• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PARKIR

E. Pendaftaran Dan Pelaporan Pajak Dan Surat Pemberitahuan

1. Pendaftaran Pajak

Setiap Wajib Pajak Parkir wajib mendaftarkan usahanya atau Objek Pajak Parkir dengan menggunakan formulir Surat Pendaftaran Objek Pajak Daerah (SPOPD) kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah melalui Bidang Pendataan dan Pendaftaran, paling lambat 30 (tiga puluh) hari dengan mengisi formulir SPOPD secara benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak dengan melampirkan:

a. Fotocopy identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,SIM,paspor).

b. Fotocopy Akte pendirian perusahaaan.

c. Surat Keterangan domisili tempat usaha.

d. Surat izin usaha dari instansi yang berwenang.

e. Surat Kuasa apabila pemilik/pengelola usaha/penanggung jawab berhalangan dengan disertai fotocopy KTP, SIM, paspor

dari pemberi kuasa. Formulir SPOPD yang sudah diisi harus disampaikan ke Bidang Pendataan dan Pendaftaran, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterima. Setelah Wajib Pajak mengembalikan formulir SPOPD kepada petugas pajak, maka Kepala Dinas menerbitkan Surat Pengukuhan sebagai Wajib Pajak dengan sistem pemungutan pajak yang dikenakan dan kartu NPWPD kepada Wajib Pajak dan dicatat dalam daftar induk Wajib Pajak sesuai dengan jenis objek pajak.

2. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Setiap Wajib Pajak Parkir wajib melaporkan kepada Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah tentang perhitungan, pemungutan dan pembayaran pajak parkir yang terutang. Wajib Pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib menerima dan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang ditandatangani oleh Wajib Pajak serta menyampaikannya ke Bidang Pendataan dan Pendaftaran. SPTPD berisikan pelaporan atas omset penerimaan bruto Wajib Pajak atas penyediaan pelayanan parkir dengan dipungut bayaran, termasuk persewaan lahan parkir dan jasa penunjang lainnya sebagai kelengkapan fasilitas parkir. Penyampaian SPTPD dilakukan paling lama 15 hari setelah berakhirnya masa pajak. Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya.

Penyampaian SPTPD harus disertai lampiran dokumen berupa:

a. Rekapitulasi omzet penerimaan bulan yang bersangkutan

b. Rekapitulasi penggunaan berikut tindasan karcis parkir atau struk cash register, dan

c. Bukti setoran pajak yang telah dilakukan (tindasan SSPD).

SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak dan tidak melampirkan keterangan atau dokumen. Untuk kepentingan pemungutan Pajak Parkir, Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah mengukuhkan penyelenggara parkir sebagai Wajib Pajak Parkir.

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Mengetahui target pajak parkir dan realisasi PAD selama Tiga tahun terakhir (2015-2017)

Pajak parkir merupakan menerimaan dari sektor pajak daerah yang ditetapkan pada tahun 2001 dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 04 tahun 2001 yang pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 2002. Dalam pelaksanaan pencapaian pajak parkir yang semula diatur oleh peraturan daerah No 04 tahun 2004 tentang pajak parkir. Selama 3 (tahun) tahun terakhir realisasi penerimaan pajak parkir belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Tabel 4.1

Target pajak parkir dan realisasi PAD dinas pendapatan Kota Medan tahun 2015 s.d 2017

Tahun Pajak Parkir PAD Persentase

2015 11,000,000,000.00 12.391.577.989,54 112,65%

2016 14.000.000.000,00 16.518.964.957,00 117,99%

2017 17.000.000.000,00 21.945.973.501,10 322,73%

Sumber: Perbandingan realisasi penerimaan badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah kota medan

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pajak parkir yang di tetapkan oleh dinas pendapatan kota medan realisasinya sudah mencapai target. Dapat dilihat dari tahun 2015 realisasi nya mencapai Rp.12.391.577.989,54 per tahun. Tahun

2016 realisasinya sebesar Rp. 16.518.964.957,00 dan untuk tahun 2017 raelisasinya sebesar Rp. 21.945.973.501,10.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu pegawai di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan pada bidang Pendataan khususnya Pajak Parkir, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan melalui penerimaan Pajak Parkir mengalami keadaan dimana tercapainya target dan bahkan melampaui target. Dengan adanya kenaikan target penerimaan pajak tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan Daerah di Kota Medan.

B. Kendala-kendala dalam pemungutan pajak parkir

Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa terdapat lima faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir, yaitu:

1. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak karena kurang memahami mengenai Pajak Daerah terutama Pajak Parkir dan fungsi Pajak Daerah yaitu untuk membiayai rumah tangga daerah sehingga masih ada wajib pajak yang melakukan kecurangan, serta masih ada penyedia atau

penyelenggara tempat parkir diluar badan jalan yang masih belum mendaftar sebagai wajib pajak

2. Masih banyak lahan parkir yang dikuasai oleh pihak ketiga diluar sistem yang berlaku seperti oleh preman yang mengelola lahan parkir sehingga wajib pajak tidak tahu dengan jelas pemotongannya, serta sering terjadi pemotongan diluar sistem

3. Kesalahan pembayaran dikarenakan kurangnya pemahaman Wajib Pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010, tempat parkir yang berada diluar badan jalan yang seharusnya disetorkan sebagai Pajak Parkir ke Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan namun pada realisasinya masih banyak yang dibayarkan sebagai Retribusi Parkir ke Dinas Perhubungan (DISHUB)

4. Sistem pemungutan pajak yang berlaku yaitu self assessment system membuat wajib pajak sering kali menunggak dikarenakan dirasakan lebih merepotkan serta membinggungkan untuk Wajib pajak. Wajib pajak merasa official assessment system lebih efisien untuk wajib pajak, terutama bagi wajib pajak yang jumlah pajak parkirnya tidak terlalu besar

5. Keberatan Tarif Pajak Parkir yaitu 30%. Selain dikarenakan tarifnya memang tergolong besar, untuk Wajib Pajak yang pendapatan parkirnya tergolong kecil juga terkadang tidak cukup untuk membiayai gaji karyawan yang mengurus serta menjaga di tempat parkir. Tentu ini akan memberatkan bagi wajib pajak.

C. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengawasi pemungutan pajak parkir

Pengelolaan pajak parkir jika dilakukan dengan semaksimal mungkin dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak daerah khususnya di Kota Medan. Namun, presentasi realisasi

ataupun penerimaan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih tergolong sangat kecil. Hal tersebut karena belum dimaksimalkan pemungutan pajaknyasehingga belum memberikan hasil yang signifikan.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu pihak Pegawai pada Bagian Pendataan Pajak Parkir di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan mengenai upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, antara lain yaitu:

1. Melakukan pemeriksaan kelapangan atas pemungutan pembayaran pajak parkirdipelataran parkir di luar tarif yang ditentukan. Hal ini dapat kita lihat bahwasanya masih ada kecurangan dalam proses pemungutan yang dilakukan oleh Petugas Parkir ataupun Juru Parkir yang berada di pelataran parkir yang tidak menggunakan tarif yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Peraturan Pemerintah Kota Medan.

2. Membuat peraturan daerah yang di dalamnya menetapkan sanksi apabila parkir di pinggir badan jalan yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak parkir.

3. Memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada Wajib Pajak Parkir yang memiliki usaha parkir harus sadar akan kewajibannya dalam membayar pajak parkir.

4. Memperbaiki basis data objek, proses perhitungan dan penetapan pajak. Misalnya meneliti kembali Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang telah diisi oleh Wajib Pajak Parkir, jika ditemui

kesalahan pada saat pengisian SPOP segera melakukan konfirmasi kepada Wajib Pajak Parkir agar segera diperbaiki.

5. Melakukan pembinaaan terhadap petugas parkir.

6. Melakukan pengawasan secara rutin dan audit kepada pengelola parkir yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Pengawasan yang dilakukan dengan melakukan pengecekan dilapangan dua sampai tiga kali dalam seminggu, tujuannya agar mengetahui berapa banyak Wajib Pajak yang tidak melaporkan ataupun membayar pajaknya.

Berdasarkan kesimpulan penulis melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pendapatan khususnya pajak parkir dan juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan parkir yang semakin membaik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran antara lain:

1. Dari analisis data terlihat bahwa kontribusi Pajak Parkir terhadap PAD selama tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 secara rata-rata mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 184,79%

(cukup efektif)

2. Dari pembahasan diatas masih terdapat beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya target. Hambatan yang terjadi adalah seperti kurangnya kesadaran masyarakat sehingga berpengaruh terhadap target yang ditetapkan, sanksi yang lemah terlebih pada penyelenggara parkir pinggir jalan.

3. Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut yaitu melakukan pemeriksaan ke lapangan atas pemungutan pembayaran pajak parkir dipelataran parkir di luar tarif yang ditentukan, melakukan penyuluhan ataupun sosialisai kepada Wajib Pajak parkir yang telah memiliki usaha parkir, memperluas penerimaan pajak dan membuat peraturan daerah dengan menetapkan sanksi dalam meningkatkan pengawasan.

Pemantauan yang di lakukan oleh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah di pantau langsung oleh kepala Dinas

Pendapatan Daerah beserta unsur pimpinan lain nya. Pemantauan dilakukan dengan cara pemeriksaan pencapian target penerimaan pajak parkir secara berkala.

B. SARAN

Sejalan dengan uraian tujuan penelitian dan kesimpulan di atas,maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis diketahui bahwa proporsi Pajak Parkir terhadap PAD masih sangat besar sehingga perlu melakukan intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah untuk lebih meningkatkan PAD

2. Pemerintah Kota Medan semakin meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber penerimaan PAD untuk meningkatkan pengelolaan keuangan suatu daerah

3. Meningkatkan kualitas SDM di Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah dan peningkatan koordinasi baik secara internal maupun eksternal

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, Djoned, 2005. Administrasi Perpajakan. Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Halim Abdul, Rangga Bawono Icuk, Dara Amin, 2017. Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus. Ed 2. Jakarta. Salemba Empat.

http://www.medanbisnisdaily.com, Realisasi PAD Pemko Medan Masih Minim, Yakni 17,40%, Ini Rinciannya, diakses pada tanggal 2 Juni 2018.

Peraturan Walikota Medan Nomor 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Siahaan, P. Marihot, 2005. Pajak Daetah dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-Undang UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dokumen terkait