• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 82-86)

Agus Anggoro Sigit

PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini, berkembang pula berbagai bentuk aplikasi teknologi baik untuk kepentingan pendidikan (akademis) maupun untuk kepentingan praktis (umum). Secara subtansial, teknologi memudahkan manusia menyelesaikan berbagai pekerjaan. Arcinfo sebagai salah satu. software dalam Sistem Informasi Geografi adalah satu dari sekian banyak contoh dari hasil kemajuan teknologi perangkat lunak yang sangat bermanfaat dalam pembuatan "Peta Digital" maupun analisis tumpang susun peta.

Di dalam kehidupan sehari-hari, peta bukanlah sesuatu yang asing didengar, bahkan saat ini oleh banyak kalangan atau lembaga, peta digunakan sebagai sumber informasi mengingat kelebihan informasinya yang menyertakan unsur spatial (keruangan) di dalamnya.

Pada era komputerisasi dewasa ini, teknik penggambaran. peta secara manual dengan menggunakan alat-alat konvensional (rapido, sablon, rugos d1l) dianggap sudah agak tertinggal, walaupun masih banyak yang tetap menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor keterbatasan, diantaranya adalah; kemampuan, kesempatan, ketersediaan fasilitas (sarana prasarana), biaya serta keterbatasan informasi.

Faktor keterbatasan informasi dapat teratasi dengan adanya penyampaian informasi kepada yang memerlukan. Selaras dengan statement tersebut, maka upaya pengenalan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG/GIS) kepada masyarakat, terutama masyarakat sekolah (khususnya Sekolah Menengah Umum dalam hal ini adalah para guru) dirasa merupakan suatu program yang tepat untuk dilakukan, baik dilihat dari kepentingan guru dan siswa (calon mahasiswa) sebagai tambahan perbendaharaan pengetahuan maupun untuk kepentingan sosialisasi lembaga dalam hal ini adalah eksistensi Fakultas Geografi UMS.

Di dalam proses belajar mengajar di lingkungan Sekolah Menengah Umum (SMU), pendidikan Sistem Informasi Geografi (SIG) baru terbatas pada pengenalan, pembacaan dan penggambaran peta dalam format manual secara sederhana, dengan kata lain; ilmu tentang peta pemetaan di lingkungan SMU masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut tidak terlepas kurikulum dan keterbatasan materi pengajaran, sehingga pantas untuk dimaklumi apabila luasnya pengetahuan tentang peta berikut manfaatnya belum dipahami secara memadai oleh masyarakat Sekolah Menengah Umum (para siswa), terlebih lagi tentang perpetaan dengan sentuhan teknologi (dalam hal ini adalah peta dan pemetaan digital).

B. Perumusan Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus melaju dari waktu ke waktu, tak terkecuali kemajuan dalam bidang pemetaan. Pemetaan digital dengan software Arc-Info sebagai bagian dari Sistem Informasi Geografi (SIG), merupakan salah satu conloh wujud kemajuan teknologi perangkat lunak yang sangat besar konstribusinya dalam bidang pemetaan, khususnya desain dan analisis peta secara spasial. Namun demikian, laju kemajuan (khasusnya dalam. bidang pemetaan) tersebut nampaknya belum dliringi oleh kemampuan masyarakat untuk mengikutinya, terutama masyarakat ilmiah baik yang berada di lingkungan pendidikan tinggi maupun pendidikan sekolah menengah umum.

C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan

a) Memberikan informasi sekaligus pengenalan tentang teknologi baru dalam bidang pemetaan digital, yaitu teknologi Sistem Informasi Geografi kepada Guru Geografi Sekolah Menengah Umum pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

b) Mendemonstrasikan operasionalisasi teknologi Sistem Informasi Geografi, sehingga siswa menjadi tertarik dan berminat mendalaminya di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu di perguruan tinggi, khususnya di.Fakultas Geografi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dan sosialisasi teknologi SIG.

c) Sosialisasi keberadaan dan sistem pengelolaan teknologi Sistem Informasi Geografi di Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, kepada

masyarakat terutama masyarakat Sekolah Menengah Umum, khususnya untuk pihak siswa sebagai calon mahasiswa.

2. Manfaat

a) Tersosialisasinya informasi tentang kemajuan teknologi perangkat lunak dalam bidang pemetaan digital yang dikemas dalam suatu sistim informasi, yaitu, Sistem Informasi Geografi (SIG).

b) Tersosialisasinya keberadaan Fakultas Geografi UMS sebagai suatu lembaga, yang menyediakan fasilitas pendidikan dan pelayanan dalam opersionalisasi Teknologi Sistem Informasi Geografi (GIS = Geography Information Sistem).

D. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian SIG dan Peta

Batasan atau pengertian mengenai Sistem Informasi Geografi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh beragamnya disiplin ilmu yang memanfaatkan teknologi SIG dalam penerapan ilmunya, seperti geologi, geodesi, geoinformatika, kehutanan, pertanian, perencanaan tata, ruang dan arsitektur serta geografi. Sesuai dengan namanya, sebenamya SIG adalah lahan atau bidang garap disiplin ilmu Geografi serta ilmu-ilmu berbasis kebumian seperti geologi dan geodesi, namun dalam perkembangannya, banyak disiplin lain yang mengakomodasi SIG dalam studinya, karena sifat dari aplikasi SIG adalah general (dalam pengertian luas aplikasinya).

Walaupun beragam batasan tentang SIG, namun demikian substansi dasamya adalah sama, yaitu suatu sistem pengelolaan dan penyajian data atau informasi spasial/geografikal di permukaan bumi. Sebagai gambaran tentang batasan SIG, dapat diperiksa dalam batasan-batasan berikut ini.

1) GIS is a system that contains spatially referenced data that can be analyzed and converted to information for a specific set of purposes (Phil Parent, 1988 dalam Antenucci, 1991).

2) SIG adalah sustu sistem informasi yang didesain untuk bekerja dengan data spasial di atas muka bumi atau yang merujuk pada koordinat geografis (Jacob Rais, 1993).

Berdasarkan batasan-batasan di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa sebenamya Sistem Informasi Geografi tidak selalu harus berbasis komputer, kemajuan teknologi perangkat lunak tentang pemetaan digitallah yang telah menggiring image masyarakat mengarah ke sana. Mendasarkan hal demikian, maka sesungguhnya peta. dalam format manual pun termasuk bagian dari sistem informasi tersebut walaupun dalam kapasitas yang relatif kecil. Dalam konteks ini, Sistem. Informasi Geografi yang dibahas adalah. SIG yang berbasis komputer.

Adapun batasan atau pengertian peta secara umum adalah batasan sebagaimana yang dikemukakan oleh ICA (Intemational Cartographic Association), yaitu: Peta adalah representasi gambaran unsur-unsur atau kenampakankenampakan abstrak yang dipilih di permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi (benda-benda angkasq), yang umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diskalakanldiperkecil (ICA, 1973 dalam Mas Sukoco, 1985).

2. Komponen SIG

Secara umum komponen Sistem Informasi Geografi ada lima, yang bekerja dalam suatu sistem secara terpadu. Kelima komponen tersebut adalah :

1) Perangkat Keras (hardware), yaitu komputer dimana SIG beroperasi, digitizer (sarana digitasi untuk penggambaran peta dalam komputer) serta printer atau. plotter untuk pencetakan produk berupa. peta digital.

2) Perangkat Lunak (software), yaitu program yang digunakan untuk mengoperasikan perintah. Beberapa software yang mendukung teknologi SIG diantaranya adalah ILWIS, Autocad, SPAN, IDRISI, ER MAPPER dan ERDAS serta Arcinfo (Arcinfo yang paling banyak penggunanya)

3) Data, meliputi data grafis (garis, area/poligon d1l) dan data atribut berupa, angka-angka yang berhubungan dengan data grafis.

4) Pengguna/Pengelola (Manusia), yang berperan sebagai pelaku pengoperasi dalam pengelolaan sistem dan pengembangan rencana-rencana aplikasinya.

5) Metode, yang merupakan suatu rangkaian desain rencana kegiatan yang berkaitan dengan sistem operasi SIG untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3. Perkembangan SIG di Indonesia

Dokumen tentang awal munculnya teknologi Sistem Informasi Geografi di Indonesia tidak begitu jelas. Apabila diasumsikan, bahwa SIG muncul beriringan dengan sistem pengelolaan data digital yang diperoleh dari satelit, maka tahun 1972 dianggap merupakan awal pemunculan teknologi ini, dengan diluncurkannya landsat-1.

Tahun 1991, pembuatan peta di Indonesia mulai memasuki babak baru, yaitu dengan adanya proyek pembuatan peta topografi secara digital (Peta Rupa Bumi), yang dikerjakan oleh konsorsium antara BAKOSURTANAL dan PT Blom Narcon dengan target pembuatan Peta Rupa Bumi, skala I : 25.000, untuk daerah Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku.

Aplikasi Teknologi SIG mulai merambah ke berbagai bidang ilmu dalam waktu kurang lebih 10 tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa program pemerintah yang mencoba menerapkan SIG di beberapa sektor pemerintah yang berkaitan dengan inventarisasi sumberdaya alam nasional.

Di Indonesia Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan software Arcinfo telah digunakan hampir di seluruh BAPPEDA Tingkat I dan Tingkat II. Pemanfkatan tersebut berkaitan dengan proyek LREP (Land Resource Evaluation Programs) I dan II yang melibatkan instansi-instansi pemerintah penting, seperti BAKOSURTANAL, BPN, PUSLTTANAH dan BANGDA/BAPPEDA. Beberapa, proyek besar yang menggunakan data penginderaan jauh dan aplikasi SIG diantaranya adalah pemetaan. hutan seluruh Indonesia, pemetaan vegetasi di Sumatera, Kalimantan dan Ujung Kulon.

Sebagaimana. telah disinggung di muka, bahwa aplikasi Teknologi Sistem Informasi Geografi telah meluas ke berbagai bidang baik untuk kepentingan praktis maupun akademis. Di waktu-waktu mendatang penggunaan teknologi tersebut diperkirakan akan semakin meningkat. Hal ini tidak lepas dari semakin besamya. pengakuan. masyarakat tentang kelebihan informasi geografis yang tidak hanya menampilkan data, namun juga mencantumkan unsur spasial (keruangan) di dalam

informasinya, sehingga pembaca atau pengguna informasi dapat memperoleh data tentang “apa, dimana dan mengapa di sana?”.

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 82-86)