• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN. Oleh: OCTA SYA HUSNI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN. Oleh: OCTA SYA HUSNI NIM"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN

Oleh:

OCTA SYA HUSNI NIM 162600009

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)

ABSTRAK

PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN

OLEH:

OCTA SYA HUSNI (162600009)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pajak parkir dan tingkat realisasi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, kendala-kendala yang ditemui dalam proses pemungutan pajak parkir dan upaya yang dilakukan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak parkir. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan pengumpulan data menggunakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini yakni melalui tahapan pendataan, penyetoran dan pengawasan yang didalamnya dianut Self Assessment System yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Penerimaan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dikatakan kurang efektif dari sektor pajak parkir karena jumlah yang didapat sangat jarang mencapai target. Hal ini disebabkan adanya hambatan dalam pemungutan dan pengelolaan pajak parkir dalam penyetoran oleh wajib pajak.

Hambatan yang ditemui yaitu kurangnya kesadaran masyarakat sehingga berpengaruh terhadap target yang ditetapkan serta lemahnya sikap aparatur pajak.

Kata kunci: Pengaruh Pemungutan Pajak Parkir, Pendapatan Asli Daerah

(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PARKING TAX COLLECTION ON THE MEDAN’S ORIGINAL REGIONAL INCOME

FROM :

OCTA SYA HUSNI (162600009)

This reseacrh aimed to know the parking tax target and the realization rate of the contribution to the Medan’s original regional revenue, the barriers found in process collecting the parking levies and efforts made by the Tax Collector Agency of Medan City to optimize parking tax revenue. This study is a qualitative descriptive method that data collection uses observation, interview and documentation.

The result of research is through the stages of data collection, deposit and supervision in which adopted Self Assessment System which gives trust to the tax payer to calculate, pay and reported his tax debt. Parking tax receipts on Local Revenue can be said not effective anymore by this parking sector due to the total obtained by this sector quite never achieving the goal as targeted. This is due to obstacles in the collection and management of parking taxes in deposits by tax payers. Obstacles encountered are lack of public awareness so that it affects a target and weak attitude of tax apparatus.

Keywords: The effect of Parking Tax Collection, Local Revenue

(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji serta Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan serta pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan senantiasa memberikan petunjuk kepada Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul

“Pengaruh Pemungutan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan”.

Laporan Tugas Akhir ini disusun dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Adminstrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bapak Drs. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Program Studi DiplomaIII Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta masukan yang bermanfaat bagi penulis.

(6)

5. Seluruh Staff Pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Dosen Pengajar Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan selama berada dibangku perkuliahan.

7. Kepada Kasubbag TU dan segenap Staff Pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yang telah memberikan informasi serta data yang penulis butuhkan.

8. Teristimewa buat keluarga tercinta Pak Husni, Ibu Safliati, kakak saya Desy Husni dan adik saya Al-Faredz Husni yang telah memberikan dukungan berupa semangat, doa serta dorongan moril selama penulis menuntut ilmu di Universitas Sumatera Utara.

9. Buat teman saya Rizki Hanival Mursyid yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Para Sahabat saya Reynaldi Ignasius, Dennis Nathanael Siregar, Tania Savira Aloina Ginting, Jeflin Saragih, Trinita Simangunsong, Maisarah, dan azzuan rezki yang senantiasa ikut serta mendukung saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

11. Buat teman main saya Sherlyna, Susan, dan kak Risa Safira yang telah memberikan dukungannya selama ini

(7)

12. Teman-Teman Adminstrasi Perpajakan Kelas A beserta seluruh teman- teman Administrasi Perpajakan Stambuk 2015 yang telah memberikan kenangan selama proses perkuliahan dan semoga sukses buat kita semua.

13. Dan seluruh teman-teman yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, saya ucapkan banyak terimakasih.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari kekurangan dan kelemahan baik dalam teknik penulisan maupun isi, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2019 Penulis

Octa Sya Husni NIM 162600009

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Dan Manfaat ... 3

D. Uraian Teoritis ... 5

E. Metode Penelitian ... 10

F. Metode Analisa ... 13

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir... 14

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RESTRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak Dan Restribusi Daerah Kota Medan ... 16

B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Restribusi Daerah Kota Medan ... 19

C. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Pengelola Pajak Dan Restribusi Daerah Kota Medan ... 21

D. Visi Dan Misi Badan Pengelola Pajak Dan Restribusi Daerah Kota Medan ... 37

(9)

E. Jumlah Umum Jumlah Pegawai Badan Pengelola Pajak Dan

Restribusi Daerah Kota Medan ... 38

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PARKIR A. Ketentuan Umum ... 41

B. Objek Pajak Dan Pengecualian Objek Pajak Parkir ... 41

C. Subjek Pajak Dan Wajib Pajak Parkir ... 42

D. Tata Cara Perhitungan Pajak Parkir ... 43

E. Pendaftaran Dan Pelaporan Pajak Dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) ... 44

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Mengetahui Target Dan Realisasi Pajak Parkir Selama Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) ... 47

B. Kendala-Kendala Dalam Pemungutan Pajak Parkir ... 48

C. Upaya-Upaya Yang Telah Dilakukan Untuk Mengawasi Pemungutan Pajak Parkir ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin T.A 2018 38 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan T.A 2018 39 Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Eselon dan Jenis 40 Kelamin Tahun 2017 dan Tahun 2018

Tabel 4.1 Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir dan 47 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Medan tahun

2015 s.d 2017

(11)

A. Latar Belakang

Pajak adalah iuran Rakyat kepada Negara berdasarkan Undang- Undang sehingga dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Hasil pungutan pajak bermanfaat sekali bagi pembangunan nasional dan pembangunan daerah. Guna membiayai pelaksanaan pemerintah daerah dan masyarakat wajib melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku maka akan meningkatkan Pendapatan asli Daerah (PAD) yang menjadi modal pemerintah daerah untuk mendanai pembangunan dan belanja daerah.

Sumber pendapatan tidak hanya meliputi pendapatan asli daerah akan tetapi termasuk pula sumber pendapatan daerah yang berasal dari pemerintah pusat. Contoh dari penerimaan asli daerah adalah penerimaan dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah dan lainya yang semua nya merupakan pendapatan daerah yang sah.

PAD sebagai sebagai salah satu penerimaan daerah menggambarkan tingkat kemandirian suatu daerah dalam melaksanakan urusah daerah, termasuk kota Medan. Oleh karena itu pemerintah harus bisa mempergunakan sebaik mungkin potensi pendapatan daerah secara efisien. Dengan demikian PAD kota Medan yang didapatkan dapat

(12)

digunakan untuk kepentingan pemerintahan dalam pembangunan suatu daerah serta dapat mensejahterakan rakyat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas- luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara maka dari itu Pemerintah daerah berhak untuk menetapkan sendiri peraturan mengenai pajak daerah namun tetap berpedoman dengan Undang-Undang Dasar yang berlaku.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan parkir. Dalam melakukan pemungutan pajak harus sesuai dengan kriteria-kriteria Perpajakan yang dalam hal teori dan praktik dapat dipertanggungjawabkan, seperti berdasarkan objek dan dasar pengenaan pajak nya sesuai dengan kepentingan umum, memperhatikan aspek keadilan, kemampuan masyarakat dan tidak memberi dampak ekonomi yang negatif.

Berdasarkan penjelasan di atas Penulis tertarik untuk mendalami dan memahami bagaimana “Pengaruh Pemungutan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan”.

(13)

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi Rumusan Masalah Tugas Akhir ini adalah

1. Bagaimana target pajak parkir dan tingkat kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama Tiga tahun terakhir (2015-2017) ?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemungutan pajak parkir ?

3. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak parkir ?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a.) Untuk mengetahui target pajak parkir dan kontribusi PAD selama Tiga tahun terakhir (2015-2017)

b.) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemungutan pajak parkir

c.) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan olrh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah dalam mengoptimalkan penerimaan pajak parkir

(14)

2. Manfaat

Adapun manfaat penulisan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1.1 Bagi Mahasiswa

a.) Semakin memahami pentingnya peran masyarakat untuk berkontribusi meningkatkan pendapatan daerah demi kepentingan bersama

b.) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan terkhusus pajak parkir

c.) Mengaplikasikan semua teori dan disiplin yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kepatuhan sebagai Wajib Pajak

2.2 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan

a.) Sebagai sarana pengenalan mahasiswa dengan Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

b.) Meningkatkan kualitas diri mahasiswa untuk dapat bersaing di dunia kerja

c.) Sarana untuk mempromosikan sember daya manusia atau mahasiswa/i Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara

2.3 Bagi Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah a.) Sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan informasi

mengenai Pajak Parkir

b.) Sebagai salah satu sarana mempererat hubungan antara Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

(15)

dengan Universitas Sumatera Utara terkhusus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

c.) Diharapkan hasil dari laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dapat bermanfaat bagi Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah untuk ke depannya.

D. Uraian Teoritis Pengertian Pajak

Menurut para Ahli yang mendefenisikan pengertian Pajak yaitu di bawah ini:

a.) Soemitro dalam Resmi (2014:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

b.) Djajadiningrat dalam Resmi (2014:1), pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah secara dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum c.) Feldamn dalam Resmi (2014:2), pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa

(16)

(menurut norma-norma yang diterapkan secara umum), tanpa adanya kontrapretasi, dan semata-mata digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran umum.

Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah, pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1. Fungsi Pajak

Beberapa fungsi pajak antara lain:

a.) Fungsi Anggaran (Budgeter), yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran b.) Fungsi Regulasi, yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

(17)

2. Klasifikasi Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik provinsi maupun Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Pajak Provinsi, meliputi:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Air Permukaan;

d. Pajak Rokok.

2. Pajak kabupaten/Kota meliputi:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan;

k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.

(18)

3. Pengertian Pajak Parkir

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

Pajak ini merupakan pajak yang diperuntukkan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

a. Objek Pajak Parkir

Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Tidak termasuk objek pajak adalah:

 Penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah;

 Penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang

hanya digunakan oleh karyawannya sendiri;

 Penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat,

dan perwakilan negara asing dengan asas timbal balik; dan

 Penyelenggaraan tempat parkir lainnyayang diatur dengan peraturan daerah.

(19)

b. Subjek Pajak Parkir

Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor. Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan tempat Parkir.

4. Dasar Pengenaan Pajak Parkir

Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir. Dalam hal parkir diselenggarakan sendiri, dasar pengenaan dihitung dengan memperhitungkan jenis tarif, area parkir, waktu dan jumlah kendaraan. Pembayaran parkir yang dimaksud adalah jenis tarif sewa parkir yang meliputi tarif tetap, progresif, vallet, dan parkir area khusus insidentil. Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada jasa penerima parkir.

5. Tarif Pajak parkir

Tarif Pajak Parkir Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebagai berikut : a. Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir

kepada penerima jasa parkir dengan menggunakan tarif sewa parkir tetap dikenakan tarif sebesar dua puluh persen (20%) dari pembayaran

b. Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan menggunakan tarif sewa parkir progresif dikenakan pajak parkir sebesar dua puluh lima persen (25%) dari pembayaran

(20)

c. Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan menggunakan tarif sewa parkir vallet dikenakan pajak parkir sebesar tiga puluh persen (30%) dari pembayaran.

E. METODE PENELITIAN

Adapun yang menjadi metode penelitian dalam melaksanakan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Bentuk / Jenis Penelitian

Bentuk dari Penelitian ini, Penulis menggunakan Penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membahas tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dan mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, data, dan fakta yang terjadi saat berlangsungnya suatu penelitian.

b. Data yang dipergunakan 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif

a. Data Kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal yang mencakup gambaran umum objek penelitian, yang meliputi sejarah singkat berdirinya BPPRD, struktur organisasinya, dan tugas pokok maupun fungsi dari BPPRD.

b. Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasaan yang

(21)

dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah: Jumlah pegawai berdasarkan tingkat jabatan, pendidikan mapun berdasarkan jenis kelamin. Pada data ini juga mencakup jumlah UPT BPPRD yang tersebar di kota medan, jumlah Objek maupu Subjek Pajak Parkir, dan Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir di Badan Pengelololaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data nya diperoleh dalam penelitian ini. Peneliti menggali data dari dua sumber yaitu :

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek ataupun subjek yang relevan dengan masalah-masalah yang sudah ada dirumuskan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara, dimana petugas menjadi sumber informasi dalam pengumpulan data.

b. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari hasil kepustakaan. Praktek kepustakaan diperoleh dari menyadur berbagai buku, jurnal ilmiah, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah maupun dari bahan-bahan tertulis lainya.

(22)

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini umtuk mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh peneliti adalah :

a. Wawancara

Dalam metode ini, instrument yang digunakan sebagai pengumpulan data berupa pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dan terarah .Pedoman yang dimaksud adalah bentuk pertanyaan yang digunakan baik yang telah dirumuskan sebelunya maupun yang belum.Metode ini digunakan peneliti dalam mencari data secara langsung dengan objek penelitian guna mencari informasi yang dibutuhkan.

b. Observasi

Dalam metode ini peneliti melakukan peninjauan langsung ke lapangan terhadap objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

c. Studi Dokumentasi

Dalam metode ini peneliti meminta dokumen yang berakitan dengan penelitian.Dokumen tersebut dapat berupa struktur organisasi, tugas dan fungsi pokok gambaran pegawai, seerta data perkembangan Target dan Relisasi penerimaan Pajak Parkir pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan.

(23)

4. Informan Penelitian

Dalam Penelitian ini, Informan Penelitian yang memahami informasi tentang objek penelitian. Informan yang dipilih harus memiliki kriteria agar informasi yang didapatkan bermanfaat untuk penelitian yang dilakukan. Kriteria untuk menentukan informan penelitian ini antara lain :

a. Informan yang intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau bidang aktivitas yang menjadi sasaran dan bisa memberikan informasi yang di butuhkan pada saat penelitian.

b. Informan mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi, data, maupun hal pendukung dalam melengkapi data penelitian.

F. METODE ANALISA

Adapun Metode yang digunakan dalam analisa data ini adalah menggunakan metode kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun skema, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan yang realistis dan memberikan kejelasan informasi maupun data yang diperoleh.

(24)

G. Sistematika Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II: GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Gambaran Pegawai.

BAB III: GAMBARAN DATA PROPOSAL

Bab ini menjelaskan tentang ketentuan umum, pengertian Pajak Daerah, Tata cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir dan lain-lain yang dilakukan.

BAB IV: ANALISA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir di Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan, dan faktor-faktor yang menghambat tercapainya Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir.

(25)

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran, mengenai objek Proposal Laporan Tugas Akhir dan permasalahan yang penulis hadapi selama mengerjakanproposal Laporan Tugas Akhir.

(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka pada awal tahun 2017 setiap instansi vertikal akan mengalami perubahan nomeklatur, salah satunya Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) yang berganti nama menjadi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan didirikan pada tahun 1978 dimana Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu sub bagian penerimaan pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian penerimaan ini tidak terdapat lagi sub seksi atau urusan, karena pada saat itu Wajib Pajak yang berdomisili didaerah Kota Medan belum begitu banyak.

Dengan mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk serta potensi pajak atau retribusi daerah di Kota Medan melalui peraturan daerah, sub bagian keuangan ditingkatkan menjadi bagian bagian pendapatan dengan nama bagian IX. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi yang termasuk dalam ruang lingkup Kota Medan yang terdiri dari 21 kecamatan, diantaranya

(27)

Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Barat, Medan Belawan, Medan Deli, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Timur.

Sehubungan dengan intruksi Menteri Dalam Negeri KPUD No.7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah diseluruh Indonesia, maka pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12 Tahun 1978 menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam intruksi Menteri Dalam Negeri. Didalam struktur organisasi ini dibentuklah seksi-seksi administrasi pengelola pajak dan retribusi daerah serta bagian tata usaha yang membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu terdiri dari Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah lainnya yang merupakan kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintahan Daerah dalam mendukung serta memelihara hasil-hasil pembangunan dari peningkatan penerimaan pendapatan daerah.

Seiring meningkatnya pendapatan daerah hendaknya tidak hanya ditempuh dengan cara kebijaksanaan menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atau menyempurnakan administrasi, sistem dan prosedur serta organisasi dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah yang. Namun pada kondisi sekarang ini, dirasakan tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA). Seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan

(28)

yang selama ini dilakukan secara sektoral perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga akhirnya Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) berhasil disusun.

Adapun penyempurnaan dimaksud dituangkan dalam:

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.973/442 Tahun 1998 pada tanggal 26 Mei 1988, tentang sistem prosedur perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. Pendapatan Daerah Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) yang dilaksanakan bertahap dan penyempurnaannya sebagai tahap awal untuk Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan secara efektif. Berdasarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri No.061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988, instrukturGubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.188.342/790/SK/1991 tentang pelaksanaan PERDA No.16 tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Madya TK.II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka pemerintahKota Medan membentuk Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas daerah

(29)

dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah KotaMedan Nomor 4 Tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah Kotamadya Daerah TK.II Medan Nomor 16 Tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

Adapun Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan sesuai dengan Peraturan Walikota Medan Nomor 27 Tahun 2017 terdiri dari:

Ketentuan Umum Dalam Peraturan Walikota dimaksud yaitu:

1. Daerah adalah Kota Medan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Medan.

3. Walikota adalah Walikota Kota Medan.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan.

5. Badan adalah Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

7. Sekretaris adalah Sekretaris Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

(30)

8. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah Unsur Pelaksana Teknis pada Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan atas keahlian dan keterampilan tertentu.

Organisasi

1. Kepala Badan

2. Sekretaris terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program

3. Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan terdiri dari:

a. Sub Bidang Teknis Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan

b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

4. Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan terdiri dari:

a. Sub Bidang Teknis Hotel, Restoran, dan Hiburan b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa

c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

5. Bidang Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi terdiri dari:

(31)

a. Sub Bidang Teknis Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi

b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

6. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari:

a. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Retribusi Daerah

b. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Retribusi Daerah

c. Sub Bidang Hukum dan Publikasi Pajak dan Retribusi Daerah 7. Unit Pelaksana Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana.

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah Kota Medan Sesuai dengan keputusan Walikota Medan Nomor 27 Tahun 2017 tentang tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sub pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan

Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kota Medan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, urusan pemerintahan bidangpendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(32)

1) Kepala Badan mempunyai tugas membantu Walikota sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan lingkup pengelolaan pajak dan retribusi daerah.

2) Kepala Badan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis pengelolaan pajak dan retribusi daerah.

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pajak dan retribusi daerah.

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pajak dan retribusi daerah.

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan lingkung pengelolaan pajak dan retribusi daerah berdasarkan atas peraturan perundang-undangan.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program serta fasilitasi pengoordinasian penyusunan kebijakan dan pelaksanaan tugas Kepala Badan.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program badan.

(33)

c. Pelaksanaan dan penyelengaraan pelayanan administrasi kesekretariatan badan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan badan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Badan.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas, Sekretaris dibantu oleh 3 sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang memiliki tugas-tugas pokok dan fungsi yaitu:

a. Sub Bagian Umum

1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum.

2) Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.

(34)

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah,penataan, kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan badan.

d. Penyiapan badan pembinaan, dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

b. Sub Bagian Keuangan

1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

2) Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koorbadani pengelolaan administrasi keuangan;

e. Penyusunan laporan keuangan badan.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(35)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bagian penyusunan program

1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

2) Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian penyusunan program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program badan.

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program badan.

d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan

1) Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup teknis pajak, keberatan dan sengketa, serta pembukuan dan pelaporan.

2) Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan menyelenggarakan fungsi:

(36)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Melaksanakan pendataan dan penilaian Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan.

c. Pelaksanaan proses pemeriksaan, pemeriksaan, penetapan dan penagihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan.

d. Pelaksanaan proses penyelesaian keberatan dan sengketa Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan membawahkan 3 Sub Bidang, antara lain:

a. Sub Bidang Teknis Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan

1) Sub Bidang Teknis Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan lingkup pendataan, penilaian, penetapan dan penagihan.

2) Sub Bidang Teknis Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi Bangunan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang BPHTB dan PBB.

(37)

b. Pelaksanaan pendataan dan Penilaian Objek Pajak bumi Bangunan melalui Surat Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD) dan Formulir Pendaftaran.

c. Pelaksanaan penagihan atas dasar Surat Tagihan Pajak (STP) kepada Wajib Pajak BPHTB dan PBB

b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan

1) Sub Bidang Keberatan dan Sengketa Pajak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Pajak BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan lingkup keberatan dan sengketa.

2) Sub Bidang Keberatan dan Sengketa menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Keberatan dan Sengketa BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan.

b. Penerimaan permohonan dan pemerosesan keberatan dan sengketa dari Wajib Pajak BPHTB hasil verifikasi dan Wajib Pajak PBB atas Penetapan.

c. Penerimaan Permohonan Angsuran dari Wajib Pajak BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan dan Pemerosesan permohonan Angsuran serta Penerbitan Konsep surat keputusan Kepala Badan tentang Pembayaran Angsuran atau Penolakan.

c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

1) Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan lingkup pembukuan dan pelaporan.

(38)

2) Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan.

b. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas penetapan dan penerimaan BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan.

c. Penyiapan bahan dan pengarsipan data laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan BPHTB dan Pajak Bumi Bangunan.

4. Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan

1) Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup Hotel, Restoran dan Hiburan, lingkup teknis pajak, keberatan dan sengketa, serta pembukuan dan pelaporan.

2) Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan program dan kegiatan Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan dengan mempedomani rencana umum kota dan rencana kerja Badan.

b. Penyusunan petunjuk teknis pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan

c. Pelaksanaan pendataan dan pendaftaran objek pajak hotel, restoran dan hiburan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, Bidang Teknis Hotel, Restoran dan Hiburan membawahkan 3 Sub Bidang, antara lain:

a. Sub Bidang Teknis Hotel, Restoran dan Hiburan

(39)

1) Sub Bidang Teknis Hotel, Restoran dan Hiburan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan lingkup pendataan dan pendaftaran, pemeriksaan, penetapan dan penagihan.

2) Sub Bidang Teknis Hotel, Restoran dan Hiburan menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan program dan kegiatan Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan dengan mempedomani rencana umum kota dan rencana kerja Badan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan.

c. Penyusunan bahan pelaksanaan pendataan dan penilaian objek pajak hotel. Restoran dan hiburan melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan formulir pendaftaran.

b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa

1) Sub Bidang Keberatan dan Sengketa mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan lingkup keberatan dan sengketa.

2) Sub Bidang Keberatan dan Sengketa menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan program dan kegiatan Sub Bidang Keberatan dan Sengketa.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Keberatan dan Sengketa pajak hotel, restoran dan hiburan.

(40)

c. Penyusunan bahan penerimaan permohonan dan pemrosesan keberatan dan sengketa dari Wajib Pajak hotel, restoran dan hiburan hasil verifikasi dan Wajib Pajak hotel¸ restoran dan hiburan atas penetapan.

c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

1) Sub Bidang pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan lingkup pembukuan dan pelaporan.

2) Sub bidang pembukuan dan pelaporan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang pembukuan dan pelaporan.

b. Penyusunan bahan petujuk teknis lingkup sub bidang pembukuan dan pelaporan.

c. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas penetapan dan penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan.

5. Bidang Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi

1) Bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup keberatan, sengketa, pembukuan dan pelaporan.

(41)

2) Bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah.

b. Penyusunan petunjuk teknis pemungutan Pajak Parkir, Reklame,Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah.

c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah.

d. Pelaksanaan proses pemeriksaan, penetapan dan penagihan Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah.

e. Pelaksanaan proses penyelesaian keberatan dan sengketa pajak parkir, reklame, penerangan jalan, air tanah, sarang burung walet dan retribusi daerah.

f. Pelaksanaan penatausahaan dan pelaporan pajak parkir, reklame, penerangan jalan, air tanah, sarang burung walet dan retribusi daerah.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(42)

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, Bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi Daerah membawahkan 3 Sub Bidang, antara lain:

a. Sub Bidang Teknis Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet Dan Retribusi

1) Sub Bidang Teknis Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet Dan Retribusi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet Dan Retribusi lingkup pendataan dan pendaftaran, pemeriksaan, penetapan dan penagihan;

2) Sub Bidang Teknis Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet Dan Retribusi menyelengarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi.

b. Pelaksanakan pendataan dan pendaftaran Objek Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan formulir pendaftaran.

c. Penyiapan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah,

(43)

Sarang Burung Walet dan Retribusi serta penyimpanan surat pendaftaran dan pendataan.

b. Sub Bidang Keberatan Dan Sengketa

1) Sub Bidang Keberatan Dan Sengketa Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi lingkup Keberatan Dan Sengketa.

2) Sub Bidang Keberatan Dan Sengketa menyelengarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana program, dan kegiatan Sub Bidang Keberatan dan Sengketa

b. Penerimaan permohonan dan pemerosesasan keberatan dan sengketa atas hasil pemeriksaan dari Wajib Pajak Parkir Dan Wajib Pajak Penerangan Jalan Dan Pajak Sarang Burung Walet.

c. Penerimaan permohonan angsuran dari Wajib Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi dan pemrosesan permohonan angsuran serta penerbitan konsep surat keputusan Kepala Badan tentang pembayaran angsuran atau penolakan.

c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

1. Sub Bidang Pembukuan Dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang Pajak Parkir, Reklame,

(44)

Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi lingkup pembukuan dan pelaporan.

2. Sub Bidang Pembukuan dan pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang pembukuan dan pelaporan.

b. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas penetapan dan penerimaan Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi

c. Penyiapan bahan dan pengarsipan data laporan tentang Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pajak Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet Dan Retribusi.

6. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pajak dan Retribusi Daerah 1) Bidang Pengembangan, Pengendalian Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan lingkup Pengembangan, Pengendalian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2) Bidang Pengembangan, Pengendalian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan Rencana, Program, dan kegiatan Bidang Pengembangan, Pengendalian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(45)

b. Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan dari bidang teknis Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, Bidang Pengembangan, Pengendalian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membawahkan dari 3 Sub Bidang, antara lain:

a. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Pajak Daerah 1) Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Pajak

Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2) Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Pajak Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Pajak Daerah.

b. Melakukan evaluasi kinerja terhadap seluruh proses pemungutan pajak daerah baik dari proses pendataan Wajib Pajak, pengawasan Wajib Pajak dan pelayanan kepada Wajib Pajak serta kinerja petugas pemungutan Pajak Daerah.

b. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan Dan Evaluasi Retribusi Daerah

1) Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan Dan Evaluasi Retribusi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

(46)

bidang lingkup perencanaan, pengembangan dan evaluasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

2) Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan Dan Evaluasi Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Retribusi Daerah.

b. Melakukan evaluasi kinerja terhadap seluruh proses pemungutan Retribusi Daerah baik dari proses penetapan, penagihan, pengawasan danpelayanan kepada Wajib Pajak Retribusi serta kinerja petugas pemungutan Retribusi Daerah;

c. Sub Bidang Hukum Dan Publikasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah 1) Sub Bidang Hukum Dan Publikasi Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pengendalian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

2) Sub Bidang Hukum dan Publikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Hukum dan publikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hukum dan publikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(47)

c. Pelaksanaan publikasi dan sosialisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

7. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

8. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana terdiri atas sejumlah tenaga fungsional dan pelaksana.

b. Ketentuan mengenai Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana mengacu kepada peraturan perundang-undangan.

c. Kepala Badan dapat menempatkan Jabatan Fungsional berdasarkan standar kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag- undangan.

D. Visi dan Misi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

Visi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yaitu

“Terwujudnya Pendapatan Daerah sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah.”Sedangkan Misi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yaitu:

1. Meningkatkan target Pajak Daerah sesuai dengan Potensi yang dimiliki.

(48)

2. Meningkatkan Kualitas Sistem Administrasi Pajak Daerah.

3. Mengembangkan pengelolaan Pajak Daerah Berbasis Elektronik (IT).

4. Membangun budaya sadar dan patuh Pajak Daerah.

E. Gambaran Umum Jumlah Pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

TABEL 2.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin T.A 2018

No Pangkat/golongan Jumlah

Jemis kelamin Laki-laki Perempuan

1 Pembina Utama Muda, IV/c 1 1 1

2 Pembina, IV/b 1 - 1

3 Pembina, IV/a 7 5 2

4 Penata Tk I III/d 61 31 30

5 Penata Muda, III/c 47 26 21

6 Penata Muda Tk I, III/d 124 64 60

7 Penata Muda, III/a 69 39 24

8 Pegatur Tk I, II/d 7 3 4

9 Pengatur, II/c 17 12 5

10 Pengatur Muda Tk I, II/b 1 1 -

11 Pengatur Muda, II/a 1 1 -

12 Juru I/c 1 1 -

Jumlah 347 195 152

Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan 2018

(49)

TABEL 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan T.A 2018

No PANGKAT/GOLONGAN

PENDIDIKAN

SLTP SMA D.II D.III S.I S.II

1 Pembina Utama Muda, IV/c - - - 1

2 Pembina, IV/b - - - - 1 -

3 Pembina, IV/a - - - - 2 5

4 Penata Tk I III/d - 1 - - 50 11

5 Penata Muda, III/c - - - - 32 7

6 Penata Muda Tk I, III/d - 33 - 2 90 8

7 Penata Muda, III/a - 7 - 3 50 3

8 Pegatur Tk I, II/d - 2 - 5 - -

9 Pengatur, II/c - 14 - 3 - -

10 Pengatur Muda Tk I, II/b - 17 - - - -

11 Pengatur Muda, II/a - 1 - - - -

12 Juru I/c 1 - - - - -

JUMLAH 1 75 - 13 224 35

Sumber: Badan Pegelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan 2018

(50)

TABEL 2.3

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Eselon Dan Jenis Kelamin Tahun 2017 Dan Tahun 2018

No

Eselon non eselon

Tahun

2017 2018

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 II 1 - 1 -

2 III 4 - 1 1

3 IV 20 7 19 7

4 Fungsional - - - -

5 STAF 178 151 171 144

Jumlah 203 158 192 152

Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan 2018

(51)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PARKIR

A. Ketentuan Umum

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir dinyatakan bahwa Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar Badan jalan, baik yang disediakan yang berkaitan dengan pokok usaha maupun sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

B. Objek Pajak Parkir dan Pengecualian Objek Pajak Parkir

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2017 dalam Pasal 3, Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

(52)

Klasifikasi tempat parkir di luar badan jalan yang dikenakan Pajak Parkir adalah:

a. Gedung parkir;

b. Pelataran parkir

c. Garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran; dan d. Tempat penitipan kendaraan bermotor.

Tidak termasuk Objek Pajak Parkir yaitu:

a. Penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan tempat parkir oleh BUMN dan BUMD tidak dikecualikan sebagai objek Pajak Parkir.

b. Penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawannya sendiri.

c. Penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan konsulat, dan perwakilan parkir asing dan perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan asas parkir balik. Ketentuan tentang pengecualian pengenaan pajak parkir bagi perwakilan lembaga-lembaga internasional berpedoman kepada keputusan Menteri Keuangan; dan

d. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah, antara lain penyelenggaraan tempat parkir di tempat peribadatan dan sekolah serta tempat-tempat lainnya yang diatur oleh bupati/walikota

C. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Parkir

Subjek pajak pada pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas tempat parkir. Pajak parkir dibayar oleh

(53)

pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran.

Pengusaha tersebut secara otomatis ditetapkan sebagai wajib pajak yang harus membayar pajak parkir yang terutang.

Dengan demikan, pada pajak parkir subjek pajak dan wajib pajak tidak sama.

Konsumen yang menggunakan tempat parkir merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

D. Tata Cara Perhitungan Pajak Parkir

Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan Pajak Parkir adalah sesuai dengan rumus berikut:

Contoh perhitungan Pajak Parkir yang terutang:

Tn.Adi adalah salah satu pemilik Restoran ternama di Kota Medan, restoran tersebut memiliki area parkir yang komersial (setiap kendaraan yang parkir di pungut bayaran). Selama satu bulan, Tn.Adi mendapatkan penghasilan dari parkir pengunjungnya sebesar Rp 6.000.000 (enam juta rupiah). Hitunglah pajak parkir yang terutang yang harus dibayarkan oleh Tn.A! Penyelesaian:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggaraan

(54)

Pajak Terutang = Tarif Pajak x DPP (Jumlah Pembayaran)

= 20% x Rp 6.000.000

= Rp 1.200.000

Jadi, besarnya pajak terutang/pajak yang harus dibayar oleh Tn.A sebesar Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu) yang disetorkan kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. Penyetoran Pajak Terutang tersebut disetorkan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).

E. Pendaftaran dan Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

1. Pendaftaran Pajak

Setiap Wajib Pajak Parkir wajib mendaftarkan usahanya atau Objek Pajak Parkir dengan menggunakan formulir Surat Pendaftaran Objek Pajak Daerah (SPOPD) kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah melalui Bidang Pendataan dan Pendaftaran, paling lambat 30 (tiga puluh) hari dengan mengisi formulir SPOPD secara benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak dengan melampirkan:

a. Fotocopy identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,SIM,paspor).

b. Fotocopy Akte pendirian perusahaaan.

c. Surat Keterangan domisili tempat usaha.

d. Surat izin usaha dari instansi yang berwenang.

e. Surat Kuasa apabila pemilik/pengelola usaha/penanggung jawab berhalangan dengan disertai fotocopy KTP, SIM, paspor

(55)

dari pemberi kuasa. Formulir SPOPD yang sudah diisi harus disampaikan ke Bidang Pendataan dan Pendaftaran, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterima. Setelah Wajib Pajak mengembalikan formulir SPOPD kepada petugas pajak, maka Kepala Dinas menerbitkan Surat Pengukuhan sebagai Wajib Pajak dengan sistem pemungutan pajak yang dikenakan dan kartu NPWPD kepada Wajib Pajak dan dicatat dalam daftar induk Wajib Pajak sesuai dengan jenis objek pajak.

2. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Setiap Wajib Pajak Parkir wajib melaporkan kepada Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah tentang perhitungan, pemungutan dan pembayaran pajak parkir yang terutang. Wajib Pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib menerima dan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang ditandatangani oleh Wajib Pajak serta menyampaikannya ke Bidang Pendataan dan Pendaftaran. SPTPD berisikan pelaporan atas omset penerimaan bruto Wajib Pajak atas penyediaan pelayanan parkir dengan dipungut bayaran, termasuk persewaan lahan parkir dan jasa penunjang lainnya sebagai kelengkapan fasilitas parkir. Penyampaian SPTPD dilakukan paling lama 15 hari setelah berakhirnya masa pajak. Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya.

Penyampaian SPTPD harus disertai lampiran dokumen berupa:

a. Rekapitulasi omzet penerimaan bulan yang bersangkutan

(56)

b. Rekapitulasi penggunaan berikut tindasan karcis parkir atau struk cash register, dan

c. Bukti setoran pajak yang telah dilakukan (tindasan SSPD).

SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak dan tidak melampirkan keterangan atau dokumen. Untuk kepentingan pemungutan Pajak Parkir, Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah mengukuhkan penyelenggara parkir sebagai Wajib Pajak Parkir.

(57)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Mengetahui target pajak parkir dan realisasi PAD selama Tiga tahun terakhir (2015-2017)

Pajak parkir merupakan menerimaan dari sektor pajak daerah yang ditetapkan pada tahun 2001 dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 04 tahun 2001 yang pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 2002. Dalam pelaksanaan pencapaian pajak parkir yang semula diatur oleh peraturan daerah No 04 tahun 2004 tentang pajak parkir. Selama 3 (tahun) tahun terakhir realisasi penerimaan pajak parkir belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Tabel 4.1

Target pajak parkir dan realisasi PAD dinas pendapatan Kota Medan tahun 2015 s.d 2017

Tahun Pajak Parkir PAD Persentase

2015 11,000,000,000.00 12.391.577.989,54 112,65%

2016 14.000.000.000,00 16.518.964.957,00 117,99%

2017 17.000.000.000,00 21.945.973.501,10 322,73%

Sumber: Perbandingan realisasi penerimaan badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah kota medan

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pajak parkir yang di tetapkan oleh dinas pendapatan kota medan realisasinya sudah mencapai target. Dapat dilihat dari tahun 2015 realisasi nya mencapai Rp.12.391.577.989,54 per tahun. Tahun

(58)

2016 realisasinya sebesar Rp. 16.518.964.957,00 dan untuk tahun 2017 raelisasinya sebesar Rp. 21.945.973.501,10.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu pegawai di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan pada bidang Pendataan khususnya Pajak Parkir, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan melalui penerimaan Pajak Parkir mengalami keadaan dimana tercapainya target dan bahkan melampaui target. Dengan adanya kenaikan target penerimaan pajak tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan Daerah di Kota Medan.

B. Kendala-kendala dalam pemungutan pajak parkir

Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa terdapat lima faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir, yaitu:

1. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak karena kurang memahami mengenai Pajak Daerah terutama Pajak Parkir dan fungsi Pajak Daerah yaitu untuk membiayai rumah tangga daerah sehingga masih ada wajib pajak yang melakukan kecurangan, serta masih ada penyedia atau

penyelenggara tempat parkir diluar badan jalan yang masih belum mendaftar sebagai wajib pajak

2. Masih banyak lahan parkir yang dikuasai oleh pihak ketiga diluar sistem yang berlaku seperti oleh preman yang mengelola lahan parkir sehingga wajib pajak tidak tahu dengan jelas pemotongannya, serta sering terjadi pemotongan diluar sistem

(59)

3. Kesalahan pembayaran dikarenakan kurangnya pemahaman Wajib Pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010, tempat parkir yang berada diluar badan jalan yang seharusnya disetorkan sebagai Pajak Parkir ke Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan namun pada realisasinya masih banyak yang dibayarkan sebagai Retribusi Parkir ke Dinas Perhubungan (DISHUB)

4. Sistem pemungutan pajak yang berlaku yaitu self assessment system membuat wajib pajak sering kali menunggak dikarenakan dirasakan lebih merepotkan serta membinggungkan untuk Wajib pajak. Wajib pajak merasa official assessment system lebih efisien untuk wajib pajak, terutama bagi wajib pajak yang jumlah pajak parkirnya tidak terlalu besar

5. Keberatan Tarif Pajak Parkir yaitu 30%. Selain dikarenakan tarifnya memang tergolong besar, untuk Wajib Pajak yang pendapatan parkirnya tergolong kecil juga terkadang tidak cukup untuk membiayai gaji karyawan yang mengurus serta menjaga di tempat parkir. Tentu ini akan memberatkan bagi wajib pajak.

C. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengawasi pemungutan pajak parkir

Pengelolaan pajak parkir jika dilakukan dengan semaksimal mungkin dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak daerah khususnya di Kota Medan. Namun, presentasi realisasi

(60)

ataupun penerimaan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih tergolong sangat kecil. Hal tersebut karena belum dimaksimalkan pemungutan pajaknyasehingga belum memberikan hasil yang signifikan.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu pihak Pegawai pada Bagian Pendataan Pajak Parkir di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan mengenai upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, antara lain yaitu:

1. Melakukan pemeriksaan kelapangan atas pemungutan pembayaran pajak parkirdipelataran parkir di luar tarif yang ditentukan. Hal ini dapat kita lihat bahwasanya masih ada kecurangan dalam proses pemungutan yang dilakukan oleh Petugas Parkir ataupun Juru Parkir yang berada di pelataran parkir yang tidak menggunakan tarif yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Peraturan Pemerintah Kota Medan.

2. Membuat peraturan daerah yang di dalamnya menetapkan sanksi apabila parkir di pinggir badan jalan yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak parkir.

3. Memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada Wajib Pajak Parkir yang memiliki usaha parkir harus sadar akan kewajibannya dalam membayar pajak parkir.

4. Memperbaiki basis data objek, proses perhitungan dan penetapan pajak. Misalnya meneliti kembali Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang telah diisi oleh Wajib Pajak Parkir, jika ditemui

Referensi

Dokumen terkait

1. Adapun perencanaan interaksi edukatif antara guru dan siswa yang ada di kelas I MAS Zending Islam Medan menyangkut perencanaan proses pembelajaran di dalam kelas, hal ini

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses, peranan dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dalam mewujudkan komunikasi efektif di kalangan agen dan konsumen

Asikin (2011), melaporkan bahwa ekstrak daun putat dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak dan ulat jengkal dengan mortalitas larva

Penggunaan obat yang rasional yaitu pasien menerima pengobatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual mereka sendiri,

kepala subdis yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat untuk mampu meningkatkan kemampuan manajerialnya sebagai seorang pimpinan dalam memotivasi dan

Hal ini berarti dalam pemungutannya pemerintahan Kota Medan yang diwakili oleh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan melakukan pemungutan Pajak

2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas Daerah selambat – lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah adalah unsur pelaksana Kota Medan dalam bidang pemungutan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah lainnya yang dipimpin