• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB II

KAJIAN OBYEK TA A. STUDI LITERATUR

5. Tinjauan Umum Marketing Office Gallery

1.2. Pencahayaan Buatan

Artificial Lighting (pencahayaan buatan) merupakan suatu

sistem pencahayaan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti: a. Lampu Fluoresen, merupakan perubahan energi listrik menjadi

energi cahaya berlangsung dalam tingkat atom dan tidak disertai dengan energi panas, biasanya lampu ini berbentuk pipa.

b.Lmpu pijar, terangnya berasal dari benda kawat yang panas dimana sebagian energi berubah menjadi energi panas dan sebagian lagi menampakan diri sebagai energi cahaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pencahayaan: a. Kuat penerangan sumber cahaya

b. Distribusi cahaya

c. Refleksi dinding dan plafon

Menghitung kuat penerangan(E) adalah aliran cahaya per satuan luas.

A= luas permukaan Kategori lampu listrik:

1. Lampu pijar

2. Lampu pelepasan gas (discharge)

terdiri dari:

a.Fluoresen

b.lampu natrium tekanan rendah (SOX) c.lampu natrium tekanan tinggi (SON) d.lampu merkuri tekanan tinggi e.lampu metal halida

3. Electroluminescent

Artificial light sebagai pencahayaan tambahan / Permanent Supplementary

Artificial Lighting of Interiors (PSALI)

Fungsi:

a. Mendukung pencahayaan dalam ruangan yang tidak terjangkau pencahayaan siang hari.

b. Digunakan bersama dg natural light untuk mereduksi terang gelap sumber cahaya langit.

c. Menciptakan kondisi penerangan dalam ruang menurut aktifitas dan kebutuhan.

lux A F E=

Perbandingan Penggunaan Lampu:

Jenis lampu Tipe Komponen/karakteristik Daya ( W ) Efikasi ( lm/W) Umur ( h ) Penggunaan Khusus Lampu pelepasan Gas

TL/Flourecent Gas Air Raksa tekanan rendah 20 – 120 43 -75 1000 - 5000 Komersial/perkantoran

SON start 5 – 7 menit 70 1000

125 ±8000 Lampu sorot

Lampu pijar / incandescent

Bulb ≤1000Filamen kawat

wolfrome, bola lampu, gas

1000 12-22 1000 Taman , ruangan Panel elektro omg Emisi bahan-bahan dielektrik dengan serbuk fluoresen

2,5 - 5 10.000-20.000

Panel display/LCD

Tabel 1.1 : Perbandingan Penggunaan Lampu

Untuk mencapai pencahayaan yang diinginkan ada beberapa system, yaitu: 1. Direch Lighting ( pencahayaan langsung )

Pencahayaan yang diarahkan langsung pada bidang yang dituju, penerangan sebesar 90-100%.

2. Semi Direch Lighting ( pencahayaan tidak langsung )

Pencahayaan yang dipancarkan pada permukaan bidang tertentu, penerangan sebesar 60-90% dan selebihnya untuk penerangan pantul.

3. General Diffuse lighting ( pencahaan menyebar )

Pencahayaan yang penyebarannya diarahkan pada ceiling dan permukaan bidang kerja dengan persentase sama.

4. Indirech lighting ( Pencahayaan tidak langsung )

Pencahayaan yang diarahkan ke atas ( ceiling atau dinding bagian atas ) dengan penerangan sebesar 90-100% yang kemudian dipantulkan keseluruh ruangan untuk mendapatkan cahaya diffuse.

5. Semi Indirech lighting ( Pencahayaan semi tidak langsung )

Pencahayaan yang penerangannya diarahkan ke atas pada ceiling atau dinding bagian atas dengan penerangan sebesar 60-90% sedang sisanya untuk penerangan bidang kerja.

( Kaufman, John E, 1968, hal 10 )

Tabel ikhtisar iluminasi penerangan dalam gedung:

Jenis Gedung/ Ruang Iluminasi Keterangan

Pertokoan Penerangan umum Pameran Penjualan Supermarket/ umum Etalase I Etalase II 100 500 500 500 – 1000 1000 – 2000

Warna cahaya sedang Efek warna diatas 70

1. Di daerah perumahan

2. Di daerah pertokoan

Efek warna untuk etalase 85 - 100

Restoran / Fungtion Room Meja makan Fungtion room Kantin Bar Musik stage Dapur 100 / kurang 300 / kurang 200 20 200 200

Warna cahaya hangat Efek cahaya diatas 70

Tabel1.2 ikhtisar iluminasi penerangan dalam gedung 2. Penghawaan

1) Alami

Disebut dengan Passive Building System, menggunakan potensi alam

yang ada untuk memperoleh kondisi udara yang nyaman. 2) Buatan

Disebut dengan Active Building System, menggunakan alat bantu

(komponen teknologi) dalam mengkondisikan udara yang diingini. Media penghawaan buatan :

1) Air Conditioning (AC), ada beberapa jenis sesuai cara pemasangan dan sistem kerjanya, perlu pertimbangan yang matang dan perawatan yang teliti agar tidak ada dampak Sick building syndrome.

Jenis-jenis AC :

a. AC WINDOWS, yaitu jenis pengkondisian udara paket yang dipasang pada dinding menyerupai jendela.

b. AC SPLIT, jenis pengkondisian dengan pemisahan unit pengendalian dan unit penyejuk.

c. AC SENTRAL, sistem pemasangan terpisah dengan kapasitas penyejuk lebih besar

d. AC PAKET, sistem kerja tidak terpisah dengan kapasitas pendingin yang besar

2) Exhaust Fan 3) Inhaust Fan

4) Fan: ceiling fan, stand fan, dll

2. Akustik

Desain Akustik Ruang dalam arsitektur merupakan perencanaan dan perancangan ruang dengan memperhatikan sumber bunyi yang mengganggu ruangan . Bunyi yang dihasilkan oleh banyak pantulan dan perilaku bunyi yang lain dalam ruang akan dibawa secara makro ke dalam bangunan dan

usaha untuk menanggulangi dampak bising yang ditimbulkan dipelajari dalam akustik ruang.

Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bunyi diantaranya dengan pemilihan bahan yang berstandar akustik yang baik. Misalnya pemilihan barang yang kurang kepadatannya. Klasifikasi bahan penyerap bunyi diantaranya:

1) Bahan Berpori

Karakteristik bahan berpori: penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi disbanding rendah, efisiensi akustiknya membaik dengan bertambah tebalnya dan jarak dengan lapisan penahan.

Contohnya: papan fiber, mineral wood, selimut isolasi ( semacam jaringan sel dengan pori-pori yang saling berhubungan ), plester lembut.

2) Penyerap Panel

Tiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat tetapi terpisah oleh suatu rongga udara, akan berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi dan akan mengubahnya menjadi energi panas.

Contohnya: panel kayu, plastic board, ceiling, gypsumboard, lanatai kayu plat.

3) Resonator Rongga

Resonator Rongga terdiri dari sejumlah udara yang dibatasi oleh celah sempit dan dihubungkan dengan ruang sekitranya. Karakteistiknya adalah menyerap bunyi pada frekuensi rendah yang sempit.

Contohnya: Resonator Rongga Individual ( balok beton standar sound blox), resonator berlubang, hard board msenite, lembaran baja/ alumunium, resonator celah ( batasan beton berongga khusus.

Pemilihan bahan dengan pertimbangan diluar segi akustik juga perlu diperhatikan seperti:

1. Penampilan Bahan (ukuran tepi, warna, sambungan )

2. Daya tahan terhadap kebakaran, kelembapan, temperature dan kondensasi ruang.

3. Biaya dan kemudahan instalasi 4. Mudah dalam perawatan

5. Kesatuan dengan elemen-elemen ruang

6. Keawetan, pemantulan cahaya dan berat/ tebal. Jenis auditorium :

a. Auditorium untuk pertemuan, kriteria waktu dengung 0 – 1 detik, idealnya 0,5detik.

b. Auditorium untuk pertunjukan seni, kriteria waktu dengung 1 – 2 detik, ideal 1,5detik

c. Auditorium untuk multifungsi, memiliki penyelesaian interior yang fleksibel untuk menjaga kualitas akustik pada setiap kegiatan yang diselenggarakan. Model yang dapat digunakan sistem geser (sliding),

sistem gulung (rolling) dan sistem bongkar pasang (knockdown)

m. Utilitas 1) Ramp

Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga.

1.1 Persyaratan-persyaratan

a. Kemiringan tidak boleh melebihi 7, perhitingan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp ( curb ramps landing ).

Sedangkan kemiringan suatu ramp ada yang di luar bangunan maksimum 6.

b. Panjang mendatar dari satu ramp ( dengan kemiringan 7 ) tidak boleh dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih randah dapat lebih panjang.

c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 120 cm dengan tepi pengaman.

d. Muka datar ( bordes ) pada awal atau akhiran suatu ramp harus bebas

dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.

e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik di waktu hujan.

f. Lebar tepi pengaman ramp ( low curb ) 10 cm, dirancang untuk

menghalangi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. g. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga

membantu penggunaan ramp ssat malam hari.

h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan ( handrail ) yang

Gbr.3 : Bentuk Ramp yang direkomendasikan 2) Tangga

Fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang demham mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.

1. Persyaratan

a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.

b. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60.

c. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang, yang dapat membahayakan pengguna tangga.

d. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat ( handrail) minimum ada

satu sisi tangga.

e. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokan dengan baik kea rah lantai dinding atau tiang.

Level istirahat

Level akhir

f. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya atau puncak dan baguan bawah deng 80 cm.

n. Sistem Keamanan

Jenis keamanan sebagai berikut : a. Satpam

Personal yang dianggap mampu bertanggung jawab atas keamanan sebuah institusi dan dapat dipercaya.

b. Pintu Darurat

Memakai pintu otomatis dengan menggunakan system pintu darurat pada pesawat dengan penggunaan airbag untuk penyelamatan.

c. Keamanan terhadap bahaya kebakaran

Pengertian Kebakaran ialah reaksi kimia ( reaksi oksidasi ) yang berlangsung cepat dan memancarkan panas sinar.

Prinsip pemadaman kebakaran :

1. Membatasi bahan bakar ( starvation ), mengurangi hingga habis,

mengambil atau memindahkan.

2. Mengurangi konsentrasi oksigen ( oxygen dilution ), dilakukan

dengan cara mengurangi, memisahkan atau menghilangkan oksigen dari lokasi kebakaran.

3. Mendinginkan ( cooling ), tujuannya mendinginkan adalah

menurunkan panas, akibatnya suhu benda terbakar turun sampai titik nyala.

4. Pemadaman tuntas, memadamkan sampai tuntas tanpa sisa. Sarana Pemadam Kebakaran :

Alat yang dipersiapkan untuk memadamkan kebakaran. Sarana ini dapat dibedakan menjadi 3 tipe :

1. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) 2. Pemadam Api Bergerak

3. Sistem Pemadaman Api Tetap

Keterangan :

1. Alat Pemadam Api Ringan / APAR ( Portabel Fire Extinguisher ) Alat pemadam yang dapat dibawa dan mampu dipakai oleh satu orang. Dipakai untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal dari suatu kebakaran. Melihat manfaatnya yang penting diharapkan setiap orang/ khususnya yang menempati fasilitas public diharapkan bisa

menggunakannya.

2. Sistem Pemadam Api Bergerak 3. Sistem Pemadam Api Tetap

Merupakan suatu sistem peralatan pemadam api secara dini yang dipasang secara tetap disuatu bangunan/lingkungan.

o. Tema Modern-Kontemporer

Penyebaran Arsitektur Modern dilatar belakangi oleh peranan penting tiga orang arsitek dunia, yaitu Walter Gropius, Mies Van der Rohe, dan Le Corbusier. Salah satu ide yang diperkenalkan Walter Gropius adalah ide desain yang menonjolkan struktur (expressed structure). Struktur tidak harus berupa dinding solid. Kemajuan tekhnologi saat itu telah memungkinkan dinding digantikan dengan rangka baja atau beton bertulang, sehingga dinding pengisi lebih tipis (antara 15 -20 cm,

dulunya 30-40 cm atau lebih). Karya Le Corbusier ysng terkenal adalah Villa Savoye (1929-1931) di Prancis. Bentuk massa utamanya berupa kotak tega berwarna putih ditopang oleh kolom-kolom langsing yang tampak jelasdi lantai dasar. Jajaran kolom beton bertulang ini menjelaskan bahwa fasad dapat didesain seterbuka mungkin. Dinding struktur tidak diperlukan lagi. Ruang dalam menjadi lebih terbuka tidak terganggu oleh dinding struktur. Bentuk jendelanya tipikal dan berbentuk kotak berderet sepanjang fasade membentuk bidang kaca horizontal. Sirkulasi tangga berupa ramp dan tangga spiral. Sedangkan arsitektur Jerman Mies Van der Rohe memperkenalkan sebuah desain dengan tampak fasad terbuka dengan mengganti dinding massif dengan bidang kaca. Dalam proyek rumah di Illinois, Amerika, Mies Van der Rohe membuat rumah seperti sebuah kotak kaca. Transparan dan tampak ringan. Lantai dan plafonnya seperti berdiri sendiri dan tak menyatu yang memiliki kaki-kaki karena lantainya melayang di atas permukaan tanah. Kolom struktur dibawahnya terekspose . Beban pelat lantai disalurkan ke kolom-kolom yang mengelilingi layout pada jarak tertentu. Adapun karakteristik arsitektur Modern, yaitu :

- Memiliki layout ruang terbuka dan lega.

- Bentuk ruang simpel dan menghilangkan detail-detail yang tidak penting. - Form follow function, mengutamakan fungsi tidak hanya estetika saja. - Bentuk pintu dan jendela tipikal.

- Dinding umumnya berwarna putih, warna lain digunakan special sebagai daya tarik pada bangunan.

- Material bangunan memiliki perkembangan teknologi dan industry terkini, misalnya baja, beton pra cetak,kaca, stainless Steel, aluminium, panel komposit, dinding beton aerasi, atau bahan spandex (lembaran metal bergelombang).

Arsitektur kontemporer berkembang antara tahun 1940-1980. Gaya Kontemporer juga selalu diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Walau istilah

kontemporer sama artinya dengan Modern atau sesuatu yang bersifat ‘kekinian’, tetapi didalam desain seringkali dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksible, dan inovatif, baik secara bentuk atau tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun tekhnologi bangunannya. Desain Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Adapun cirri-ciri Arsitektur kontemporer, yaitu ;

- Menonjolkan bentuk yang unik (di luar kebiasaan), atraktif dan kompleks.

- Permainan warna dan bentuk Menjadi modal menciptakan daya tarik bangunan.

- Permainan tekstur sangat diutamakan.

Dokumen terkait