• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencemaran Air Raksa (Hg) Pada Biota Laut

HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Pencemaran Air Raksa (Hg) Pada Biota Laut

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di perairan Tanjung Bunga, hasil air menunjukan bahwa perairan di Tanjung Bunga masih dalam keadaan normal meskipun nilainya mendekati ambang baku mutu yang berlaku. Telah diketahui bahwa logam Hg ini sangatlah berbahaya bagi biota laut yang ada diperairan Tanjung Bunga maupun berbahaya bagi manusia yang mengonsumsi biota laut yang berasal dari perairan tersebut.

Hg bersifat racun yang berasal dari limbah umumnya diubah oleh aktifitas mikroorganisme diperairan, tingginya nilai Hg di perairan Tanjung Bunga dapat diubah oleh mikroorganisme menjadi metil merkuri yang bersifat racun dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal ini menyebabkan nilai Hg pada perairan terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan-hewan air, walaupun kadar logam Hg dalam biota laut di perairan Tanjung Bunga tidak melebihi ambang batas tetapi kita harus mewaspadai akan efek toksik pada Hg sebab kadar Hg dapat mencapai level berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia yang mengkonsumsi hasil tangkapan hewan-hewan air tersebut. Gangguan kesehatan pada manusia yang diakibatkan oleh terakumulasinya Hg dalam tubuh manusia yaitu dapat menyebabkan kanker

IV-24 karena rusaknya sistem-sistem syaraf, keterbelakangan mental, gagal ginjal akut, serta berakibat pada kematian.

Mengingat kasus Minamata yang terjadi di Jepang, ikan-ikan yang terakumulasi logam Hg diperairan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat sekitar sehingga banyak masyarakat yang terkena gangguan kesehatan hingga berakibat kematian, Hg yang berada di Teluk Minamata berasal dari limbah pabrik yang berada disekitarnya, limbah tersebut tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Dengan melihat sejumlah kasus yang terjadi di dunia, seharusnya kita dapat mengambil pelajaran bahwa harus mengolah limbah dengan baik sebelum di buang ke lingkungan agar tidak mencemari ligkungan serta tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Serta kita harus mengurangi penggunaan Hg sebab Hg dapat menguap di udara, apabila terhirup maka bisa masuk ke paru-paru dan membahayakan kesehatan serta bila suatu perairan mengandung Hg dan dijadikan tempat wisata seperti di perairan Tanjung Bunga apabila ada yang berenang di air yang mengandung logam berat Hg maka tentu saja dapat melekat di kulit dan masuk dalam jaringan kulit manusia.

Kontaminasi air raksa pada manusia terutama bersumber dari konsumsi ikan, udang serta kerang. Biota laut seperti ikan, udang, kerang dan makrobentos tidak hanya mengakumulasi metil merkuri dari air, tetapi juga mampu mengkonversikan merkuri anorganik menjadi metil merkuri melalui biometilasi dalam tubuhnya. Ikan yang berada pada tingkatan tertinggi jejaring makanan mempunyai kemampuan yang sangat tinggi dalam mengakumulasi merkuri.

IV-25 E. Aplikasi ArcGIS 10.2

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan, diperoleh koordinat titik sampling yang terdiri atas data suhu, pH, salinitas, Oksigen terlarut, total padatan tersuspensi dan Hg (Merkuri). Koordinat yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menentuan lokasi peta dasar (topografi). Peta topografi diperoleh dari gambar citra satelit Google earth 2016 menggunakan software ArcGIS 10.2.

Gambar 4.15 Interpolasi pada ArcGIS 10.2

Peta dasar terdiri atas tiga shapefile yaitu darat, laut dan titik sampling. Shapefile merupakan format data geospasial yang umum untuk perangkat lunak sistem informasi geografis. Selanjutnya data yang telah diperoleh dilapagan dimasukkan kedalam shapefile titik sampling menjadi beberapa attribute menggunakan tipe double. Tipe double adalah angka dengan nilai pecahan desimal yang memiliki range yang spesifik dengan precision hingga 19 angka dan akurasi hingga 15 angka desimal. Tipe double digunakan karena data penelitian yang terdiri dari beberapa angka desimal.

IV-26 Selanjutnya peta topografi yang telah dihasilkan dibentuk menjadi data raster dengan menggunakan metode interpolasi. Tools yang digunakan pada software ArcGIS 10.2 berupa “Topo to raster”. Topo to raster merupakan metode interpolasi yang secara khusus didesain untuk menghasilkan model elevasi digital (DEM) hidrologi yang sesuai. Gambar raster merupakan gambar digital yang terbentuk dari sekumpulan titik penyusun gambar. Topo to raster menghubungkan nilai elevasi untuk data raster menggunakan tipe point elevation. Model elevasi yang dibuat didasarkan pada attribute yang telah dimasukkan berdasarkan pada data lapangan pada titik sampling. Dari hasil penggunaan tools tersebut dihasilkan peta pola penyebaran berdasarkan data lapangan yang telah diambil.

V-1 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi perairan Tanjung Bunga Makassar ditinjau dari parameter suhu, pH dan Oksigen terlarut (DO) masih dalam keadaan normal sedangkan untuk parameter Padatan Tersuspensi Total (TSS) dan salinitas telah melebihi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan PerGub SulSel No.69 Tahun 2010.

2. Nilai rata-rata Logam Hg yang diperoleh sebesar 0,0016 mg/l dimana nilai tersebut masih memenuhi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan PerGub SulSel No.69 Tahun 2010 yaitu sebesar 0,002 mg/l.

3. Pada peta penyebaran terlihat bahwa logam Hg memiliki nilai yang cukup tinggi, selain itu terdapat pula peta penyebaran parameter pendukung seperti TSS, Salinitas, DO, Suhu, serta pH yang mendukung terjadi peningkatan logam berat Hg tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

V-2 1. Penelitian selanjutnya dilakukan pada musim yang berbeda namun dengan

metode yang sama.

2. Sebaiknya pada penelitian dimasukkan juga faktor arus, pasang-surut, gelombang serta faktor fisik lainnya yang menjadi pendukung terjadinya penyebaran logam berat Hg di perairan Tanjung Bunga Makassar.

3. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengambilan sampling pada 3 titik di kedalaman laut yang berbeda dan pengujian dilakukan sebanyak tiga kali sehingga didapatkan data yang valid.

Dokumen terkait