• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan pengawasan akuntansi sehubungan dengan pencatatan transaksi mensyaratkan, bahwa transaksi dibukukan dengan jumlah dana dan dengan periode akuntansi dimana transaksi tersebut dilaksanakan dan diklarifikasi dalam perkiraan yang tepat. Setiap transaksi yang memerlukan pertangung jawab atas harta benda perusahaan harus dicatat menurut jumlah yang semestinya, dalam masa transaksi terjadi dan digolongkan dalam perkiraan yang sesuai.

13 5. Penjamahan dari Harta

Tujuan dari perlindungan harta menghendaki bahwa penjamahan terhadap harta perusahaan dibatasi kepada perusahaan yang diberikan wewenang saja. Yang dimaksud disini dengan penjamahan harta ialah secara fisik atau adanya kesempatan dapat disalahgunakan secara fisik maupun secara tidak langsung dengan cara menbuat dokumen yang dapat memberikan wewenang untuk mempergunakan harta tersebut. Untuk dapat membatasi penjamahan harta diperlukan secara fisik atau alat pencegah. Untuk menentukan jumlah dan kualitas personel yang diberikan wewenang untuk berhubungan dengan harta perusahaan, perlu diperhatikan sifat aktiva yang bersngkutan terhadap kesalahan /kekeliruan dan penyelewengan . Pembatasan terhadap wewenang berhubungan langsung dengan aktiva, memerlukan adanya pemisahan fisik yang tepat atas aktiva tersebut dan penggunaan alat-alat pengawas.

6. Membandingkan Pertanggungjawaban yang dicatat dengan Harta

Sewaktu-waktu harus dilakukan perbandingan antara angka yang dibukukan dengan fisik dari harta yang dicatat. Misalnya membandingkan buku kas dengan uang kas yang dijaga dikasir. Hal ini berkaitan erat dengan unsur yang keempat yaitu pencatatan transaksi. Jika ada perbedaan didalam menbandingakan catatan perusahaan dengan harta yang benar-benar ada dalam perusahaan maka hal ini dapat memberikan indikasi bahwa ada transaksi yang tidak dicatat atau salah dalam melakukan pencatatan. Beberapa contoh mengenai perbandingan ini adalah perhitungan jumlah uang kas, rekening Koran bank, perhitungan persediaan dan lain-lain. Frekuensi pelaksanaan perbandingan antara pertanggungjawaban aktiva yang dicatat dengan yang sebenarnya ada tergantung pada materialitas dan kepekaaan aktiva tersebut dengan kehilangan karena kesalahan/kekeliruan atau penyelewengan. Sistem pengawasan intern tidak dianggap sepenuhnya efektif,

14 meskipun telah dirancang dan disusun dengan sebaik-baiknya dalam menjamin keselamatan harta perusahaan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang melekat yang harus disadari. Keterbatasan-keterbatasan yang melekat tersebut menurut Mulyadi (2000 : 183) antara lain :

1. Persekongko lan (collusion)

Persekongkolan dapat menghancurkan sistem pengawsan intern yang bagaimanapun baiknya. Dengan adanya persekongkolan, pemisahan tugas seperti ini dalam rencana dan prosedur perusahaan tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.

2. Biaya

Tujuan pengawasan intern bukannya untuk sekedar berlangsungnya pelaksanaan tugas atau usaha yang efisien dan mencegah tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Pengawasan juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaannya. Dalam penyusunan sistem pengawasan intern seringkali kurang karena keterbatasan dana. Seharusnya dipertimbangkan antara biaya kegunaan penyusunan sistem pengendalian intern.

3. Kelemahan Manusia

Sistem pengawasan intern dilaksanakan oleh manusia. Manusia tidak luput dari kesalahan, misalnya lupa, kurang teliti, dan sebagainya dapat mengakibatkan sistem pengawasan intern tidak berjalan sebagaimana yang dikehendaki.

Oleh karena itu pembentukan dan pembinaan suatu sistem pengawasan intern merupakan pertanggung jawab managemen yang sangat penting, maka sistem pengawasan intern harus diawasi secara terus-menerus oleh managemen untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan dengan sebagaimana mestinya dan dimodifikasi seperlunya sesuai dengan perubahan keadaan.

15 C. Pengertian Gaji dan Upah

Gaji merupakan tujuan utama setiap karyawan untuk kelangsungan.hidup mulai dari karyawan terendah sampai top karyawan. Jadi seandainya gaji tersendat maka karyawan akan terganggu cara kerjanya maka untuk merangsang kerja karyawan sebaiknya gaji harus dipertimbangkan kewajarannya, dan sesuatunya lebih baik lagi ditambah lagi cepat baik itu upah intensif, lembur dan cair.

Penulis akan menjelaskan sampai sejauh mana dampak gaji dan upah mulai dari karyawan yang paling rendah sampai pimpinan tertinggi baik perusahaan manapun dan jenis apapun gaji dan upah merupakan tujuan karyawan utama baru selengkapnya setelah diperoleh gaji dan upah barulah sampai dimana tanggung jawabnya. Bagaimana seorang karyawan bekerja dengan tekun jika gaji dan upahnya tidak dapat mencukupi kebutuhannya dan lain halnya dengan kerja paksa atau rodi pada zaman penjajahan dahulu kala, gaji didapatkan oleh karyawan tetap sedangkan upah didapatkan oleh karyawan yang tidak tetap misalnya kontrak harian, mingguan, maupun bulanan. Gaji yang diperoleh setiap bulan untuk tanggal yang rutin misalnya tanggal satu setiap bulan, sedangkan upah yang didapatkan setiap hari,setiap minggu dan lain-lain. Gaji jumlahnya tetap secara relatif sedangkan upah didapat sesuai dengan volume atau hasil kerja karyawan. Didalam akuntansi gaji tidak akan di adjustment karena relative rutin sedangkan upah disesuaikan karena tidak rutin dan berubah-ubah waktu dan jumlahnya. Jumlah upah dan gaji sesuai dengan peraturan yang ada dari pemerintah Republik Indonesia misalnya untuk pegawai negeri adalah tabel ketetapan dari Menteri Keuangan, sedangkan untuk perusahaan swasta asing, BUMN, swasta local tentu ada juga peraturannya yang harus dipatuhi bukan asal ditetapkan saja sehingga karyawan menjadi menderita. Untuk perusahaan swasta peraturan gaji dan upahnya ada pada departemen tenaga kerja yang pada saat ini terkenal dengan istilah UMP atau Upah Minimum Propinsi demikian juga tentang upah, upah lembur, dan

16 lain-lain harus tunduk pada Depnaker Propinsi. Pengertian gaji pokok itu sendiri menurut Maltis Robert (2002 : 119) “gaji pokok yaitu kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, yang kemudian disebut gaji atau upah”.

Menurut C. Rolin Niswonger (1997 : 477) “Istilah gaji (Salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atau jasa managemen, administrasi atau jasa-jasa yang serupa. “ Tingkat gaji biasanya dinyatakan dalam satu bulan kecuali di Indonesia ada istilah gaji 13, 14, 15 dan lain-lain yang artinya hal tersebut merupakan bonus, sedangkan penggajian (payrol) sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan untuk satu periode. Dari beberapa pengertian diatas terlihat adanya beberapa perbedaan antara gaji dan upah, dimana perbedaan-perbedaan itu meliputi:

1. Upah dimaksudkan sebagai balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan gaji diberikan kepada pekerjaan tetap.

2. Upah diberikan dengan tarif yang standar tertentu yang didasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produk yang dihasilkan, dimana tarif upah minimal telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit produk yang dihasilkan.

3. Istilah upah biasanya diberikan kepada buruh, sedangkan gaji diberikan kepada karyawan tetap atau karyawan tidak tetap maupun staff.

4. Dari segi pembayarannya, upah biasanya dibayarkan harian atau mingguan sedangkan gaji umumnya dibayarkan bulanan.

Faktor yang membedakan gaji dan upah dapat digunakan untuk mencapai banyak tujuan praktis, termasuk:

1. Untuk mendorong pegawai berganti jabatan

17 3. Untuk menyalurkan pegawai dari Industri yang mengalami kemunduran

industri baru.

4. Untuk mendorong pegawai mendapatkan pekerjaan yang lebih berat tanggung jawabnya.

Pengeluaran gaji dan Upah merupakan hal yang penting karena:

1. Karyawan sangat sensitive terhadap kesalahan-kesalahan didalam penggajian dan upah, ataupun terhadap hal-hal yang tidak wajar.

2. Untuk menjaga hal itu maka gaji dan upah harus dibayar tepat waktu dan jumlahnya.

3. Pengeluaran gaji dan upah diatur oleh perusahaan.

4. Pembayaran gaji dan Upah terkait dengan pajak dan berhubungan dengan harga pokok dan net income perusahaan.

Menurut Niswonger (1997 : 477 ) “ Imbalan terhadap karyawan lapangan (Pekerja kasar) baik yang terdidik maupun yang tak terdidik biasanya disebut upah (Wages) dan didasarkan atau jam kerja, mingguan atau borongan.

Adapun pengertian imbalan dibagi menjadi 2 (dua) bagian: 1. Imbalan langsung terdiri dari :

a. Upah/Gaji pokok

b. Tunjangan pokok sebagai suplemen gaji/upah yang diterima setiap bulan atau minggu.

c. Tunjangan Hari Raya (THR)

d. Bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi kerja atau kinerja perusahaan.

e. Insentif sebagai penghargaan untuk prestasi termasuk komisi untuk bagi tenaga penjualan.

18 2.Imbalan tidak langsung terdiri dari:

a. Fasilitas/kemudahan seperti transportasi, pemeliharaan, kesehatan dan lain-lain.

b. Upah/gaji yang diterima oleh pekerja/karyawan selama cuti dan ijin meninggalkan pekerjaan.

c. Bantuan dan santunan untuk musibah d. Bantuan biaya pendidikan Cuma-Cuma e. Yuran Jamsostek yang dibayar perusahaan f. Yuran Dana Pensiun yang dibayar perusahaan. g. Premi Asuransi Jiwa, dll.

Menurut Ruki Ahmad (2002: 24-25) pada dasarnya empat tujuan utama yang dicapai oleh peru sahaan dengan sistem imbalan yaitu:

1. Mampu “menarik” tenaga kerja yang berkualitas baik dan “mempertahankan” mereka agar tidak pindah keperusahaan lain.

2. Memotivasi tenaga kerja yang baik itu untuk berprestasi tinggi . 3. Mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.

4. Membantu pengendalian biaya imbalan tenaga kerja.

Didalam praktek sehari-hari istilah gaji dan upah sering digunakan secara bergantian padahal bedanya jauh sekali dan jumlahnya pun sangat berbeda dari waktu juga berbeda. Gaji dan upah pokok seorang pegawai sering disebut komisi, bonus, pemberian laba, atau tunjangan. Dan istilah tunjangan ini cukup rumit dalam istilah pegawai negeri di Indonesia mulai dari tunjangan anak, istri, dan jabatan dan lain-lain.

Bentuk gaji dan upah yang dibayarkan oleh perusahaan ataupun pemerintah kepada pegawai/karyawan bukan hanya bentuk uang tunai melainkan surat berharga, pemodalan,

19 barang dan lain-lain. Secara umum tarif gaji dan upah ditetapkan atas dasar peraturan berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Dokumen terkait