• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Perbandingan Mekanisme Gadai Emas Syariah dan Strategi Pengembangan Usaha pada Bank Syariah dan Perum Pegadaian

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Mekanisme Gadai Emas pada Perum Pegadaian Syariah 1.Mekanisme dan prosedur gadai emas

6. Pencairan marhun bih

Keterangan:

1) Nasabah langsung datang ke murtahin (dalam hal ini penaksir) dan menyerahkan emas yang akan digadaikan/dijaminkan dengan menunjukan bukti identitas diri, seperti KTP, Paspor, atau keterangan identitas lainnya, atau surat kuasa jika pemilik barang tidak bisa datang dan menguasakannya kepada orang lain;

2) Barang jaminan akan diteliti kualitasnya oleh penaksir untuk ditaksir dan ditetapkan harganya. Setelah taksiran didapatkan maka ditetapkan jumlah uang pinjaman oleh penaksir dimana jumlah uang pinjaman lebih kecil dari harga pasar nilai barang (emas). Hal ini merupakan cara pegadaian untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi dikemudian hari. Pada tahap ini pula, nasabah (rahin) akan menandatangani dua akad, yaitu akad rahn dan akad ijarah;

3) Selanjutnya, uang pinjaman (marhun bih) dapat diambil oleh nasabah di bagian kasir, setelah mendapat potongan biaya administrasi dan biaya ijarah

(pinjaman).54

c) Prosedur Pelunasan Kredit Gadai Emas Syariah

Proses pelunasan uang pinjaman (marhun bih) dan pengambilan barang gadaian (emas) di kantor pegadaian syariah adalah sebagai berikut:

1) Setiap saat uang pinjaman dapat dilunasi tanpa harus menunggu habisnya jangka waktu akad (jatuh tempo);

2) Proses pengembalian pinjaman (marhun bih) sampai penerimaan kembali barang gadaian/pinjaman, tidak dikenakan biaya apa-apa, kecuali membayar jasa simpanan sesuai tarif yang berlaku. Prosedur pelunasan uang pinjaman dapat dilihat pada skema dibawah ini.

Gambar 4.4 Skema Tata Cara Pelunasan Pinjaman

54

1. Pelunasan Pinjaman

Nasabah 2. Informasi

Pelunasan pinjaman Kasir

3. pengambilan barang Petugas penyimpan marhu

Keterangan:

1) Nasabah mendatangi langsung ke murtahin (dalam hal ini kasir) dengan membawa SBR (Surat Bukti Rahn);

2) Barang gadaian (emas) akan dikeluarkan oleh petugas gudang; 3) Barang gadaian (emas) dikembalikan kepada nasabah (rahin).

d) Pelunasan Uang Pinjaman (Marhun Bih)

Surat bukti pada pegadaian syariah disebut surat bukti rahn, dimana pada surat bukti rahn tersebut tertera nama rahin, alamat, profesi rahin, tujuan pinjaman, golongan, tanggal akad, jatuh tempo, tanggal lelang. Dari tanggal akad ke tanggal jatuh tempo, jangka waktunya adalah 4 bulan atau selama 4 bulan nasabah tersebut bisa menebus atau melakukan pelunasan. Dimana pelunasan tersebut sebesar uang pinjaman (UP) + Ijaroh (jasa simpan). Ijaroh tersebut terhitung per 10 hari dari akad kredit, jika lama pinjaman selam 25 hari berarti pelunasannya sebesar uang pinjaman (UP) + (Ijaroh x 3).55

Tindakan yang dilakukan pegadaian syariah jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai pada waktunya:

55

Biasanya nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak pegadaian sebagai pemberitahuan karena waktu sudah hampir mendekati jatuh tempo, jika nasabah tersebut tidak datang juga, maka sesuai dengan perjanjian pada Surat Bukti Rahn barang tersebut akan dilelang sesuai dengan tanggal lelang yang tertera pada Surat Buktu Rahn.

e) Sistem Perpanjangan dan Pelelangan Gadai Emas pada Pegadaian Syariah.

Rahin dapat memilih cara pelunasan sekaligus atau dengan cara cicilan, sehingga memudahkan dan tidak memberatkan. Jika masa 4 bulan habis dan rahin belum dapat melunasi, maka dengan mengajukan permohonan, serta menyelesaikan biayanya, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang 4 bulan lagi, dan seterusnya dilakukan penjualan atau pelelangan. Lelang sebagai upaya eksekusi terhadap barang jaminan juga dilakukan di Pegadaian Syariah. Lelang merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh Kantor Cabang Pegadaian Syariah apabila ada nasabahnya yang wanprestasi. Sebelum lelang akan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Memberikan peringatan secara lisan melalui telpon; 2) Memberikan surat peringatan secara tertulis;

3) Pendekatan persuasif atau kekeluargaan dengan jalan meminta nasabah datang ke Kantor Cabang Pegadaian Syariah atau pihak Pegadaian Syariah akan mendatangi rumah nasabah untuk melakukan negosiasi dalam rangka mencari solusi dari masalah wanprestasi nasabah, antara lain dengan jalan:

 Gadai ulang;

 Penambahan plafon;

 Menjual sendiri obyek jaminan;

 Penjualan obyek jaminan dilakukan oleh pihak pegadaian denganmelalui proses lelang

Lelang akan dilaksanakan apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penerima gadai (rahin) masih tidak dapat melunasi uang pinjamannya, maka akan dilakukan proses lelang. Adapun proses pelelangan barang jaminan adalah sebagai mana berikut:

1) Satu minggu sebelum pelelangan, diberitahukan kepada nasabah yang barangnya akan dilelang;

2) Ditetapkan harga emas pegadaian pada saat pelelangan, dengan margin ditetapkan sesuai dengan besarnya plafon untuk pembeli;

3) Sudah ada standar harga minimum untuk pelelangan. Agar tidak terjadi kecurangan diantara para pembeli sehingga akan merugikan pihak pegadaian; 4) Hasil pelelangan akan digunakan untuk biaya penjualan 1% dari harga jual, biaya

pinjaman 4 bulan, dan sisanya akan dikembalikan ke nasabah;

5) Sisa kelebihan yang tidak diambil selama 1 tahun, akan diserahkan ke baitul maal yang terakriditasi.56

Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan baik pegadaian syariah maupun pegadaian konvensional pada dasarnya hampir sama. Berikut akan dijelaskan sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan.

56

Sasli Rais, Pegadaian Syariah Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: UI Press, 2005),

Uang kelebihan = Harga lelang – Uang pinjaman – Jasa simpanan –

Biaya lelang penjualan

1) Sistem perpanjangan pada pegadaian syariah yaitu jika nasabah tersebut belum bisa melunasi, maka ia bisa membayar Ijarohnya saja sebesar 10 hari x 12, karena lamanya jatuh tempo adalah 4 bulan + dengan biaya administrasi setelah nasabah membayar perpanjangan maka oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad terhitung dari saat ia membayar biaya ijaroh tersebut dan jatuh temponyapun adalah 4 bulan ke depan. Biasanya oleh pegadaian barang akan ditaksir kembali, jika taksirann naik, nasabah bisa menambah uang pinjamannya. Biasanya pegadaian akan menyarankan untuk menambah uang pinjamannya dan tambahan itu akan dipotong untuk biaya Ijaroh dan administrasi, jika ada selisih nasabah tersebut akan menerima sisanya.

2) Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan harga sesuai dengan harga pasar saat itu. Setelah barang tersebut terjual, maka hasilnya akan dipotong biaya lelang. Uang kelebihan = Harga lelang – Uang pinjaman – Jasa simpanan – Biaya lelang penjualan.

Pegadaian syariah dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang jaminan perlu ditaksir terlebih dahulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijamin, maka perum pegadaian memiliki ahli taksir yang dengan cepat menaksir, berapa nilai rill barang jaminan tersebut. Biasanya nilai taksiran lebih rendah dari nilai pasar. Hal ini

dimaksudkan apabila terjadi kemacetan terhadap pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melelang jaminan yang diberikan nasabah dibawah harga pasar.

Disamping itu, pegadaian juga memiliki timbangan, serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas atau gram emas. Tujuan akhir dari taksiran itu adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 91%-95% dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang akan diperoleh.57

Dokumen terkait