panilaian infiltratif kelenjar getah bening terhadap jaringan sekitar.

Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total (TT) dan “Functional RND” Bila ada inflitrasi pada mAscesorius dilakukan TT + RND standar.

Bila ada infitrasi pada vena dugularis interna tanpa infiltrasi pada mAscesorius dilakukan TT + RND modifikasi 1.

Bila ada infiltrasi hanya pada m Sternocleldomastoideus dilakukan TT + RND modifikasi 2.

Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional

Penatalaksanaan kanker tiroid dengan metasasis jauh

Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau buruk.

Bila berdiferensiasi buruk dilakukan kemoterapi dengan Adriamicin.

Bila berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I kemudian dinilai dengan sidik seluruh tubuh bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi / subtitusi.

Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah : tidak boleh ada jaringan tiroid normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif. Ablation jaringan tiroid itu bias dilakukan dengan pembedahan atau radio ablation dengan jaringan radioaktif.

Bila respon (-) diberikan khemoterapi adriamicin Infiltrasi

Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid denan Metastasis Jauh

V. FOLLOW UP

A. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik

Empat minggu setelah tindakan TT dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.

1. Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan ablasio dengan I131. Kemudian dilanjutkan dengan terapi subsitusi / supresi dengan Thyrax sampai kadar TSHs < 0,1.

2. Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi subsitusi / supresi.

Setelah 6 bulan terapi subsitusi / supresi dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh dengan terlebih dahulu menghentikan terapi substitusi selama 4 minggu ebelum pemeriksaan.

3. Bila terdapat metatastis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan terapi substitusi / supresi.

4. Bila tidak ada metastasis terapi substitusi / supresi dilanjutkan dan pemeriksaan sidik seluruh tubuh diulang setiap tahun selama 2 – 3 tahun dan bila 2 tahun berturut-turut hasilnya tetap negative maka evaluasi cukup dilakukan 3-5 tahun sekali.

Dalam follow up KT diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin dapat dipakai sebagai patanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya residif tumor.

Bagan Follow Up Pasien kanker Tiroid Berdiferensiasi Baik

B. Karsinoma Tiroid Jenis Medulare

Tiga bulan setelah tindakan tiroidektomi total atau tiroidektomi total + diseksi leher sentral, dilakukan pemeriksaan kalsitonin.

1. Bila kadar kalsitonin atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi.

2. Bila kadar kalsitonin 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI untuk mencari rekurensi local atau dilakukan SVC (Selecture Versusu Catherition) pada tempat-tempat yang dicurigai metastasis jauh yaitu paru-paru dan hati.

Ada 3 rangkaian yang diteruskan :

1. tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3 bulan kemudian diperkirakan kadar kalsitonin.

2. terdapat residif local, maka harus dilakukan re eksisi

3. terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel. Bila operabel dilakukan eksisi, bila inoperabel tinedakan yang dilanjutkan hanya paliatif. Tiroidektomi Total 4 minggu sidik tiroid Metastasis (+) roidektomi Total Sisa Jar Tiroid

(+)

Ablasi

Sisa Jar Tiroid (-)

Terapi supresi/ substitusi Radiasi Interna Metastasis (-) 6 Bulan sidik seluruh tubuh

Bagan follow up Karsinoma Tiroid Jenis Medulare

Lampiran

1. Karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk adalah KT anaplastik dan medulare

2. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik adalah KT papilare dan folikulare. Dibedakan atas kelompok resiko tinggi dan resiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES (age, metastatic disease, extrathyroidal extension, size)

Resiko rendah :

a. Laki-laki umur < 41 tahun, wanita < 51 tahun Tidak ada metastasis jauh

b. Laki-laki umur > 41 tahun, wanita > 51 tahun Tidak ada metastasis jauh

Tumor primer masih terbatas di dalam tiroid untuk karsinoma papilare atau invasi kapsul yang minimal untuk karsinoma folikulare

Ukuran tumor primer < 5 cm Resiko tinggi :

a. Semua pasien dengan dengan metastasis jauh

b. Laki-laki umur < 41 tahun, wanita < 51 tahun dengan invasi kapsul yang luas pada karsinoma folikulare

c. Laki-laki umur > 41 tahun, wanita > 51 tahun dengan karsinoma papilare invasi ekstra tiroid atau karsinoma folikulare dengan invasi kapsul yang luas dan ukuran tumor primer > 5cm.

3. Tiroidektomi totalis, artinya semua kelenjar tiroid diangkat

4. Near total thyroidectomy artinya isthmolobektomi dekstra dan lobektomi subtotal sinistra dan sebliknya, sisa jaringan tiroid masing-masing satu sampai dua gram.

5. Tiroidektomi sub total bilateral, artinya mengangkat sebagian besar tiroid lobus kanan dan sebagian besar lobus kiri, sisa jaringan tiroid masing-masing 2 sampai 4 gram.

6. Isthmolobektomi artinya mengangkat isthmus juga karena batas isthmus itu “imaginer” melewati pinggir tepi trakea c.l (kontralateral).

7. Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja atau secara rinci : a. lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis sinistra b. lobektomi subtotal dekstra artinya mengangkat sebagian

besar lobus kanan, sisa 3 gram

c. lobektomi subtotal saja tidak dilakukan sendiri tanpa 7 a catatan : pada pengangkatan kelenjar tiroid yang disebutkan ke atas dengan sendirinya bila tumor harus diangkat

Istilah “struektomi” tidak dipakai karena kemungkinan memberikan pengertian yang salah, seolah-olah hanya benjolan saja yang diangkat. Istilah “enukleasi” artinya pengangkatan nodulnya saja, dan cara ini tidak dibenarkan pada pemberian tiroid.

8. RND (Diseksi Leher Radikal) standar : pengangkatan seluruh jaringan limfoid di daerah leher sisi ybs dengan menyertakan pengangkatan n.accesorius,v.juularis ekstrena dan interna, m.sternokleidomastoideus dan m.omohyoideus dan kelenjar ludah submandibularis dan “tail parotis”.

9. RND modifikasi 1 : RND dengan mempertahankan n.accesorius

10. RND modifikasi 2 : RND dengan mempertahankan n.accesorus dan v.jugularis interna

11. RND functional : RND dengan mmpertahankan n.accesorius, v.jugularis interna dan m.sternokleidomastoideus.

PROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR/KANKER KELENJAR AIR

Dalam dokumen PROTOKOL PERABOI (Halaman 24-34)

Dokumen terkait